1. Jabarkan rumus hukum pemantulan dan pembiasan dengan prinsip
huygens dan fermat. a) Hukum pemantulan Huygens
Gelombang dipancarkan dari titik H ke segala arah
Jari-jari = P =Q =R =S PQRS = muka gelombang awal P’Q’R’S’ = muka gelombang baru
AA' = BB' = V1t
Dapat dilihat dari persamaan bawah bahwa: BB′ V1 t Sin θ1 = = AA′ AB′ Sedangkan AA′ t Sin θr = = V1 AB′ AB′ Sehingga Sin θ1 = Sin θr atau θ1 = θr Pada pemantulan gelombang dikenal dengan sudut datang sama dengan sudut pantul. 𝜃1 = Sudut datang yakni sudut yang dibentuk antara sinar datang dan garis normal 𝜃𝑟 = Sudut yang dibentuk antara sinar datang dan garis normal
Seperti dilihat pada pada gambar R1 dan R2 adalah dua sinar
sejajar ketika R1 mencapai batas medium di titik A sinar R2 mencapai titik B. Pada waktu I detik medium 1 gelombang mencapai jarak AA''= V2t BB′ V1 t Sin θ1 = = AA′ AB′ AA′ V2 t Sin θ1 = = AB′ AB′ Sin θ1 V1 t V2 t = = Sin θ1 AB′ AB′ b) Teori Pembiasan Fermat
Prinsip Fermat adalah prinsip yang mendefinisikan jarak tempuh
tercepat yang dilalui oleh cahaya. Pada hukum Snellius, dijelaskan rasio yang terjadi akibat prinsip ini sebagai: Sin θ1 V1 n2 = = Sin θ2 V2 n1 F = ma ma = n sin θ F1 = F2 sehingga: n1 Sin θ1 = n2 Sin θ2 Kecepatan dalam mekanika klasik didefinisikan sebagai pergeseran posisi dalam kurun waktu: dx V= dt Jika pada diagram ditumpangkan sebuah lingkaran dengan jari-jari yang disebut kurun waktu Δt, dan menggabungkan dengan persamaan hukum Snellius dengan hukum Newton sebagai berikut: dV sin θ = da = dt maka: V = sin θ ∫ dt Jarak tempuh dalam mekanika klasik ditulis ulang berdasarkan sudut pengamatan menjadi: dx = V sin θ dt
yang ditunjukkan oleh luas area di antara waktu dan kecepatan.
Dengan penggabungan dengan prinsip Fermat, diperoleh persamaan sebagai berikut: c c Δn = − = Δm V c Persamaan hukum Newton kemudian ditulis ulang menjadi menurut prinsip Fermat: dF = m . da + a . dm 2. Mencari aplikasi pemantulan internal sempurna. (1) Serat Optik Prinsip ini dimanfaatkan di dalam teknologi serat optik, di mana isinya adalah medium dengan indeks bias yang bervariasi. Model serat optik paling sederhana adalah medium dengan indeks bias rendah diapit oleh medium dengan indeks bias tinggi. Cahaya merambat dengan sudut di atas sudut kritis, sehingga cahaya dipantulkan bolak-balik di sepanjang serat optik, sampai ke ujung serat optik. Efisiensi pemantulan akan berkurang jika serat optik melengkung. (2) Berlian Contoh lainnya adalah pada berlian. Potongan berlian yang bagus memberikan efek mengkilau akibat efek pemantulan internal total. Digabungkan dengan efek dispersi cahaya, atau sederhananya penguraian warna dengan pembiasan (seperti pada prisma), maka berlian akan terlihat berkilau sekaligus berwarna- warni. (3) Binokuler Prinsip yang sama juga digunakan pada prisma di dalam binokular atau teropong untuk mengarahkan cahaya dari lensa objektif ke lensa okuler.