Anda di halaman 1dari 6

Jumat, 04 Juni 2010

hemobilia
BAB I
PENDAHULUAN

Istilah hemobilia diperkenalkan pada 1948 oleh Sandblom untuk menggambarkan pendarahan ke
dalam cabang bilier yang disebabkan oleh komunikasi patologis antara pembuluh darah dan saluran
empedu. Pada abad ke-17 tn, Glisson menggambarkan kondisi ini untuk pertama kalinya. Hal ini
terutama dicirikan oleh triad klinis yang khas dari nyeri kolik hypochondrium kanan, ikterus, dan
perdarahan saluran pencernaan. Hemobilia adalah sindrom yang langka, dan meskipun frekuensinya
dideteksi semakin meningkat, pengobatannya tetap menjadi masalah kontroversial.

BAB II
ISI

II.1 Definisi
Istilah hemobilia pertama kali digunakan oleh Sandblom untuk menggambarkan perdarahan ke dalam
saluran bilier akibat dari trauma hati, namun istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan
perdarahn ke dalam saluran bilier oleh sebab apapun. Hemobilia terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara arteri hepatica dan duktus bilier.1,2,3
Hemobilia dapat dibagi menjadi hemobilia ringan, moderat dan berat,. Pada hemobilia ringan sampai
moderat perdarahan berlangsung dalam 48 jam dan tidak memerlukan transfusi, sedangkan pada
hemobilia berat perdarahan dapat mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik atau memerlukan
transfusi.3

II.2 Anatomi dan Fisiologi Saluran Bilier7


Sel-sel hepar mengalirkan cairan empedu ke kandung empedu untuk dipekatkan kemudian dikeluarkan
ke duodenum (usus dua belas jari). Beberapa saluran yang berperan dalam mengalirkan cairan
empedu ini disebut duktus biliaris hepatis (duktus : saluran; biliaris : berkenaan dengan empedu;
hepatis : berkenaan dengan hati).
Yang termasuk duktus biliaris hepatis, yaitu:
1. Duktus Hepatikus
• Duktus ini keluar dari hepar kemudian duktus ini bergabung dengan duktus sistikus yang adanya di
sebelah kanannya membentuk duktus koledokus.
2. Duktus Koledokus
• Biasanya duktus koledokus bergabung dengan duktus pankreatikus dan bersama-sama bermuara ke
dalam ampula kecil (pelebaran yang bentuknya menyerupai kendi; ampula : kendi (bahasa Yunani)) di
dinding duodenum.
3. Vesika Biliaris (Kandung Empedu)
• Adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan bawah hepar.
• Vesika biliaris mempunyai kemampuan menampung cairan empedu sebanyak 30-50 ml,
menyimpannya, dan memekatkan cairan empedu dengan cara menyerap airnya. Cairan empedu di sini
digunakan untuk mengemulsikan (memecah) lemak.
• Vesika biliaris mampu berkontraksi untuk mengalirkan empedu ke duodenum.
4. Duktus Sistikus
• Menghubungkan vesika biliaris dengan duktus hepatikus untuk membentuk duktus koledokus.
• Biasanya duktus sistikus berbentuk seperti huruf S.

II.3 Etiologi Hemobilia


Hemobilia dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, misalnya :
- Trauma
Hemobilia paling sering disebabkan oleh trauma abdomen yang mengenai saluran bilier, baik itu trauma
tajam (misalnya: luka tusuk dan luka tembak) maupun trauma tumpul (misalnya: jatuh dan kecelakaan
lalu lintas). Trauma tumpul akibat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama hemobilia.
Trauma tembus dapat menimbulkan hubungan langsung antara pembuluh darah dengan saluran
empedu.1,2
Perdarahan di parenkim hati setelah trauma hati dapat menyebabkan hemobilia. Hematom yang terjadi
dapat bertambah besar karena perdarahan terus berlangsung sehingga akhirnya pecah ke dalam
sistem saluran empedu, menimbulkan hemobilia lambat, yang dapat terjadi lama setelah terjadi trauma.
Trauma tajam atau trauma tembus dapat menimbulkan hemobilia dengan mekanisme serupa.1
- Iatrogenik
Hemobilia iatrogenik dapat disebabkan oleh prosedur drainase perkutan, operasi pada hati atau bilier,
dan terapi antikoagulan. Kegunaan pungsi hati yang dilakukan untuk biopsi, cholangiography, dan
drainase saluran bilier semakin umum dilakukan untuk diagnosis dan manajemen dari beberapa
penyakit hati, dimana prosedur ini dapat menyebabkan hemobilia berdasarkan mekanisme yang serupa
dengan trauma tembus hepar.2
Biopsi hati perkutan (Percutaneous Liver Biopsy) adalah alat diagnostik yang berharga. Tingkat
komplikasi bervariasi, tergantung pada teknik yang digunakan, pengalaman dari dokter, parameter
perdarahan dan faktor lainnya. Perdarahan adalah komplikasi umum setelah PLB dan dapat hadir
sebagai pendarahan intraperitoneal, intrahepatik atau subcapsular hematom, serta jarang sebagai
hemobilia.4
Dekatnya letak duktus biliaris radikal dengan cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta, dapat
menyebabkan trauma yang bersamaan antara struktur-struktur ini dan dapat terjadi pembentukan
fistula yang tidak diduga.1,2
3,8% insiden kelainan vaskular hepatik ditemukan terjadi karena cholangiography transhepatik
perkutaneus. 5,4% insiden kelainan vascular hepatik ditemukan terjadi karena biopsi hati perkutaneus,
dan 2,6% insiden oleh pemasangan drainase kateter transhepatik.2
Penelitian pada tahun 1980 pada pasien dengan drainase kateter ditemukan frekuensi hemobilia klinis
berkisar dari kurang dari 1%
untuk hati biopsi sampai 4% untuk transhepatik cholangiography
dan 3% sampai 14% untuk drainase kateter transhepatik perkutaneus. Insiden meningkat dengan
semakin besarnya kaliber instrument yang digunakan, penusukan pada sentral hati, dan pemasangan
kateter yang dapat menyebabkan nekrosis karena penekanan pada pembuluh darah yang
berdekatan.2
Hemobilia iatrogenik juga dapat terjadi setelah operasi yang dilakukan pada traktus bilier atau operasi
pada hepar dan pada pasien yang mengunakan kateter pada arteri hepatik. Akhirnya perdarahn saluran
bilier juga merupakan salah satu komplikasi iatrogenik dari terapi antikoagulan.2

- Batu empedu
Perdarahan traktus gastrointestinal bagian karena batu empedu ada sekitar 9% sampai 15% pada
semua kasus hemobilia yang dilaporkan. Berbeda dengan kasus akibat trauma, perdarahan yang
disebabkan oleh batu empedu ini lebih ringan. Pendarahan pada anus dianggap sebgai tanda fisik dari
kolelitiasis dan dapat terjadi sebanyak 37% dari semua pasien dengan batu empedu. Perdarahan
mungkin akibat dari erosi mukosa langsung atau dari komplikasi nekrosis hemoragik kolesistitis atau
kolangitis berat.2,5

- Aneurisme
Faktor vaskular sebagai penyebab utama hemobilia telah diidentifikasi pada 11% sampai 15% dari
kasus. Diferensial diagnosis di daerah ini termasuk penyakit aneurisme arteri hepatika atau vena porta
atau vaskulitis. Aneurisme semu yang timbul akibat trauma tembus yang mengenai arteri suatu waktu
dapat juga pecah menembus saluran empedu dan menimbulkan hemobilia. Hipertensi portal dahulu
disebut-sebut sebagai penyebab vaskular hemobilia, tetapi hanya lima kasus pendarahan spontan bilier
dari sirkulasi portal yang pernah dilaporkan, dan semua kecuali satu berasal dari sumber-sumber
extrahepatik. Hipertensi portal lebih cenderung menjadi faktor predisposisi perdarahan setelah
kecelakaan atau trauma iatrogenik dan bukan penyebab utama yang membahayakan jiwa.1,2,5
- Tumor-tumor hati
Kebanyakan kasus terjadi karena hepatoseluler karsinoma, walaupun fibrolamellar hepatoma,
hemangiomas, cholangiocarcinoma, karsinoma kandung empedu, dan bahkan adenokarsinoma
pankreas dapat menyebabkan perdarahan bilier. Lesi jinak dari saluran empedu, kantong empedu, dan
tumor metastasis ke hati atau saluran bilier juga jarang berhubungan dengan hemobilia. Hemobilia dari
sumber ini cenderung hadir sebagai anemia kronis. Hemobilia disebabkan oleh kanker kandung
empedu adalah kondisi yang langka dan cholangiography jarang mendeteksi perdarahan kandung
empedu karena sel-sel kanker atau gumpalan darah menyumbat saluran kistik.2,6
- Lain-lain

II.4 Gambaran Klinis dan Diagnosis


Pada gambaran klinis terdapat gejala khas berupa trias gejala yaitu ikterus, nyeri kolik di kuadran kanan
atas diikuti oleh pendarahan saluran pencernaan bagian atas. Namun, sebagian besar pasien tidak
hadir dengan ketiga gejala ini. Perdarahan yang terjadi dapat tampak maupun tersembunyi. Tanda
perdarahan yang tampak berupa hematemesis atau melena yang sering didahului oleh nyeri. Rasa
nyeri biasanya membaik setelah sudah tidak ada perdarahan. Hematemesis atau melena dapat terjadi
jika pendarahan adalah cepat terjadi atau darah dalam saluran bilier tidak menggumpal. Jika darah
menggumpal dalam saluran empedu, maka dapat menimbulkan ikterus obstruksi atau pankreatitis.
Tingkat penyakit kuning bervariasi tergantung pada sejauh mana choledochus terhambat oleh
gumpalan.1,3
Hepatomegali atau terabanya massa pada hipokondria kanan atas biasanya dapat ditemukan. Apabila
trias gejala di atas disertai bising pembuluh darah, harus dicurigai adanya aneurisme.1
Cara diagnosis terbaik adalah berdasarkan penilaian klinis yang ditunjang dengan pemeriksaan
berulang. Laparatomi dapat menemukan perdarahan yang tidak diketahui sebelumnya. Diagnosis dan
evaluasi hemobilia difasilitasi oleh ketersediaan luas teknik pencitraan baru. Studi pencitraan seperti
sonografi dan computed tomography sangat membantu dalam menilai kemungkinan tumor atau
penyakit batu. Magnetic Resonance Imaging dapat digunakan untuk mengidentifikasi hemobilia yang
diakibatkan oleh trauma tumpul hepar.1,3,5
Diagnosis hemobilia paling sering dilakukan dengan menggunakan endoskopi atau endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP), atau dengan dilakukannya nasobiliary aspirasi,
transhepatik cholangiography perkutaneus, atau angiografi. Jika dicurigai terjadi obstruksi saluran
bilier, maka ERCP menjadi anjuran yang paling utama. Angiografi menjadi pertimbangan awal dalam
kasus-kasus trauma atau tumor baik untuk mendiagnosis maupun untuk terapi, hal ini sangat berguna
dalam lokalisasi tempat perdarahan.1,3,5
Pada pemeriksaan darah bisa didapatkan anemia defisiensi besi dengan gambaran mikrositik
hipokromik dan kadar feritinnya rendah apabila terjadi perdarahan kronik. Pada fase akut dari
perdarahan hemoglobinnya dapat normal. Cholestatic jaundice dihubungkan dengan abnormalitas test
fungsi hati dengan peningkatan bilirubin dan enzim-enzim hepar terutama alkalin phosphatase.5

II.5 Patofisiologi
Hemobilia mungkin timbul dari setiap tempat-tempat anatomi yang mempunyai hubungan dengan
sistem bilier. Perdarahan yang mungkin terjadi dapat berupa perdarahan yang sedikit atau banyak,
lama atau singkat, terus-menerus atau intermiten. Obstruksi akut dari saluran bilier akibat adanya
gumpalan darah dapat menyebabkan cholangitis, cholecystitis, atau pancreatitis. Begitu juga gejala
hemobilia karena obstruksi saluran bilier tidak hanya disebabkan oleh darah yang menggumpal tetapi
juga oleh penggumpalan fibrin atau penggumpalan leukosit-fibrin. Selanjutnya gumpalan yang tetap
berada dalam saluran empedu untuk jangka waktu yang lama dapat berfungsi sebagai nidus untuk
terbentuknya batu empedu.2
Perdarahan yang lambat biasanya diasosiasikan dengan formasi dari pembekuan yang lama dan
obstruksi saluran bilier. Akhirnya drainase yang baik pada saluran bilier atau trauma hepatic dapat
mengurangi penggumpalan, mempercepat penyembuhan, dan mengurangi resiko hemobilia.2

II.6 Penatalaksanaan
Sasaran utama penatalaksanaan hemobilia adalah menghentikan perdarahan dan mengembalikan
aliran biliaris setelah terjadi penggumpalan. Modal yang digunakan untuk menghentikan perdarahan
adalah angiografi dengan embolisasi, intervensi operasi, observasi, dan elektrokoagulasi atau
fotokoagulasi. Angiografi merupakan metode pilihan untuk mengontrol perdarahan yang berasal dari
intrahepatik, dimana derajat keberhasilannya diatas 95%. Embolisasi angiografi telah dinyatakan
berguna untuk mengontrol perdarahan yang berasal dari ekstrahepatik bahkan setelah gagal operasi.
Beberapa kasus perdarahan ekstrahepatik dapat timbul karena operasi yang dilakukan untuk
mengoreksi tumor duktus biliaris atau karena perdarahan dari mukosa kantong empedu. Walaupun
operasi sangat berhasil dalam mengontrol hemobilia intrahepatik dari pada menggunakan embolisasi
dengan kateter tetapi operasi kurang berhasil dalam terapi utama. Hal ini menyatakan bahwa
embolisasi berguna dalam penatalaksanaan pasien dengan hemobilia ekstrahepatik ketika pengikatan
pembuluh darah tidak berhasil. 2,5

BAB III
KESIMPULAN

Hemobilia adalah perdarahan pada saluran bilier yang dapat disebabkan oleh trauma, iatrogenic, batu
empedu, tumor, dan lain-lain. Pada hemobilia terdapat tiga gejala klinis yang khas yaitu ikterus, nyeri
kolik di kuadran kanan atas dan pendarahan saluran pencernaan bagian atas seperti hematemesis dan
melena. Sasaran utama penatalaksanaan hemobilia adalah menghentikan perdarahan dan
mengembalikan aliran biliaris setelah terjadi penggumpalan dengan cara operasi, ligasi pembuluh
darah yang ruptur, dan yang terbaik adalah angiografi embolisasi.

DAFTAR PUSTAKA

zss Sjamsuhidayat R, de Jong Wim. Hipertrofi Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta : EGC; 2005

2. Merrell SW, Schneider PD: Hemobilia-Evolution of current diagnosis and treatment. West J
Med 1991 Dec; 155:621-625

3. Gerardo Pasos-Altamirano, MD, Hugo Mendieta-Zerón, MD, Elizabeth Fuentes-Luitón,


MD. Hemobilia. A case report. Annals of Hepatology 2003; 2(3): July-September: 141-142

4. Pena R Luis, Horn L Tood, Cross B Christopher. Acute Pancreatitis Secondary to Hemobilia
after Percutaneous Liver Biopsy: Therapeutic Advances in Gastroenterology vol2 No3. 2009.p
165-8

5. Hemobilia. Patient UK Pharmacy. 1 April 2009

6. H Osawa,Y Mori, F Inoue. Acute pancreatitis secondary to hemobilia after percutaneous liver
biopsy: British Journal of Radiology . 1996

7. A holistic View of the Human Being: In Medical Sciences. August 29,2008

8. Takao Y, Yoshida H, Mamada Y, et al; Transcatheter hepatic arterial embolization followed by


microwave ablation for hemobilia from hepatocellular carcinoma. J Nippon Med Sch. 2008
Oct;75(5):284-8. [abstract]

9. Srivastava DN, Sharma S, Pal S, et al; Transcatheter arterial embolization in the management of
hemobilia. Abdom Imaging. 2006 Jul-Aug;31(4):439-48. [abstract]
10. Frusto R de Quinta, Morenilla L Moles. Hemobilia Secondary to Chronic Cholecystitis.
Departement of General Surgery, Gastroenterology an Pathology, Hospital Militar Vigil de
Quinones. V96.n03: Madrid. Mar 2004.

Diposkan oleh DRaMa di 10.42

Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
About Me

DRaMa
Lihat profil lengkapku
Photo of Teddy Bear

ChatBox

ShoutMix chat widget


Reviews

 ► 2011 (3)
 ▼ 2010 (2)
o ▼ Juni (2)
 hemobilia
 just met
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Blog
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Ada kesalahan di dalam gadget ini Yahoo News: Top Stories Psalm for the Day
Gambar tema oleh sebastian-julian. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai