hemobilia
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah hemobilia diperkenalkan pada 1948 oleh Sandblom untuk menggambarkan pendarahan ke
dalam cabang bilier yang disebabkan oleh komunikasi patologis antara pembuluh darah dan saluran
empedu. Pada abad ke-17 tn, Glisson menggambarkan kondisi ini untuk pertama kalinya. Hal ini
terutama dicirikan oleh triad klinis yang khas dari nyeri kolik hypochondrium kanan, ikterus, dan
perdarahan saluran pencernaan. Hemobilia adalah sindrom yang langka, dan meskipun frekuensinya
dideteksi semakin meningkat, pengobatannya tetap menjadi masalah kontroversial.
BAB II
ISI
II.1 Definisi
Istilah hemobilia pertama kali digunakan oleh Sandblom untuk menggambarkan perdarahan ke dalam
saluran bilier akibat dari trauma hati, namun istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan
perdarahn ke dalam saluran bilier oleh sebab apapun. Hemobilia terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara arteri hepatica dan duktus bilier.1,2,3
Hemobilia dapat dibagi menjadi hemobilia ringan, moderat dan berat,. Pada hemobilia ringan sampai
moderat perdarahan berlangsung dalam 48 jam dan tidak memerlukan transfusi, sedangkan pada
hemobilia berat perdarahan dapat mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik atau memerlukan
transfusi.3
- Batu empedu
Perdarahan traktus gastrointestinal bagian karena batu empedu ada sekitar 9% sampai 15% pada
semua kasus hemobilia yang dilaporkan. Berbeda dengan kasus akibat trauma, perdarahan yang
disebabkan oleh batu empedu ini lebih ringan. Pendarahan pada anus dianggap sebgai tanda fisik dari
kolelitiasis dan dapat terjadi sebanyak 37% dari semua pasien dengan batu empedu. Perdarahan
mungkin akibat dari erosi mukosa langsung atau dari komplikasi nekrosis hemoragik kolesistitis atau
kolangitis berat.2,5
- Aneurisme
Faktor vaskular sebagai penyebab utama hemobilia telah diidentifikasi pada 11% sampai 15% dari
kasus. Diferensial diagnosis di daerah ini termasuk penyakit aneurisme arteri hepatika atau vena porta
atau vaskulitis. Aneurisme semu yang timbul akibat trauma tembus yang mengenai arteri suatu waktu
dapat juga pecah menembus saluran empedu dan menimbulkan hemobilia. Hipertensi portal dahulu
disebut-sebut sebagai penyebab vaskular hemobilia, tetapi hanya lima kasus pendarahan spontan bilier
dari sirkulasi portal yang pernah dilaporkan, dan semua kecuali satu berasal dari sumber-sumber
extrahepatik. Hipertensi portal lebih cenderung menjadi faktor predisposisi perdarahan setelah
kecelakaan atau trauma iatrogenik dan bukan penyebab utama yang membahayakan jiwa.1,2,5
- Tumor-tumor hati
Kebanyakan kasus terjadi karena hepatoseluler karsinoma, walaupun fibrolamellar hepatoma,
hemangiomas, cholangiocarcinoma, karsinoma kandung empedu, dan bahkan adenokarsinoma
pankreas dapat menyebabkan perdarahan bilier. Lesi jinak dari saluran empedu, kantong empedu, dan
tumor metastasis ke hati atau saluran bilier juga jarang berhubungan dengan hemobilia. Hemobilia dari
sumber ini cenderung hadir sebagai anemia kronis. Hemobilia disebabkan oleh kanker kandung
empedu adalah kondisi yang langka dan cholangiography jarang mendeteksi perdarahan kandung
empedu karena sel-sel kanker atau gumpalan darah menyumbat saluran kistik.2,6
- Lain-lain
II.5 Patofisiologi
Hemobilia mungkin timbul dari setiap tempat-tempat anatomi yang mempunyai hubungan dengan
sistem bilier. Perdarahan yang mungkin terjadi dapat berupa perdarahan yang sedikit atau banyak,
lama atau singkat, terus-menerus atau intermiten. Obstruksi akut dari saluran bilier akibat adanya
gumpalan darah dapat menyebabkan cholangitis, cholecystitis, atau pancreatitis. Begitu juga gejala
hemobilia karena obstruksi saluran bilier tidak hanya disebabkan oleh darah yang menggumpal tetapi
juga oleh penggumpalan fibrin atau penggumpalan leukosit-fibrin. Selanjutnya gumpalan yang tetap
berada dalam saluran empedu untuk jangka waktu yang lama dapat berfungsi sebagai nidus untuk
terbentuknya batu empedu.2
Perdarahan yang lambat biasanya diasosiasikan dengan formasi dari pembekuan yang lama dan
obstruksi saluran bilier. Akhirnya drainase yang baik pada saluran bilier atau trauma hepatic dapat
mengurangi penggumpalan, mempercepat penyembuhan, dan mengurangi resiko hemobilia.2
II.6 Penatalaksanaan
Sasaran utama penatalaksanaan hemobilia adalah menghentikan perdarahan dan mengembalikan
aliran biliaris setelah terjadi penggumpalan. Modal yang digunakan untuk menghentikan perdarahan
adalah angiografi dengan embolisasi, intervensi operasi, observasi, dan elektrokoagulasi atau
fotokoagulasi. Angiografi merupakan metode pilihan untuk mengontrol perdarahan yang berasal dari
intrahepatik, dimana derajat keberhasilannya diatas 95%. Embolisasi angiografi telah dinyatakan
berguna untuk mengontrol perdarahan yang berasal dari ekstrahepatik bahkan setelah gagal operasi.
Beberapa kasus perdarahan ekstrahepatik dapat timbul karena operasi yang dilakukan untuk
mengoreksi tumor duktus biliaris atau karena perdarahan dari mukosa kantong empedu. Walaupun
operasi sangat berhasil dalam mengontrol hemobilia intrahepatik dari pada menggunakan embolisasi
dengan kateter tetapi operasi kurang berhasil dalam terapi utama. Hal ini menyatakan bahwa
embolisasi berguna dalam penatalaksanaan pasien dengan hemobilia ekstrahepatik ketika pengikatan
pembuluh darah tidak berhasil. 2,5
BAB III
KESIMPULAN
Hemobilia adalah perdarahan pada saluran bilier yang dapat disebabkan oleh trauma, iatrogenic, batu
empedu, tumor, dan lain-lain. Pada hemobilia terdapat tiga gejala klinis yang khas yaitu ikterus, nyeri
kolik di kuadran kanan atas dan pendarahan saluran pencernaan bagian atas seperti hematemesis dan
melena. Sasaran utama penatalaksanaan hemobilia adalah menghentikan perdarahan dan
mengembalikan aliran biliaris setelah terjadi penggumpalan dengan cara operasi, ligasi pembuluh
darah yang ruptur, dan yang terbaik adalah angiografi embolisasi.
DAFTAR PUSTAKA
zss Sjamsuhidayat R, de Jong Wim. Hipertrofi Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta : EGC; 2005
2. Merrell SW, Schneider PD: Hemobilia-Evolution of current diagnosis and treatment. West J
Med 1991 Dec; 155:621-625
4. Pena R Luis, Horn L Tood, Cross B Christopher. Acute Pancreatitis Secondary to Hemobilia
after Percutaneous Liver Biopsy: Therapeutic Advances in Gastroenterology vol2 No3. 2009.p
165-8
6. H Osawa,Y Mori, F Inoue. Acute pancreatitis secondary to hemobilia after percutaneous liver
biopsy: British Journal of Radiology . 1996
9. Srivastava DN, Sharma S, Pal S, et al; Transcatheter arterial embolization in the management of
hemobilia. Abdom Imaging. 2006 Jul-Aug;31(4):439-48. [abstract]
10. Frusto R de Quinta, Morenilla L Moles. Hemobilia Secondary to Chronic Cholecystitis.
Departement of General Surgery, Gastroenterology an Pathology, Hospital Militar Vigil de
Quinones. V96.n03: Madrid. Mar 2004.
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
DRaMa
Lihat profil lengkapku
Photo of Teddy Bear
ChatBox
► 2011 (3)
▼ 2010 (2)
o ▼ Juni (2)
hemobilia
just met
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Blog
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini Yahoo News: Top Stories Psalm for the Day
Gambar tema oleh sebastian-julian. Diberdayakan oleh Blogger.