OLEH:
SABARUDIN
R1C116121
KENDARI
2017
1
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
HALAMAN TUJUAN
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk melulusi mata kuliah geomorfologi
OLEH
SABARUDIN
R1C116121
KENDARI
2017
2
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
HALAMAN PENGESAHAN
MENGETAHUI
ASISTEN I PRAKTIKAN
3
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………1
Halaman tujuan……………………………………………………..2
Halaman Pengesahan……………………………………………….3
Daftar isi……………………………………………………………4
Dafatar tabel………………………………………………………..6
Kata pengantar……………………………………………………..7
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………...8
A. Latar Belakang………………………………………………….8
E. Manfaat Penelitian………………………………………………11
F. Metode Penelitian……………………………………………….12
G. Peneliti Terdahulu……………………………………………….12
4
A. Geomorfologi Regional……………………………………………13
B. Stratigrafi Regional…………………………………………………14
BAB 4 PEMBAHASAN……………………………………………...29
1. Debit Sungai………………………………………………………..29
4.Morfologi Sungai……………………………………………………30
B. Morfometri………………………………………………………….31
C. Morfogenesa………………………………………………………..31
BAB 5 PENUTUP…………………………………………………...32
A. Kesimpulan…………………………………………………………32
B. Saran………………………………………………………………..32
Daftar Pustaka………………………………………………………..33
Lampiran
5
Daftar Tabel
6
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Geomorfologi
Geomorfologi
semoga nantinya dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
7
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertama kali orang eropa memakai suatu istilah dari isografi yang diartikan
geomorfologi, karena ilmu ini sangat erat kaitannya dengan ilmu geologi.
Geoorfologi berasal dari kata Yunani yang arti “Geo” adalah Bumi, “Morpho”
adalah bentuk, serta “logos” juga adalah ilmu, jadi geomorfologi berarti ilmu
yang mempelajari tentang bentuk bumi atau roman muka bumi. Dan ilmuan
teus meneliti tenang kejadian yang terjadi pada bumi ini,seprti gempa bumi,
erosi, ledakan gunung berapi atau pngangkatan atau juga penurunan suatu
dataran terjad dalam proses yang sangat lama serta kejadian yang lain, yang
berhubungan dengan bumi. Pada tahun 485 – 425 SM, muncul perkiraan
perubahan yang terjadi pada permukaan air laut sebagai salah satu gejalanya
dalah sumber dari geologi dari mesir yang dikemukakan oleh Herodatus dan
juga tentang gejala-gejala dialam sebagai suatu kutukan tuhan atau dikenal
8
yang terbentuk secara mendadak, hal ini di dukung oleh beberapa kajian ilmu
geologi yang terbentuk secara cepat sekali, seperti letusan gunung api,
longsor, aliran larva panas, daratan – daratan menurun pendapat ini terjadidialam.
Bentuk roman muka bumi dapat dinyatakan dengan besaran dari ilmu matematis
-Konsep kesinambungan
Segala suatu gejal slamyang terjadi sekarang juga terjadi pada masa lampau, bias
maupun kimiawi yang menybabkan perubahan bentuk muka bumi. Penyebab itu \
yaitu adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut juga dengan
tenaga eksogen, kedua tenaga ini bekerja secara bersamaan bentuk muks
cenderung merusak. Oleh karena itu untuk mengetahui tentang bumi lebih jauh
9
B. Maksud dan Tujuan
3. untuk mengetahui kondisi pola aliran sungai dan tipe genetik sungai
Alat dan bahan yang digunakan pada filedtrip geomorfologi ini dapat
10
9 Kamera Untuk memotret
kilometer dari kota kendari dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan
E. Manfaat Penelitian
11
F. Metode Penelitian
Metode penulisan yang dipakai adalah sesuai dengan apa yang ada
panduan dan penulisan dilakukan secara objektif yang artinya sumberdata berasal
dari buku panduan dan data lapangan yang dilakukan secara langsung.
G. Peneliti Terdahulu
peneliti yang dilakukan oleh Bothe (1927) dan Rover (1956) dalam Surono
malihan di lengan tenggara bahwa periode pemalihan batuan, tua dan muda.
Pemalihan tua menghasilkan fasies epidot- ampibol dan yang muda menghasilkan
sedangkan yang muda diakibatkan sesar naik. Sangat mungkin sesar naik tersebut
terjadi pola oligosen awal miosen, sewaktu kompleks ofiolit tersesar- naikkan ke
menyatakan bahwa evolusi sekis hijau di lengan tenggara sulawesi, terutama dari
adalah rekritalisasi sekis hijau pada akhir penimbunan cepat fast burial yang
12
BAB 2
GEOLOGI REGIONAL
A. GEOMORFOLOGI REGIONAL
dalam satuan ini mempunyai pola yang hampir sejajar berarah barat laut –
tenggara. Arah ini sejajar dengan pola struktur sesar regional di kawasan ini. Pola
batuan malihan dan setempat oleh batuan ofiolit. Ada perbedaan yang khas di
antara kedua penyusun batuan itu. Pegunungan yang disusun oleh batuan ofiolit
mempunyai punggung gunung yang panjang dan lurus denganlereng relatif lebih
rata, serta kemiringan yang tajam. Sementara itu, pegunungan yang dibentuk
Tenggara, terutama di selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang
13
2 . STRATIGRAFI REGIONAL
tua sampai kehitaman; padu dan pejal. Batuannya bertekstur afanitik dengan
olivin, piroksin, plagioklas, sedikit serpentin dan magnetit; berbutir halus sampai
mencirikan adanya gejala deformasi yang dialami oleh batuan ini. Di beberapa
tempat dunit terserpentinkan kuat yang ditunjukkan oleh struktur sisa seperti
rijang dan barik-barik mineral olivin dan piroksin, serpentin dan talkum sebagai
halus
sampai kasar, terdiri atas olivin (60%) dan piroksin (40%). Di beberapa tempat
(45%), piroksin (25%), dan sisanya epidot, yakut, klorit, dan bijih dengan mineral
berukuran halus sampai kasar. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Kapur.
14
Formasi Meluhu (TRJm)
lemah, batugamping mengandung fosil Halobia sp. dan Daonella sp. Umur dari
formasi ini adalah Trias Tengah sampai Jura. Formasi ini menindih tak selaras
berwarna kelabu muda, kelabu sampai merah jambu, berbutir halus, sangat
padu, serta memiliki perlapisan yang baik, dengan kekar yang diisi urat
kalsit putih kotor. Umumnya telah mengalami pelipatan kuat; tidak jarang
ditemukan sinklin dan antiklin, serta lapisan yang hampir tegak (melebihi 80
kehijauan sampai merah kecoklatan terakat lempung dan oksida besi lunak,
setempat padat, mengandung sedikit kuarsa, berlapis baik. Serpih dan napal
berwarna kelabu sampai kekbu tua, memiliki perlapisan baik, tebal lapisan antara
dengan lingkungan pengendapan pada laut dangkal (neritik). Tebal formasi ini
15
C . STRUKTUR GEOLOGI
tumbukan adalah sesar geser mengiri, termasuk sesar matarombeo, sistem sesar
Konaweha, sesar kolaka, dan banyak sesar lainnya serta liniasi. Sesar dan liniasi
(3320), dan timur laut barat daya (420). Arah tenggara barat laut merupakan arah
yang memanjang sekitar 260 Km dari Utara Malili sampai tanjung Toronipa.
Ujung barat laut sesar ini menyambung dengan sesar Matano, sementara ujung
Tolo. Sistem sesar ini diberi nama sesar Lawanopo oleh Hamilton (1979)
Lawanopo tergambar jelas lebih dari pada 50 Km pada citra pengindraan jauh,
lembar linear panjang, scap, offset, dan pembelokan aliran sungai. Aliran sungai
yang tergeser mengiri dapat diidentifikasi dibeberapa tempat antara Tinobu, dan
(selatan Tinobu). Jarak pergeseran, yang membesar semakin besar dengan sesar
Sulawesi
16
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata
roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu
lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-
bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau,
dan stadia. Ketiga faktor tersebut merupakan satu kesatuan dalam mempelajari
17
yang dilihatnya dan mencari tahu mengapa suatu bentangalam terjadi, Disamping
yang mungkin terjadi dimasa mendatang melalui suatu kombinasi antara observasi
kalinya dilakukan yaitu kajian untuk pedologi, satu dari dua cabang dalam ilmu
tanah. Bentangalam merupakan respon terhadap kombinasi antara proses alam dan
volkanisme, sedangkan denudasi terjadi melalui erosi dan mass wasting. Hasil
dari proses denudasi diketahui sebagai sumber bahan sedimen yang kemudian
proses tektonik atau sebagai hasil perubahan fisik yang terjadi dibawah endapan
sedimen. Proses proses tersebut satu dan lainnya terjadi dan dipengaruhi oleh
kali diperkenalkan adalah model tentang siklus geomorfik atau siklus erosi,
suatu sungai yang mengikis lembah yang mengakibatkan kedalaman suatu lembah
18
menjadi lebih dalam lagi, sedangkan proses erosi yang terjadi pada kedua sisi
lembah yang terjadi secara teratur akan membuat lembah menjadi landau kembali
dan elevasinya menjadi semakin lebih pula. Siklus ini akan bekerja kembali ketika
dasar pengetahuan yang baik dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta
sebagian ilmu fisika dan kimia yang mana berkaitan erat dengan proses dan
pembentukan muka bumi. Secara garis besar proses pembentukan muka bumi
yang meliputi pembentukan daratan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen),
geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat lama.( Noor , 2012 ).
dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-
(elevasi) dan relief dari bentuk lahan dan bentuk bentangalam. Proses eksogenik
(kerja air,es, dan angin) merupakan factor yang mendominasi proses denudasi.
19
Denudasi dapat mengakibatkan lepasnya partikel-partikel yang berbentuk padat
terjadinya proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil atau partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari
air) dalam batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture), proses hidrasi,
yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami pelapukan apabila
berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit. Air merupakan agen yang
istilah yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang
20
terjadi pada penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan
batuan (bioturbation), termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang
Hasil akhir dari ke-tiga jenis pelapukan batuan tersebut diatas dikenal sebagai soil
(tanah). Oleh karena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka berbagai
jenis tanah, seperti Andosol, Latosol atau Laterit tergantung pada jenis batuan
asalnya. Proses pelapukan, baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh
perubahan temperatur panas , dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan
yang lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam,
mineral silika akan menghasilkan lapisan lapisan lempung. Proses proses utama
wasting, air bawah tanah, air permukaan, gletser, tektonik dan volkanisme.
Apabila air jatuh keatas permukaan bumi, maka beberapa kemungkinan dapat
pegunungan yang tinggi atau sebagai gletser. Ada pula yang terkumpul didanau-
mengalir melalui sistim sungai atau Aliran bawah tanah. Dengan berjalannya
21
waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu
pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai
dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola
(surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi (
Noor ,2010 ).
atmosfer gas, dan hidrosfer berair. Ini juga tempat kediamannyan dari banyak
makhluk hidup. Gas, cairan, dan padatannya. bertukar antara lingkungan ini dalam
tiga siklus besar, dua di antaranya - siklus air atau hidrologi dan siklus batu -
sangat penting untuk memahami bentuk lahan evolusi. Siklus grand ketiga –
kalsium, dan sebagainya) melalui bagian atas mantel, kerak, dan ekosfer, namun
dari Bumi - terbuat dari air meteor. Siklus air adalah peredaran air meteorik
melalui hidrosfer, atmosfer, dan bagian atas kerak bumi. Ini terkait dengan
peredaran air jinak yang dalam terkait dengan produksi magma dan siklus batuan.
Air remaja naik dari lapisan batu dalam gunung berapi, di mana ia terlibat dalam
zona meteorik untuk pertama kalinya Di sisi lain, air meteorik masuk mineral
22
hidrat dan ruang pori dalam sedimen, diketahui Seperti air yang enggak, bisa
diangkat dari meteor siklus di situs subduksi, di mana ia dibawa jauh di dalam
bumi Fase tanah dari siklus air sangat diminatiuntuk ahli geomorfologi Ini melihat
atmosfer dan ke laut. Ini termasuk permukaan sistem drainase dan sistem drainase
bawah permukaan. Air yang mengalir di dalam sistem drainase ini cenderung
terjadi diatur di dalam cekungan drainase, yang juga disebut daerah aliran sungai
di Amerika Serikat dan daerah tangkapan air di Inggris. Sistem air baskom dapat
dipandang sebagai satu set air toko yang menerima masukan dari atmosfer dan
dalam mengalir dari penyimpanan air tanah dalam, yang kehilangan output
melalui penguapan dan aliran sungai dan aliran keluar yang dalam, dan yang
dihubungkan oleh aliran internal. Singkatnya, Cekungan air mengalir seperti ini.
Curah hujan masuk Sistem disimpan di permukaan tanah atau batu, atau dicegat
dengan vegetasi dan disimpan di sana, atau jatuh langsung ke saluran arus Dari
vegetasi itu mengalir turun cabang dan batang (batang mengalir), atau menetes
dari daun dan cabang (daun dan batang tetes), atau diuapkan. Dari permukaan
tanah atau batu, itu mengalir di atas permukaan (darat aliran), dalam memenuhi
tanah atau batu, atau menguap. Sekali di Batu atau tanah, air bisa bergerak ke
posisi lateral di lereng bukit (melalui aliran, aliran pipa, aliran) untuk memberi
makan sungai, atau mungkin juga bergerak ke bawah untuk mengisi ulang
penyimpanan air tanah, atau itu bisa menguap Air tanah bisa naik dengan aksi
kapiler untuk melengkapi toko batu dan tanah air, atau mungkin mengalirke aliran
(aliran dasar), atau mungkin bertukar air dengan penyimpanan dalam Siklus batu
23
Siklus batu adalah penciptaan dan penghancuran yang berulang bahan kerak -
membawa rasa beku dan batuan, air, dan gas lainnya ke dasar atmosfer dan
hidrosfer. Setelah terkena udara dan Air meteorik, batuan ini mulai membusuk
dan hancur dengan aksi pelapukan. Gravitasi, angin, dan air mengangkut produk
dapat dihasilkan granit. Jika terangkat, terinjak atau diekstrusi, dan terpapar pada
granit dapat bergabung di putaran berikutnya dari siklus rock. Tindakan vulkanik,
permukaan bumi - toposfer fisik. Agen geomorfik atau eksogenik adalah angin,
air, ombak, dan es, yang bertindak dari luar atau di atas toposfer, kontras ini
dengan endogenik (tektonik dan vulkanik) agen, yang bertindak atas toposfer dari
pesisir pantai dan proses oseanografi yang bekerja. Proses dinamika geomorfologi
pesisir pantai di pengaruhi oleh proses oseanografi dan dapat berakibat terjadinya
24
proses akresi dan erosi pesisir. Penelitianinibertujuan mengetahui dinamika proses
penelitian berupa pasang surut, arus dan sedimen di wilayah pesisir pantai. Hasil
penelitian berupa tipe pasang surut Harian Tunggal dengan elevasi muka air Z0
cm.Gelombang setinggi 0,62 meter dan periode gelombang 4,1 detik. Gelombang
datang dari arah Timur Laut akan pecah pecah setinggi 0,81 meter pada
kedalaman sebesar 0,78 meter. Gelombang pecah dengan sudut datang 19,22
pantai 0.98 m/detik. Geomorfologi pesisir terdiri dari pesisir pantai bukit terjal
tersusun material volkanik pasir tufaan dan batugamping klastik dan batugamping
sungaitersusun oleh pasir lempungan; pesisir pantai erosi terjadi erosi berm.
adanya dominan abrasi di daerah penelitian. Wilayah pesisir dan perairan pantai
Portugis terletak di pesisir dan perairan pantai yang terletak di lereng sebalah
25
terdapat Pulau Mondoliko. Pesisir pantai Benteng Portugis terdapat beberapa
bangunan pantai berupa turap muara sungai, turup pantai terjal dan ada
bangunan groin serta pelabuhan nelayan semi alami. Secara astronomis letak
menjadi dua macam yaitu transpor sepanjang pantai (longshore transport) dan
ditranspor disebut dengan littoral drift. Pada saat gelombang pecah sedimen di
dasar pantai terangkat yang selanjutnya terangkut oleh dua macam gaya
penggerak, yaitu komponen energi gelombang dalam arah sepanjang pantai dan
sedimen atau proses menuju terbentuknya batuan sedimen yang diakibatkan oleh
erosi yang terjadi di pantai akan menimbulkan sedimentasi pada tempat lain
karena materi yang tergerus oleh gelombang akan diangkut oleh aliran litoral dan
didepositkan di tempat lain, arti aliran litoral tersebut adalah gerakan pasir atau
sedimen yang berada di daerah litoral (kawasan pantai yang dipengaruhi oleh
daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya.
26
batuan pesisir dan perairan pantai serta proses hidrooseanografi yang bekerja di
bagian dari morfologi sungai, yang meliputi badan sungai, tebing sungai, bantaran
sungai dan tanggul sungai. Air merupakan salah satu di antara faktor-faktor
Hujan sebagai sumber air sungai, jenis batuan dan ketinggian tempat, sangat
Permukaan bumi, seperti yang diungkapkan oleh Chorley (1984), secara alami
mengalami erosi begitu muncul ke permukaan. Salah satu faktor penting penyebab
erosi yang bekerja secara terus menerus untuk mengkikis permukaan bumi, hingga
sama dengan permukaan laut adalah air. Air adalah benda cair, yang senantiasa
bergerak kearah tempat yang lebih rendah, yang dipengaruhi oleh gradien sungai
dan gaya gravitasi bumi. Menurut Sandy (1985), dalam pergerakannya air selain
cekungan dimana air tertampung melalui saluran kecil dan atau besar, yang
disebut dengan istilah alur sungai (badan sungai). Lebih jauh dikemukakan
bahwa aliran sungai di bagian luarnya dibatasi oleh bagian batuan yang keras
yang disebut dengan tanggul sungai Saluran air kecil dan atau besar yang saling
ketemu membentuk pola aliran sungai tertentu, yang dipengaruhi oleh jenis
batuan dan bentuk morfologi medan (Thornbury, 1954; Barstra, 1982). Lebih
jauh Sandy (1985) menyatakan bahwa jenis batuan dan morfologi medan badan
27
sungai, selain mempengaruhi kerapatan aliran sungai, juga dapat mencirikan
karakteristik sungai yang meliputi perkembangan profil, pola aliran dan genetis
sungainya. Di daerah yang tersusun oleh batuan intrusif, dengan tekstur kasar,
menunjukkan kerapatan aliran sungai yang rendah. Namun sebaliknya pada aliran
tinggi ( waryono,2002 ).
28
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Debit sungai
Debit sungai merupakantinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur permukaaan air sungai. Debit aliran sungai adalah laju air dalam bentuk
volume airyang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
menggunakan rumus debit sungai sama dengan kecepatan rata-rata dengan nilai
0,0683 dikali luas penampang dengan nilai 3,954 dengan hasilperkalian dengan
nila 0,27m3.
Pola aliran sungai merupakan pola dari hubungan keruangan dari lembah-
lembah baikyang dialiri oleh sungai maupun lembahyang kering atau tidak di aliri
oleh sungai.
pola aliran parallel. Pola aliran parallel merupakan aliran sungai utama sejajar
dengan atau relative sejajar dengan induk sungai dengan sudut lancip atau
29
3. Tipe genetic sungai
Tipe genetic sungai sama halnya dengan pola aliran sungai. Yaitu
memiliki pola dari hubungan keruangan dari lembah-lembah baikyang dialiri oleh
temporer merupakan sungai yang tidak dialiri oleh air sungai dan dilewati air oleh
airmeteorit. Kemudian pada kondisi sungai ditemukan pula sungai resekuen yang
searah dengan Dip. Sungai resekuen adalah sungai yang arah aliran airnya sejajar
dengan sungai konsekuen dan terdapat struktur sesar yang diterobos oleh sungai.
4. Morfologi sungai
sungai yang ditemukan pada daerah penelitian ditemukkan sungai jenis permanen
dengan provil sungai V, dengan Stadia Muda, dengan pola aliran parallel, dengan
1. Morfometri
berdasarkan kemiringan lereng, kondisi lahan, karakteristik dan sifat dari bentang
alam tertentu.
dengan jarak horizontal mistar dikali skala peta dikali 100 % .berdasarkan cara
30
perhitungan diatas diperoleh data kemiringan lereng 0 – 2 % dengan symbol
warna hijau dan kondisi lahan datar , 2 – 7 % warna hijau muda dengan kondisi
lahan landai. 7-15% warna kuning dengan kondisi lahan agak curam, 15-30%
warna jingga dengan kondisi lahan curam.dan 30-70% warna merah muda dengan
2. Morfogenesa
biru muda, fluvial merupakan satuan bentang alam perbukaitan landai. Kemudian
laut.
31
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan lapangan ini adalah sebagai
berikut :
dan pedataran
denudasional
3. pola aliran sungai daerah penelitian terdiri dari sungai paralel dan tipe
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan fieldtrip geomorfologi kali ini adalah
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34