Referat HNP
Referat HNP
BAB I
PENDAHULUAN
1
Referat Henia Nukleus Pulposus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Referat Henia Nukleus Pulposus
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang
terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, diskus intervertebralis (sebagai
artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. dan
bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua
“kaki” atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh penonjolan atau procesus
yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus
tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung
disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang
belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah
yang disebut foramen intervertebrale2.
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum
longitudinalis posterior2.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi
gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar
kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
3
Referat Henia Nukleus Pulposus
4
Referat Henia Nukleus Pulposus
2.2. Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus
melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla
spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan
gangguan.
2.3 Epidemiologi
Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering
(90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya nyeri pinggang
bawah (NPB) oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6
minggu.
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada
dekade ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang
banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis posterior
pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi discus
cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf2.
5
Referat Henia Nukleus Pulposus
2.4 Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Degenerasi diskus intervertebralis
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
Trauma berat atau terjatuh
Mengangkat atau menarik benda berat
Faktor resiko
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan
riwayat trauma sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga
tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat
badan berlebih, batuk lama dan berulang1,3.
2.5 Patogenesis
HNP atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula disebut sebagai
Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathies adalah penyebab tersering
nyeri pugggung bawah akut, kronik atau berulang. Penonjolan, ruptur, pergeseran
adalah istilah yang digunakan pada nucleus yang terdorong keluar diskus. Apabila
nucleus mendapat tekanan, sedangkan nucleus berada diantara dua end plate dari
korpus vertebra yang berahadapan dan dikelilingi oleh annulus fibrosus maka tekanan
tersebut menyebabkan nucleus terdesak keluar, yang disebut Hernia Nucleus
Pulposus.
Herniasi diskus dapat terjadi pada midline, tetapi lebih sering terjadi pada satu
sisi. Keluhan nyeri dapat unilateral, bilateral atau bilateral tetapi lebih berat ke satu
sisi. Penyebabnya sering oleh karena trauma fleksi, dan terutama trauma berulang
dapat mengenai ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus yang telah
mengalami proses degenarasi. Sciatica, yang ditandai dengan nyeri yang menjalar ke
6
Referat Henia Nukleus Pulposus
arah kaki sesuai dengan distribusi dermatof saraf yang terkena, adalah gejala yang
pada umumnya terjadi dan ditemukan pada 40% dari pasien dengan HNP1.
2.7. Diagnosis
2.7.1. Anamnesis
a. Awitan
Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah
posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan
7
Referat Henia Nukleus Pulposus
fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul
bertahap.
b. Lama dan frekuensi serangan
NBP akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Herniasi
diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai resolusinya. Degenerasi diskus
dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4
minggu.
c. Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan NPB akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi di
daerah
lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau hanya di tungkai
bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang menyebar ke tungkai juga
dapat disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak
mempunyai pola penyebaran yang tetap.
d. Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat
aktivitas. Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri.
Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada penderita
tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring.
e. Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu. Harus dibedakan antara NPB
dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas dari masing-
masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri radikuler. Nyeri pada
tungkai yang lebih banyak dari pada NPB dengan rasio 80-20% menunjukkan
adanya radikulopati dan mungkin memerlukan suatu tindakan operasi. Bila
nyeri NPB lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan
8
Referat Henia Nukleus Pulposus
adanya suatu kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan
operatif. Gejala NPB yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh periode
tanpa gejala merupakan gejala khas dari suatu NPB yang terjadinya secara
mekanis.
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa menyebabkan
bertambahnya nyeri NPB, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan nyeri
biasanya berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan yang bisa
menyebabkan meningginya tekanan intra-abdominal akan dapat menambah
nyeri, juga batuk, bersin dan mengejan sewaktu defekasi2.
9
Referat Henia Nukleus Pulposus
suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang
ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.
- Nyeri NPB padaekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda
menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau
spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.
b. Palpasi
- Adanya nyeri/tenderness pada kulit bisa menunjukkan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya.
- Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri
dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan
menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat
respons pasien. Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya
ketidak- rataan (step-off) pada palpasi di tempat/level yang terkena.
Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk
mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain
memfokuskan pada kelainan neurologis.
- Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu
berguna pada diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk
melokalisasi level kelainan, kecuali pada sindroma kauda ekuina atau
adanya neuropati yang bersamaan. Refleks patella terutama
menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan
L3. Refleks tumit predominan dari S1.
- Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada
hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan UMN. Dari
pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa
UMN atau LMN.
- Pemeriksaan motoris harus dilakukan dengan seksama dan harus
dibandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang
10
Referat Henia Nukleus Pulposus
11
Referat Henia Nukleus Pulposus
12
Referat Henia Nukleus Pulposus
13
Referat Henia Nukleus Pulposus
2. CT scan
adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level
neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.
3. Mielografi
berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama pada pasien
yang sebelumnyadilakukan operasi vertebra atau dengan alat fiksasi
metal
14
Referat Henia Nukleus Pulposus
4. CT mielografi
dilakukan dengan suatu zat kontras berguna untuk melihat dengan
lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau araknoiditis pada
pasien yang menjalani operasi vertebra multipel dan bila akan
direncanakan tindakan operasi terhadap stenosis foraminal dan kanal
vertebralis.
5 . M R I (akurasi 73-80%)
Merupakan pemeriksaan non-invasif, dapat memberikan gambaran
secara seksional pada lapisan melintang dan longitudinal. Biasanya sangat
sensitif pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolaps. Namun
para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tet ap memerlukan suatu
EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena. MRI sangat
berguna bila: vertebra dan level neurologis belum jelas ,kecurigaan
15
Referat Henia Nukleus Pulposus
16
Referat Henia Nukleus Pulposus
Gambar 12. Potongan sagital T1 dan T2 dan aksial dan T1-T2 rata
menunjukkan perubahan degeneratif pada tingkat L1-2 dan L2-3, hipertrofi
segi pada tingkat L4-5, dan herniasi diskus menyebabkan ekstrusi dan
mengompresi saraf kiri L5.
17
Referat Henia Nukleus Pulposus
18
Referat Henia Nukleus Pulposus
8. Discography
Discography adalah pemeriksaan radiografi dari diskus intervertebralis
dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan ke
dalam nukleus pulposus untuk menentukan adanya suatu annulus
fibrosus yang rusak, dimana kontras hanya bisa penetrasi/menembus
bila ada suatu lesi dengan cara memasukkan jarum ganda untuk
menegakkan diagnosa. Dengan adanya MRI maka pemeriksaan ini sudah
tidak begitu populer lagi karena invasive.
19
Referat Henia Nukleus Pulposus
2.8 Penatalaksanaan2,5
a. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
- Tidur selama 1 – 2 jam diatas kasur yang keras
- Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi
saraf
- Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi
drug dan analgetik.
- Terapi panas dingin.
- Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral
brace atau korset.
- Terapi diet untuk mengurangi BB
- Traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya resides
20
Referat Henia Nukleus Pulposus
2.9 Prognosis
a. Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif
b. Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah
diterapi.
c. Pada pasien yang dioperasi 90% akan membaik terutama nyeri
tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%1.
21
Referat Henia Nukleus Pulposus
BAB III
KESIMPULAN
22
Referat Henia Nukleus Pulposus
DAFTAR PUSTAKA
1. Mark R Foster, MD, PhD, FACS. Herniated Nucleus Pulposus Treatment &
Management. 2017
2. Maheswari J. Essential Orthopaedics. New Delhi. 2015
3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072656/ diakses pada
tanggal 27 Maret 2018
4. http://emedicine.medscape.com/article/340014-overview diakses tanggal 10
Maret 2017
5. David J. Essential Orthopaedic and trauma 5th ed. 2013
23