Separator PDF
Separator PDF
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
pemisahan dua macam bahan cair yang tidak bercampur atau bahan cair dengan
bahan padat secara pengendapan, tergantung pada pengaruh gaya tarik bumi
terhadap sistem. Kadang – kadang pemisahan ini dapat sangat lambat oleh karena
berat spesifik komponen sangat tidak berbeda nyata atau oleh karena gaya yang
terhadap sistem.
a. uap-cair;
c. padat-cair;
d. padat uap;
e. padat-padat.
Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang sistem heterogen pada padat-
cair .
b. Flotasi;
jernih dan lumpur berkadar padatan lebih tinggi.Terlihat pada gambar 2.1 :
a. Kecepatan uap dalam drum pemisah uap-cair harus lebih kecil dari
harus cukup kecil sehingga tetes cairan berat tenggelam dan tetes cairan
ringan terapung.
b. Flotasi
dalam suatu cairan dan menempel pada suatu jenis partikel padat atau tetes
pemrosesan mineral. Campuran padatan yang akan diolah harus digiling halus
agar partikel-partikel zat kimia yang akan di ikatkan (recovered) terbebas dari
zat-zat lain.
soda api.
teradsorpsi secara selektif pada permukaan salah satu jenis partikel padat,
gelembung gas.
pelahan, karena :
stabil.
gambar 2.5.
Pada proses pemisahan yang dilakukan dengan gaya fisik yang berkerja
pada partikel atau bahan cair, gaya ini termasuk gaya gravitasi, gaya sentrifusi dan
gaya kinetik yang timbul dari aliran. Partikel atau aliran dipisahkan oleh karena
sendimentasi, gaya yang berkerja adalah gaya gravitasi dan partikel-partikel yang
bahan padat dari bahan cair dicapai dengan mengalirkan campuran penembus
pori-pori yang cukup halus untuk menahan bahan padat akan tetapi cukup besar
dapat bercampur yaitu bahan cair dengan bahan padat dipisahkan dengan
gravitasi, bahan yang berat terlebih dahulu jatuh dari pada bahan yang ringan.
Proses ini mungkin merupakan proses lambat dan selalu dipercepat dengan
Pemisahan dua bahan cair yang tidak bercampur atau bahan cair dengan
bahan padat secara pengendapan, tergantung pada pengaruh gaya tarik bumi
karena berat spesifik komponen sangat tidak berbeda nyata atau karena gaya
yang menahan komponen dalam ikatan, misalnya sebagai yang terjadi dalam
sentrifugal pada partikel yang dipaksa untuk berputar melalui sebuah lorong
F=m.a (2-1)
kg.m
Dimana : F = gaya yang terjadi pada benda ( )
dtk 2
dengan; a =ω 2.r
Dari persamaan 2-1 dapat diasumsikan bahwa gaya sentrifugal yang terjadi
( 2-2 )
kg.m
mempertahankan dalam lingkaran lorong ( )
dtk 2
dan , (2-4)
T : waktu (dtk2)
massa partikel. Apabila jari-jari dan kecepatan putaran tetap, maka faktor yang
bertambah besar gaya sentrifugal yang berkerja pada partikel tersebut. Akibatnya
apabila dua bahan cair, yang satu dua kali lebih rapat dari yang lain, diletakkan
sentrifugal per satuan isi akan dua kali lebih besar pada bahan cair yang lebih
Bahan cair yang berat akan menempati lingkaran keliling bagian luar
keranjang dan bagian ini menggantikan bahan cairan yang ringan ketengah-
tengah.
berputar sekitar sumbu, seperti terlihat pada gambar 2.3. Bahan cair atau bahan
cair dan padat dimasukkan kedalam keranjang dan dibawah gaya sentrifugal,
bahan cair yang lebih berat atau partikel padat lolos ke daerah terluar keranjang
umpan seluruhnya bahan cair maka pipa pengumpulan yang sesuai dapat disusun
untuk membiarkan pemisahan komponen yang paling berat dan yang paling
secara efektif dan dengan gangguan terhadap pola aliran di dalam mesin semini
menolong untuk memikirkan kerja sentrifusi sebagai analog dengan jatuh bebas,
dengan berbagai bendungan dan aksi aliran berlebihan sama seperti dalam tangki
pengendapan, meskipun gaya sentrifugal jauh lebih besar dari pada gaya gravitasi.
keranjang sebuah sentrifuse bahan cair yang tegak dan terus menerus. Umpan
atas r1 dan bahan cair lebih ringan keluar melalui lubang atas r2, r1 yaitu pipa
lubang pengeluaran bahan cair yang ringan dan r2 yaitu pipa lubang
pengeluaran bahan cair yang lebih ringan.yang terlihat pada gambar 2.3 :
Gambar 2.3.Separator
Jadi, untuk mencari tekanan pada setiap komponen pada jari-jari r2,dan
ρ .ω 2 . dr
dP = (2-5)
2g
menjadi:
ρ .ω 2 . ( rrn2 − r 2 )
P2 − P1 = (2-6)
2g
maka;
ρϖ 2 (rrn2 − r 2 )
P2 = P1 − (2-7)
2g
jadi; r n= (2-8)
(ρ A − ρ B )
(2-9)
V : Volume (m3)
tangensial benda dan berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan dapat dilihat
(2-10)
(2-11)
tangensial benda dan berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan seperti pada
persamaan 2.12 :
( 2-12)
yang bergerak di dlam aliran “streamline” dibawah pengaruh kerja suatu gaya
Vm = D 2 a ( ρ p − ρ f ) / 18µ (2-13)
ditulis :
2π n 2
a = r( ) (2-14)
60
Sehingga,
mendapatkan poros yang akan digunakan nantinya. adapun daya yang dibutuhkan
P = ρ .Q.h (2-16)
Motor induksi banyak digunakan dalam industri baik skala besar maupun skala
kecil karena motor induksi mempunyai konstruksi yang sangat baik, harga yang
murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan
mempunyai efisiensi yang tinggi. Motor induksi atau asinkron pada umumnya
hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan
rotornya tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik, melaikan belitan
ya dieksitasi oeleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh
Motor induksi terdiri atas dua bagian utama yaitu stator dan rotor.
a. Stator
yang membawa arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi yang
beberapa alur yang disebut belitan phasa dimana untuk tiga motor phasa
0.
belitan terpisah secara listrik sebesar 120 bila stator tersebut dicatu
oleh tegangan tiga phasa yang setimbang, maka pada stator tersebut
akan muncul suatu medan magnet pada celah yang berputar pada
120 f
ns = ( 2-17)
p
f = frekuensi (Hz)
Z = jumlah kutub
Berikut adalah contoh bagian stator dan belitan dalamnya untuk motor
b. Rotor
Ada dua jenis belitan rotor yaitu : rotor sangkar bajing ( squirrel cage
rotor) atau biasanya disebut rotor sangkar dan rotor belitan ( wound rotor). Rotor
logam campuran yang diletakkan pada alur atau slot. jenis rotor standart tidak
terisolasi, karena batangan membawa arus yang besar pada tegangan rendah.
terjadi perubahan energi dari bentuk energi listrik ke energi mekanis. Pengubah
energi ini bergantung pada keberadaan fenomena alami magnetik dan medan
listrik yang saling berkaitan pada satu sisi dan gaya mekanis. Adapun prinsip
120 f
ditunjukkan dalam persamaan 2-17 yaitu: n s = (2-17)
p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
akan menghasilkan I.
rotor.
sinkron. Perbedaan kecepatan medan putar stator (ns) dan kecepatan rotor
ns − nr
s= x 100 % ( 2-18 )
ns
7. Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan terinduksi pada
8. Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan rotor, dengan demikian tidak akan dihasilkan kopel. Kopel
ditimbulkan jika nr < ns. selain itu kita dapat juga menghitung daya yang
2.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin yang
berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran.Poros adalah suatu bagian stasioner
seperti: kopling, roda gigi, pulley, roda gila, engkol sproket, dll.
a) Poros Transmisi
b) Poros Spindel
c) Poros Gandar
Dalam perencanaan kopling ini dipilih jenis ‘poros transmisi’. Poros ini
mendapat beban puntir murni atau gabungan beban puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pulley, dll.
berikut :
a. Kekuatan Poros
Suatu proses transmisi harus dapat menahan beban seperti: puntiran, lenturan,
tarikan dan takanan. Oleh karena itu, poros harus dibuat dari bahan pilihan
b. Kekakuan Poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
dan suara. Oleh karena itu,disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus
c. Putaran Kritis
Suatu mesin bila putarannya dinaikkan,maka pada harga putaran tertentu akan
terjadi getaran yang sangat besar dan disebut putaran kritis. Putaran ini harus
dihindari dengan membuat putaran kerja lebih rendah dari putaran kritisnya.
Poros transmisi biasa dibuat dari bahan yang ditarik dingin dan difinishing
seperti baja karbon yang dioksidasikan dengan ferra silikon dan di cor.
besar.
Poros yang akan dirancang adalah poros transmisi yang digunakan untuk
P = 76,87 kW
n = 7000 rpm
Pd = fc. N (2-21)
fc = faktor koreksi
Ada beberapa jenis faktor koreksi sesuai dengan daya yang akan ditransmisikan
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang akan ditransmisikan
Daya yang Akan Ditransmisikan fc
sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”
momen puntir. Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama dari poros
Besarnya momen puntir yang dikerjakan pada poros dapat dihitung dari:
Pd
Mp = 9,74 ⋅ 10 5 ⋅ (2-22)
n
n = putaran (rpm).
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang di-finish
dingin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari Ingot yang di-Kill (baja yang
Tabel 2.2 Batang baja karbon yang difinis dingin (Standar JIS)
Lambang Perlakuan Diameter Kekuatan Kekerasan
Panas (mm) Tarik HRC (HRB) HB
(kg/mm2)
Dilunakkan 20 atau kurang 58 – 79 (84) - 23 -
S35C-D 21 – 80 53 – 69 (73) - 17 144 - 216
Tanpa 20 atau kurang 63 – 82 (87) - 25 -
dilunakkan 21 – 80 58 – 72 (84) - 19 160 - 225
Dilunakkan 20 atau kurang 65 – 86 (89) - 27 -
S45C-D 21 – 80 60 – 76 (85) - 22 166 - 238
Tanpa 20 atau kurang 71 - 91 12 - 30 -
dilunakkan 21 – 80 66 – 81 (90) - 24 183 - 253
Dilunakkan 20 atau kurang 72 - 93 14 - 31 -
S55C-D 21 – 80 67 – 83 10 - 26 188 - 260
Tanpa 20 atau kurang 80 - 101 19 - 34 -
dilunakkan 21 – 80 75 – 91 16 - 30 213 - 285
sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”
τ =
σb (2-23)
p
Sf1 ⋅ Sf2
1
5,1 3
dp = ⋅ Kt ⋅ Cb ⋅ Mp
τa
(2-24)
dilakukan dengan memeriksa tegangan geser (akibat momen puntir) yang bekerja
pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui tegangan geser izin yang dapat
Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros
τp = 16 ⋅ M3p (2-25)
π ⋅d
2.4 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dll. pada poros. Momen
Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh spline dan gerigi
yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang
sama pada naf dan saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya, gigi pada
spline adalah besar-besar, sedang pada gerigi adalah kecil-kecil dengan jarak bagi
yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu
berikut yaitu : Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan atas : pasak pelana,
pasak benam, pasak rata, pasak singgung yang umumnya segi empat. Dalam arah
memanjang dapat berbentuk primatis atau berbentuk tirus. pasak benam primatis
ada yang khusus dipakai sebagai pasak luncur. Disamping macam-macam pasak
diatas ada pula pasak tembereng dan pasak jarum (Gambar 2.9).
porosnya, seperti pada spline. yang paling umum dipakai adalah pasak benam
yang dapat meneruskan momen yang besar. Untuk momen dengan tumbukan,
bentuk prismatis dan tirus yang diberi kepala untuk memudahkan pencabutannya.
Pada pasak yang rata, sisi sampingnya harus presisi dengan alur pasakagar pasak
tidak goyah. untuk pasak umumnya dipilih bahan yang mempunyai kekuatan tarik
Jika momen rencana dari poros adalah T ( kg.mm), dan diameter poros
adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada permukaan poros adalah:
T
F= (2-26)
(d s / 2)
Gaya geser yang berkerja pada penampang mendatar b x l (mm2 oleh gaya
F
τk = (2-27)
b.l
F
τ ka ≥ (2-28)
b.l
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. dalam hal demikian, cara transmisi atau daya
yang lain dapat diterapkan , dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan
transmisi sabuk, transmisi rantai, dan trasmisi kabel atau tali. Transmisi sabuk
dapat dibagi atas tiga kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang
pada pully silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat
sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1. Dlam
kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada puli dengan
alur dan meneruskan momen antara 2 poros yang jaraknya sampai 5 (m) dengan
perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kelompok terakhir terdiri atas sabuk
dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2
(m), dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai
6/1.
sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum 25 (m/s). daya maksimum yan
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V
pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan daya yang besar
pada tengangan yang relatif rendah. hal ini merupakan salah satu keunggulan
gambar 2.10. :
Diameter puli yang terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk. Dalam
Tabel 2.5 diberikan diameter minimum yang dianjurkan dan yang diizinkan
n1 ( rpm) dan n2 (rpm), dan diameter nimnal masing- masing adalah dp(mm) dan
Dp (mm), serta perbandingan putaran u dinyatakan dengan n2/n1 atau dp/ Dp karena
ni Dp 1 1
=i= = ;= (2-29)
n2 dp u i
dpn1
v= (2-30)
60 x1000
d k + Dk
C= (2-31)
2
Maka diameter lingkaran jarak bagi puli dp, Dp (mm) diameter luar puli dk, Dk
(mm) dan diameter naaf dB, DB dapat dilihat pada persamaan 2-32:
Dp = dp x i (2-32)
maka;
dk = dp + 2 x K (2-33)
Dk = Dp +2 x K (2-34)
besar ds1 dan ds2 berturut-turut adalah diameter poros penggerak dan yang
digerakkan.
katalog yang berisi daftar untuk memilih sabuk. tabel.2.6. yang terlampir
menunjukkan daftar kapasitas dari daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk bila
menghubungkan dua elemen mesin lainnya yang saling bergerak satu terhadap
yang lain. Pada konstruksi kopling Mitsubishi Kuda digunakan dua jenis bantalan,
yaitu:
Bantalan yang digunakan untuk mendukung poros adalah bantalan bola radial
beralur dalam baris tunggal (single row deep groove radial ball bearing),
sebanyak dua buah, masing-masing pada kedua ujung poros. Sketsa bantalan
Diagram benda bebas untuk gaya-gaya yang bekerja pada poros dan kedua
Bahan poros dan bahan bantalan mempunyai harga tekanan yang diizinkan
maka, Persamaan 2-38 dapat diketahui ukuran bantalan aksial yang akan dipakai :
C = Konstanta ( kg.mm/(mm2.s)
jadi tekanan yang terjadi pada bantalan aksial pada persamaan 2-40 :
1000
P= (2-40)
(π / 4). (d12 − d 22 )