Anda di halaman 1dari 7

CONTINUING MEDICAL

TINJAUANEDUCATION
PUSTAKA

Penatalaksanaan Migren
Dito Anurogo
RS PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

ABSTRAK
Tulisan ini membahas migren secara terpadu dan menyeluruh. Ulasan meliputi berbagai aspek migren, mulai dari definisi, epidemiologi, faktor-
faktor pencetus, penyebab dan perjalanan penyakit, klasifikasi, kriteria diagnosis, potret klinis, screening diagnostik, manajemen (termasuk terapi
pelengkap dan terapi di masa mendatang), pencegahan, hingga seni berkomunikasi.

Kata kunci: migren, epidemiologi, etiopatofisiologi, diagnosis, manajemen, profilaksis

ABSTRACT
This article discusses the comprehensive migraine management. The review includes various aspects of migraine, started from definition, epi-
demiology, trigger factors, etiopathophysiology, classification, diagnosis criteria, clinical picture, diagnostic screening, management (including
complementary and future therapies), prophylaxis, until the art of communication. Dito Anurogo. The Management of Migraine.

Key words: migraine, epidemiology, etiopathophysiology, diagnosis, management, prophylaxis

DEFINISI hilang per tahun untuk setiap pekerja atau vascular endings.14 Riset terbaru membuktikan
Migren merupakan gangguan nyeri kepala pelajar penderita migren, dan pada setiap bahwa amina, seperti tiramin dan oktopamin,
berulang, serangan berlangsung selama hari kerja hingga 90.000 orang tidak masuk berperan penting dalam patogenesis migren.15
4-72 jam dengan karakteristik khas: berlokasi kerja atau sekolah karena migren.7 Di Amerika Trace amine receptors (TAARs) dijumpai di
unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), in- Serikat, sekitar 18% wanita dan 6% pria berbagai jaringan dan organ, termasuk area otak
tensitas sedang atau berat, diperberat oleh menderita migren, prevalensinya meningkat yang spesifik, seperti rinensefalon, sistem limbik,
aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan tajam.8 Di Inggris dan Amerika Serikat, amigdala, hipotalamus, sistem ekstrapiramidal,
mual dan/atau fotofobia serta fonofobia.1 diperkirakan sekitar dua pertiga penderita dan locus coeruleus.16
migren tidak pernah berkonsultasi ke dokter,
EPIDEMIOLOGI tidak diberi tahu diagnosis yang tepat, dan Mekanisme utama yang mendasari terjadinya
Migren dialami oleh lebih dari 28 juta orang hanya diobati dengan (atau dibeli sendiri) migren meliputi teori biologis, psikologis, dan
di seluruh dunia. Diperkirakan prevalensinya obat-obat bebas tanpa resep dokter.9 psikofisiologis. Teori-teori biologis berfokus pada
di dunia mencapai 10%; wanita lebih banyak mekanisme serebrovaskular dan menekankan
daripada pria. Beberapa studi menunjukkan ETIOPATOFISIOLOGI peran agen-agen biokimiawi (misalnya,
bahwa prevalensi seumur hidup (lifetime Ada banyak hipotesis tentang migren. serotonin, histamin, dan katekolamin) yang
prevalence) pada wanita sebesar 25%, Hipotesis neurovaskular menyatakan bahwa berperan pada kejadian pemicu nyeri kepala.
sedangkan pada pria hanya sebesar 8%.6 Usia migren adalah kepekaan sistem trigeminal Teori-teori psikologis memusatkan pada
penderita terbanyak sekitar 25-55 tahun. Total vaskular yang diturunkan. Depresi menyebar hubungan berbagai variabel psikologis (misalnya,
biaya langsung dan tak langsung (direct and (spreading depression, SD), suatu bentuk kekhususan emosional, faktor psikodinamis,
indirect costs) diperkirakan 5,6 hingga 17,2 self-propagating front of depolarization yang kepribadian, stres, kondisi kejiwaan, penguatan
milyar dolar Amerika berdasarkan hilangnya dihubungkan dengan penurunan aktivitas atau reinforcement) dan kecenderungan
waktu kerja dan produktivitas akibat migren.3,4 bioelektrik persarafan selama beberapa menit, terhadap migren. Teori psikofisiologis me-
Migren menduduki peringkat ke-19 di antara dikemukakan berperan penting dalam induksi nekankan peran potensial ‘stres’ dan berusaha
semua penyakit penyebab hendaya (disability) fase aura. SD tampaknya bertanggung jawab menjelaskan mekanisme spesifik stres yang
atau cacat di dunia, dan peringkat ke-12 di menimbulkan nyeri dan gejala-gejala lain.12,13 SD memicu nyeri kepala. Tidak ada teori tunggal
antara wanita di seluruh dunia.5 dan aura dapat disebabkan oleh kadar glutamat yang dapat menjelaskan terjadinya migren,
abnormal pada individu rentan. Hal ini berbeda teori yang berlaku sekarang adalah berdasarkan
Di Inggris, migren diderita oleh lebih dari 14% pada fase awal migren tanpa aura, dimana suatu hyperexcitable ”trigeminovascular complex”
(7,6% pria dan 18,3% wanita) populasi; lebih platelet activating factor (PAF) dilepaskan dari pada penderita yang secara genetis cenderung
dari 6 juta orang. Sekitar 5,7 hari efektif kerja platelet dan leukosit, menyensitisasi trigeminal- menderita migren.17,18

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 731

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 731 10/25/2012 11:10:24 AM


TINJAUAN PUSTAKA

Pemicu Exclude sinister


Patient presenting with headache
Pemicu serangan migren akut bersifat headache (<1%)
multifaktorial, meliputi faktor hormonal Episodic tension QUESTION 1
(menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, type headache
Low What is the impact of the headache
(ETTH) (40-60%) on the sufferers daily life?
penggantian hormon), diet (alkohol, daging
yang me-ngandung nitrat, monosodium
High
glutamat, aspartam, cokelat, keju yang sudah
lama/basi, tidak makan, puasa, minuman
mengandung kafein), psikologis (stres, kondisi
Migraine/Chronic daily headache (CDH)
setelah stres/liburan akhir minggu, cemas, takut,
depresi), lingkungan fisik (cahaya menyilaukan, QUESTION 2
Episodic tension
cahaya terang, stimulasi visual, sinar berpendar/ type headache How many days of headache does
the patlent have every month?
berpijar, bau yang kuat, perubahan cuaca, (ETTH) (40-60%)
suara bising, ketinggian, mandi keramas), faktor >15 +15
yang berkaitan dengan tidur (kurang tidur,
terlalu banyak tidur), faktor yang berkaitan de-
CDH (5%) Migraine (10-12%)
ngan obat-obatan (atenolol, kafein, simetidin,
danazol, diklofenak, estrogen, H2-receptor QUESTION 3 QUESTION 4
blockers, histamin, hidralazin, indometasin, For patlents with chronic daily headache, on For patlent with migraine, does the patlent
nifedipin, nitrofurantoin, nitrogliserin, etinil how many days per week does the patlent experience reversible sensory symptoms
take symptomatic medications? associated with their attack?
estradiol, ranitidin, reserpin), dan faktor lainnya
<2 ±2 Yes No
(trauma kepala, latihan fisik, kelelahan).10,11
Episodic tension Episodic tension Episodic tension Episodic tension
KLASIFIKASI (INTERNATIONAL type headache type headache type headache type headache
HEADACHE SOCIETY)1 (ETTH) (40-60%) (ETTH) (40-60%) (ETTH) (40-60%) (ETTH) (40-60%)
1. Migren
1.1 Migren tanpa aura Bagan 1 Alur diagnostik nyeri kepala22,23
1.2 Migren dengan aura
1.2.1 Typical aura with migraine headache B. Serangan sakit kepala berlangsung 4 1.2.5 Sporadic hemiplegic migraine
1.2.2 Typical aura with non-migraine headache hingga 72 jam (tidak dirawat atau telah 1.2.6 Basilar-type migraine
1.2.3 Typical aura without headache dirawat namun belum sukses). C. Tidak berhubungan dengan gangguan
1.2.4 Familial hemiplegic migraine (FHM) C. Sakit kepala memiliki setidaknya dua dari lainnya.
1.2.5 Sporadic hemiplegic migraine karakteristik berikut:
1.2.6 Basilar-type migraine 1. Lokasinya satu sisi (unilateral) Familial hemiplegic migraine merupakan
1.3 Sindrom periodik masa anak yang umum 2. Kualitas berdenyut (pulsating) penyakit autosomal dominan. Dengan metode
sebagai prekursor migren 3. Intensitas nyeri sedang atau berat linkage analysis, diketahui beberapa marker
1.3.1 Cyclical vomiting 4. Diperberat oleh atau menyebabkan FHM berlokasi di 19p13. Pada FHM ditemukan
1.3.2 Abdominal migraine terganggunya aktivitas fisik rutin/harian mutasi di gen CACNA1A pada kromosom 19.
1.3.3 Benign paroxysmal vertigo of childhood (misalnya berjalan atau naik tangga) Gen CACNA1A diketahui mengkode subunit
1.4 Retinal migraine D. Selama sakit kepala berlangsung neural calcium channel. Loci linkage lainnya
1.5 Komplikasi migren setidaknya disertai satu hal berikut ini: pada kromosom 1q21-23 dan 1q31 telah
1.5.1 Chronic migraine 1. Mual dan/atau muntah dilaporkan19.
1.5.2 Status migrainosus 2. Photophobia dan phonophobia
1.5.3 Persistent aura without infarction E. Tidak berhubungan dengan gangguan POTRET KLINIS
1.5.4 Migrainous infarction lainnya. Serangan migren sering didahului oleh
1.5.5 Migraine-triggered seizure gejala-gejala peringatan (premonitory
1.6 Probable migraine Migren dengan aura1: symptoms) seperti: hiperosmia, menguap,
1.6.1 Probable migraine without aura A. Setidaknya dua serangan memenuhi perubahan mood, cemas, food craving, sexual
1.6.2 Probable migraine with aura kriteria B. excitement, fatigue dan kelabilan emosi yang
1.6.3 Probable chronic migraine B. Migren dengan aura memenuhi kriteria B berlangsung dari beberapa menit hingga
dan C untuk satu dari subklasifikasi 1.2.1-1.2.6 berhari-hari. Selain itu, serangan migren
DIAGNOSIS sebagai berikut: juga berhubungan dengan kehilangan atau
Kriteria diagnosis: 1.2.1 Typical aura with migraine headache berkurangnya selera makan, mual, muntah,
Migren tanpa aura1: 1.2.2 Typical aura with non-migraine headache dan sensitivitas terhadap sinar dan suara yang
A. Setidaknya lima serangan memenuhi kri- 1.2.3 Typical aura without headache makin memberat, dan seringkali melibatkan
teria B hingga D. 1.2.4 Familial hemiplegic migraine (FHM) gangguan mood, motorik, dan sensorik.20

732 CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 732 10/25/2012 11:10:27 AM


TINJAUAN PUSTAKA

SCREENING DIAGNOSTIK TERAPI mengatasi migren. Klorpromazin (25-50 mg


Diagnosis migren memiliki lima prediktor, Secara umum, direkomendasikan tiga lini IM), metoklopramid (10 mg IV atau IM), dan
yaitu berdenyut (pulsating), durasi 4–72 jam, terapi. Pemilihan obat bergantung pada proklorperazin (10 mg IV atau IM) juga telah
unilateral, mual, dan mengganggu aktivitas indikasi, pengalaman klinisi, cost-effectiveness, digunakan sebagai terapi tunggal untuk
(disabling).21 Terkadang gejala awal migren efek samping, waktu paruh, keterjangkauan, mengatasi migren.35
mirip dengan penyakit lainnya. Karena itu, dan ketersediaan obat.
diperlukan diagnosis banding. Pemilahan Terapi akut spesifik
diagnosis banding dari nyeri kepala yang Terapi lini pertama menggunakan antiemetik Triptan
spesifik menuju diagnosis migren dapat oral atau intravena, parasetamol, asam asetil- Sumatriptan, triptan yang pertama, pada
dilihat dari bagan 1. salisilat (ASA), NSAID (ibuprofen, naproksen, mulanya tersedia dalam sediaan subkutan.
diklofenak), fenotiazin, di-hidroergotamin Enam triptan yang ditemukan setelah
MANAJEMEN (DHE) intranasal atau subkutan, naratriptan, sumatriptan ialah almotriptan, eletriptan,
Secara umum dibedakan menjadi terapi rizatriptan, atau zolmitriptan.24-32Terapi lini kedua frovatriptan, naratriptan, rizatriptan, dan
farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi menggunakan antiemetik (intravena), NSAID zolmitriptan. Onset tercepat dijumpai pada
farmakologis termasuk simtomatis, abortif, (mis., ketorolak intramuskular), sumatriptan pemberian sumatriptan subkutan. Eletriptan
dan pencegahan (proflaktik). Tidak perlu resep (subkutan), ergotamin, haloperidol, lidokain dan rizatriptan adalah triptan oral dengan
obat dokter bila serangan migren jarang- intranasal, opiat intranasal, kortikosteroid, aksi paling cepat, yang efeknya terlihat
jarang dan dengan mudah dihilangkan fenotiazin, atau opiat.24-32 Terapi lini ketiga setelah 30 menit. Almotriptan, sumatriptan,
dengan tidur. Untuk sebagian besar penderita, menggunakan sumatriptan (intranasal), dan zolmitriptan bekerja dalam waktu 45-60
terapi simtomatis atau abortif saja sudah fenotiazin intravena, barbiturat. 24-32 Tiga lini menit. Yang paling memungkinkan untuk
cukup. Untuk episode yang sering, diperlukan terapi migren di atas secara umum dapat keberhasilan terapi secara konsisten adalah
terapi kombinasi antara simtomatis, abortif, dikelompokkan lagi menjadi terapi akut non- almotriptan, eletriptan, dan rizatriptan. Efek
dan profilaktik.38-40 Seorang klinisi hendaknya spesifik dan terapi akut spesifik. samping paling rendah dilaporkan pada
memahami terapi yang tepat dan efektif almotriptan, eletriptan, dan naratriptan.
untuk penderita migren. Terapi akut non-spesifik Triptan lebih efektif bila nyeri kepala masih
Analgesik dan NSAID (non-steroidal anti- ringan, tidak bermanfaat bila diminum
Pengobatan penderita migren dengan inflammatory drugs) sebelum onset nyeri kepala, atau selama
penyerta/komorbiditas juga memerlukan Analgesik dan NSAID merupakan terapi akut gejala-gejala premonitory atau aura.
perhatian, misalnya migren pada wanita lini pertama. Obat-obat golongan ini meliputi Kontraindikasi pemberian triptan antara lain
hamil, migren dengan depresi, migren asam asetilsalisilat (500-1000 mg), kalium penyakit arteri yang tidak diobati, penyakit
dengan hipertensi, migren dengan asma. diklofenak (50-100 mg), flubiprofen (100-300 Raynaud, kehamilan, laktasi, gagal ginjal
Untuk wanita hamil setelah trimester pertama, mg), ibuprofen (400-2400 mg atau 200-800 berat, dan gagal hati berat. Triptan sebaiknya
steroid merupakan obat yang paling aman mg), naproxen (750-1250 mg), naproksen dihindari penderita dengan aura yang tidak
untuk mengakhiri serangan. Contoh lainnya, sodium (550-1100 mg), parasetamol (1000 biasa atau memanjang, migren basilar, dan
memberikan beta-bloker, antagonis kalsium, mg), piroksikam SL (40 mg), dan asam migren hemiplegik.36
atau angiotensin receptor blocker (ARB) untuk tolfenamat (200-400 mg). Kombinasi
penderita migren berat dengan hipertensi, analgesik seperti: parasetamol, aspirin dan Turunan ergot
atau antidepresan trisiklik untuk penderita kafein, secara signifikan terbukti lebih efektif Dihidroergotamin dapat diberikan secara
migren dengan depresi atau yang sulit tidur, daripada plasebo33,34,42. Terkadang efikasi intramuskuler, intravena, subkutan, dan in-
dapat memberikan manfaat bagi kedua analgesik dilengkapi dengan pemberian tranasal. Kontraindikasi pemberian turunan
kondisi medis (migren dan penyertanya). Obat bersama metoklopramid (5 mg atau 10 mg ergot sama seperti kontraindikasi pemberian
tertentu perlu diperhatikan, seperti beta-bloker oral) diberikan sebelum atau bersamaan triptan.37
pada penderita depresi, asma, dan hipotensi, dengan analgesik oral); penambahan ini dapat
atau carbonic anhydrase inhibitor membrane meningkatkan absorpsi asam asetilsalisilat, Manajemen migren akut
stabilisers (topiramat dan zonisamid) pada menurunkan mual, dan memperbaiki respons Di IGD, untuk migren derajat ringan/sedang
penderita dengan batu ginjal.42 terapeutik.42 dan pasien belum minum obat, dapat
diberikan aspirin 900 mg dan metoklopramid
Menstrual migraine (migren yang berkaitan Antiemetik 10 mg per oral.38-40 Untuk migren sedang
dengan menstruasi) memerlukan pendekatan Beberapa agen gastroprokinetik efektif hingga berat, ada dua pilihan. Pilihan pertama,
tersendiri. Hasil studi posthoc subanalysis of mengatasi mual dan muntah pada penderita bila sudah diberi obat dokter, biasa minum
a controlled randomized trial menunjukkan migren. Contoh obat golongan ini adalah obat, atau disertai muntah, dapat diberikan
bahwa regimen frovatriptan (2,5 mg) selama metoklopramid (10 mg PO, IM, atau IV) dan metoklopramid 10 mg IM atau proklorperazin
6 hari terbukti efektif dalam pencegahan domperidon (20-30 mg PO atau PR), yang 12,5 mg IM atau sumatriptan 6 mg SC. Pilihan
jangka pendek. Berbagai kondisi lain, seperti memiliki keuntungan tambahan dalam kedua, untuk migren derajat sedang hingga
kenyamanan psikologis, ketenangan jiwa, dan meningkatkan bioavailabilitas obat-obat berat (pada situasi kegawatdaruratan), bisa
faktor stresor, juga perlu diperhatikan.43 yang diberikan bersamaan secara oral untuk digunakan klorpromazin 25 mg dalam 1.000

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 733

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 733 10/25/2012 11:10:28 AM


TINJAUAN PUSTAKA

mL saline normal IV, diberikan dalam 30-60 pada sebuah RCT (randomised controlled MK-0974, antagonis CGRP, tablet yang sudah
menit (diulangi bila perlu), atau proklorperazin trial)47 dan metaanalisis membuktikan bahwa melalui uji klinis fase 3, efektif untuk medikasi
12,5 mg IV atau sumatriptan 6 mg SC.38-40 hipnosis bermanfaat bila dikombinasikan migren akut, bekerja sebaik triptan pada 2 jam,
dengan CBT.48 Adapun prototipe hipnoterapi dan lebih baik pada 24 jam. Keunggulannya,
Untuk mencegah penderita migren akut terdiri atas 11 komponen49: tidak menyebabkan vasokonstriksi dan
menjadi kronis, diperlukan pula pendekatan 1. Penilaian dan izin (clearance) medis memiliki lebih sedikit efek samping dibanding
psikosomatik yang meliputi penilaian fisik 2. Edukasi dan penegakan hubungan golongan triptan. Obat golongan lain yang
dan mental, contohnya autogenic training, 3. Pendalaman dan induksi hipnotik juga sedang dikembangkan adalah nitric
biofeedback therapy, dan cognitive therapy. 4. Relaksasi dan menciptakan rasa/sensasi oxide synthase inhibitor dan AMPA/kainate
Hal ini perlu dilakukan mengingat stres sosial nyaman antagonist.42 Memantin (dosis minimal 10 mg
dan psikologis serta gangguan ansietas 5. Latihan mind-over-body bid) juga terbukti efektif untuk berbagai tipe
dan depresi adalah faktor terpenting dalam 6. Penguatan ego nyeri kepala, terutama migren.42
perjalanan dan pemeliharaan penderita 7. Penatalaksanaan nyeri melalui relaksasi
migren.41 dan pengiriman kehangatan Profilaksis
8. Latihan imagery untuk penyembuhan Indikasi umum profilaksis migren antara lain (1)
Terapi komplemen 9. Sugesti pasca-hipnotik nyeri kepala yang berkaitan dengan disabilitas
Selain medikamentosa, suplemen magnesium 10. Keterampilan pemecahan masalah terjadi tiga hari atau lebih per bulannya, (2)
oral juga dapat dipakai sebagai komplemen, (problem-solving) durasi migren lebih dari 48 jam, (3) medikasi
berupa magnesium disitrat, dalam dosis 600 11. Pelatihan self-hypnosis. migren akut tidak efektif, dikontraindikasikan,
mg/hari, atau bentuk garam magnesium atau dipakai berlebihan (overused), (4)
lainnya, seperti chelated magnesium, Dalam hipnoterapi, ada tujuh area pada serangan menghasilkan disabilitas berat,
magnesium oksida, dan magnesium lepas penderita migren yang dapat dijangkau aura yang memanjang, atau nyata terjadi
lambat (bentuk terbaik untuk diabsorpsi), menggunakan teknik ideomotor signaling, migrainous infarction, (5) serangan lebih dari
dengan dosis harian 400 mg dan efek samping meliputi fungsi adaptif atau perolehan dua sampai empat kali per bulan meskipun
diare. Petasites hybridus, dengan dosis 75 sekunder untuk berbagai gejala, self- dengan pemeliharaan/perawatan memadai,
mg dua kali sehari selama 1 bulan, lalu 50 punishment dengan memiliki migren, inner (6) pasien lebih memilih terapi preventif.52
mg dua kali sehari, Feverfew (100 mg setiap conflict yang menyebabkan migren, jejak
hari), CoQ10 (300 mg setiap hari), riboflavin (imprints) atau perintah (commands) yang
(vitamin B2), dengan dosis 400 mg setiap ditransformasikan menjadi migren, migren Terdapat lima medikasi yang telah disetujui
hari, dan asam alfa lipoat (600 mg setiap hari) sebagai simbol berbagai pengalaman masa US FDA untuk pencegahan migren, yaitu
merupakan komplemen lain yang pernah lalu, migraen diadopsi sebagai bentuk metisergid (tidak lagi tersedia di Amerika
digunakan.38-40 identifikasi, dan migren sebagai simbol nyeri Serikat), propranolol, timolol, natrium
di dalam tubuh (inner pain). Teknik ideomotor divalproat, dan topiramat.42 Natrium divalproat
Prosedur psikologis, seperti biofeedback signaling ini merupakan teknik yang paling dan topiramat adalah neuromodulator yang
termal dan ekstrakranial, terapi relaksasi, sederhana dan paling luas digunakan.50 telah disetujui FDA untuk profilaksis migren
terapi perilaku, terapi kognitif, dan kombinasi pada pasien dewasa. Neuromodulator lain
berbagai prosedur ini, secara umum efektif. Terapi masa depan yang terkadang digunakan ialah gabapentin,
Sejumlah metaanalisis mengindikasikan Reseptor CGRP adalah target molekuler lamotrigin, levetirasetam, dan zonisamid.54
bahwa latihan relaksasi, temperature yang penting untuk perkembangan obat-
biofeedback training, temperature biofeedback obat antimigren. Antagonis reseptor-CGRP Bahan alami untuk mencegah migren antara
plus relaxation training, EMG biofeedback dosis tinggi diperlukan untuk mendapatkan lain gingkolide B, suatu antiplatelet activating
training, cognitive-behavioral therapy (CBT), efek terapeutik. Telcagepant adalah substrat factor (PAF) alami, ekstrak utama herbal ginkgo
dan CBT plus temperature biofeedback lebih yang dikenal untuk P-glycoprotein efflux biloba. PAF adalah zat proinflamasi yang kuat
efektif dibandingkan dengan kontrol.44- transporter, penghambat reseptor CGRP dan agen nosiseptif yang dilepaskan selama
45
Terapi alternatif atau komplemen lain, (calcitonin gene-related peptide receptor proses inflamasi. Gingkolide B memodulasi aksi
seperti chiropractic, osteopathy, acupuncture, blockers) di beberapa tempat pada sistem asam glutamat (neurotransmiter eksitatorik
transcutaneous electrical stimulation, saraf pusat dan trigeminal, membebaskan utama pada sistem saraf pusat). Gingkolide B
naturopathy, dan homeopathy, masih dari atau meringankan nyeri. Telcagepant tidak efektif digunakan pada kasus migren dengan
memerlukan riset lanjutan guna membuktikan menyebabkan vasokonstriksi, keterbatasan atau tanpa aura.55
efektivitasnya.46 utama triptan. Efek samping telcagepant dosis
150 mg dan 300 mg paling sering adalah Untuk profilaksis lini pertama, obat-obatnya
Hipnosis/hipnoterapi digunakan untuk mulut kering, somnolen, pusing, mual, dan antara lain adalah amitriptilin, propranolol,
meminimalkan nyeri selama serangan dan fatigue. Telcagepant oral (140 atau 280 mg dan nadolol. Untuk profilaksis lini kedua, dapat
untuk menjadi tetap waspada tentang kejadian diberikan 2 kali sehari selama 12 minggu) digunakan topiramat, gabapentin, venlafaksin,
psikologis yang memicu serangan nyeri kepala. digunakan untuk mencegah serangan migren kandesartan, lisinopril, magnesium, butterbur,
Hipnosis lebih efektif dibanding proklorperazin pada orang sehat.51 koenzim Q10, dan riboflavin. Untuk

734 CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 734 10/25/2012 11:10:29 AM


TINJAUAN PUSTAKA

Berikut ini beberapa medikamentosa untuk mencegah migren42, 53: profilaksis lini ketiga, dapat dipakai flunarizin,
Nama Obat Dosis Mekanisme / Keterangan pizotifen, dan natrium divalproat. Beberapa
1.Produk alami pertimbangan khusus sebelum dokter
a. Riboflavin (vitamin B2) 400 mg/hari Prekursor flavin mononucleotide dan memberikan profilaksis meliputi ada tidaknya
flavin adenine dinucleotide, untuk aktivitas hipertensi atau penyakit kardiovaskuler,
flavoenzim yang terlibat rangkaian transpor
elektron di mitokondria sel gangguan mood, insomnia inisial, kejang,
b. Magnesium Dimulai dari 64 mg bid (Mg lepas lambat) Kadar magnesium yang rendah berkaitan obesitas, kehamilan, dan toleransi rendah
hingga 128 mg bid, atau digunakan dalam dengan cascade peristiwa yang memicu terhadap efek samping medikasi.56 Selain
dosis yang lebih tinggi untuk garam lainnya, migren
yakni 200 mg bid atau 400 mg QD medikamentosa, penggunaan migraine
2. Obat antiepilepsi headache trigger diary (buku harian migren)
a. Gabapentin 1.800 hingga 2.400 mg per hari Antikonvulsan secara struktural juga dapat disarankan.
berhubungan dengan inhibitory
neurotransmitter gammaaminobutyric acid
(GABA); gabapentin efektif terutama untuk SENI BERKOMUNIKASI
mengobati sindrom nyeri kronis Teknik komunikasi yang direkomendasikan
b. Topiramat Dosis 125 mg (25-200 mg), harus dinaikkan Antikonvulsan dengan struktur unik, diserap oleh American Migraine Communication Study
bertahap sebesar 15 atau 25 mg per hari cepat dan penuh
untuk menghindari efek samping (parestesia adalah open-ended questions dan ask-tell-ask
tangan dan kaki, disfungsi kognitif ) strategies.57
c. Tiagabin Dosis rata-rata 10 mg/hari Mempertinggi neurotransmisi inhibitorik
yang dimediasi GABA.
Tiagabine meningkatkan GABA yang tersedia 1. Teknik open-ended questions, misalnya:
di ruang ekstraseluler globus pallidus, ventral - Bagaimana migren mengubah kehidupan
pallidum, dan substantia nigra; mengarah
pada suatu mekanisme aksi GABA-mediated sehari-hari Anda?
anticonvulsant - Ceritakan (secara detail) tentang
d. Levetirasetam Dosis 2000-4500 mg/hari dalam dua atau Derivat pirolidin, suatu agen antikonvulsan pengaruh migren pada pekerjaan, keluarga,
tiga dosis yang secara struktur tidak berkaitan dengan
antikonvulsan lain dan kehidupan sosial Anda!
e. Zonisamid Diberikan 100 mg saat senja/malam hari Memiliki kombinasi aksi farmakologis yang - Deskripsikan bagaimana rasanya
setiap hari ketiga lalu dinaikkan setiap dua unik: menghambat voltage-gated Na+ menderita migren!
minggu sampai dosis maksimum 600 mg channels dan merintangi T-type calcium
sehari dalam 4 atau 5 dosis channels - Bagaimana migren yang Anda derita
3. Golongan serotonergik mempengaruhi Anda, terutama di antara
a. Metisergid Dosis awal 2 mg setiap hari, Efek samping: mual, kram otot, berat badan serangan?
dapat ditingkatkan bertahap hingga 6 mg/ naik, nyeri perut, diare, gejala-gejala psikiatris,
hari dalam 3 dosis terbagi mengantuk, dan parestesia
Kontraindikasi: penyakit arteri koroner, 2. Teknik ask-tell-ask strategies
penyakit vaskuler perifer, hipertensi, hamil, - Bertanyalah kepada pasien apa yang
ulkus peptik, flebitis, penyakit paru, hepar,
dan ginjal mereka ketahui tentang migren dan
b. Pizotifen 1,5 sampai 3 mg sebelum tidur Antagonis 5-HT2, dengan efek samping pengobatannya
utama berupa mengantuk dan kenaikan - Berkatalah kepada pasien apa yang mereka
berat badan
ingin ketahui dan apa yang direkomendasikan
4.Lain-lain
(disesuaikan dengan apa yang telah mereka
a. Montelukast sodium 10 atau 20 mg Efektif dan ditoleransi baik serta efikasi dan
keamanan telah teruji pada anak dan remaja katakan)
b. Lisinopril (LSN) Dosis oral harian 5-40 mg (dalam dosis LSN adalah dikarboksil yang mengandung - Bertanyalah kepada pasien apakah
tunggal atau terbagi), 10 mg setiap hari angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, mereka: memiliki pertanyaan lebih lanjut,
untuk terapi awal bekerja menghambat konversi angiotensin I
menjadi angiotensin II, mengubah aktivitas setuju dengan penilaian dan rekomendasi
simpatis, menghambat aktivitas radikal dokter
bebas, meningkatkan sintesis prostasiklin,
serta menghambat degradasi bradikinin, - Antisipasilah kesulitan yang mungkin
ensefalin, dan substansi P dialami pasien saat telah setuju dengan
c. Toksin botulinum tipe A Dosis 25 U atau 75 U, injeksi sebaiknya Injeksi perikranial toksin botulinum tipe A rekomendasi dokter.
diulangi setiap 3 bulan dosis 25 U terlapor aman dan secara signifikan
mengurangi frekuensi dan keparahan Seni berkomunikasi membuat manajemen
migren, nyeri, penggunaan medikasi akut, dan profilaksis migren menjadi lebih efektif
dan muntah
dan lebih terfokus.54
d. Melatonin 3 mg Efektif mencegah migren; pada dosis hingga
15 mg malam hari, efektif untuk gangguan
tidur. UCAPAN TERIMA KASIH
5. Obat masa depan Penulis berterimakasih kepada Irawan
a. Calcitonin gene-related Pada model in vivo, dosis BIBN4096BS antara CGRP adalah vasodilator endogen yang Satriotomo dari Universitas Wisconsin,
peptide antagonism (CGRP) 1-30 μg/kg IV menghalangi efek CGRP diketahui paling poten; BIBN4096BS
merupakan molekul kecil pertama sebagai Madison, USA dan Arli Aditya Parikesit dari
antagonis selektif CGRP yang berhasil Universitas Leipzig, Jerman atas bantuan
disintesis.
akses referensi.

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 735

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 735 10/25/2012 11:10:30 AM


TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
1. Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society. The International Classification of Headache Disorders: 2nd edition. Cephalalgia 2004;24 Suppl 1:1–160.
2. Rasmussen BK. Epidemiology of headache. Cephalalgia.1995;15(1):45–68.
3. De Lissovoy G, Lazarus SS. The economic cost of migraine. Present state of knowledge. Neurology 1994;44(6 Suppl 4):S56-62.
4. Osterhaus J, Gutterman D, Plachetka J. Health care resources and lost labor costs of migraine headache in the United States. Pharmacoeconomics 1992;2:67-76.
5. World Health Organization. Mental Health: New Understanding, WHO: New Hope, Geneva, 2001.
6. Rasmussen BK, Jensen R, Schroll M, Olesen J. Epidemiology of headache in a general population – a prevalence study. J. Clin. Epidemiol. 1991; 44(11): 1147–57.
7. Steiner TJ, Scher AI, Stewart WF, Kolodner K, Liberman J, Lipton RB. The prevalence and disability burden of adult migraine in England and their relationships to age, gender and ethnicity.
Cephalalgia. 2003; 23(7): 519–27.
8. Silberstein SD, Rosenberg J. Multispecialty consensus on diagnosis and treatment of headache. Neurology 2000; 54: 1553.
9. Lipton RB, Scher AI, Steiner TJ, et al. Patterns of health care utilization for migraine in England and in the United States. Neurology. 2003; 60(3): 441–8.
10. Mathew NT, Tfelt-Hansen P. General and Pharmacologic Approach to Migraine management. In: Olesen J, Goadsby PJ, Ramadan NM, Tfelt-Hansen P, Welch KMA, eds. The Headaches, 3rd
ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006 p.433-440.
11. Chowdhury D. Acute Management of Migraine.JAPI 2010;58:21-25.
12. Bogdanov VB, Multon S, Chauvel V, Bogdanova OV, Makarchuk MY, Schoenen J. Cortical spreading depression and associated neuronal Fos expression in rats are affected differentially by
chronic treatment with lamotrigine, valproate or riboflavin. Cephalalgia 2009;29(Suppl 1):10.
13. Dalkara T, Zervas NT, Moskovitz MA (2006) From spreading depression to trigeminovascular system. Neurol Sci 27(Suppl 2):S86–S90.
14. Usai S, Grazzi L, Bussone G. Gingkolide B as migraine preventive treatment in young age: results at 1-year follow-up. Neurol Sci 2011(32);Suppl 1:S197–S199.
15. D’Andrea G, Terrazzino S, Fortin D, Cocco P, Balbi T. Elusive amines and primary headaches: historical background and prospectives. Neurol Sci 2003;24:S65–S67.
16. Borowsky B, Adham N, Jones KA et al (2001) Trace amines: identification of a family of mammalian G protein-coupled receptors. Proc Natl Acad Sci USA 98:933–941.
17. D’Andrea G, Leon A. Pathogenesis of migraine: from neurotransmitters to neuromodulators and beyond. Neurol Sci 2010;31 (Suppl 1):S1–S7.
18. Chakravarty A. How triggers trigger acute migraine attacks: A hypothesis. Med Hypothes 2010;74:750–753.
19. Montagna P. Molecular genetics and migraine. J Headache Pain 2000;1:S135–S140.
20. Kelly AM. Specific pain syndromes: Headache. In: Mace S, Ducharme J, Murphy MF. (Eds) Pain management and sedation: emergency department management. McGraw-Hill Profession-
al.2005.
21. Detsky ME, McDonald DR, Baerlocker MO, Tomlinson GA, McCory DC, Booth CM. Does this patient with headache have a migraine or need neuroimaging? JAMA. 2006; 296: 1274–83.
22. Dowson AJ, Lipsombe S, Sender J et al. New guidelines for the management of migraine in primary care. Curr Med Res Opin.2002;18:414-439.
23. MIPCA guidelines for the management of migraine in primary care: Second Edition. Number 8, January 2004:1-4.
24. Bartelink ME, Van Duijn NP, Knuistingh NA, Ongering JEP, Oosterhuis WW, Post D, et al. NHG-Standard migraine. In: Geijer RM, Burgers JS, Van der Laan JR, Wiersma T, Rosmalen CFH, Thomas
S, et al, editors. NHG-Standards for the general practitioner I. Utrecht, The Netherlands: Netherlands College of General Practitioners; 1999.
25. Quality-control committee of the Netherlands Society for Neurology. Guidelines for diagnostics and treatment of chronic migraine headache recurrence without neurological abnormali-
ties. Utrecht, The Netherlands: Netherlands Society for Neurology; 1997.
26. Matchar DB, Young WB, Rosenberg JH, Pietrzak MP, Silberstein SD, Lipton RB, et al. Evidence-based guidelines for migraine headache in the primary care setting: pharmacological manage-
ment of acute attacks. Saint Paul, Minn: American Academy of Neurology; 2000. Available at: www.aan.com/professionals/practice/pdfs/gl0087.pdf. Accessed 2005 May 2.
27. Snow V, Weiss K, Wall EM, Mottur-Pilson C, American Academy of Family Physicians, American College of Physicians–American Society of Internal Medicine. Pharmacologic management
of acute attacks of migraine and prevention of migraine headache. Ann Intern Med 2002;137:840-9.
28. Pryse-Phillips WE, Dodick DW, Edmeads JG, Gawel MJ, Nelson RF, Purdy RA, et al. Guidelines for the diagnosis and management of migraine in clinical practice. Canadian Headache Society.
CMAJ 1997;156(9):1273-87.
29. Canadian Association of Emergency Physicians. Guidelines for the acute management of migraine headache. J Emerg Med 1999;17(1):137-44.
30. Diener HC, Brune K, Gerber WD, Gobel H, Pfaffenrath V. Behandlung der Migräneattacke und Migräneprofylaxe. Empfehlungen der Deutschen Migräneund Kopfschmerzgesellschaft.
[Treatment of migraine attacks and migraine prophylaxis: recommendations of the German Migraine and Headache Society]. Med Monatsschr Pharm 1998;21(2):30-9.
31. Therapeutics Initiative: Treatment of acute migraine headaches. Ther Lett 1997;22:1-2.
32. Schuurmans A, van Weel C. Pharmacologic treatment of migraine: Comparison of guidelines. Can Fam Physician 2005;51:838-843.
33. Diener HC, Montagna P, Gacs G, et al. Efficacy and tolerability of diclofenac potassium sachets in migraine: a randomized,double-blind, cross-over study in comparison with diclofenac
potassium tablets and placebo. Cephalalgia. 2006; 26(5):537–47.
34. Lipton RB, Goldstein J, Baggish JS, Yataco AR, Sorrentino JV, Quiring JN. Aspirin is efficacious for the treatment of acutemigraine. Headache. 2005; 45(4): 283–92.
35. Ross-Lee LM, Eadie MJ, Heazlewood V, Bochner F, Tyrer JH. Aspirin pharmacokinetics in migraine. The effect of metoclopramide. Eur. J. Clin. Pharmacol. 1983; 24: 777–85.
36. Bates D, Ashford E, Dawson R, et al. Subcutaneous sumatriptan during the migraine aura. Sumatriptan Aura Study Group. Neurology. 1994; 44(9): 1587–92.
37. MacGregor A. Acute migraine attacks. In: Candelise L, Hughes R, Liberati A, Uitdehaag BMJ, Warlow C (Ed.). Evidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders. Blackwell
Publishing. USA. 2007. Part 2: Chapter 5, page 29-39.
38. Lipton RB, Gobel H, Einhaupl KM et al., “Petasites hybridus root (butterbur) is an effective preventive treatment for migraine”, Neurology (2004);63: pp. 2240–2244.
39. Sandor PS, Di Clemente L, Coppola G et al., “Efficacy of coenzyme Q10 in migraine prophylaxis: a randomized controlled trial”, Neurology (2005);64: pp. 713–715.
40. Sun-Edelstein C, Mauskop A. Foods and Supplements in the Management of Migraine Headaches. Clin J Pain 2009;25:446–452.
41. Hashizume M. Psychosomatic approach for chronic migraine. Rinsho Shinkeigaku. 2011 Nov;51(11):1153-5.
42. Rapoport AM. Acute and prophylactic treatments for migraine: present and future. Neurol Sci 2008;29:S110–S122.

736 CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 736 10/25/2012 11:10:30 AM


TINJAUAN PUSTAKA

43. Silberstein SD, Berner T, Tobin J, Xiang Q, Campbell JC. Scheduled Short-Term Prevention With Frovatriptan for Migraine Occurring Exclusively in Association With Menstruation. Headache
2009:49;1283-1297.
44. Alladin A. Psychological Factors in the Management of Migraine Headache. Unpublished PhD dissertation. University of Manchester. 1991.
45. McGrath PJ, Penzien D, Rains JC. Psychological and behavioral treatments of migraines. In: Olesen J, Goadsby PJ, Ramadan NM, et al., editors. The Headaches. 3rd ed. Philadelphia: Lippin-
cott Williams and Wilkins. 2006. pp. 441–8.
46. Pryse-Phillips W E.M., Dodick DW, Edmeads JG, Gawel MJ, Nelson RF, Purdy RA, et.al. Guidelines for the nonpharmacologic management of migraine in clinical practice. CMAJ 1998
July;159(1):47-54.
47. Anderson JAD, Bastian MA, Dalton R. Migraine and hypnotherapy. Int J Exp Clin Hypn 1975;23:48-58.
48. Kirsch I, Montgomery G, Sapirstein G. Hypnosis as an adjunct to cognitive–behavioral psychotherapy; a meta-analysis. J Consult Clin Psychol 1995;63:214-20.
49. Bakal DA. The Psychology of Chronic Headache. New York: Springer Publishing Company, Inc. 1982.
50. Hammond DC. Hypnotic Induction and Suggestion. Chicago, Illinois: American Society of Clinical Hypnosis. 1998.
51. Edvinsson L, Linde M. New drugs in migraine treatment and prophylaxis: telcagepant and topiramate. Lancet 2010; 376:645–55.
52. Loder E, Biondi D. General Principles of Migraine Management: The Changing Role of Prevention. Headache 2005;45[Suppl 1]:S33-S47.
53. Bigal ME, Rapoport AM, Sheftell FD, Tepper SJ. New migraine preventive options: an update with pathophysiological considerations. Rev.Hosp.Clín.Fac.Med.S.Paulo 2002;57(6):293-298.
54. Kaniecki R. Neuromodulators for Migraine Prevention. Headache 2008;48:586-600.
55. Usai S, Grazzi L, Bussone G. Gingkolide B as migraine preventive treatment in young age: results at 1-year follow-up. Neurol Sci 2011(32);Suppl 1:S197–S199.
56. Pringsheim T, Davenport WJ, Becker WJ. Prophylaxis of migraine headache. CMAJ 2010(4);182(7):E269-E276.
57. Hahn SR, Nelson M, Lipton RB. Provider-patient migraine discussions: Results of American Migraine Communication Study (AMCS). Presented at the 58th Annual Meeting of the American
Academy of Neurology; San Diego, California, April 1-8, 2006. Poster P03.190.

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 737

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 737 10/25/2012 11:10:31 AM

Anda mungkin juga menyukai