Penjumlahan Vektor
Edisi Kedua
Untuk SMA kelas X
(Telah disesuaikan dengan KTSP)
Lisensi Dokumen :
Copyright © 2008‐2009 GuruMuda.Com
Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara
bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus
atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam
setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali
mendapatkan ijin terlebih dahulu dari GuruMuda.Com.
Penulis
Alexander san lohat
(san)
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 1
SERI EBOOK GURUMUDA
Contact Person
Anda bisa menghubungi saya melalui beberapa jalur di bawah :
Blog : http://www.gurumuda.com
Email : info@gurumuda.com
Testimonial dan Saran
Apapun pendapat anda mengenai tulisan saya, silahkan memberikan testimonial atau saran konstruktif
demi pengembangan ebook ini menjadi lebih baik. Testimonial atau saran yang bersifat membangun
dari anda bisa dikirim ke email berikut :
saran@gurumuda.com
Terima kasih atas partisipasi anda
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 2
SERI EBOOK GURUMUDA
Materi Pembelajaran :
Penjumlahan Vektor
Tujuan Pembelajaran :
Kompetensi Dasar :
Melakukan penjumlahan vektor
Indikator :
a. Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis
b. Menjumlahkan dua vektor secara analisis
Tujuan pembelajaran di atas merupakan tuntutan dari Depdiknas RI dalam KTSP. Jadi dirimu harus
mencapai Kompetensi dasar dan Indikator tersebut. Kalau tidak bisa, ntar dapat nilai merah :) alias tidak
lulus. Nah, kali ini Gurumuda membimbing dirimu untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran di atas.
Selamat belajar ☺
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 3
SERI EBOOK GURUMUDA
Konsep Besaran Vektor
vektor tuH apa sich ? vektor tuh sejenis roti bakar ;) hiks2... vektor tuh besaran fisika yang mempunyai
nilai dan arah. Temannya vektor itu skalar. Skalar merupakan besaran fisika yang hanya punya nilai saja.
Contoh : berapa massa tubuh anda ? misalnya anda menjawab, massa tubuh saya adalah 40 kg arahnya
ke timur. Aneh khan pernyataan ini ? ya aneh bahkan lucu karena massa tubuh kita hanya punya nilai
alias besar saja. Ini contoh besaran skalar
Kalau saya mengatakan sepeda motor saya bergerak dengan kecepatan 40 km/jam. Apa informasi ini
sudah cukup bagi anda ? belum... anda pasti bingung, saya sedang pergi ke mana. Ilustrasinya seperti ini.
Misalnya anda mau pergi ke toko buku. Anda menghampiri taxi atau ojek yang sedang parkir di pinggir
jalan, lalu tanpa sadar bilang... pak, cepat ya pak. Selesai... apa sopir taxi atau abang ojeknya tidak
bingung ? malah anda bisa dibawa ke mall atau jalan2 keliling kota. Apa yang kurang dalam pernyataan
anda ? Arah ! mau ke mana de ? nah, ini merupakan contoh besaran vektor
Contoh lain dari besaran vektor adalah perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dkk... jangan dihafal.
Coba pahami saja, mengapa perpindahan atau gaya termasuk besaran vektor. Demikian juga mengapa
massa, usaha, energi dkk termasuk besaran skalar
Menggambar Vektor
Sebelum kita belajar menjumlahkan vektor, pahami terlebih dahulu bagaimana cara menggambar
vektor. Vektor itu besaran yang punya nilai dan arah. Oleh karena itu, dalam menggambarkan vektor,
selain besar, kita juga perlu memperhatikan arah.
Dalam gambar, besar suatu vektor biasa dinyatakan dengan satuan panjang atau skala tertentu.
Sedangkan arah vektor biasa dinyatakan dalam sudut atau arah mata angin.
Contoh 1 :
Sebuah mobil sedang bergerak ke utara dengan kecepatan 60 km/jam. Gambarkan vektor kecepatan
mobil tersebut.
Untuk contoh ini, kita bisa menetapkan skala 10 km/jam = 1 satuan. Atau kalau skala ini membuat
gambar kita terlalu panjang, gunakan skala lain. Misalnya 20 km/jam = 1 satuan. Bagaimana dengan
arah ? arah kecepatan mobil ke utara, sehingga arah vektor kecepatan yang kita gambar perlu
berpatokan pada arah mata angin. Perhatikan gambar di bawah
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 4
SERI EBOOK GURUMUDA
Contoh 2 :
Sebuah mobil bergerak ke timur sejauh 60 km. Gambarkan vektor perpindahan mobil tersebut.
Contoh 3 :
Vektor gaya 20 N dalam arah 45o terhadap sumbu x positif
Contoh 4 :
Gaya 40 N dalam arah ‐30o terhadap sumbu y (ke kanan)
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 5
SERI EBOOK GURUMUDA
Contoh 5 :
Gaya 120 N, 120o terhadap sumbu x
Contoh 6 :
Vektor perpindahan 80 m, ‐60o terhadap sumbu x
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 6
SERI EBOOK GURUMUDA
Menjumlahkan Vektor
Dalam menjumlahkan vektor, kita bisa menggunakan cara grafis dan cara analitis. Penjumlahan vektor
secara grafis dan analitis itu maksudnya bagaimana ? penjumlahan vektor secara grafis = menjumlahan
vektor menggunakan gambar, sedangkan penjumlahan vektor secara analitis = menjumlahan vektor
menggunakan perhitungan.
Menjumlahkan dua vektor atau lebih sama saja dengan kita mencari vektor resultannya. Bedanya, pada
cara grafis kita menentukan vektor resultan menggunakan gambar, sedangkan pada cara analitis kita
tidak menggunakan gambar, tapi pakai perhitungan.
Menjumlahkan 2 Vektor atau Lebih Secara Grafis
Terdapat beberapa metode alias cara menjumlahkan vektor secara grafis, antara lain cara segitiga, cara
poligon dan cara jajaran genjang. Ketiga cara ini dinamakan sesuai dengan bentuk gambarnya.
Cara Segitiga
Cara segitiga hanya bisa digunakan untuk menentukan vektor resultan dua vektor. Dengan kata lain, kita
hanya bisa menggunakan cara segitiga untuk menggambar penjumlahan 2 vektor. Perhatikan contoh di
bawah :
Contoh :
Gambarkan penjumlahan kedua vektor di bawah ini dengan cara segitiga.
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 7
SERI EBOOK GURUMUDA
Misalnya C adalah vektor resultan.
C = A + B
C = A ‐ B
Catatan :
Cara segitiga hanya bisa digunakan untuk menggambar penjumlahan dua vektor. Lebih dari dua tidak
bisa, karena hasilnya bukan segitiga tapi malah segi banyak...
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 8
SERI EBOOK GURUMUDA
Cara Poligon
Poligon = segi banyak atau banyak sudut. Jadi cara poligon merupakan cara menggambar penjumlahan
lebih dari dua vektor. Kita tidak bisa menggambar penjumlahan lebih dari dua vektor menggunakan cara
segitiga, sehingga kita menggunakan cara poligon alias segi banyak
Contoh 1 :
Gambarkan penjumlahan vektor di bawah ini dengan cara poligon.
D = vektor resultan
Contoh 2 :
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 9
SERI EBOOK GURUMUDA
Gambarkan penjumlahan vektor di bawah ini dengan cara poligon.
E = vektor resultan
Di atas hanya beberapa contoh saja. Dipahami perlahan‐lahan, setelah itu anda bisa
mengembangkannya.
Cara Jajaran Genjang
Dengan cara jajaran genjang, kita bisa menggambar resultan dari penjumlahan 2 atau lebih vektor.
Berbeda dengan cara segitiga yang hanya bisa menggambar penjumlahan 2 vektor saja atau cara poligon
yang hanya bisa menggambar penjumlahan lebih dari dua vektor saja. Paham ya....
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 10
SERI EBOOK GURUMUDA
Contoh 1 :
Gambarkan penjumlahan 2 vektor di bawah ini dengan cara jajaran genjang.
C = vektor resultan
Contoh 2 :
Gambarkan penjumlahan vektor di bawah ini dengan cara jajaran genjang.
Contoh 3 :
Gambarkan penjumlahan vektor di bawah ini dengan cara jajaran genjang.
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 11
SERI EBOOK GURUMUDA
Dipahami perlahan‐lahan ........ tanda negatif menunjukan bahwa arah vektor berlawanan.
Menentukan besar dan arah vektor Resultan dengan metode grafis merupakan salah satu pendekatan.
Ketelitian hasil yang diperoleh juga sangat bergantung pada skala gambar, ketelitian mistar, busur
derajat serta ketepatan anda dalam menggambar dan membaca skala. Jika anda ingin menentukan
besar dan arah vektor Resultan secara lebih tepat, dapat digunakan perhitungan matematis (bukan
dengan pengukuran), yakni menggunakan cara analitis
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 12
SERI EBOOK GURUMUDA
Menjumlahkan 2 Vektor Secara Analitis
Menjumlahkan vektor secara analitis terdiri beberapa cara, antara lain dengan menggunakan rumus
phytagoras, dengan rumus cosinus, dan vektor komponen. (Menjumlahkan vektor = menentukan vektor
resultan)
Terlebih dahulu kita pelajari bagaimana menjumlahkan vektor yang segaris kerja.
Menentukan Resultan Vektor yang segaris kerja
Vektor yang segaris kerja itu seperti apa ? vektor yang segaris, baik searah maupun berlawanan arah.
Contoh 1 : vektor sejajar sumbu x
A = 2 satuan, ke kanan
B = 4 satuan, ke kanan
Contoh 2 : vektor sejajar sumbu y
A = Perpindahan, 5 meter ke utara
B = Perpindahan, 3 meter ke selatan
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 13
SERI EBOOK GURUMUDA
(Ketentuan : arah utara = arah positif, arah selatan = arah negatif)
A ‐ B
A + B
Resultan dari vektor‐vektor yang segaris kerja bisa kita tentukan dengan hukum berhitung alias
penjumlahan dan pengurangan biasa. Masalahnya, hukum berhitung hanya bisa digunakan untuk
menentukan resultan dari vektor‐vektor yang berada pada satu dimensi. Untuk contoh di atas, vektor‐
vektor yang dijumlahkan sama‐sama sejajar sumbu x atau sejajar sumbu y.
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 14
SERI EBOOK GURUMUDA
Persoalan mulai muncul ketika dua atau lebih vektor tidak saling sejajar. Kita tidak bisa menentukan
vektor resultan dengan penjumlahan biasa. Lalu bagaimana kita menjumlahkan vektor‐vektor yang tidak
saling sejajar ? Terdapat beberapa cara, antara lain : Pertama, menggunakan rumus phytagoras;
Kedua, menggunakan rumus cosinus; Ketiga, menggunakan vektor komponen.
Apakah ketiga cara ini memiliki perbedaan ? ya.... ketiga cara ini berbeda, tetapi sama karena digunakan
untuk menentukan vektor resultan. Terus perbedaannya bagaimana ? agar anda semakin
memahaminya, silahkan pelajari terlebih dahulu ketiga metode tersebut. Perbedaan antara ketiga cara
penentuan vektor resultan ini akan dijelaskan pada bagian akhir tulisan.
(Menjumlahkan dua atau lebih vektor dengan cara analitis biasanya dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama, menentukan besar vektor resultan. Tahap kedua, menentukan arah vektor resultan. Untuk
menghitung besar dan arah vektor resultan, kita menggunakan rumus)
Menentukan Vektor Resultan dengan rumus Phytagoras
Vektor‐vektor seperti apakah yang resultannya bisa ditentukan menggunakan rumus phytagors ? Anda
tahu, rumus phytagoras biasa digunakan pada apa ? segitiga siku‐siku. Jadi kita hanya bisa menggunakan
rumus phytagoras untuk menentukan resultan vektor‐vektor yang saling tegak lurus atau berbentuk
segitiga siku‐siku. Dengan demikian, rumus phytagoras otomatis hanya bisa dipakai untuk
menjumlahkan 2 vektor.
Contoh 1 :
Dua vektor perpindahan, A dan B
A = 40 km searah sumbu x positif
B = 30 km searah sumbu y negatif (B = ‐30 km)
Bagaimana menentukan resultan vektor ini dengan cara phytagoras ? gampang... kita melewati dua
tahap.
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 15
SERI EBOOK GURUMUDA
Pertama, menentukan besar vektor resultan
Masih ingat rumus phytagoras ?
R2 = A2 + B2
R2 = (40 km)2 + (‐30 km)2
R2 = 1600 km2 + 900 km2
R2 = 2500 km2
R = 50 km
Kedua, menentukan arah vektor resultan
Bagaimana menentukan arah vektor resultan ? arah vektor resultan biasanya dinyatakan dengan sudut.
Dalam hal ini, arah vektor resultan berpatokan pada koordinat (x,y). Anda masih ingat rumus sin, cos dan
tan ? jika sudah lupa, cermati gambar di bawah ni.
Selanjutnya terserah anda, mau menggunakan sin, cos atau tangen... sebaiknya menggunakan Tangen,
karena nilai A dan B telah diketahui sebelumnya.
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 16
SERI EBOOK GURUMUDA
B
tan θ =
A
− 30km
tan θ =
40km
tan θ = −0,75
θ = tan −1 (−0,75)
θ = −36,87 o
Jadi arah vektor resultan (R) adalah ‐36,87o terhadap sumbu x positif.
Contoh 2 :
Dua vektor Gaya, A dan B
A = 30 N searah sumbu x negatif (A = ‐40 N)
B = 40 N searah sumbu y positif
Pertama, menentukan besar vektor resultan
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 17
SERI EBOOK GURUMUDA
R2 = A2 + B2
R2 = (‐30 km)2 + (40 km)2
R2 = 900 km2 + 1600 km2
R2 = 2500 km2
R = 50 km
Kedua, menentukan arah vektor resultan
Perhatikan tanda...
B
tan θ =
A
40km
tan θ =
− 30km
tan θ = −1,33
θ = tan −1 (−1,33)
θ = −53,06 o
Jadi arah vektor resultan (R) adalah ‐36,87o terhadap sumbu x negatif (ke atas / searah jarum jam)
(Jika dua buah vektor saling tegak lurus atau membentuk sudut siku‐siku, maka kita dapat menggunakan
rumus phytagoras untuk menentukan vektor resultan kedua vektor tersebut)
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 18
SERI EBOOK GURUMUDA
Menentukan Vektor Resultan dengan rumus Cosinus
Bagaimana jika dua vektor tidak saling tegak lurus alias tidak bisa membentuk sudut siku‐siku ? Untuk
menghitung vektor resultannya, kita menggunakan rumus cosinus... Kita tidak bisa menggunakan rumus
phytagoras untuk kasus ini, karena kedua vektor tidak membentuk sudut siku‐siku.
(Rumus phytagoras dan rumus cosinus hanya bisa digunakan untuk menentukan Resultan dari dua
vektor. Apabila terdapat lebih dari 2 vektor, kita tidak bisa menggunakan rumus phytagoras dan rumus
cosinus untuk menentukan vektor resultan. Jangan dihafal ! pahami saja, lalu coba cari tahu alasannya)
Ada dua tahap yang harus kita lewati, yakni : menentukan besar vektor resultan dan menentukan
arahnya.
Untuk menentukan besar vektor resultan, kita menggunakan rumus :
C = A 2 + B 2 + 2 AB cos ∠( A, B)
Arah vektor resultan ditentukan dengan rumus sinus :
A B C
= =
sin ∠( B, C ) sin ∠( A, C ) sin ∠( A, B)
Cara penurunan rumus ini sudah dijelaskan pada modul vektor dan skalar gurumuda.com. jadi di
sini tidak dijelaskan lagi. Untuk mempermudah pemahaman dirimu, cermati contoh soal berikut ini :
Contoh 1 :
2 vektor gaya :
F1 = 3 N, sejajar sumbu x positif;
F2 = 5 N, membentuk sudut 30o terhadap sumbu x positif;
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 19
SERI EBOOK GURUMUDA
Terlebih dahulu kita gambar vektor resultan menggunakan metode jajaran genjang :
Pertama, menentukan besar vektor resultan
R = F1 + F2 + 2( F1 )( F2 ) cos ∠( F1 , F2 )
2 2
R = 9 N 2 + 25 N 2 + 30 N 2 (0,87)
R = 60,1N 2
R = 7,75 N
R = Vektor resultan
Kedua, menentukan arah vektor resultan
θ = 30o
150o = 180o ‐ θ
R F
= 2
150 o
α
7,75 N 5N
=
Sin150 o
Sinα
Sinα 5N
o
=
Sin150 7,75 N
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 20
SERI EBOOK GURUMUDA
5N
Sinα = Sin150 o
7,75 N
5N
Sinα = (0,5)
7,75 N
Sinα = 0,32
α = sin −1 0,32
α = 18,81o
Vektor resultan berada pada 18,81o terhadap sumbu x
Contoh 2 :
Dua buah vektor perpindahan, masing2 L1 dan L2. Vektor perpindahan L1 besarnya 40 meter dan
membentuk sudut 60o terhadap x positif. Sedangkan vektor perpindahan L2 besarnya 30 meter dan
membentuk sudut 15o terhadap sumbu x. Tentukan besar dan arah resultannya
Terlebih dahulu kita gambar vektor resultan menggunakan metode jajaran genjang :
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 21
SERI EBOOK GURUMUDA
Pertama, menentukan besar vektor resultan
R = L1 + L2 + 2( L1 )( L2 ) cos ∠( L1 , L2 )
2 2
R = 4180m 2
R = 64,6m
R = Vektor resultan
Kedua, menentukan arah vektor resultan
R L
= 1
sin(180 − 45 ) sin θ
o o
64,6m 40m
=
Sin135 o
Sinθ
40m
Sinθ = Sin135 o
64,6m
Sinθ = 0,44
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 22
SERI EBOOK GURUMUDA
θ = sin −1 0,44
θ = 26 o
Jadi, arah vektor resultan adalah :
26o + 15o = 41o
Vektor resultan berada pada 41o terhadap sumbu x
Menentukan Vektor Resultan menggunakan Vektor Komponen
Sebelum kita belajar menjumlahkan dua vektor dengan metode alias cara vektor komponen, terlebih
dahulu kita memahami konsep vektor komponen. Vektor komponen itu makhluk apa‐kah ?
Dalam menggambarkan sesuatu, kita selalu menggunakan koordinat x dan y (untuk dua dimensi) atau
koordinat xyz (untuk tiga dimensi). Nah, apabila sebuah vektor membentuk sudut terhadap sumbu x
maka kita bisa menguraikan vektor tersebut ke dalam komponen sumbu x atau komponen sumbu y
(koordinat xy). Kedua vektor komponen tersebut biasanya saling tegak lurus.
Untuk memudahkan pemahaman anda, kita gambarkan sebuah vektor Gaya pada bidang koordinat xy,
sebagaimana tampak pada gambar di bawah (ini hanya contoh)
Vektor gaya F yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x positif, diuraikan menjadi komponen sumbu
x, yaitu Fx dan dan komponen pada sumbu y, yakni Fy. Ini merupakan contoh vektor komponen.
Bagaimana menentukan besar vektor komponen ? Perhatikan gambar di bawah
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 23
SERI EBOOK GURUMUDA
Dengan demikian,
Besar vektor komponen Fx → Fx = F cos θ
Besar vektor komponen Fy → Fy = F sin θ
Terus arah vektor resultannya bagaimanakah ?
Untuk menentukan arah vektor resultan, kita menggunakan rumus tangen. Kita menggunakan rumus
tangen karena komponen Fx dan Fy diketahui.
Fy
tan θ =
Fx
Fy
θ = tan −1
Fx
Contoh 1 :
Tentukanlah komponen‐komponen vektor gaya F yang besarnya 50 N dan membentuk sudut 30o
terhadap sumbu x positif (lihat gambar)
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 24
SERI EBOOK GURUMUDA
Panduan Jawaban :
Yang ditanyakan pada soal di atas adalah komponen vektor F pada sumbu x (Fx) dan komponen vektor F
pada sumbu y (Fy).
Komponen vektor F pada sumbu x (Fx)
Fx = (50 N )(0,87)
Fx = 43,5 N
Komponen vektor F pada sumbu y (Fy)
Fx = (50 N )(0,5)
Fx = 25 N
Selesai…..
Contoh 2 :
Tentukan besar dan arah vektor perpindahan (L), di mana komponen sumbu x‐nya = 30 m dan
komponen sumbu y‐nya = 40 m.
Panduan Jawaban :
Kita menggambar indah dulu ya………
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 25
SERI EBOOK GURUMUDA
Lx = 30 m
Ly = 40 m
Besar vektor perpindahan (L) adalah :
L = ( Lx) 2 + ( Ly ) 2
L = (30m) 2 + (40m) 2
L = 900m 2 + 1600m 2
L = 2500m 2
L = 50m
Arah vektor perpindahan (L) adalah :
Ly
tan θ =
Lx
40m
tan θ =
30m
tan θ = 1,33
θ = tan −1 1,33
θ = 53 o
Ternyata vektor perpindahan L membentuk sudut 53o terhadap sumbu x…
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 26
SERI EBOOK GURUMUDA
Contoh 3 :
Dua buah vektor gaya, masing2 F1 dan F2. Vektor gaya F1 besarnya 30 N dan membentuk sudut 30o
terhadap x positif. Sedangkan vektor gaya F2 besarnya 40 N dan membentuk sudut 60o terhadap sumbu
x. Tentukan besar dan arah resultannya...
Panduan Jawaban :
Menggambar indah lagi………
Langkah pertama : menggambar masing‐masing vektor dan menguraikannya ke dalam komponen
sumbu x dan sumbu y.
Langkah kedua : menghitung besar masing‐masing vektor komponen
F1x = F1 cos θ = 30 N cos 30º = (30) (0,87) = 26 N
F1y = F1 sin θ = 30 N sin 30º = (30) (0,5) = 15 N
F2x = F2 cos θ = 40 N cos 60º = (40) (0,5) = 20 N
F2y = F2 sin θ = 40 N sin 60º = (40) (0,87) = 34,6 N
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 27
SERI EBOOK GURUMUDA
Langkah ketiga : menjumlahkan komponen vektor yang sejenis
Fx = F1x + F2x = 26 N + 20 N = 46 N
Fy = F1y + F2y = 15 N + 34,6 N = 49,6 N
Langkah keempat : menghitung besar vektor resultan
F = ( Fx) 2 + ( Fy ) 2
F = (46 N ) 2 + (49,6 N ) 2
F = 2116 N 2 + 2460,16 N 2
F = 4576,16 N 2
F = 67,6 N
Besar vektor resultan adalah 67,6 N
Langkah kelima : menentukan arah vektor resultan
Fy
Tanθ =
Fx
49,6
Tanθ =
46
Tanθ = 1,08
θ = Tan −11,08
θ = 47,15 o
Jadi arah vektor resultan adalah 47,15o terhadap sumbu x positif
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 28
SERI EBOOK GURUMUDA
Contoh 4 :
Dua buah vektor gaya, masing2 F1 dan F2. Vektor gaya F1 besarnya 30 N dan membentuk sudut 150o
terhadap x positif. Sedangkan vektor gaya F2 besarnya 40 N dan membentuk sudut 210o terhadap sumbu
x. Tentukan besar dan arah resultannya.....
Panduan jawaban :
Menggambar indah lagi………
Langkah pertama : menggambar masing‐masing vektor dan menguraikannya ke dalam komponen
sumbu x dan sumbu y.
Langkah kedua : menghitung besar masing‐masing vektor komponen
F1x = F1 cos θ = 30 N cos 150º = (30) (‐0,87) = ‐26 N
F1y = F1 sin θ = 30 N sin 150º = (30) (0,5) = 15 N
F2x = F2 cos θ = 40 N cos 210º = (40) (‐0,87) = ‐34,8 N
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 29
SERI EBOOK GURUMUDA
F2y = F2 sin θ = 40 N sin 210º = (40) (‐0,5) = ‐20 N
Langkah ketiga : menjumlahkan komponen vektor yang sejenis
Fx = F1x + F2x = ‐26 N – 34,8 N = ‐60,8 N
Fy = F1y + F2y = 15 N ‐ 20 N = ‐5 N
Langkah keempat : menghitung besar vektor resultan
F = ( Fx) 2 + ( Fy ) 2
F = (−60,8 N ) 2 + (−5 N ) 2
F = 3696,64 N 2 + 25 N 2
F = 3721,64 N 2
F = 61N
Besar vektor resultan adalah 61 N
Langkah kelima : menentukan arah vektor resultan
Fy
Tanθ =
Fx
− 5N
Tanθ =
− 60,8 N
Tanθ = 0,08
θ = Tan −1 0,08
θ = 4,7 o
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 30
SERI EBOOK GURUMUDA
Karena Fx dan Fy bernilai negatif, maka vektor resultan berada di antara sumbu x negatif dan sumbu y
negatif.
Jadi arah vektor resultan adalah 4,7o terhadap sumbu x negatif
Semoga Sukses……….. ☺
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 31
SERI EBOOK GURUMUDA
Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Alexander san lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 32