Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan (P4S) adalah

kelembagaan pendidikan di bidang pertanian di pedesaan yang dimiliki

dan dikelola oleh petani baik secara perorangan maupun berkelompok,

dan bukan merupakan instansi pemerintah sebagai perwujudan

kemandirian di bidang pelatihan pertanian dan partisipasi aktif dalam

mempercepat proses pencetakan jiwa agribisnis di perdesaan melalui

penyebaran informasi teknologi khususnya dalam pembangunan

pertanian.

P4S sebagai tempat pelatihan untuk pengembangan skill

(ketrampilan) bagi petani yang mempunyai fungsi untuk

memberdayakan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada

di pedesaan secara maksimal, menguntungkan dan efisien.

Pemberdayaan Masyarakat Tani adalah proses perubahan pola

pikir, perilaku dan sikap petani dari subsisten tradisional menjadi petani

modern berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran yang

berkelanjutan. Program ini meliputi tiga aspek, yaitu: 1) pemberdayaan

Sumber Daya Manusia petani; 2) pemberdayaan kelembagaan petani;

dan 3) pemberdayaan usahatani. P4S sebagai kelembagaan pelatihan


Merancang Pelatihan Petani 1
petani diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam

pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia

pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan

masyarakat di wilayahnya.

Hal ini dilandasi oleh adanya fakta keberhasilan petani maju

dalam usahanya yang layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya,

sehingga mendorong pemerintah untuk memotivasi petani maju

tersebut dalam menumbuhkan kelembagaan pelatihan/permagangan

dari, oleh dan untuk petani. Kelembagaan P4S sangat strategis untuk

terus diberdayakan, baik dari aspek menajemen

pelatihan/permagangan, maupun pengembangan usaha, sehingga

kontribusinya dalam mempercepat penerapan teknologi baru di bidang

pertanian/agribisnis di tingkat petani dan masyarakat perdesaan

meningkat secara nyata. Hal ini dipandang penting mengingat

kapasitas pengelola P4S tersebut masih perlu ditingkatkan

kemampuannya melalui pembinaan secara berkesinambungan

sehingga mampu membawa P4S sebagai mitra kerja pemerintah dalam

mengembangkan sumber daya manusia pertanian. Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dalam melaksanakan

tugas umum pemerintahan yang antara lain melaksanakan fungsi

Merancang Pelatihan Petani 2


pengembangan pelatihan pertanian, secara langsung bertanggung

jawab terhadap tumbuh kembangnya P4S.

Pembinaan P4S dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan

kapasitas P4S dalam menyelenggarakan dan/atau melaksanakan

pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat perdesaan.

Pembinaan P4S antara lain dilakukan melalui bimbingan pelatihan dari

aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, penyelenggaraan

pelatihan/permagangan, usaha dan jejaring kerja. Selain itu,

Pemerintah melakukan kegiatan klasifikasi P4S, guna mendorong

pengelola P4S untuk meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan

secara terus menerus, sehingga P4S mampu menjadi pusat pelatihan

pertanian yang berkualitas..

B. Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini mengkaji tentang Merancang Pelatihan Petani,

Teknik Negosiasi dan Teknik Fasilitasi.

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Merancang Pelatihan Petani 3


Bahan ajar ini diharapkan bermanfaat bagi peserta diklat untuk

membekali pengetahuan tentang Merancang Pelatihan Petani sehingga

profesionalitas pengelola P4S di lingkungan didaerahnya meningkat.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu merancang

pelatihan petani.

2. Indikator Keberhasilan

a. Memahami konsep P4S.

b. Melakukan teknik fasilitasi.

c. Melakukan teknik negosiasi.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1. Materi Pokok :

a. Konsep P4S.

b. Teknik Fasilitasi.

c. Teknik Negosiasi.

2. Sub Materi Pokok

a. Konsep P4S.
Merancang Pelatihan Petani 4
b. Strategi Pengembangan P4S.

c. Teknik Fasilitasi.

d. Teknik Negosiasi.

F. Petunjuk Belajar

Pertama-tama bacalah semua materi yang ada, bila ada hal-hal

yang kurang jelas tanyakan kepada fasilitator yang bersangkutan atau

dibahas bersama-sama dengan peserta diklat yang lain. Selanjutnya

cobalah menjawab atau mengerjakan latihan yang ada. Akhirnya

implementasikan pada pelaksanaan proses pembelajaran.

BAB II

KONSEP DAN TRATEGI PENGEMBANGAN P4S

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


Diklat Pelatihan
Merancang diharapkan
Petani mampu memahami konsep serta melakukan
5
pengembangan P4S.
A. Konsep P4S

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S)

sebagai kelembagaan pelatihan petani diharapkan dapat secara

langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui

pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk

pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya. Hal

ini dilandasi oleh adanya fakta keberhasilan petani maju dalam

usahanya yang layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya, sehingga

mendorong pemerintah untuk memotivasi petani maju tersebut dalam

menumbuhkan kelembagaan pelatihan/permagangan dari, oleh dan

untuk petani.

Kelembagaan P4S sangat strategis untuk terus diberdayakan,

baik dari aspek menajemen pelatihan/permagangan, maupun

pengembangan usaha, sehingga kontribusinya dalam mempercepat

penerapan teknologi baru di bidang pertanian/agribisnis di tingkat

petani dan masyarakat perdesaan meningkat secara nyata. Hal ini

dipandang penting mengingat kapasitas pengelola P4S tersebut masih

perlu ditingkatkan kemampuannya melalui pembinaan secara

berkesinambungan sehingga mampu membawa P4S sebagai mitra

Merancang Pelatihan Petani 6


kerja pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia

pertanian.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dalam

melaksanakan tugas umum pemerintahan yang antara lain

melaksanakan fungsi pengembangan pelatihan pertanian, secara

langsung bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya P4S.

Pembinaan P4S dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas

P4S dalam menyelenggarakan dan/atau melaksanakan

pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat perdesaan.

Pembinaan P4S antara lain dilakukan melalui bimbingan pelatihan

dari aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan,

penyelenggaraan pelatihan/permagangan, usaha dan jejaring kerja.

Selain itu, pemerintah melakukan kegiatan klasifikasi P4S, guna

mendorong pengelola P4S untuk meningkatkan kualitas

pelatihan/permagangan secara terus menerus, sehingga P4S mampu

menjadi pusat pelatihan pertanian yang berkualitas.

B. Strategi Pengembangan P4S

Dalam rangka pengembangan P4S yang memiliki komitmen

Kemandirian dan Kemajuan, ada 4 (empat) Strategi Pengembangan

P4S, yaitu:
Merancang Pelatihan Petani 7
1. Aspek Kelembagaan.

2. Aspek Ketenagaan.

3. Aspek Sarana dan Prasaran.

4. Aspek Jejaring Usaha.

Pengembangan P4S diarahkan menuju organisasi yang kuat dan

mandiri. Ciri-ciri Kelembagaan/Organisasi P4S yang kuat dan mandiri,

antara lain:

1. Mampu mengelola kegiatan Kediklatan (kursus, pemagangan, dll

2. Kepemimpinan/kepengurusan P4S berjalan baik & semakin

efektif.

3. Komunikasi antara masyarakat tani dan pengurus P4S semakin

intensif.

4. Sebagai kumpulan orang, anggota dan pengurus semakin akrab

(solid).

5. Fungsi dan peran P4S semakin kuat dan dirasakan manfaatnya

oleh seluruh masyarakat tani diwilayahnya.

6. Struktur organisasi P4S semakin berkembang (seperti adanya

penambahan sie: pengadaan saprodi pengolahan, pemasaran,

simpan pinjam dll.)

7. Mampu mengadakan kerjasama/kemitraan dengan

kelompoktani yang ada dalam satu wilayah, Pengusaha Swasta,


Merancang Pelatihan Petani 8
maupun dengan Pemerintah Daerah. (desa/kecamatan

/kabupaten/provinsi).

C. Rangkuman

Dari uraian Bab II diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

mengembangkan P4S menjadi lebih baik ada beberapa hal yang mesti

diperhatikan yakni aspek kelembagaan, aspek ketenagaan, aspek

sarana dan prasarana serta aspek jejaring usaha.

E. Latihan

1. Jelaskan dengan konsepsi P4S!

2. Aspek apa saja yang mesti dikembangkan agar P4S menjadi lebih

baik.

BAB III

TEKNIK FASILITASI

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


Diklat diharapkan mampu melakukan teknik fasilitasi.

A. Defenisi Fasilitator

Merancang Pelatihan Petani 9


Fasilitasi berasal dari kata “Facile” yang berarti mudah, maka

fasilitasi berarti membuat semua jadi mudah. Sedangkan fasilitator

adalah pemudah cara.

Secara istilah fasilitasi dapat diartikan sebagai proses sadar, sepenuh

hati dan sekuat tenaga membantu kelompok peserta, sukses meraih

tujuan terbaiknya dengan taat pada nilai-nilai dasar dan peraturan.

B. Peran Fasilitator

1. Tidak memihak

2. Pemandu proses

3. Pendidik proses

4. Pencipta alat pemudah cara belajar

Tidak memihak

Karakter utama seorang fasilitator yang baik adalah ia netral pada

subtansi masalah (content neutral) atau tidak memihak. Content

neutral berarti ia tidak mengambil posisi pada masalah yang sedang

dibicarakan dan tidak memiliki kepentingan pada hasil yang dicapai dari

proses diskusi tersebut.

Pemandu proses

Tujuan dan Tantangan menjadi Pemandu Proses,

Fasilitator karena ia bersikap content neutral, memiliki posisi

sebagai pengelola proses. Dalam melakukan fasilitasi dibutuhkan juga


Merancang Pelatihan Petani 10
seni memobilisasi kekuatan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Peran utama seorang fasilitator adalah menjadi pemandu

proses. Ia selalu mencoba proses yang terbuka dan adil sehingga

setiap individu berpartisipasi secara seimbang. Fasilitator juga

menciptakan ruang aman dimana semua pihak bisa sungguh-sungguh

berpartisipasi. Apa tantangan menjadi Pemandu Proses?

Kelompok yang difasilitasi memiliki pandangan berbeda tentang

peran atau pekerjaan Anda sebagai fasilitator. Maka ketika diminta

membantu kelompok tersebut, maka perlu melakukan beberapa hal

berikut:

- Memastikan adanya kejelasan harapan anggota kelompok atas

peran.

- Menciptakan pemahaman bersama tentang peran seorang

fasilitator

- Memberikan penjelasan tentang peran sebagai fasilitator.

Pendidik proses

Fasilitator sebagai Process Educator atau pendidik proses, peran

penting fasilitator adalah mengajar tentang proses. Semisal 4 X 4 =

Berapa? Yang paling penting adalah bagaimana cara menghitung untuk

memperoleh angka 16 atau bagaimana cara mencapai hasil yang

diinginkan.
Merancang Pelatihan Petani 11
Pencipta alat pemudah cara

Fasilitator menciptakan atau membuat alat-alat bantu sederhana

agar proses diskusi menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Biasanya

alat-alat bantu itu berupa pertanyaan-pertanyaan kunci yang sederhana

dan bisa membantu peserta mulai saling berdiskusi.

Kecakapan Fasilitator

- Sikap-Sikap Dasar Bekerja Sama Dengan Peserta.

- Komunikasi Personal.

- Berfokus Pada Kelompok.

- Berfokus Pada Perencanaan.

C. Rangkuman

Dari uraian Bab III diatas dapat disimpulkan bahwa teknik fasilitasi

mesti mampu mempermudah setiap persoalan yang terjadi ditengah

kegiatan pelatihan ataupun dalam persoalan lainnya. Teknik fasilitasi

akan bisa berjalan dengan baik manakala seorang fasilitator memiliki

beberapa kecakapan.

D. Latihan

1. Jelaskan pengertian fasilitasi!

Merancang Pelatihan Petani 12


2. Kecakapan apa saja yang mesti dimiliki oleh seorang fasilitator,

jelaskan!

BAB IV

TEKNIK NEGOSIASI

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


Diklat diharapkan mampu melakukan teknik negosiasi.

A. Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah sebuah kemampuan yang sangat penting, baik

untuk kehidupan pribadi maupun bisnis. Semua orang sebenarnya bisa

menjadi negosiator ulung. Yang perlukan hanyalah kemampuan untuk


Merancang Pelatihan Petani 13
mengetahui: kapan sebuah situasi siap untuk dinegosiasikan, siapa dari

pihak lawan yang punya kekuasaan untuk mengambil keputusan, dan

tahu teknik-teknik negosiasi.

B. Rangkuman

Jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cabe antara

lain penyakit antraknose, layu bakteri dan virus kuning.

Pengendalian terhadap serangan penyakit diatas bisa dilakukan

cara kultur teknis, secara mekanis dan secara teknik kimiawi.

C. Latihan

1. Jelaskan jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman

cabe?

2. Jelaskan teknik pengendalian yang dapat dilakukan untuk

mengatasi serangan penyakit virus kuning?

Merancang Pelatihan Petani 14


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan pengelola P4S dalam melakukan fasilitasi dan

negosiasi sangat ditentukan .

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabe

merupakan ilmu praktis yang bisa dipergunakan oleh siapapun dalam

mengendalikan gangguan hama dan penyakit. Oleh sebab itu,

pembelajaran ini akan membatu peserta dalam mendalami

pengendalian hama dan penyakit tanaman cabe.

Merancang Pelatihan Petani 15


B. Implikasi

Setelah kegiatan diklat ini diharapkan berdampak bagi para

penyuluh pertanian didalam menanggulangi gangguan hama dan

penyakit tanaman cabe. Dan pada akhirnya akan mengurangi

gangguan tersebut.

C. Tindak Lanjut

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan para peserta Diklat

mampu :

1. Mengetahui dan memahami sekaligus mengembangkan

pengetahuan tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman

cabe.

2. Peserta Diklat mampu menentukan jenis-jenis pengendalian hama

dan penyakit tanaman cabe.

3. Meningkatkan hubungan komunikasi antar personal dengan

memelihara hubungan antar pribadi yang terlibat dalam proses

pembelajaran.

Merancang Pelatihan Petani 16


DAFTAR PUSTAKA

Oka, Ida Nyoman. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya

di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

1995.

Subhan. Budidaya Tanaman Cabe. Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Kementerian Pertanian. Lembang. 2012.

Sumarni, N. Budidaya cabai merah, Teknologi Produksi Cabai Merah.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan

Litbang Pertanian. Jakarta. 2011.

Sri Duriat, Ati. Penyakit Penting pada Tanaman Cabe dan

Pengendaliannya. Puslitbang Departemen Pertanian.

Jakarta. 2007.

Untung, Kasumbogo. Pengantar Pengendalian Hama Terpadu. Gajah

Mada University. Yogyakarta. 2001.


Merancang Pelatihan Petani 17
Hendri Yandri, SP

Lahir di Payakumbuh pada tanggal 28

Maret 1980. Meraih gelar sarjana pertanian

dari Universitas Jambi pada tahun 2007.

Selama mengikuti pendidikan aktif diberbagai organisasi kemasyarakatan.

Terakhir pernah menjadi Sekretaris Organisasi Petani dan Nelayan

Provinsi Jambi.

Pada tahun 2009 diterima di Kementerian Pertanian dengan

penempatan tugas di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, Jl. Jambi

Palembang KM.16 Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten

Muaro Jambi Provinsi Jambi. Dan pada juni 2012 secara resmi diangkat

sebagai Widyaiswara Pertama ditempat tugas yang sama. Selama bekerja

di BPP Jambi, penulis sering melakukan pengamatan terhadap gejala

serangan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman cabe diarea

perkebunan milik BPP Jambi.

Bahan ajar ini merupakan salah satu tulisan yang dibuat oleh

penulis.

Merancang Pelatihan Petani 18

Anda mungkin juga menyukai