Anda di halaman 1dari 5

Integral Fungsi Logaritma

Fungsi transemden yang kita kenal sampai saat ini adalah fungsi trigonometri.
Dengan teorema dasar kalkulus dan konsep fungsi invers diperkenalkan fungsi transenden
lain serta berbagai sifatnya, yaitu fungsi logaritma, eksponen, hiperbolik, invers
trigonometri, dan invers hiperbolik.
Fungsi Transeden
Fungsi transeden adalah fungsi yang tidak dapat dinyatakan sebagai sejumlah
berhingga operasi aljabar atas fungsi konstan y=k dan fungsi kesatuan y=x. sampai saat ini
fungsi transenden telah kita kenal adalah trigonometri, yang terdari dari fungsi sinus,
kosinus, tangen, kotangen,secan, dan kosecan. Sekarang kita akan mempelajari fungsi
transeden lainnya , yaitu fungsi logaritma dan eksponen (inversnya), invers fungsi
trigonometri, fungsi hiperbolik, dan invers fungsi hiperbolik. Fungsi yang pertama kli
diperkenalkan adalah logaritma natural, yang dinyatakan sebagai bentuk integral. Dengan
cara pendekatan seperti ini, sifat keterdiferensialannya dapat dibuktikan secara langsung
berdasarkan teorema dasar kalkulus (TDK).
Fungsi Logaritma Natural , perhatikan fungsi integral tertentu dengan limit atas

𝑥 𝑥
𝑛
𝑡 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 − 1
𝑓(𝑥) = ∫ 𝑡 𝑑𝑡 = ( ) = , 𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙, 𝑛 ≠ 1.
1 𝑛+1 1 𝑛+1
Jika n>0, maka x dapat diganti bilangan real sebarang, sedangkan untuk n<0, n≠-1, agar
integralnya mempunyai arti, maka x hanya dapat diganti bilangan real positif, x>0.
Definisi 1.1. Fungsi logaritma natural, disingkat ln, ditulis f (x)=ln x, didefinisikan sebagai
𝑥
𝑑𝑡
𝑓(𝑥) = ln 𝑥 = ∫ ,𝑥 > 0
𝑡
1
Daerah asal fungsi ini adalah 𝐷𝑓 = (0, ∞) dan daerah nilainya adalah 𝑅𝑓 = 𝑹.
Turunan fungsi logaritma natural secara langsung mendapatkan hasil sebagai
berikut.
1
Teorema 1.1 jika 𝑓(𝑥) = ln 𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑥
Ditulis dengan cara lain, teorema ini menyatakan

𝑑 1
(ln 𝑥) = , 𝑥 > 0.
𝑑𝑥 𝑥

Sekarang kita akan melihat bahwa sifat logaritma biasa juga dipenuhi oleh
logaritma natural, pembuktiannya dikerjakan degan menggunakan Teorema 1.1.

Teorema 1.2 (a) ln 𝑎𝑏 = ln 𝑎 + ln 𝑏, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 > 0,


𝑎
(b) ln 𝑏 = ln 𝑎 − ln 𝑏, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 > 0,
(c) ln 𝑎𝑟 = 𝑟 ln 𝑎, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑟 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙.

Bukti (a) Berdasarkan Teorema 1.1 dan aturan rantai diperoleh.


𝑑 1 1 𝑑
(ln 𝑎𝑥) = ∙𝑎 = = (ln 𝑥).
𝑑𝑥 𝑎𝑥 𝑥 𝑑𝑥

Akibatnya , terdapat konstanta c sehingga ln ax = ln x + c. untuk


menentukan c, ambillah x =1. Diperoleh ln a = ln 1 + c. karena ln 1
=0 , maka c = ln a. jadi ln ax = ln x + ln a, sehingga untuk x = b
diperoleh ln ab= ln a + ln b.
𝑎 𝑎
(b) Dari 𝑏 ∙ 𝑏 = 𝑎 diperoleh 𝑙𝑛 𝑏 ∙ 𝑏 = ln 𝑎. Berdasarkan Teorema
𝑎 𝑎
1.2 (a) diperoleh 𝑙𝑛 𝑏 + ln 𝑏 = ln 𝑎. Jadi terbuktilah 𝑙𝑛 𝑏 =
ln 𝑎 − ln 𝑏.
(c) Berdasarkan Teorema 1.1 dan aturan rantai diperoleh

𝑑 1 𝑟 1 𝑑 𝑑
(ln 𝑥 𝑟 ) = 𝑟 ∙ 𝑟𝑥 𝑟−1 = = 𝑟 ∙ = 𝑟 (ln 𝑥) = (𝑟 ln 𝑥).
𝑑𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

Akibatnya, terdapat konstanta c sehingga ln 𝑥 𝑟 = 𝑟 ln 𝑥 + 𝑐. Untuk


menentukan c, ambilah x=1, diperoleh ln 1 =ln 1 + c, sehingga c = 0
jadi ln 𝑥 𝑟 = 𝑟 ln 𝑥, sehingga untuk x = a diperoleh ln 𝑎𝑟 = 𝑟 ln 𝑎.

𝑑 1 𝑑 𝑢′
Teorema 1.3 (ln |𝑥|) = , 𝑥 ≠ 0 dan 𝑑𝑥 (ln |𝑢|) = , 𝑢 = 𝑢(𝑥) ≠ 𝑜, 𝑢′ 𝑎𝑑𝑎.
𝑑𝑥 𝑥 𝑢
Bukti

𝑑 1 𝑑 1 𝑑 1 1 𝑥 𝑥 𝑥 1
(ln |𝑥|) = ∙ (|𝑥|) = ∙ (√𝑥 2 ) = 2𝑥 = = 2= 2=
𝑑𝑥 |𝑥| 𝑑𝑥 |𝑥| 𝑑𝑥 |𝑥| 2√𝑥 2 |𝑥| ∙ |𝑥| |𝑥| 𝑥 𝑥
𝑑 1 𝑑𝑢 𝑢′
Berdasarkan hasil ini dan aturan rantai diperoleh 𝑑𝑥 (ln|𝑢|) = 𝑢 ∙ 𝑑𝑥 = .
𝑢

Teorema 1.2 dapat mengubah perkalian/ pembagian kebentuk


penjumlahan/pengurangan, sehingga bersama dengan teorema 1.3 dpat menyederhanakan
proses menentukan turunan fungsi.

Intergral Fungsi Transeden


integral fungsi transeden dibagi atas integral fungsi logaritma dan eksponen,
integral fungsi trigonometri dan inversnya, integral fungsi hiperbolik dan inversnya. Dan
disini kita akan membahas tentang integral fungsi logaritma dan eksponen.

Integral Fungsi Logaritma dan Eksponen


𝑑 1 𝑑
Dari rumus 𝑑𝑥 (ln |𝑥|) = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 , langsung diperoleh rumus integral
berikut.

𝑑𝑥
Teorema 1.4 (a) ∫ = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥

(b) ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝐶
penggunaan teorema ini dalam teknik pengintegralan diperlihatkan pada contoh berikut.
𝑥 𝑑𝑥
Hitunglah ∫ 𝑥−1
𝑥 𝑑𝑥 (𝑥−1)+1 𝑑(𝑥−1)
Jawab : ∫ 𝑥−1 = ∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 + ∫ = 𝑥 + ln|𝑥 − 1| + 𝑐
𝑥−1 𝑥−1

Hitunglah ∫ ln 𝑥 𝑑𝑥
Jawab : Dengan Rumus Integral Parsial, misalkan

𝑢 = ln 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑣 = 𝑑𝑥,
maka
𝑑𝑥
𝑑𝑢 = 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑥.
𝑥
Jadi integralnya adalah
∫ ln 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 ln 𝑥 − ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑙𝑛 𝑥 − 𝑥 + 𝐶 = 𝑥(ln 𝑥 − 1) + 𝐶
Hitunglah ∫ 𝑥 𝑒 𝑥 𝑑𝑥

Jawab : Dengan rumus integral parsial, misalkan


𝑢 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑣 = 𝑑𝑥,
maka
𝑑𝑢 = 𝑑𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑒 𝑥
jadi integralnya adalah
∫ 𝑥 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑒 𝑥 − ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑒 𝑥 − 𝑒 𝑥 + 𝐶 = 𝑒 𝑥 (𝑥 − 1) + 𝐶

untuk a > 0, kita mempunyai rumus turunan dari 𝑦 = 𝑎 𝑥 , yaitu


𝑑 𝑥 𝑑 𝑥 ln 𝑎
(𝑎 ) = (𝑒 ) = (𝑒 𝑥 ln 𝑎 ). ln 𝑎 = 𝑎 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
𝑑𝑥 𝑑𝑥
berdasarkan ini diperoleh rumus integral pada teorema berikut.

𝑎𝑥
Teorema 1.5 ∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = + 𝐶, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1.
ln 𝑎

Contoh Soal
5
1. ∫ 𝑥 𝑑𝑥 =
1
Jawab : 5 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 5. 𝑙𝑛|𝑥| + 𝐶
5
2. ∫ (− 𝑥 + 𝑒 −2𝑥 ) 𝑑𝑥 =
1
Jawab : −5 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 𝑒 −2𝑥 𝑑𝑥
1
= −5 ln|𝑥| + (− 2 𝑒 −2𝑥 ) + 𝐶
1
= −5 ln|𝑥| − 2 . 𝑒 −2𝑥 + 𝐶
1
3. ∫ 𝑥 ln 𝑥 𝑑𝑥 =
Jawab : 𝑢 = ln 𝑥
1
= 𝑑𝑢 = 𝑥 𝑑𝑥
1 1 1 1
=∫ ∙ 𝑑𝑥 = ∫ ⋅ 𝑑𝑥
𝑥 ln 𝑥 ln 𝑥 𝑥
1
=∫ 𝑢 𝑑𝑢 = ln|𝑢| + 𝐶 = ln | ln 𝑥| + 𝐶
𝑑
4. [𝑙𝑛(𝑥 2 + 1)] =
𝑑𝑥
Jawab : misalkan 𝑢 = 𝑥 2 + 1
𝑑 1 𝑑(𝑥 2 +1) 2𝑥
= 𝑑𝑥 [𝑙𝑛(𝑥 2 + 1)] = (𝑋 2 +1) ∙ = (𝑥 2 +1)
𝑑𝑥
𝑑 𝑥 2 sin 𝑥
5. [𝑙𝑛 ( )] =
𝑑𝑥 √1+𝑥
𝑑
Jawab : 𝑑𝑥 [𝑙𝑛(𝑥 2 sin 𝑥) − 𝑙𝑛√1 + 𝑥 ]
𝑑
= 𝑑𝑥 [𝑙𝑛 𝑥 2 + ln sin 𝑥 − ln √1 + 𝑥 ]
𝑑 1
= [2 ln 𝑥 + ln sin 𝑥 − ln(1 + 𝑥)]
𝑑𝑥 2
𝑑 𝑑 𝑑 1
= 𝑑𝑥 (2 ln 𝑥) + 𝑑𝑥 ln sin 𝑥 − 𝑑𝑥 (2 𝑙𝑛(1 + 𝑥))
1 𝑑𝑥 1 𝑑(sin 𝑥) 1 1 𝑑(1+𝑥)
= 2 (𝑥 ∙ 𝑑𝑥) + sin 𝑥 ∙ − 2 ∙ (1+𝑥) ∙
𝑑𝑥 𝑑𝑥
2 1 1
= 𝑥 + sin 𝑥 ∙ cos 𝑥 − 2(1+𝑥)
2 1
= 𝑥 + cot 𝑥 − 2+2𝑥
𝑑𝑥
6. ∫ 𝑥+ 𝑥 =

𝑑𝑥 𝑑(√𝑥+1)
Jawab : ∫ = 2∫ = 2𝑙𝑛(√𝑥 + 1) + 𝐶
√𝑥(√𝑥+1) √𝑥+1
1+𝑒 𝑥
7. ∫ 1−𝑒 𝑥 𝑑𝑥 =
(1−𝑒 𝑥 )+2𝑒 𝑥 𝑑(1−𝑒 𝑥 )
Jawab : ∫ 1−𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 − 2 ∫ 1−𝑒 𝑥
= 𝑥 − 2 ln|1 − 𝑒 𝑥 | + 𝐶 = 𝑥 − 𝑙𝑛(1 − 𝑒 𝑥 )2 + 𝐶
1 1
8. ∫ 𝑥 2 𝑒 ⁄𝑥 𝑑𝑥 =
1⁄ 1 1⁄
Jawab : − ∫ 𝑒 𝑥 𝑑 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥 +𝐶
9. ∫ 𝑥 2 ln 𝑥 𝑑𝑥 =
Jawab : Dengan Rumus integral parsial, misalkan
𝑢 = ln 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑣 = 𝑥 2 𝑑𝑥
maka
𝑑𝑥 1
𝑑𝑢 = 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑥 3
𝑥 3
Jadi integralnya adalah
1 1 1 1
= ∫ 𝑥 2 ln 𝑥 𝑑𝑥 = 3 𝑥 3 ln 𝑥 − 3 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 3 𝑥 3 ln 𝑥 − 9 𝑥 3 + 𝐶

10. ∫ 𝑒 √𝑥 𝑑𝑥 =
1
Jawab : Misalkan 𝑡 = √𝑥, maka 𝑑𝑡 = 2 𝑥 𝑑𝑥, sehingga 𝑑𝑥 = 2√𝑥 𝑑𝑡 = 2𝑡 𝑑𝑡

= ∫ 𝑒 √𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑒 𝑡 ∙ 2𝑡 𝑑𝑡 = 2 ∫ 𝑡 𝑒 𝑡 𝑑𝑡 = 2 𝑒 𝑡 (𝑡 − 1) + 𝐶
= 2𝑒 √𝑥 (√𝑥 − 1) + 𝐶

Anda mungkin juga menyukai