Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Uji Kelarutan Protein

Pada pengujian kelarutan protein kami mempersiapkan 5 tabung reaksi yang


kemudian masing-masing tabung berisi air suling (aquades), HCL 10%, NaOH
40%, Alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1ml. Kemudian menambahkan 2ml
larutan albumin telur pada setiap tabung pada uji yang pertama dan gelatin pada
setiap tabung pada uji yang kedua melalui cara yang sama.

Pada uji yang pertama yakni menggunakan albumin telur didapatkan hasil
seperti berikut :

Air suling = larut HCL 10% = tidak larut

NaOH 40% = larut Alkohol 96%= tidak larut

Kloroform = tidak larut

Pada uji yang kedua yakni menggunakan gelatin didapatkan hasil seperti
berikut :

Air suling = kurang larut sempurna

HCL 10% = kurang larut sempurna

NaOH 40% = larut sempurna

Alkohol 96%= kurang larut sempurna


Kloroform = tidak larut

Berdasarkan hasil pengujian yang pertama yakni dengan albumin telur hasil
praktikum tidak sesuai dengan literatur yang dimana seharusnya albumin telur,
larut pada semua kecuali pada kloroform. Menurut teori yang ada, albumin dan
gelatin termasuk jenis protein. Protein memiliki sifat amfoter yaitu dapat bereaksi
dengan larutan asam maupun basa. Namun, semua protein tidak dapat larut dalam
pelarut lemak seperti kloroform atau eter. Sifat fisika ini menunjukkan bahwa
asam amino cenderung mempunyai struktur yang bermuatan dan mempunyai
polaritas tinggi, serta bukan sekedar senyawa yang mempunyai gugus –COOH
dan gugus –NH2. Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan
melepaskan ion H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+. Oleh adanya
kedua gugus tersebut, asam amino dalam larutan dapat membentuk ion yang
bermuatan positif dan juga bermuatan negatif (zwitter ion) atau ion amfoter.

Ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori yang ada mungkin bisa


disebabkan karena pada saat melakukan kegiatan praktikum terjadi kontaminasi
antara bahan yang satu dengan yang lain atau disebabkan oleh faktor lain.

Sedangkan pada hasil pengujian yang kedua yakni menggunakan gelatin,


hasil praktikum sesuai dengan literatur. Yang dimana gelatin yang merupakan
protein, dapat larut pada semua larutan yang diberikan pada setiap tabung kecuali
pada tabung terakhir yakni yang berisi kloroform. Klasifikasi larut sempurna dan
larut kurang sempurna besar kemungkinan dikarenakan daya larut protein dalam
air, asam, dan basa. Sebagian ada yang larut dengan mudah (larut sempurna) dan
ada pula yang sukar larut (larut kurang sempurna).
EVALUASI

Diskusi :

Meskipun protein termasuk senyawa organik, tetapi tidak larut dalam pelarut
lemak seperti eter atau kloroform. Mengapa?

Jawab:

Karena protein memiliki rantai karbon yang panjang sehingga sifat asamnya
semakin berkurang karena semakin sulit melepas proton dan menyebabkan
kelarutannya semakin kecil. Protein memiliki kemampuan untuk menyerap
lemak, oleh sebab itu protein tidak dapat larut pada pelarut lemak.

Anda mungkin juga menyukai