Anda di halaman 1dari 28

Morfologi Kapang dan Khamir 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki

dinding sel yang tersusun dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak.

Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi dengan

cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa

organik kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun

monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi

Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik,

beberapa generasi ada yang membentuk miselium dengan

percabangan.Khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada

beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi,

yaitu dengan panjang 1-5 μm sampai 20-50 μm, dan lebar 1-10 μm.

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya

yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan

berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai

warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 2

(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang

disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa

disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia)

Penyebaran jamur atau kapang dialam sangat luas, jamur

terdapat dalam tanah, pada buah-buahan, dalam air, air lait, bahan

organik, bahan makanan, sebagai saprofit dan ada yang bersifat parasit

pada tanaman dan manusia. Spora beterbangan diudara, spora tesebut

akan berkecambah menjadi sel vegetatif, jika jatuh pada tempat yang

memungkinkan untuk idup. Sedangkan jamur yang hidup pada air

mempunyai suatu alat perkembangbiakan yang dapat aktif bergerak.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas, maka dilakukanlah

praktikum morfologi kapang dan khamir.

B. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui morfologi

dari kapang dan khamir.

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah dapat

mengetahui morfologi dari kapang dan khamir.

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Mikroorganisme terdapat di mana - mana, seperti pada tanah,

debu, udara, air, makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita.

Keberadaan mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan manusia misalnya

dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan

kerusakan akibat kontaminasi. Pengendalian mikroorganisme yang

menyebabkan kontaminan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara

tergantung macam dan sifat bahan. Secara mekanik misalnya dengan

penyaringan, secara kimia misalnya dengan desinfektan dan secara fisik

misalnya dengan pemanasan, penyinaran ultra violet, sinar X dan lain –

lain (Ariyadi dan sinto, 2009).

Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan

tanaman dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan

tanpa membahayakan tanaman inang. Mikroba endofit terdapat di

jaringan tanaman seperti bunga, buah, batang, daun, akar dan biji serta

merupakan pelindung bagi tanaman inang dari stress lingkungan dan

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 4

kompetisi mikroba. Mikroba ini hidup bersimbiosis saling

menguntungkan dengan tanaman inang, dimana mikroba endofit

mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tanaman sedangkan

mikroba menghasilkan senyawa aktif berupa metabolit sekunder yang

menjaga inang dari serangan penyakit (Widowati dkk., 2016).

Kapang adalah mikroba yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

nutriennya secara autotrof, sehingga hidup secara saprofit atau

parasit pada organisme lain. Kapang dapat tumbuh di berbagai

substrat, terutama yang mengandung karbohidrat dan dapat hidup

pada kondisi asam. Bahan pangan alami yang telah terkontaminasi

kapang dapat mengalami penurunan kualitas, baik rasa, gizi, tekstur,

dan menghasilkan racun yang menyebabkan bahan pangan tersebut

berbahaya untuk dikonsumsi. Untuk mengurangi kontaminasi kapang,

dapat dilakukan pengawetan bahan pangan dengan pembuatan acar,

khususnya pada sayuran dan buah. Bahan pangan yang diolah menjadi

acar umumnya adalah mentimun, dalam hal ini seringkali ditambahkan

bawang merah untuk memberikan cita rasa (Putri dkk., 2010).

Penyimpanan koleksi kapang pada awalnya dilakukan dengan

melakukan transfer koloni secara berkala (subculturing) yaitu

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 5

memindahkan isolat kapang dari satu media tumbuh ke media tumbuh

selanjutnya. Dalam perjalanannya metode tersebut tidak dapat lagi

diterapkan karena memiliki banyak kelemahan. Kelemahan metode

penyimpanan berkala diantaranya; isolat kapang menjadi berubah

karakter morfologi dan fisiologinya, berkurang atau kehilangan

viabilitasnya, beresiko tinggi terkontaminasi, serta membutuhkan

banyak dana perawatan, waktu, dan tenaga pelaksana terlebih bila

koleksi kapang yang dimiliki dalam jumlah yang sangat besar (Ilyas,

2017).

Khamir merupakan mikrorganisme kemoorganotrop karena

menggunakan senyawa organik sebagai sumber energi dan tidak

memerlukan sinar untuk pertumbuhannya. Khamir juga terdapat dan

menyebar luas di alam serta sangat sering ditemukan pada produk

pangan dengan kadar gula tinggi. Ada enam faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan aktivitas khamir secara umum di dalam makanan.

Faktorfaktor tersebut antara lain kelembaban, konsentrasi oksigen,

suhu, nutrien, pH dan ada tidaknya senyawa penghambat. Nutrien yang

memadai bagi khamir tergantung pada komposisi makanan dimana

khamir itu tumbuh. Setiap khamir mempunyai kemampuan yang berbeda

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 6

dalam metabolisme protein, karbohidrat dan lemak (Yurliasni dan

Zakariya, 2013).

Jamur endofit merupakan jamur yang hidupnya berada dalam

jaringan tumbuhan hidup dan biasanya tidak merugikan inangnya.

Melimpahnya kandungan nutrisi dan mikroorganisme di dalam tanah

mengakibatkan tumbuhnya jamur di dalam jaringan tanaman. Jamur

dapat masuk ke dalam tanaman dengan cara masuknya hifa ke dalam

akar melalui ronggga intrasel epidermis sehingga mengakibatkan sel

akar berlubang dan terjadinya penetrasi hifa (Hafsari dan Isma, 2013).

Nutrisi yang terkandung dalam substrat dapat menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi. Pengamatan

komposisi proksimat kandungan protein kasar (PK) limbah pabrik pakan

fermentasi sebanyak 18,9% dan BET sebanyak 47,14% yang merupakan

sumber nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme termasuk kapang

dan khamir. Reproduksi khamir dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan

nutrisi yang tersedia dalam substrat yaitu gula sederhana,

karbohidrat, nitrogen dan oksigen. Kapang mampu memproduksi enzim

hidrofilik yaitu amilase, pektinase, proteinase, dan lipase. Kapang

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 7

mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pektin, protein, atau

lipid (Dewi dkk., 2014).

B. Uraian bahan

1. Alkohol (Ditjen POM, 1979 : 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Alkohol, Etanol

RM/BM : C2H6O/46,07g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap, dan mudah bergerak; bau khas;

rasa panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 8

api

K/P : Antiseptikum

2. Agar (Ditjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : AGAR

Nama lain : Agar-agar

Rumus struktur :

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa

musilago pada lidah

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/P : Sebagai zat pemadat medium

3. Asam Tartrat (Ditjen POM, 1979 : 53)

Nama resmi : ACIDUM TARTARICUM

Nama lain : Asam tartrat

RM/BM : C4H4O6/150,09 g/mol

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 9

serbuk hablur halus sampai granul, warna

putih, tidak berbau, rasa asam, dan stabil

di udara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut

dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/P : Sebagai dapar asam

4. Aqua Pro Injeksi (Ditjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

RM/BM : H2O/18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/P : Zat tambahan

5. Paraffin cair (Ditjen POM 1979 : 475)

Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama lain : Paraffin cair

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 10

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak

berfluorosensi, tidak berwarna, hampir

tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol (95%) P, dalam kloroform P dan

dalam eter P

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya

K/P : Sebagai zat tambahan

6. Metilen blue (Ditjen POM, 1979 : 554)

Nama resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM

Nama lain : Metilen blue

RM/BM : C₁₆H₁₈CIN₃S.3H₂O / 373,90 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau hablur serbuk hijau tua,

berkilauan seperti perunggu, tidak berbau

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 11

atau praktis tidak berbau. Stabil diudara;

larutan dalam air dan dalam etanol

berwarna biru tua

Kelarutan : Larut dalam air dan kloroform, agak sukar

larut dalam etanol

C. Uraian tanaman

1. Tanaman sirih

a. Klasifikasi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Reknum : Plantae

Divisi : Magnoliopsida

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

b. Morfologi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Batang bulat memanjang, dengan mencapai ketinggian 5-15

m, dan tumbuh dengan menjalar atau merambat. Selain itu,

batang ini juga bersulur, beruas, berbuku dengan jarak 5-10 cm,

dan memiliki pertunasan yang banyk dibagian batang.Pada

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 12

umumnya, batang ini berwarna kecoklatan hingga kehijauan.Daun

berbentuk bulat oval atau telur, pangkal daun berberbentuk

hampir menyerupai jantung, pertulangan menyirip, permukaan

bagian tepi merata, dan juga berbulu pada permukaan bagian

bawah.Daun ini tebal, dengan lebar 2-10 cm, panjang 5-15 cm

yang berwarna kehijauan muda hingga tua.

2. Tanaman Jati

a) Klasifikasi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae

Genus : Tectona

Spesies : Tectona Grandis

b) Morfologi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Daun berbentuk jantung membulat dengan ujung meruncing,

berukuran panjang 20-50 cm dan lebar 15-40 cm, permukaannya

berbulu.Daun muda berwarna hijau kecoklatan, sedangkan daun

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 13

tua berwarna hijau tua keabu-abuan.Pada kondisi bagus batang

jati dapat mencapai tinggi 30-40 meter.Pada habitat kering,

pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar

dan membentuk semak.Pada daerah yang bagus, batang bebas

cabang 15-20 m atau lebih, percabangan kurang dan

rimbun.Pohon tua sering beralur dan berbanir.Kulit batang tebal,

abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan.

3. Tanaman Kumis Kucing

a) Klasifikasi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphoon staineus Benth

b) Morfologi (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002)

Bunga terdiri dari dua bagian yaitu bunga tunggal dan

bunga majemuk. Bunga tunggal berbentuk bibi, mahkota

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 14

berwarna putih hingga keungguan, bagian tas di tutupi dengan

rambul halus dan pendek berwarna keungguan. Sedangkan bunga

majemuk berwarna putih keungguan, panjang menca[ai 7-29 cm

dan di tutupi rambut halus dengan panjang 1-6 mm, kelopak

bunga berurat, pangkal rambut pendek dan juga jarang.Akar

tunggang, berbetuk bulat, dan berserabut banyak. Akar tanaman

ini berdiamater 1-2 mm dengan pangkal ujung kecil yang

berwarna kekuningan dengan panjang mencapai 25 – 30 cm yang

akan menembus permukaan tanah.

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 15

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu & Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018,

pukul 13.00 WITA sampai selesai. Tempat dilaksanakan percobaan

ini yaitu di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas

Halu Oleo.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

1) Cawan petri

2) Erlenmeyer

3) Elektromantel

4) Gelas kimia

5) Gelas ukur

6) Lampu spiritus

7) LAF (Laminal Air Flow)

8) Ose

9) Pinset

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
Morfologi Kapang dan Khamir 16

10) Tabung reaksi

11) Rak tabung

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

1) Alkohol 70%

2) Aluminium Foil

3) Aquades Steril

4) Beklin

5) Gliserol

6) Media PDA

7) Metilen blue

8) Plastic Wrap

9) Spoit 1 ml dan 5 ml

10) Sampel kapang (batang sirih, daun sirih, bunga kumis kucing,

batang jati, akar kumis kucing, dan daun jati).

11) Sampel khamir (Yogurt, air tape singkong, ai tape ketan,

yogurt plain, air tuak, dan Ragi roti).

12) Tissu

Fatmawati Muhammad Israwan Azis


O1A1 16 011
17
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan media jamur khamir

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dimasukkan 10 ml larutan media PDAnya kedalam cawan petri

sampai memadat, selanjutnya

c) Dilakukan pengambil 5 ml sampel, dimasukkan kedalam gelas

kimia

d) Dilakukan pengenceran pertingkat

e) Diambil 9 ml air steril dan 1 ml sampel kedalam tabung reaksi

sampai 10-3, dilakukuan secara aseptik

f) Dimasukkan larutan 10-3, diambil 1 ml dari larutan tersebut

kedalam cawan petri yang sudah memadat PDAnya

g) Dihomogenkan

h) Dibungkus dengan plastik wrap

i) Diinkubasi dengan suhu ruang selama 3 x 24 jam

j) Diamati

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
18
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

2. Pembuatan media jamur kapang

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dimasukkan 10 ml larutan media PDAnya kedalam cawan petri

sampai memadat, selanjutnya

c) Dibersihkan sampel yang akan digunakan dan dipotong

menjadi 4 bagian

d) Dimasukkan ke dalam LAF, dilakukan secara aseptik

e) Dicuci dengan alkohol, baiklin, alkohol, akuades 3x selama 5

menit

f) Dikeringkan diatas tissu

g) Dimasukkan kedalam media PDA menggunakan pinset

h) Dibungkus dengan plastik wrap

i) Diinkubasi dengan suhu ruang selama 3x 24 jam

j) Diamati

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
19
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

3. Pembuatan preparasi jamur secara langsung

a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b) Gelas objek dan dek gelas dibilas dengan alcohol 70 %.

c) Diambil jamur Rhizopus Oligorpus dengan menggunakan ose

bulat, lalu diletakkan diatas objek gelas.

d) Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan di

atas sampel.

e) Preparat ditutup dengan deck gelas.

f) Diamati morfologi melalui mikroskop

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
20
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Identifikasi Khamir

No. Sampel Tampilan Luar Gambar pada Mikroskop

1. Air tuak

Air tape
2.
ketan

3. Air tape ubi

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
21
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

4. Ragi roti

5. Yogurt plain

6. Yogurt

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
22
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

2. Identifikasi Kapang

No. Sampel Tampilan Luar Gambar pada Mikroskop

Bagian putih

1. Daun sirih
Bagian hitam

2. Daun jati

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
23
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

B. Pembahasan

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa

atau sel tunggal, eukariotik, dan berdinding sel dari kitin atau

selulosa. Fungi memperoleh makanannya dengan cara absorpsi.

Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang

disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang

disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif

yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil

yang berfungsi dalam reproduksi.

Fungi tumbuh dalam kisaran temperatur yang luas, dengan

temperatur optimal berkisar antara 22-30oC. Spesies fungi

patogenik mempunyai temperatur pertumbuhan optimal lebih tinggi,

yaitu berkisar antara 30-37oC. Beberapa fungi mampu hidup pada

temperatur 0oC sehingga menyebabkan kerusakan produk yang

disimpan pada penyimpanan dingin. Fungi tumbuh baik pada pH 5,

lebih tahan terhadap tekanan osmotik, sehingga dapat tumbuh baik

pada kadar garam dan kadar gula yang tinggi, dapat hidup pada

substansi dengan kelembaban sangat rendah, fungi dapat

memetabolisme karbohidrat kompleks seperti lignin sehingga dapat

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
24
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

tumbuh pada substrat-substrat seperti dinding kamar mandi,

sepatu kulit dan sampah kertas. Secara morfologi, fungi dibagi

menjadi tipe kapang dan khamir.

Kapang adalah fungi yang berbentuk benang multiseluler tidak

berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringannya.

Khamir adalah fungi yang bersel satu atau uniseluler ada beberapa

diantaranya bersifat miselium dengan percabangan.

Khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa

genara adalah yang membentuk miselium dengan percabangan.

Khamir hidupnya sebagai sporofit dan ada beberapa yang parasitik.

Penyebaran khamir luas dialam, tetapi tidak seluas daerah

penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir terdapat dipermukaan

buah-buahan, didalam debu, ditanah-tanah perkebunan buah-

buahan, daun dari beberapa tanaman, nktar bunga-bungaan,

dipermukaan dan didalam tubuh serangga, didalam cairan yang

mengandung gula misalnya cairan buah, madu, sirup,

Perbedaan utama dari kapang dan khamir adalah khamir

merupakan sel tunggal (Uniseluler) sedangkan kapang bersel ganda

(Multiseluler). Perbedaan lainnya yaitu kapang mempunyai filamen

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
25
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

yang berbentuk benang dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan,

apabila organisme tersebut merupakan saprofit dalam tanah atau

dalam medium lainnya.

Pengamatan morfologi khamir dapat dilakukan secara

makroskopik maupun mikroskopik. Pengamatan makroskopik yang

perlu diperhatikan antara lain warna koloni, tekstur koloni, keadaan

permukaan koloni, dan permukaan tepi koloni. Pengamatan

mikroskopik yang perlu diperhatikan antara lain bentuk sel, ada

tidaknya pertunasan (budding), banyaknya tunas pada tiap sel,

askospora, dan ada tidaknya miselium semu (pseudomycelium).

Pengamatan morfologi kapang dapat dilakukan secara

makroskopik maupun mikroskopik. Hal- hal yang perlu diperhatikan

pada pengamatan makroskopis adalah tekstur permukaan koloni

(berbutir-butir/granular, beludru/velvety, kapas/wooly, floccose),

warna koloni, warna sebalik koloni (reverse colony), ada tidaknya

zona pertumbuhan, ada tidaknya garis atau lingkaran konsentris

(zonation), ada tidaknya garis-garis radial dari pusat koloni ke arah

tepi koloni (radial furrow), ada tidaknya bau yang khas, dan ada

tidaknya exudate drops. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
26
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

pengamatan mikroskopik ialah struktur pendukung sel generatif

(sporangiofor atau konidiofor), struktur penghasil sel generatif

(sporangium atau fialid), bentuk dan ukuran sel generatif

(spora/konidia), dan keadaan miselium (bercabang atau tidak,

berseptum atau tidak).

Manfaat percobaan ini dalam bidang farmasi yaitu kita dapat

mengamati dan maemahami prosedur pembuatan preparat kapang

dan khamir secara langsung yang di buat dari bahan-bahan alami,

dengan adanya percobaan ini pula kita dapat mengetahui bagaimana

perkembangan mikroba yang ada dalam medium.

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
27
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa identifikasi kapang dan khamir dilakukan dengan pengamatan

makroskopis terhadap pertumbuhannya. Pada pengamatan makroskopis,

pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan adanya spora

seperti benang-benang/bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir

terlihat seperti lendir dan mengkilat.

B. SARAN

Saran saya pada percobaan morfologi kapang dan khamir

adalah sebaiknya mahasiswa lebih teliti dalam mengamati suatu

morfologi dari kapang dan khamir agartidak terjadi kesalahan

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011
28
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR

DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi, T. Dan Dewis. S., 2009, Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. Sebagai Bakteri Kontaminan,
Jurnal Kesehatan, Vol. 2 (2).

Dewi, A.K., Cahya S. U. Dan Sri M., 2014, Kandungan Total Fungi Serta
Jenis Kapang dan Khamir pada Limbah Pabrik Pakan yang
Difermentasi dengan Berbagai Aras Starter ‘Starfung’, Jurnal
Agripet, Vol 14 (2).

Ditjen POM., 1979. Farmakope Indonesia Edisi Iii. Depertemen


Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Hafsari, A.R. dan Isma A., 2013, Isolasi dan Identifikasi Kapang
Endofit dari Tanaman Obat Surian (Toona sinensis),
Biodiversitas, Vol. 8 (2).

Ilyas, M., 2017, Uji Viabilitas Koleksi Kapang LIPI-MC dalam Ampul
Penyimpanan Kering-beku L-drying setelah Satu Tahun
Penyimpanan pada Suhu 50 C, Biodiversitas, Vol. 8 (1).

Putri, H. S., Suranto dan Ratna S., 2010, Kajian Keragaman Jenis dan
Pertumbuhan Kapang dalam Acar Mentimun, Jurnal Biodiversitas,
Vol. 4 (1)

Widowati, T., Bustanussalam, Harmastini S. dan Partomuan S., 2016,


Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit dari Tanaman Kunyit
(Curcuma longa L.) sebagai Penghasil Antioksidan, Biopropal
Industri, Vol. 7 (1).

Yurliasni dan Zakaria Y., 2013, Kajian Penambahan Khamir


Kluyveromyces lactis, Candida curiosa dan Brettanomyces
custersii asal Dadih terhadap Konsentrasi Asam-Asam Amino,
Lemak, Organik dan Karbohidrat Susu Kerbau Fermentasi
(Dadih), Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik, Vol. 15 (1).

FATMAWATI MUHAMMAD ISRAWAN AZIS


O1A1 16 011

Anda mungkin juga menyukai