pandangan Telah turun berbicara Pabila berkata Sang kesuma bidadari syurgawi Seluruh alam menyaksikan (solo) kesyahduan Sesungguhnya berkasihlah Bagai tersentuh rasa percaya Di antara manusia Tika terdengarkan Perindah segala kata-kata Aduhai... Bahagia itu janjinya (1) Mengapa kita sengketa Telah jauh berkelana entah di Rentaslah jalan terbuka mana Tanpa dusta Ada rasa hanya kuntum (Telah teguh di garis... Karma!) kasihnya Telah jauh berkelana entah di Khabar itu merelakan mana perjalanannya Ada rasa hanya kuntum Ada jiwa hanya kuntum kasihnya kasihnya Biar panas membakar Khabar itu merelakan Biar ranjau mencabar perjalanannya Telah mekar hati seindah Ada jiwa hanya kuntum kasihnya purnama Biar panas membakar Dipujuk segala rajuk Biar ranjau mencabar Sepi rindu adakala Telah mekar hati seindah Meracun imannya purnama (Biar panas membakar Dipujuk segala rajuk Biar ranjau mencabar Sepi rindu adakala Hati mekar seindah purnama) Meracun imannya (2) (Biar panas membakar Siapa menyapa bagai pelita Biar ranjau mencabar Arah yang menghilang tika gelita Hati mekar seindah purnama) (Duhai kasih bulan saksi) (3) Tatap tidak ditatap Tangis bagai gerimis Kotakan di dada yang terdetik Hati bak tasik pedih Temukan sang cinta Cuba cari hakikat (Angin pun mula bercerita Temukan azimat Semesta nyata terpedaya) Kasih gundah gerhana Kekasih tak berbahasa Diam tak berirama Getir fikir derita mengharap Gusar tambah gementar Suara... Tak tertanggung rasa (Tangis bagai gerimis (ulang dari 3) Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat Temukan azimat) (Kasih gundah gerhana Diam tak berirama Gusar tambah gementar