PENDAHULUAN
kritis dalam pemanfaatan dan pengalokasian sumber dayanya yang berarti untuk
pemeriksaan intern atau audit internal. Untuk saat ini peran audit internal adalah
audit internal lebih mengedepankan sifat pencegahan (preventif) dan hal ini
mendeteksi dan memberi saran kepada manajemen atas operasional yang ada.
independen, yang ada pada suatu perusahaan dengan tujuan untuk menguji dan
ini adalah untuk memastikan apakah ada tugas dan tanggung jawab yang
diberikan telah dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya. Untuk itu audit
internal perlu melakukan pemeriksaan, penilaian dan mencari fakta atau bukti
1
guna memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen untuk ditindak lanjuti.
istilah yang lebih umum seperti pencurian, penggelapan, pemalsuan dan lainnya.
karena kebetulan maupun karena suatu hal yang disengaja. Dengan demikian
mengevaluasi suatu sistem dan prosedur yang telah disusun rapih, benar dan
2
yang dilakukan pada perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dalam
disengaja.
Pada tahun 2012 pihak auditor internal PT PLN (persero) Kantor Pusat
terjadinya Fraud disalah satu kantor rayon. Fraud yang ditemukan pihak auditor
perusahaan yang memberikan biaya pasang listrik baru kepada pelanggan. Pada
yang dikeluarkan pelanggan tersebut pada saat pasang listrik baru. Pihak auditor
yang dikeluarkan menteri energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia
sumber daya mineral Republik Indonesia mengenai biaya pasang listrik baru.
Penulis melihat adanya masalah yang perlu dikaji, yaitu peranan dari
penyediaan jasa publik bagi masyarakat, yang diterangkan dalam sebuah karya
3
Kecurangan (fraud); Studi Kasus pada PT PLN (persero) Kantor Pusat
menyadari bahwa akan banyak masalah yang akan timbul pada saat
(manajer kantor PLN Rayon) dengan list biaya resmi dari kementerian energi dan
sumber daya mineral Republik Indonesia pada kasus fraud yang terdeteksi oleh
Sulawesi.
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan biaya pasang listrik
baru yang dikeluarkan oknum perusahaan dengan list biaya resmi dari
kementerian energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia pada kasus
fraud yang terdeteksi oleh auditor PT PLN (persero) Kantor Pusat Satuan
4
1.4 Ruang Lingkup Penalitian
publik yang dilakukan oknum perusahaan pada pelanggan yang ingin memasang
listrik baru.
1. Penulis
2. Perusahaan
3. Pihak Lain
5
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penelitian.
tahap penelitian.
6
BAB V PENUTUP
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh mereka yang bertanggung
jawab.
perusahaan, maka ruang lingkup dan luasnya tugas yang dipikul oleh
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
independen”.
Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur termasuk laporan
didalam perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang
berlaku serta pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan
keuangan, operasi atau aktivitas yang lain dari suatu entitas telah sesuai
Dari definisi di atas sudah jelas bahwa kegiatan penilai independen yang
9
3. Audit operasional (operation auditing) memfokuskan penilaiannya kepada
Dari definisi di atas sudah jelas bahwa review sistematis dari suatu
4. Audit keuangan (financial auditing) merupakan audit yang paling tua dan
dari prosedur ketersediaan dan teknik audit, audit jenis ini merupakan
jenis audit yang memiliki prosedur dan teknik yang paling lengkap dan
juga objek yang diaudit telah dipimpin oleh suatu prinsip-prinsip akuntansi
keseluruhan audit memiliki tujuan yang (hampir) sama yaitu menilai bagaimana
10
meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan secara taat
asas.
semakin besar suatu perusahaan maka semakin luas pula rentang pengendalian
pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan yang optimal
Auditors dalam Standards for The Proffesionals Practice of Internal Auditing yang
dikutip oleh Ratliff et al. (1996) dan Moeller dan Witt (1999) : “Internal Audit is an
11
menguji dan mengevaluasi aktivitasnya sebagai suatu pelayanan terhadap
organisasi.
adalah: “Audit internal adalah agen yang paling ‘pas’ untuk mewujudkan internal
control, risk management dan good corporate governance yang pastinya akan
Dari definisi di atas sudah jelas bahwa audit internal merupakan jaminan,
Menurut Hery (2010:39) tujuan dari audit internal adalah : “Audit internal
mereka analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan
12
3. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap
oleh perusahaan.
1. Financial auditing
2. Operational auditing
audit internal menjadi satu-satunya unit kerja yang paling tepat melakoninya.
Karena itu, peran audit internal yang selama ini selalu berkaitan dengan urusan
physical control harus sudah bergeser dari sekedar terkesan sebagai “provoost”
pendeteksian fraud.
Menurut BPKP (2008:43) peran yang ideal bagi audit internal yaitu
sebagai berikut:
13
1. Peran audit internal dalam pencegahan fraud
risiko terjadinya fraud dalam berbagai segmen. Tidak hanya manajemen puncak,
audit internal juga harus mendapat sumber daya yang memadai dalam rangka
anggota organisasi.
14
5. Melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengendalian di
Melihat banyak beban yang harus dipikul oleh tim audit internal, maka
competency) yang sama bagi para auditor. Menurut Kumaat (2011: 25-27)
dijelaskan kompetensi audit internal mulai dari head of department hingga para
Kepribadian atau karaktek positif yang kuat sekarang ini diakui sebagai
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sosok audit internal yang ideal
rekomendasi solusi, integritas menjadi hal yang tidak dapat ditawar. Secara kasat
mata orang-orang seperti ini umumnya dijumpai dengan kemiripan ciri dalam hal:
b. Memiliki prinsip hidup dan pendirian teguh, yaitu hasil bentukan dari
persistensi dan disiplin diri yang relatif tinggi dan konsisten yang sudah
15
Selanjutnya, karena sifat pekerjaan auditor yang harus selalu berinteraksi
dengan berbagai tipe manusia, bahkan mempengaruhi orang lain, auditor mau
tidak mau juga harus memiliki aura kepemimpinan yang memadai. Kumaat
a. Minat yang tinggi atau pengalaman yang konsisten, mulai dari masa
relatif tinggi.
baik, yang juga ditopang oleh lingustic intelligence yang baik, khususnya
fasih secara moral (terlihat saat berdiskusi atau ketika tampil sebagai
public speaker).
setiap business process (sistem kerja) yang sedang berjalan maupun yang lazim
tersebut.
16
b. Menganalisis perubahan, penyimpangan, bahkan potensi risiko yang ada.
memadai agar dapat inline dengan wawasan berpikir dan pengetahuan yang
ke waktu (contextual).
Karena itu, auditor tidak boleh hanya berbekal pengetahuan dasar auditing saja
mengandalkan hasil studi/pelatihan formal (yang terkadang tidak link & match
dengan dinamika kebutuhan bisnis), tetapi juga bersedia menjelajah secara self
learning setiap informasi di luar serta pengalaman di dalam institusi bisnis, baik
yang bersifat technical maupun managerial, terkait seluruh bidang yang ditekuni
sebagainya).
Secara umum ada 3 tingkatan yang diharapkan auditee dari diri auditor:
a. Memiliki kecakapan teknis yang baik, paling tidak sepadan dengan yang
17
b. Memiliki kecakapan supervisory yang tidak hanya terkait dengan
1. Independensi
Audit internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang
yang tidak memihak (netral). Hal ini hanya dapat diperoleh melalui
status organisasi dan sikap objektif dari para audit internal. Status
secara maksimal.
2. Kemampuan Professional
18
Kemampuan profesional wajib dimiliki oleh auditor internal. Dalam
b. Pengawasan
dimaksud mencakup:
pemeriksaan.
19
c. Ketelitian profesional
kepentingan.
3. Lingkup pekerjaan
a. Keandalan informasi
perundang-undangan
ditetapkan.
c. Perlindungan aktiva
Audit internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan
20
illegal. Pada saat memverifikasi keadaan suatu aktiva, audit internal
perbaikan
e. Pencapaian tujuan
pemeriksaan
21
4. Pemberitahuan kepada pihak yang dipandang perlu
pemeriksaan disampaikan
konstruktif dan tepat waktu. Objektif adalah laporan yang faktual, tidak
22
juga harus langsung melaporkan hasil pemeriksaannya kepada
2.3 Fraud
Pada umumnya dikenal dua tipe kesalahan, yaitu kekeliruan (errors) dan
akibat tindakan yang tidak disengaja yang dilakukan oleh manajemen atau
Tindak fraud adalah “manusia” dengan berbagai alasan dari dalam dirinya
23
dengan tipu muslihat, fraud pelaporan keuangan, korupsi, kolusi, nepotisme,
penyuapan, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain”.
berikut:
bisa merugikan berbagai pihak. Fraud merupakan suatu hal yang sangat sulit
sehingga perlu penanganan yang sistematis. Akan tetapi kita harus optimis
bahwa bisa dicegah atau paling tidak bisa dikurangi dengan menerapkan
Dari beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa fraud berarti suatu
(fraudulent). Fraud auditing hendaknya disebut dengan istilah audit atas fraud ,
keuangan. Fraud auditing termasuk dalam audit khusus yang berbeda dengan
audit umum terutama dalam hal tujuan yaitu fraud auditing mempunyai tujuan
yang lebih sempit (khusus) dan cenderung untuk mengungkap suatu fraud yang
24
a. Insentif atau tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau
c. Sikap atau rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis
yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan
perusahaan.
merugikan.
“celah” risiko.
25
2. Praktek yang menyimpang dari desain atau kelaziman (common business
business process.
empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga
1. Greed (keserakahan).
2. Opportunity (kesempatan).
3. Need (Kebutuhan).
4. Exposure (pengungkapan).
Greed dan need termasuk dalam faktor individu yang merupakan hal
bersifat sangat personal dan diluar kendali perusahaan sehingga sulit sekali
seseorang untuk berbuat fraud kerena pelaku cenderung berpikir bahwa kapan
lagi ada kesempatan jika tidak sekarang. Sementara exposure berkaitan dengan
pelaku fraud tergolong ringan sehingga para karyawan perusahaan tidak merasa
melakukan tindakan fraud adalah tekanan, baik itu tekanan finansial maupun non
26
finansial yang didukung dengan adanya kesempatan karena perusahaan tidak
menindak tegas pelaku fraud sehingga tidak membuat efek jera bagi para pelaku
fraud.
Kasus fraud yang semakin marak terjadi membuat kerugian yang cukup
besar bagi perusahaan. Apabila fraud tidak bisa dideteksi dan dihentikan, maka
akan berakibat fatal bagi perusahaan. Untuk itu, manajemen perusahaan harus
fraud.
terintegrasi yang dapat menekan terjadinya faktor penyebab fraud (fraud triangle)
yaitu:
kebutuhannya.
dapat memperkecil peluang terjadinya fraud karena setiap tindakan fraud dapat
terdeteksi cepat dan diantisipasi dengan baik oleh perusahaan. Setiap karyawan
tidak merasa tertekan lagi dan melakukan pembenaran terhadap tindakan fraud
27
Salah satu cara tersebut adalah dengan memberikan kesempatan kepada audit
internal untuk mendeteksi dan mencegah fraud yang mungkin terjadi dalam
lingkungan organisasi. Apabila teknik pencegahan fraud berjalan baik dan efektif
publik.
tujuan yaitu:
lini organisasi.
bersifat coba-coba.
mungkin.
kelemahan pengendalian.
Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah dan
pengendalian anti fraud , yang didasarkan pada nilai-nilai inti yang dianut
28
dapat menggunakan nilai itu untuk mengarahkan tindakan mereka. Nilai-
nilai itu membantu menciptakan budaya jujur dan etika yang menjadi
the Top yang dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar
bagi kode etik perilaku yang lebih terinci, yang dapat dikembangkan
29
atau penting. Kebijakan semacam itu mungkin mencakup
d. Pelatihan
e. Konfirmasi
30
2. Tanggung jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Pencegahan Fraud
mengidentifikasi fraud.
“tone at the top” yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan perilaku
3. Organisasi.
4. Teknik pengendalian.
31
Kebijakan unit organisasi harus memuat a high ethical tone dan harus
tindakan fraud dan kejahatan ekonomi lainnya. Seluruh jajaran manajemen dan
Adanya komite audit yang independen menjadi nilai plus karena unit audit
untuk menganalisis pengendalian intern dan tetap waspada terhadap fraud saat
melaksanakan audit.
fraud. Kerugian dan fraud dapat dicegah pula apabila organisasi atau instansi
sinyal fraud.
32
3. Regular staff meetings
5. Good communication
fraud dapat dilakukan dengan prosedur yang tepat dalam perusahaan karena hal
ini merupakan langkah awal untuk mencegah fraud. Prosedur yang tepat tidak
berarti tanpa dukungan karyawan yang berkerja dalam perusahan. Oleh karena
memadai. Hal ini ditandai dengan terdapat komitmen yang kuat antara pengurus,
33
unit-unit usaha GKPRI Jawa Barat berjalan efektif dan audit internal (pengawas)
Jawa Barat. Hal ini memudahkan audit internal (pengawas) dalam melakukan
Audit Internal Dalam Pencegahan Kecurangan (Fraud) Studi Kasus pada PT.PLN
(persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa peranan audit internal dalam pencegahan kecurangan (Fraud) studi kasus
pada PT.PLN (persero) distribusi Jawa Barat dan Banten sudah memadai, hal ini
dikarenakan kegiatan audit telah dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan
audit dalam menilai keefektifan sistem pengendalian intern. Audit internal juga
dan kompeten.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif ini bertujuan untuk memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian ini berfungsi
Kantor Pusat Satuan Pengawasan Internal Regional X Sulawesi ini disebut juga
studi lapangan atau field study (Sekaran, 2010:170). Penelitian ini dilakukan
dalam situasi tidak diatur, sama seperti studi korelasi pada umumnya. Adapun
unit analisis yang digunakan untuk merujuk pada tingkat kesatuan data yang
kelompok.
3.2 Kehadiran Peneliti
lingkungan alami organisasi dengan intervensi minimum oleh peneliti dan arus
peneliti sebagai pengamat penuh ini sebelumnya telah diketahui oleh objek
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu jenis data, yaitu data
kualitatif. Data kualitatif adalah hasil pengamatan yang berbentuk kategori dan
bukan bilangan (Nuryanti, 2012). Dalam penelitian ini data kualitatifnya berupa
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan dua sumber data, yaitu:
yang dilakukan oleh objek penelitian maupun dari pihak lain yang
36
3. 5 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (interview)
yang diperlukan.
b. Dokumentasi (documentation)
ucapan atau tulisan dan perilaku objek yang diamati. Pendekatan ini diharapkan
37
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau
ada, bukan dari teori. Landasan teori hanya digunakan sebagai penopang fokus
penelitian. Pendekatan ini berangkat dari suatu teori dan gagasan para ahli,
pemecahannya.
3. 7 Tahap-Tahap Penelitian
1. Penelitian pendahuluan
2. Pengembangan desain
3. Penelitian sebenarnya
38
dengan data-data dari proses dokumentasi. Tahapan inilah yang digunakan
39
BAB IV
PEMBAHASAN
dibidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan pimpinan KNI pusat
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
dibidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
40
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status
dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum
hingga sekarang.
41
4.1.2 Struktur Organisasi PLN
(Persero)
2010 tentang susunan organisasi tanggung jawab dan tugas pokok pada SPI,
dimana KSPI berada dibawah direktur utama dan kepala audit internal berada
42
dibawah general manager unit bisnis. Proses reorganisasi SPI mengacu pada
reorganisasi SPI, secara operasional pada posisi P1, yang mana secara
koordinasi pekerjaan seluruh Kepala Audit Intern (KAI) dibawah kendali KSPI,
induknya masing-masing.
terhadap SPI PLN. Hasil pelaksanaan uji banding dan kajian strategi memberikan
sebuah dasar rencana kerja, yang bila berhasil diterapkan akan membantu SPI
membandingkan standar yang dikeluarkan oleh IIA dan praktik terbaik dari
industri yang sejenis seluruh dunia. Rekomendasi yang diberikan oleh konsultan
PwC untuk meningkatkan kinerja SPI menuju praktik internal audit terbaik adalah
sebagai berikut:
1. Strategi
a. Menyusun rencana jangka panjang sesuai piagam audit
b. KPI disusun dengan mempertimbangkan RJP SPI
2. Struktur
a. Menjalankan fungsi audit evaluasi (Audit Quality Assurance)
untuk melaksanakan quality assurance dan memperbaharui
metodologi standar atau proses audit.
43
b. Melakukan review struktur organisasi secara berkala untuk
melihat apakah organisasi SPI masih selaras dengan bisnis
dan risiko perusahaan.
c. Mengharuskan setiap staf SPI untuk melengkapi pernyataan
benturan kepentingan.
d. Melaksanakan audit IT general control dan application control
testing dengan mengacu kepada standar yang umumnya
digunakan Control Objectives For Information And Related
Technology (COBIT).
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Melaksanakan dan mendokumentasikan kompetensi gap
personel SPI.
SPI.
Pusdiklat.
direktorat SDM.
4. Proses
44
b. Menyusun standar prosedur untuk penyusunan RJP,
universe SPI dengan peta risiko yang telah disusun oleh fungsi
manajemen risiko.
5. Teknologi
45
Gambaran Tranformasi SPI
telah terbit surat keputusan direksi PLN nomor 159.K/DIR/2012 tanggal 03 april
2012 tentang susunan organisasi, tanggung jawab dan tugas pokok pada satuan
pengawasan intern.
Gambar 4.3. Susunan organisasi, tanggung jawab dan tugas pokok pada SPI.
46
Terdapat 17 kepala bidang dan 5 expert yang berada langsung dibawah Kepala
Rencana jangka panjang SPI tahun 2012 – 2015 dapat dilihat melalui
gambar berikut:
perusahaan (RJP).
47
c. Peningkatan kompetensi dan pengetahuan auditor melalui
pengawasan:
SPI.
berbasis AIT.
48
e. Efektifitas RBA menggunakan sistem penilaian audit (audit
rating system).
strategis:
practice.
Prosedur tata usaha langganan diatur dalam SK DIR No. 1336 tahun
2011. Pedoman ini merupakan sistem layanan listrik yang mengakomodir
perkembangan lingkungan baik dari sisi kebutuhan dan keinginan pelanggan
maupun dari kemajuan teknologi yang ada yang meliputi kegiatan pelayanan
kepada pelanggan / calon elanggan dan masyarakat yang membutuhkan tenaga
listrik.Pedoman proses pelayanan pelanggan ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan
utama yaitu:
49
Gambaran ketiga aktivitas tersebut sebagai berikut :
Informasi Penagihan
Pelanggan Piutang
Hutang Tagihan
Listrik dan
Tagihan
Keluhan & Lainnya Pengawasan
Pengaduan Piutang
Pelanggan
PELAPORAN (REPORTING)
(Eksternal) antara lain : Informasi tentang tata cara, persyaratan dan informasi
Baru (PB), Perubahan Daya (PD), maupun produk layanan lainnya, serta
listrik.
50
Fungsi Layanan Listrik 2 - yaitu pembacaan meter dan perhitungan
Ketiga layanan tersebut tercatat pada sistem terpusat PLN yang disebut
pelaporan (reporting).
fungsi layanan listrik 1 pada tata usaha langganan PLN, dengan prosedur
sebagai berikut :
c. Biaya
a. Pelayanan
b. Surat Jawaban Penyambungan dan
Pendafataran
Pembayaran Biaya
51
Dengan Penjelasan sebagai berikut :
1. Pelayanan pendaftaran
a. Nama pemohon.
2. Surat jawaban
52
loket online. Bagi unit pelayanan yang belum bergabung dengan
b. Tarif listrik.
yang lebih handal dari standar layanan PLN maka pelanggan akan
dilaksanakan.
5. Pelaksanaan penyambungan
berikut:
53
a. Pembuatan perintah kerja pemasangan sambungan listrik (SL).
pelanggan.
posisi ON.
Hal ini memperlihatkan proses penyambungan baru tenaga listrik PLN telah
54
apakah kegiatan operasional yang dilakukan oleh manajemen telah sesuai
Pemeriksaan Tahunan). PKPT ini disusun oleh setiap regional SPI berdasarkan
risiko korporat dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat. PKTP
setelah disepakati dan ditanda tangani oleh KSPI (Kepala Satuan Pengawasan
55
Gambar 4.7 Siklus kegiatan pemeriksaan SPI
dan bisa juga berdasarkan dari laporan pengaduan masyarakat yang menurut
menemukan adanya temuan yang perlu dtindak lanjuti lebih dalam, namun
56
dikarenakan terbatasnya waktu pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam PKPT
SPI regional yang menemukan temuan yang perlu dtindak lanjuti lebih
dalam tersebut membuat surat kepada KSPI, dan apabila disetujui KSPI akan
pengaduan dan informasi inilah kepala bidang audit khusus menyusun program
1. Internal perusahaan
a. Direksi
b. Komisaris
c. KSPI
e. Pegawai
2. Eksternal perusahaan
b. LSM
c. Masyarakat
57
4.4.2.2 Sasaran Pemeriksaan Khusus
melakukan pelanggaran.
4.5 Fraud
auditor yang menangani kasus ini. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh
menetapkan standar harga dalam pasang listrik baru yang diatur oleh
kementerian energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia, masih ada
saja tindakan fraud yang terdeteksi oleh para auditor internal perusahan yang
berkaitan dengan biaya pasang listrik baru. Dalam penelitian ini, kasus fraud
yang terdeteksi oleh auditor SPI Regional X Sulawesi terjadi di salah satu kantor
58
rayon yang berada dibawah Pengawasan SPI Regional X Sulawesi, adapun
secara kebetulan didapati oleh Auditor pada saat dilakukan sampling buril untuk
melihat rencana anggaran biaya (RAB) pasang listrik baru untuk salah satu
pelanggan berdaya besar B2 66.000 VA terlihat janggal dan bagi para auditor
pasang listrik baru yang terjalin antara manajer rayon PLN yang bersangkutan
dengan pihak kantor PLN rayon tersebut. Berikut rincian anggaran dan biaya
Harga Jumlah
No Uraian Pekerjaan Satuan Satuan Volume Harga Keterangan
Rp Rp
Material JTR
1 LVCT 3x35+50mm2 Mtr 45.000 75 3.375.000
2 Large Angel Assembly for Set 85.000 2 170.000
LVCT
3 Piercying Tap Connector Set 37.500 4 150.000
Double
59
Total 104.921.000
Gambar 4.8 Rincian anggaran dan biaya yang dikeluarkan pihak kontraktor setelah a
ndanya kesepakatan dengan manajer kantor PLN rayon yang bersangkutan
suatu unsur yang dapat dikatakan sebagai fraud, hal ini terlihat pada point 5 yaitu
Dalam aturan dan prosedur yang berlaku di PLN tidak pernah ada aturan yang
peraturan menteri energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia Nomor:
09 tahun 2011, tanggal 13 Mei 2011, Sehingga terjadi pembengkakan biaya yang
104.921.000. Hal inilah yang menjadi temuan auditor SPI Regional X Sulawesi
terjadinya fraud tersebut, dan penulis menyimpulkan bahwa kasus fraud yang
terjadi pada kantor PLN rayon ini terjadi karena kurangnya informasi yang
diberikan oleh pihak perusahaan kepada para calon pelanggan mengenai biaya
atau tarif yang seharusnya dikeluarkan dalam pasang listrik baru, sehingga para
calon pelanggan tidak mengetahui secara pasti berapa biaya yang seharusnya
60
menteri energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia Nomor: 09 tahun
rayon, hal seperti inilah yang tidak diketahui oleh para pelanggan sehingga
memiliki dampak yang tidak baik. Dampak dari fraud yang terjadi dalam suatu
perusahaan dapat berupa kerugian material maupun non material. Kerugian non
material yang dimaksud seperti buruknya citra perusahaan dimata publik dan
apa saja dampak yang dirasakan dari kasus fraud yang ditemukan oleh auditor
bahwa dalam kasus fraud yang terjadi di kantor PLN rayon ini, kerugian
dirasakan oleh pihak perusahaan dan pelanggan yang bersangkutan. Bagi pihak
PLN, dampak yang dirasakan karena kasus ini adalah citra perusahaan akan
buruk dimata pelangg an, dimana saat ini PLN sedang gencar-gencarnya
61
4.5.4 Upaya Pengungkapan Fraud Oleh Pihak SPI Regional X
Sulawesi
mengungkap kasus fraud yang terjadi pada kantor PLN rayon yang
operasional yang terdiri dari desk work dan field work dalam mengungkapkan
kasus ini.
1. Desk Work
Desk work merupakan langkah awal yang dilakukan auditor SPI dalam
tahap selanjutnya yaitu field work. Contoh dari data-data buril yang akan
Apabila data dari hasil pemeriksaan buril yang dilakukan lemah atau
kurang andal maka luas area pengujian pada saat field work akan
menjadi lebih besar. Sebaliknya, jika data dari hasil pemeriksaan buril
yang dilakukan kuat dan dapat diandalkan maka luas area pengujian saat
62
tersebut. Dari hasil sampling data pelanggan berdaya besar, SPI
pasang listrik baru salah satu pelanggan yang tidak wajar. Ketidak
2. Field Work
merupakan lanjutan dari tahap desk work. Pada kasus fraud yang terjadi
pada kantor PLN rayon ini, auditor SPI Regional X Sulawesi melakukan
tersebut.
berapa biaya yang dikeluarkan untuk pasang listrik baru agar bisa
63
d. Meminta klarifikasi dari manajer kantor PLN rayon bersangkutan.
tersebut.
dari klarifikasi tersebut adalah benar RAB pasang listrik baru yang
bersangkutan.
kepada manajemen unit diatasnya dalam hal ini unit induk atau
ini direksi).
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PLN telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
oleh kantor pusat. Hal ini terlihat dari kasus fraud yang terdeteksi oleh auditor
SPI Regional X Sulawesi di salah satu kantor PLN rayon yang berada dibawah
diawali dengan desk work kemudian dilanjut dengan kegiatan field work, pihak
PLN rayon tersebut dengan pihak kontraktor listrik dalam pembuatan RAB
pasang listrik baru yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
PT.PLN (Persero) yang diatur dalam peraturan menteri energi dan sumber daya
mineral Republik Indonesia Nomor: 09 tahun 2011, tanggal 13 Mei 2011 kepada
untuk pasang listrik baru adalah Rp.91.921.000 tetapi realisasi biaya yang
65
fraud yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) Kantor Pusat Satuan Pengawasan
Internal Regional X Sulawesi. Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya dilakukan
pada satu kasus fraud saja, dimana masih terdapat kasus lain yang terjadi pada
pada penelitian berikutnya yang akan membahas topik yang sama, agar meneliti
kasus fraud lainya yang terjadi pada unit-unit yang dibawahi oleh PT.PLN
5.3 Saran
dikeluarkan para calon pelanggan bila ingin melakukan pasang listrik baru
dalam proses pasang listrik baru yang diajukan para calon pelanggan dan
66
memberikan disiplin pegawai yang tegas sehingga memberikan efek jera
kejadian seperti kasus fraud yang dibahas dalam penelitian ini tidak
terulang lagi.
kontraktor listrik yang akan menjadi perantara mereka dengan pihak PLN
dalam proses pasang listrik baru. Pelanggan harus berkerja sama dengan
67
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Elder, Rondal J., dan Beasly, Mark S. 2008. Auditing and
Assurance Service and Integrated Approach, 13th Edition, New Jersey :
Pearson Education In Upper Sadle River.
Institute of Internal Auditor’s. 1995. The Proffesional Practices Frame Work, USA:
The IIA Global Practices Center.
Moeller Robert dan Witt, Helbert N. 1999. Brink’s Modern Internal Auditing. 5th
Edition, New York: A.Ronald Press Publication.
Picket, K. H. Spencer. 2001. The Internal Auditing Handbook. USA: John Walley
Ratliff, Richard L., Wallace, Wanda A., Loebbecke, James K. 1996. Internal
Auditing Principles and Techniques 2th Edition, Altamonte Springs, Fla:
The Institute of Internal Auditors.
Tunggal, Amin Widjaja. 2012, The Fraud Audit Mencegah dan Mendeteksi
Kecurangan Akuntansi. Jakarta: Harvarindo.
68
Wardhini, Meta. 2010. Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan dan
(Fraud) Studi Kasus Pada PT.PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan
Banten. Desertasi tidak Diterbitkan. Bandung: Program S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama.
69