Anda di halaman 1dari 4

LUNTURNYA BUDAYA KEADILAN SOSIAL

Oleh: Yuliana Widi Astuti (P07120115039)

Semakin bertambahnya usia bangsa semakin bertambah pula permasalahan


yang dihadapi. Mulai dari masalah yang ada di pusat sampai di pelosok daerah.
Permasalahan yang muncul sebagian besar merupakan masalah yang sulit
ditemukan ujung pangkalnya. Sulit ditemukan bagaimana penyelesaian yang baik
dan penyebab munculnya masalah itu sendiri. Salah satu dari sekian banyak
permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ialah tentang keadilan sosial.

Keadilan sosial di Indonesia yang merupakan implementasi dari sila ke lima


Pancasila dapat dikatakan belum diterapkan dengan sebenar-benarnya. Banyak
bukti yang menunjukkan bahwa keadilan di Indonesia masih banyak yang
berlubang di sana sini. Di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara
pun yang sudah mempunyai aturan mengikat sering tidak tercipta suatu keadilan
sosial. Dalam bidang hukum misalnya, masih banyak keadilan sosial yang belum
terwujud seperti perlakuan hukum yang berbeda-beda terhadap pelanggaran yang
sama atau sanksi yang tidak sesuai dengan pelanggarannya.

Kasus penyuapan mewarnai hukum di Indonesia baru-baru ini semakin


marak terjadi. Penyuapan seolah-olah menandakan bahwa hukum yang berdiri
kurang tegak dan hukum dapat dibeli oleh siapa saja yang mempunyai harta
berlimpah. Kasus penyuapan dilakukan untuk meringankan hukuman atau bahkan
terbebas dari hukuman yang menjeratnya. Hal itu mengajarkan sebuah
ketidakadilan dalam bidang hukum karena tidak sesuai dengan prosedur atau
peraturan yang berlaku. Padahal suatu peraturan hukum negara dibuat untuk
seluruh warga negara dan perlakuan terhadap suatu pelanggaran adalah sama bagi
setiap orang. Siapa pun yang bersalah harus dihukum berdasarkan peraturan yang
berlaku.
Kasus penyuapan telah banyak yang terungkap namun, tidak menutup
kemungkinan bahwa kasus penyuapan yang belum terungkap masih banyak
terutama dalam skala kecil. Peranan aparat penegak hukum sangat diperlukan
dalam hal ini. Kejujuran dan keterbukaan dalam melaksanakan tugas merupakan
sesuatu yang penting demi terciptanya sebuah keadilan sosial. Para penegak
hukum diberi gaji untuk mengemban amanah dari rakyat. Rakyat tentu
mengharapkan sebuah keadilan yang berasal dari aparat penegak hukum tersebut
berupa kinerja yang jujur, bersih,dan bertanggung jawab.

Penyuapan juga telah melanggar Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 yang


menekankan persamaan kedudukan setiap warga negara dalam hukum dan
pemerintahan. Namun, dengan adanya penyuapan menandakan bahwa kedudukan
setiap warga negara dalam hukum dan pemerintahan berbeda-beda. Dengan
melakukan penyuapan sesorang akan menjadi ringan hukumannya atau bahkan
terbebas dari jeratan hukum.

Seperti kasus korupsi yang melanda pemerintahan Indonesia saat ini


meskipun tersangka sudah divonis bersalah tetapi masih dapat berjalan-jalan ke
luar negeri. Lain halnya dengan kasus pencurian ayam atau seorang nenek-nenek
yang mencuri batang kayu dihukum dengan sanksi yang dirasa lebih berat dari
kasus korupsi tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa hukum begitu menekan
masyarakat golongan bawah sedangkan hukum tidak begitu mengikat masyarakat
golongan atas, layaknya pisau yang runcing di bawah dan tumpul di atas.

Selain dalam bidang hukum, keadilan juga sudah mulai berkurang


dalam hal ekonomi. Keadilan dalam bidang ekonomi diperuntukkan demi
terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi kondisi di
Indonesia saat ini banyak yang mengabaikan nilai penting dalam sila kelima
Pancasila tersebut. Kasus yang sering terjadi adalah pembangunan suatu
perusahaan atau fasilitas umum lainnya yang hanya ditujukan untuk kepentingan
pribadi atau golongan dan mengesampingkan kepentingan masyarakat. Sebuah hal
yang tidak adil bahwa suatu pembanguan tidak dipergunakan untuk kepentingan
bersama namun hanya egois terpacu pada kepentingan sendiri. Keadilan dalam hal
ekonomi adalah apabila rakyat mendapatkan perlakuan yang adil dalam
memperoleh penghidupan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
ada.

Keadilan sosial juga mencakup bidang kesehatan, terutama dalam


mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang adil adalah
pelayanan yang merata tanpa membeda-bedakan status sosial, agama, ras, suku,
ataupun budaya. Keadilan sosial dapat diwujudkan dengan memberikan pelayanan
dan perawatan yang sama di sebuah rumah sakit tanpa membedakan status sosial
kaya atau miskin. Karena dalam rumah sakit tentu sudah ada peraturan bahwa
pelayanan yang sama merupakan hak setiap pasien yang harus dipenuhi. Akan
tetapi tidak jarang dapat dijumpai kasus diskriminasi dalam pelayanan kesehatan.
Seperti bagi masyarakat golongan atas pelayanan kesehatan diberikan dengan
baik, sedangkan masyarakat golongan bawah diberikan pelayanan yang apa
adanya tidak diusahakan bagaimana baiknya bahkan ada yang semena-mena.

Saat ini banyak program-program pemerintah yang mendukung


kesehatan masyarakat seperti BPJS dan JAMKESMAS. Namun, dalam
pelaksanaannya banyak rumah sakit yang menolak bahkan memperumit
penggunaann program-program tersebut. Tidak jarang pula salah sasaran terjadi
dalam pemberian jaminan kesehatan. Orang yang benar-benar membutuhkan tidak
mendapatkannya sedangkan orang yang mampu justru memperoleh jaminan
kesehatan tersebut.

Keadilan sosial di Indonesia banyak diwarnai dengan aksi pungutan liar


baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat daerah terutama masih terjadi
pungutan liar dalam pengobatan yang seharusnya bersifat gratis untuk masyarakat.
Selain itu, pelayanan yang kurang memuaskan sering terjadi terbukti dengan
adanya antrean yang panjang. Hal tersebut merupakan perilaku yang tidak
mencerminkan sikap keadilan karena masyarakat tidak mendapatkan pelayanan
yang baik sebagaimana janji pemerintah yang tertuang dalam peraturan-peraturan.
Akhirnya kesenjangan akan terjadi dan berakibat pada kesejahteraan masyarakat
yang akan semakin menurun.

Pendidikan merupakan sebuah bidang yang terkadang masih tidak


mencerminkan sikap keadilan sosial. Sering terjadi dalam berbagai kasus bahwa
banyak masyarakat Indonesia yang kurang mampu belum dapat mengenyam dunia
pendidikan. Banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut seperti mahalnya
biaya pendidikan dan belum tersentuh program pemerintah yang berkaitan dengan
pendidikan sampai ke pelosok negeri.

Pemerintah sebaiknya memprioritaskan masyarakat yang kurang


mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak sehingga seluruh masyarakat
Indonesia mendapatkan pendidikan yang berguna sebagai bekal untuk
membangun negeri. Selain itu, pemerintah juga harus lebih tanggap dan
memperhatikan pendidikan masyarakat yang ada di pedalaman. Hal yang
mungkin dapat diprioritaskan di daerah tersebut adalah tentang kualitas
pendidikan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Akses tempat di pedalaman
juga perlu dipermudah agar anak-anak dapat dengan lebih mudah memperoleh
pendidikan. Keadilan akan terwujud apabila pendidikan di seluruh daerah di
Indonesia diperhatikan secara merata.

Untuk menegakkan keadilan sosial di negara ini perlu adanya ketegasan


dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat yang mendukung dan ikut serta
menegakkan hukum. Cita-cita bangsa yaitu membentuk sebuah bangsa yang adil
dan makmur dapat terwujud apabila pemerintah dan masyarakat saling bekerja
sama dalam mewujudkan berbagai program pemerintah yang merupakan jalan
menuju tercapainya cita-cita bersama.

Anda mungkin juga menyukai