Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

MATA KULIAH PANCASILA


TEMA : IMPLEMENTASI PANCASILA
JUDUL: Diskriminasi terhadap Gender Seseorang
Laila Farah Jihan – 185090701111011
___________________________________________________________________________
Referensi :
1. Aziz, Safrudin. 2017. Pendidikan Seks Perspektif Terapi Sufistik Bagi LGBT.
Jakarta: Ernest
2. Effendi, Irwan. 2019. Panduan Non Diskriminasi: Jalan Untuk Meraih
Kebebasan Sejati. Jakarta: The Human Progammer
3. Halim, Sahda. 2019. Top Lolos Tes CPNS. Yogyakarta: Noktah

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan negara dengan dataran luas yang terdiri dari ribuan
pulau dari Sabang sampai dengan Merauke. Pulau-pulau ini terpisahkan oleh lautan yang tak
kala luas pula. Tak jarang, banyak orang memandang bahwa negara Indonesia memiliki
beragam kebudayaan suku, ras, agama dan golongan. Beragamnya kebudayaan tadi membuat
karakter masyarakat pada masing-masing daerah berbeda-beda. Dapat dilihat pada daerah
Madura yang umumnya masyarakat disana kecenderungan berlogat kasar atau sering disebut
ceplas ceplos. Lain halnya dengan masyarakat di Jawa yang umumnya halus atau biasa
disebut kalem. Keragaman di Indonesia membuat potensi di daerah Indonesia semakin baik
di mata negara asing. Namun, jika salah dalam pengolahan didalamnya, keragaman ini dapat
menjadi bumerang tersendiri bagi bangsa Indonesia. Hal ini dapat menjadi celah bebas untuk
negara asing masuk kedalam bangsa Indonesia yang sedang terpecah belah dan kemungkinan
terburuknya, bangsa Indonesia dapat kembali ke zaman penjajahan seperti pada tahun 1945.

PERMASALAHAN

Baru-baru ini ramai dibicarakan pada media massa tindakan diskriminasi yang
dilakukan pemerintah mengenai persyaratan keikutsertaan calon CPNS 2019 pada jabatan
jaksa. Kabar mengenai tindakan diskriminasi ini berawal dari isi buku petunjuk seleksi CPNS
2019 yang telah diunggah di situs milik Kejaksaan Agung. Pada buku tersebut tertera
beberapa persyaratan bahwa pelamar tidak boleh buta warna baik itu buta warna parsial
maupun total, bukan penyandang disabilitas, tidak pada masa kehamilan bagi seorang wanita,
tidak bertato dan tidak bertindik bagi seorang lelaki, tidak cacat mental, termasuk kelainan
orientasi seksual lesbian, gay, biseksual dan transgender atau bisa disingkat LGBT. Tentunya
hal ini menjadi pro dan kontra tersendiri bagi masyarakat diluar sana dalam hal mencari
pekerjaan. Hal ini dikarenakan menentang sila kelima dan juga menentang Hak Asasi
Manusia dalam mendapatkan pekerjaan. Tindakan diskriminasi terhadap gender seseorang
masih sering menjadi masalah di negara ini. Hal ini dapat berdampak buruk bagi persatuan
Indonesia.

PEMBAHASAN

Dari permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa hal ini bertentangan dengan nilai
yang terkandung dalam implementasi Pancasila dan juga Undang-Undang Dasar 1945.
Membeda-bedakan suku, ras, dan agama termasuk juga identitas gender masing-masing
individu merupakan hal yang dapat membuat masyarakat di Indonesia terpecah-belah.
Menurut sila kelima Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
memiliki arti bahwa semua semua masyarakat di Indonesia tentunya memiliki hak yang sama
dalam memperoleh keadilan dan kesehjateraan ekonominya seperti mendapatkan pekerjaan
yang layak demi keberlangsungan hidup. Indonesia harus memiliki keadilan ekonomi dan
keadilan politik yang setara untuk menciptakan kehidupan yang adil dan makmur untuk
rakyatnya agak tidak ada kata kemiskinan dalam Indonesia merdeka. Selain itu, dalam sila
kelima menekankan prinsip sociale rechtvaardigheid yang berarti persamaan, emansipasi dan
partisipasi yang dikehendaki oleh bangsa ini bukan hanya dalam bidang politik saja, namun
juga dalam bidang perekonomian (Halim, 2019).

Diskriminasi dapat didefinisikan sebagai soal rasa mengenai ketidakmampuan


membuka diri terhadap fakta-fakta yang telah ada bukan perihal perkataan maupun
perbuatan. Tindakan diskriminasi merupakan tindakan yang menyudutkan atau berperilaku
tidak adil terhadap seseorang dan menganggap bahwa suatu individu tersebut memiliki
derajat yang rendah dibanding suatu individu yang lain. Akibatnya, ketika seorang individu
melakukan tindakan diskriminatif kepada suatu individu yang lain, akan muncul sebuah
permasalahan yang besar (Effendi, 2019).

Indonesia sendiri telah menekankan bahwa akan memperlakukan adil bagi seluruh
rakyatnya tanpa pandang unsur SARA demi keberlangsungan kehidupan yang makmur untuk
rakyatnya. Bukan malah dijadikan sebagai tindakan atas suatu diskriminasi terhadap gender
seseorang. Setiap individu tentunya memperoleh hak yang sama dalam mendapatkan
pekerjaan. Hal ini telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang berisi “tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Ditambah pada UU nomor 39 tahun 1999 pasal 38 ayat 1-4 yang berisi tentang Hak Asasi
Manusia diatur soal hak-hak semua manusia atas pekerjaan. Namun, tindakan pemerintah
yang melarang seorang LGBT bekerja pada suatu instansi negara jelas bahwa hal tersebut
merupakan tindakan diskriminasi. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM) tahun 1994 dinyatakan bukan sebagai bentuk gangguan kejiwaan lagi.
LGBT terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor dan salah satunya yaitu pengaruh lingkungan
sekitar yang mengundang keingintahuan tinggi dan rasa ingin mencoba (Aziz, 2017).

Seharusnya, pemerintah harus dapat bertindak adil dan tidak melakukan tindakan
yang dapat membuat rakyatnya terpecah belah. Pemerintah merupakan contoh yang baik bagi
masyarakat luas. Semua orang pantas untuk mendapatkan pekerjaan yang layak selama itu
tidak merugikan orang disekitarnya. Menurut saya pribadi setelah mengetahui fakta-fakta
yang ada, individu yang mengalami LGBT memiliki hak asasi yang sama untuk bekerja pada
suatu instansi pemerintah seperti yang lain. Mereka dilindungi oleh pancasila dan undang-
undang dasar yang mendukung mereka untuk mendapatkan pekerjaan demi kelangsungan
hidup setiap individu. Dengan demikian, akan menciptakan Indonesia dengan kehidupan
ekonomi yang sejahtera dan makmur bagi rakyatnya.

KESIMPULAN

Dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, merupakan salah satu dari banyak
hal contoh permasalahan yang sangat jelas menentang pancasila dan juga Undang-Undang
Dasar. Padahal, masing-masing individu memiliki hak yang sama dalam hal mendapatkan
pekerjaan. Selama masing-masing dari individu tersebut tidak merugikan individu yang lain.
Mereka layak mendapatkan perlakuan yang sama dari pemerintah. Dengan
mengesampingkan ego dan gengsi, tentunya tindakan diskriminasi ini tak akan terjadi seperti
peristiwa diatas yang akan membuat suatu individu merasa bahwa dirinya tidak berguna di
negara ini dan malah akan membuat bangsa Indonesia menjadi terpecah belah. Bisa jadi
malah individu tersebut memiliki suatu manfaat yang akan membawa bangsa Indonesia
kearah yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai