Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

OTOMIKOSIS
Pengertian Tanda Gejala
Otomikosis (dikenal juga Invasi bakteri  Otalgia
dengan Singapore Ear ), adalah  Otorrhea
infeksi telinga yang disebabkan oleh  Kehilangan pendengaran
jamur, atau infeksi jamur, yang  Rasa penuh pada telinga
Infeksi telinga  Gatal
superficial pada kanalis auditorius tengah  Tinnitus
eksternus.

Proses Peningkatan Pengobatan tak


Tekanan udara
peradangan produksi cairan tuntas / episode
telinga tengah (-)
serosa berulang

Akumulasi Retraksi Infeksi Komplikasi


Nyeri
cairan mukus membran berlanjut dapat Komplikasi dari
dan serosa timpani sampai telinga otomikosis yang
Etiologi dalam pernah dilaporkan
Faktor predisposisi otomikosis, adalah perforasi dari
meliputi ketiadaan serumen, membran timpani
kelembaban yang tinggi, peningkatan dan otitis media
Hantaran serosa, tetapi hal
temperature, dan trauma lokal, yang Tindakan
suara/udara Terjadi erosi tersebut sangat
biasanya sering disebabkan oleh kapas mastoidektomi jarang terjadi, dan
yang diterima pada kanalis
telinga ( cotton buds ) dan alat bantu cenderung sembuh
menurun simirkularis
dengar. Serumen sendiri memiliki pH dengan pengobatan.
yang berkisar antara 4-5 yang
berfungsi menekan pertumbuhan Risiko
bakteri dan jamur. Olah raga air infeksi
Risiko
misalnya berenang dan berselancar Gangguan injury
sering dihubungkan dengan keadaan persepsi
ini oleh karena paparan ulang dengan sensori
air yang menyebabkan keluarnya
serumen, dan keringnya kanalis Penatalaksanaan
auditorius eksternus. Bisa juga Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar liang telinga tetap kering , jangan lembab, dan
disebabkan oleh adanya prosedur disarankan untuk tidak mengorek-ngorek telinga dengan barang-barang yang kotor seperti
invasif pada telinga korek api, garukan telinga, atau kapas. Kotoran-kotoran telinga harus sering dibersihkan.
Pengobatan yang dapat diberikan seperti :
Infeksi ini disebabkan oleh beberapa a. Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan kedalam liang telinga biasanya
spesies dari jamur yang bersifat dapat menyembuhkan.
Tetes telinga siap beli seperti VoSol (asam asetat nonakueus 2 %), Cresylate (m-kresil
saprofit, terutama Aspergillus niger.
asetat) dan Otic Domeboro (asam asetat 2 %) bermanfaat bagi banyak kasus.
Agen penyebab lainnya meliputi A. b. Larutan timol 2 % dalam spiritus dilutes (alkohol 70 %) atau meneteskan larutan burrowi
flavus, A. fumigatus, Allescheria 5 % satu atau dua tetes dan selanjutnya dibersihkan dengan desinfektan biasanya memberi
boydii, Scopulariopsis, Penicillium, hasil pengobatan yang memuaskan.
Rhizopus, Absidia, dan Candida Spp. c. Dapat juga diberikan Neosporin dan larutan gentian violet 1-2 %.
d. Akhir-akhir ini yang sering dipakai adalah fungisida topikal spesifik, seperti preparat yang
mengandung nystatin , ketokonazole, klotrimazole, dan anti jamur yang diberikan secara
sistemik.Infeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat saprofit,
terutama Aspergillus niger. Agen penyebab lainnya meliputi A. flavus, A. fumigatus,
Allescheria boydii, Scopulariopsis, Penicillium, Rhizopus, Absidia, dan Candida Spp.

Pemeriksaan Penunjang
a. Preparat langsung : skuama dari kerokan kulit
liang telinga diperiksa dengan KOH 10% akan
tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan kadang-
kadang dapat ditemyukan spora-spora kecil
dengan diameter 2-3 u.
b. Pembiakan: Skuama dibiakkan pada media Agar
Saboraud, dan dieramkan pada suhu kamar.
Koloni akan tumbuh dalam satu minggu berupa
koloni filament berwarna putih. Dengan
mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada
ujung-ujung hifa dapat ditemukan sterigma dan
spora berjejer melekat pada permukaannya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga,
pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk
b. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana
keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang
telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien dan keluarganya: apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti
ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah
klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi
trauma, apakah klien sering berenang.
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini
dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE,
warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.
2) Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran
timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
b. Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat
dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d respon inflamasi
2. Gangguan persepsi sensori : pendengaran b/d sumbatan liang telinga
3. Gangguan komunikasi verbal b/d gangguan pemahaman suara
4. Resti infeksi b/d peningkatan produksi panas

C. Rencana Intervensi
Nyeri b/d respon inflamasi
Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria hasil :
 Skala nyeri berkurang yaitu 0-1
 Pasien dapat beristirahat
 Ekspresi meringis (-)
 TTV dalam batas normal (TD : 120-140/60-80 mmHg, N : 60-100, RR : 16-24
x/menit, T : 36,5-37,5°C)
 Kanalis tetap terbuka
INTERVENSI RASIONAL
BHSP Meningkatkan kepercayaan pasien
Berikan lingkungan tenang dan nyaman Membantu pasien untuk dapat beristirahat
Memasang sumbu bila kanalis auditorius untuk menjaga kanalis tetap terbuka
mengalami edema
Ajarkan teknik ditraksi dan relaksasi Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien
Kolaborasi pemberian analgesik sesuai Mengurangi rasa sakit yang dirasakan
indikasi pasien
Kaji skala nyeri Mengetahui skala nyeri pasien
Pantau TTV pasien Untuk mengetahui status kesehatan pasien

Gangguan persepsi sensori : pendengaran b/d sumbatan liang telinga


Tujuan : dalam waktu 2x24 jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan gagguan
persepsi sensoridapat teratasi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat berinteraksi
INTERVENSI RASIONAL
Berbicara dengan suara yang jelas Memudahkan pasien untuk berinteraksi
Menggunakan kalimat atau bahasa yang Memudahkan pasien untuk berinteraksi
mudah dimengerti
Berdiri dihadapan klien saat berbicara Memudahkan pasien untuk berinteraksi

Gangguan komunikasi verbal b/d gangguan pemahaman suara


Tujuan : dalam waktu 2x24 jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan gagguan
persepsi sensoridapat teratasi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat berinteraksi
INTERVENSI RASIONAL
Dapatkan apa metode komunikasi yang Dengan mengetahui metode komunikasi
dinginkan dan catat pada rencana yang diinginkan oleh klien maka metode
perawatan metode yang digunakan oleh yang akan digunakan dapat disesuaikan
staf dan klien, seperti : dengan kemampuan dan keterbatasan klien.
1. Tulisan
2. Berbicara
3. Bahasa isyarat.
Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan Memungkinkan komunikasi dua arah
pendengaran dan pemahaman. anatara perawat dengan klien dapat
1. Bicara dengan jelas, menghadap berjalan dnegan baik dan klien dapat
individu. menerima pesan perawat secara tepat.
2. Ulangi jika klien tidak memahami
seluruh isi pembicaraan.
3. Gunakan rabaan dan isyarat untuk
meningkatkan komunikasi.
Kaji kemampuan untuk menerima pesan Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat
secara verbal. kepada klien dapat diterima dengan baik
oleh klien

Resti infeksi
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak
mengalami infeksi
Kriteria hasil :
 Tidak terjadi kontaminasi silang
 Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
INTERVENSI RASIONAL
Awasi/batasi pengunjung, bila perlu.
mencegah kontaminasi silang dari
Jelaskan prosedur isolasi terhadap
pengunjung
pengunjung bila perlu
Tekankan tentang pentingnya teknik mencegah kontaminasi silang :
mencuci tangan yang baik untuk semua menurunkan risiko infeksi
individu yang datang kontak dengan pasien
Implementasikan teknik isolasi yang tepat
tergantung tipe pustula ; untuk menurunkan
sesuai indikasi risiko kontaminasi silang/terpajannya pada
flora bakteri multiple
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai Mengurangi risiko infeksi
indikasi (antipseudomonas)
Observasi suhu tubuh pasien Untuk mengetahui status suhu tubuh pasien

DAFTAR PUSTAKA

Herniawati. 2008. Otitis Eksterna. http://harnawatiaj. wordpress.com/2008/03/09/otitis-eksterna/


Mansjoer, Arif, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius.
Pracy, R. 1983. Buku Pelajaran Ringkas Telinga, Hidung dan Tenggorok. Gramedia : Jakarta
Rusmarjono, Kartosoediro S. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga - Hidung – Tenggorok Kepala
Leher. Jakarta : FKUI.
Sastrodiningrat, Abdul Gofar. 2006. Otitis Eksterna Maligna. Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara
Volume 39 No 3. Dept. THT-KL FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan
Tang Ho, Jeffrey T Vrabec, Donald Yoo, Newton J Coker. (2006). Otomycosis : Clinical features and
treatment implications. The Journal of Otolaryngology-Head and neck Surgery.
Banjarmasin, April 2018
Presptor Akademik, Preseptor Klinik,

(…………….…………..…) (…………….……………....)

Anda mungkin juga menyukai