Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MESSA NASTI PUTRI

NIM : 16129347

1. Toni Perianta (Kelompok 1)


Apakah ruang lingkup dari CLIS hanya berbatas pada fenomena alam?
Jawaban:
Seperti yang telah diketahui CLIS (Children Learning In Science) merupakan model
pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu
masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan
hasil pengamatan atau percobaan.
Para ilmuan pada umumnya berpandangan bahwa sains sebagai suatu bentuk metoda yang
berpusat kepada pembuktian suatu hipotesa. Sebagian besar para filosof menyatakan
bahwasannya sains dipandang sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang
diketahui. Dari pandangan ini dapat dinyatakan bahwa sains adalah suatu bentuk cara
berfikir untuk memahami gejala alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang kejadian
alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan
(Supriyadi, 2003).
Selanjutnya, Rohadi (2001) menyimpulkan bahwa: 1) IPA dapat dipandang sebagai suatu
proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam, 2) IPA dapat dipandang
sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Produk
ini berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta
yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam, 3) IPA
dapat dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia
terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.
Jadi, sesuai dengan namanya Children Learning In Science atau cara anak belajar sains,
model pembelajaran CLIS dapat dinyatakan bahwa sains adalah suatu bentuk cara berfikir
untuk memahami gejala alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang kejadian alam, dan
sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan.
CLIS sangat tepat diterapkan pada pembelajaran sains/IPA. Hal ini karena dalam pelajaran
IPA selalu ada konsep ilmiah yang dapat dibuktikan oleh siswa dengan bimbingan guru
melalui kegiatan ilmiah (pengamatan dan percobaan). Namun, tidak menutup
kemungkinan model pembelajaran CLIS dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain
misalnya Matematika, PKn, dll. Adapun syarat model pembelajaran CLIS ini dapat
diterapkan pada suatu mata pelajaran antara lain sebagai berikut.
 Mata pelajaran tersebut mengandung konsep ilmiah yang dapat dibuktikan sendiri
oleh siswa dengan bimbingan guru melalui pengamatan, percobaan atau terjun
langsung melaksanakannya.
 Dalam tahapan orientasi, guru harus mampu mengemas secara menarik sebuah
fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu
mempertontonkan kepada siswa secara nyata agar konsepsi awal siswa bisa
terfokus pada fenomena tersebut. Misalnya fenomena pada tahapan orientasi dapat
disajikan melalui kegiatan nyata, sekumpulan gambar atau video yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru harus terampil dalam mengemas materi pembelajaran serta terampil
mengondisikan alur pemikiran siswa agar sesuai dengan tahapan model
pembelajaran CLIS. (Misalnya dalam pembelajaran PKn dengan materi Kebebasan
Berorganisasi, siswa diajak secara langsung untuk melaksanakan proses pemilihan
ketua kelas sehingga siswa tahu secara nyata bagaimana proses hingga ketua kelas
tersebut terpilih dan siswa dengan bimbingan guru benar-benar merasakan etika
dalam berdemokrasi, menyampaikan pendapat dan menghargai hasil keputusan
bersama).
 Guru harus menguasai teknik bertanya probing atau melontarkan pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali pemahaman siswa agar guru mampu mengetahui
sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa dalam mengkonstruksi gagasan
baru/gagasan ilmiah yang telah diperolehnya melalui kegiatan pengamatan,
percobaan ataupun terjun langsung di lapangan.
 Guru harus mampu memberikan umpan balik yang dapat menguatkan gagasan
ilmiah yang telah diperoleh siswa. Hal ini penting dilakukan dalam tahap
pemantapan gagasan. Selain itu, guru juga harus memiliki kemampuan untuk
mengembangkan daya pikir siswa melalui umpan balik yang dilontarkan sehingga
pikiran siswa dapat berkembang ke arah yang lebih kompleks setelah memperoleh
konsep ilmiah.
13. Anggraini Cikita Putri (Kelompok 7)
Bagaimana cara meningkatkan kreatifitas siswa melalui model pembelajaran CLIS?
Jawaban:
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS juga mampu meningkatkan
kreativitas siswa artinya dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar mendengar,
mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran saja, akan tetapi dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa yaitu dengan cara mengamati dan melakukan
penelitian.
Kreativitas siswa dapat berkembang apabila didukung oleh suasana belajar yang
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan diri secara kreatif.
Pemahaman konsep pada siswa harus benar-benar mempunyai kualitas yang logis dan
benar.
Beberapa cara dalam meningkatkan kereatifitas siswa yang dapat dilakukan oleh guru
diantaranya, yaitu:
 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terbiasa menjawab pertanyaan dan
bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, agar umpan balik antara guru
dan siswa tetap berjalan. Guru meminta siswa untuk menyampaikan pendapat atau
ide tentang materi pembelajaran.
 Guru membimbing atau menunjuk siswa secara langsung dalam mempersentasekan
hasil diskusi dan guru harus aktif dlam memantau, mengawasi dan memberikan
bimbingan pada saat diskusi berlangsung.
 Guru harus merancang percobaan yang tepat untuk menumbuhkan sikap aktif dan
kreativitas siswa
 Guru harus membimbing siswa untuk berdiskusi, jika siswa tersebut kurang aktif
berdiskusi guru mencatat dan memberikan sangsi berupa pengurangan nilai, dan
memberikan tambahan nilai bagi siswa yang aktif bertanya.

Anda mungkin juga menyukai