Apakah ruang lingkup dari CLIS hanya berbatas pada fenomena alam? Jawaban: Seperti yang telah diketahui CLIS (Children Learning In Science) merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Para ilmuan pada umumnya berpandangan bahwa sains sebagai suatu bentuk metoda yang berpusat kepada pembuktian suatu hipotesa. Sebagian besar para filosof menyatakan bahwasannya sains dipandang sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang diketahui. Dari pandangan ini dapat dinyatakan bahwa sains adalah suatu bentuk cara berfikir untuk memahami gejala alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang kejadian alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan (Supriyadi, 2003). Selanjutnya, Rohadi (2001) menyimpulkan bahwa: 1) IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam, 2) IPA dapat dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam, 3) IPA dapat dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah. Jadi, sesuai dengan namanya Children Learning In Science atau cara anak belajar sains, model pembelajaran CLIS dapat dinyatakan bahwa sains adalah suatu bentuk cara berfikir untuk memahami gejala alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang kejadian alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan. CLIS sangat tepat diterapkan pada pembelajaran sains/IPA. Hal ini karena dalam pelajaran IPA selalu ada konsep ilmiah yang dapat dibuktikan oleh siswa dengan bimbingan guru melalui kegiatan ilmiah (pengamatan dan percobaan). Namun, tidak menutup kemungkinan model pembelajaran CLIS dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain misalnya Matematika, PKn, dll. Adapun syarat model pembelajaran CLIS ini dapat diterapkan pada suatu mata pelajaran antara lain sebagai berikut. Mata pelajaran tersebut mengandung konsep ilmiah yang dapat dibuktikan sendiri oleh siswa dengan bimbingan guru melalui pengamatan, percobaan atau terjun langsung melaksanakannya. Dalam tahapan orientasi, guru harus mampu mengemas secara menarik sebuah fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mempertontonkan kepada siswa secara nyata agar konsepsi awal siswa bisa terfokus pada fenomena tersebut. Misalnya fenomena pada tahapan orientasi dapat disajikan melalui kegiatan nyata, sekumpulan gambar atau video yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Guru harus terampil dalam mengemas materi pembelajaran serta terampil mengondisikan alur pemikiran siswa agar sesuai dengan tahapan model pembelajaran CLIS. (Misalnya dalam pembelajaran PKn dengan materi Kebebasan Berorganisasi, siswa diajak secara langsung untuk melaksanakan proses pemilihan ketua kelas sehingga siswa tahu secara nyata bagaimana proses hingga ketua kelas tersebut terpilih dan siswa dengan bimbingan guru benar-benar merasakan etika dalam berdemokrasi, menyampaikan pendapat dan menghargai hasil keputusan bersama). Guru harus menguasai teknik bertanya probing atau melontarkan pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali pemahaman siswa agar guru mampu mengetahui sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa dalam mengkonstruksi gagasan baru/gagasan ilmiah yang telah diperolehnya melalui kegiatan pengamatan, percobaan ataupun terjun langsung di lapangan. Guru harus mampu memberikan umpan balik yang dapat menguatkan gagasan ilmiah yang telah diperoleh siswa. Hal ini penting dilakukan dalam tahap pemantapan gagasan. Selain itu, guru juga harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya pikir siswa melalui umpan balik yang dilontarkan sehingga pikiran siswa dapat berkembang ke arah yang lebih kompleks setelah memperoleh konsep ilmiah. 13. Anggraini Cikita Putri (Kelompok 7) Bagaimana cara meningkatkan kreatifitas siswa melalui model pembelajaran CLIS? Jawaban: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS juga mampu meningkatkan kreativitas siswa artinya dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran saja, akan tetapi dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa yaitu dengan cara mengamati dan melakukan penelitian. Kreativitas siswa dapat berkembang apabila didukung oleh suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan diri secara kreatif. Pemahaman konsep pada siswa harus benar-benar mempunyai kualitas yang logis dan benar. Beberapa cara dalam meningkatkan kereatifitas siswa yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya, yaitu: Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terbiasa menjawab pertanyaan dan bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, agar umpan balik antara guru dan siswa tetap berjalan. Guru meminta siswa untuk menyampaikan pendapat atau ide tentang materi pembelajaran. Guru membimbing atau menunjuk siswa secara langsung dalam mempersentasekan hasil diskusi dan guru harus aktif dlam memantau, mengawasi dan memberikan bimbingan pada saat diskusi berlangsung. Guru harus merancang percobaan yang tepat untuk menumbuhkan sikap aktif dan kreativitas siswa Guru harus membimbing siswa untuk berdiskusi, jika siswa tersebut kurang aktif berdiskusi guru mencatat dan memberikan sangsi berupa pengurangan nilai, dan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang aktif bertanya.