Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini digunakan guna memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Sistem Utilitas 1.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palu, 23 oktober 2017

Penulis

.........................................

i
SISTEM UTILITAS 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB 1 ........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................1
BAB 2 ........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................2
2.1 JARINGAN UTILITAS LISTRIK ...........................................................................................................2
2.1.1 Sistem Informasi Utilitas .........................................................................................................2
2.1.2 Tahapan Pekerjaan Utilitas .....................................................................................................2
2.1.3 Sistem Distribusi Jaringan Listrik .............................................................................................3
2.1.4 Sistem Distribusi Tegangan Rendah ........................................................................................3
2.1.5 Elemen - Elemen Sistem Jaringan Listrik .................................................................................3
2.2 JARINGAN UTILITAS KOMUNIKASI..................................................................................................4
2.2.1 Sistem hubungan telepon .......................................................................................................5
2.3 JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN ...............................................................................................9
2.3.1 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (FIRE FIGHTING SYSTEM) ................................................. 12
2.4 SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH ................................................................................................ 20
BAB 3
PENUTUP ............................................................................................................................................... 22
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 22

ii
SISTEM UTILITAS 1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu lingkungan perumahan sangat erat kaitannya dengan kebutuhan akan listrik,
dan komunikasi unuk menunjang kegiatan sehari-hari. Dari segi keamanan dan kebersihan,
jaringan utilitas pemadam kebaran dan juga pembuangan sampah tidak kalah penting
keberadaannya dalam suatu lingkungan perumahan guna melindungi dari kebakaran yang
sewaktu-waktu akan terjadi dan memelihara lingkungan perumahan. Oleh karenanya,
untuk mendapatkan suatu lingkugan perumhan yang layak huni dibutuhkan system utlitas
listrik, komunikasi, pemadam kebakaran dan juga pembuangan sampah guna menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi penghuninya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berikut rumusan masalah dari studi ini :

1. Bagaimana jaringan utilits listrik pada lingkugan perumahan


2. Bagaimana jaringan utilits lkomunikasi pada lingkugan perumahan
3. Bagaimana jaringan utilits pemadam kebkaran pada lingkugan perumahan
4. Bagaimana jaringan utilits sampah pada lingkugan perumahan

1.3 TUJUAN
dari penulisan makalaha ini sebagai suatu usaha untuk mengetahui bagaimana
jaringan utilitas listrik, komunikasi, pemadam kebakaran, dan juga sampah pada
lingungan perumahan. Adapun tujuan lainnya yaitu sebagai syarat kelulusan mata kuliah
SISTEM UTILITAS 1.

1
SISTEM UTILITAS 1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 JARINGAN UTILITAS LISTRIK

2.1.1 Sistem Informasi Utilitas


Sistem informasi berbasis komputer yang dirancang secara khusus untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan memanipulasi data utilitas yang erat kaitanya
didalam bentuk pelayanan umum terhadap segala fasilitas infrastruktur yang
menyangkut hajat hiduporang banyak seperti pelayanan air minum, saluran
buangan, telepon, listrik dan pipa gas.
Karakteristik umum dari utilitas itu sendiri berbentuk suatu jaringan yang
terhubung kepada pelanggan. Adapun lokasi jaringan utilitas terletak diarea badan
jalan relatifnya berada ditepi jalan atau terletak dibadan jalan.
Dalam perencanaan dan pengaturan utilitas diperlukan juga peta yang
merupakan visualisasi dari data spasial. Ketelitian dan akurasi peta dalam
perencanaan dan pengaturan utilitas merupakan faktor yang harus diperhatikan.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan utilitas yaitu :

 Lokasi dari utilitas


 Elemen dari utilitasnya
 Kepadatan dari elemen-elemen utilitas dan unsur-unsur geografi
 Dampak jika terjadi kesalahan dalam penentuan dari elemen-elemen utilitas

2.1.2 Tahapan Pekerjaan Utilitas

Pekerjaan sistem utilitas dibedakan atas empat tahapan yaitu :

 Perencanaan merupakan tahap awal dalam membuat suatu pekerjaan


sebelum pelaksanaanya di lapangan.
 Desain dan Kontruksi merupakan proses kelanjutan dari yang telah di
rencanakan pada tahap perencanaan.
 Pemeliharaan bertujuan menjaga alur distribusi listrik dari pembangkit
hingga ke konsumen dapat berjalan dengan baik serta melakukan perbaikan
apabila terjadi kerusakan terhadap elemen - elemen jaringan listrik

2
SISTEM UTILITAS 1
 Administrasi dan Keuangan merupakan tahap terakhir yang bertujuan
mengorganisir seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan ketiga tahap
sebelumnya.

2.1.3 Sistem Distribusi Jaringan Listrik

Sistem distribusi yang merupakan bagian dari sistem kelistrikan yang


terdapat diantara gardu induk sampai ke pelanggan.
Secara umum sistem distribusi listrik dibagi atas 3 jenis sistem yaitu :

 sistem distribusi tegangan tinggi


 sistem distribusi tegangan menengah
 sistem distribusi tegangan rendah

2.1.4 Sistem Distribusi Tegangan Rendah

Tegangan 220/380 volt yang dihasilkan oleh gardu distribusi ke pelanggan-


pelanggan melalui tiang pelanggan. Metoda pendistribusiannya bersifat hirarki
yang artinyabercabang.

2.1.5 Elemen - Elemen Sistem Jaringan Listrik

 Pembangkit merupakan elemen listrik yang paling utama karena pembangkit


menghasilkan tenga listrik yang digunakan sehari-hari
 Gardu merupakan tempat sekumpulan perlengkapan yang di gunakan untuk
membangkitkan dan melayani aliran listrik.Gardu di bedakan menjadi 4 jenis
yaitu : Gardu pembangkit,Gardu induk,Gardu distribusi dan Gardu hubung .
 Tiang merupakan elemen listrik yang menghubungkan jaringan antar kabel
pada saluran kabel udara.
 Jointer merupakan elemen listrik yang berfungsi menghubungkan jaringan
antar kabel pada saluran kabel bawah tanah .
 Trafo merupakan elemen listrik yang berfungsi untuk menaikan atau
menurunkan tegangan
 Pemutus tenaga merupakan elemen listrik yang berfungsi untuk memutuskan
daya listrik pada suatu jaringan
 Jaringan kabel saluran udara merupakan jaringan kabel yang di tempatkan di
atas permukaan bumi.
 Jaringan kabel bawah tanah merupakan jaringan kabel yang di tempatkan di
bawah permukaan bumi

3
SISTEM UTILITAS 1
 KWH meter merupakan elemen listrik yang berfungsi untuk mencatat berapa
pemakaian daya listrik pada suatu konsumen
 Lampu umum di gunakan untuk keperluan publik atau umum
.

2.2 JARINGAN UTILITAS KOMUNIKASI


Dalam merancang suatu bangunan utamanya gedung yang berfungsi sebagai
bangunan sarana umum hal yang perlu di perhatikan adalah utilitasnya. Berikut salah

4
SISTEM UTILITAS 1
satu utilitas bangunan sipil yang juga menjadi perencanaan adalah sistem
telekomunikasi Gedung, berikut ulasannya:
Ada dua macam Sistem telekomunikasi dalam gedung yang perlu kita perhatikan, yakni:

2.2.1 Sistem hubungan telepon

A. Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon
antar sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan sambungan
cabang/ nomor extension yang lain.
Perangkat atau peralatan-peralatan yang digunakan dalam jaringan telepon
dalam gedung , yaitu :

1. Junction Box

Kotak pembagi jaringan telepon yang berfungsi sebagai terminal telepon dari
Telkom ke jaringan dalam gedung milik pribadi.

2. Panel incoming-outgoing

Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel MDF.

3. MDF

Main Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal utama/
induk jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju PABX atau
pendistribusian jaringan extension ke ruangan-ruangan.

4. PABX

Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk


memperbanyak atau menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension,
sebagai sentral telepon dalam gedung yang mengatur lalu lintas komunikasi suara.

5. UPS

Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik PLN
mengalami pemadaman dan agar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC.

6. Batere

Sumber listrik cadangan yang menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC.

5
SISTEM UTILITAS 1
7. Arrester

Alat untuk melindungi peralatan telepon dari kerusakan akibat kejutan


tegangan berlebih, terkena petir, short circuit.

8. Operator Console

Alat operator telepon yang merupakan pintu gerbang dalam melakukan


komunikasi suara dapat mengatur lalu-lintas komunikasi suara, menghubungkan
ke nomor yang akan dituju baik telepon masuk (Incoming) maupun telepon keluar
(Outgoing) dan dalam lingkungan telepon intern.
Tipe operator console :

Telephone Based

Menggunakan pesawat telepon digital sebagai operator console, dengan


konsep yang praktis, common dan user friendly sehingga dapat memberikan
pelayanan dengan cepat dan lebih cocok digunakan oleh perusahaan skala kecil
dan menengah.

Computer Based

Operator console tipe ini menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi


multimedia system dan peralatan khusus. Konsep ini memiliki features yang lebih
canggih dan diperuntukkan bagi perusahaan skala menengah dan besar.

9. Jaringan/ instalasi

Merupakan rangkaian penghubung peralatan-peralatan telepon yang


membawa sinyal komunikasi seperti terminal-terminal, PABX, operator console,
pesawat telepon, dll. Berupa pair-kabel atau sepasang kabel (1 pair berisi 2 kawat
tembaga penghubung).

10. Roset

Adalah alat untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan kabel


pesawat telepon. Berupa terminal penghubung Out Bow (OB) yang tidak ditanam
di dinding dan terminal penghubung In Bow (IB) yang ditanam didinding.

11.Pesawattelepon

Adalah alat yang digunakan untuk merubah suara menjadi sinyal komunikasi.

6
SISTEM UTILITAS 1
12. Billing System

Billing system digunakan untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga


dapat mengontrol, menganalisa dan merencanakan biaya operasional
khususnya pemakaian telepon. Dengan cara ini dapat melakukan efisiensi yang
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan, misalnya seperti di hotel. Berikut
ini adalah keperluan atau pencatatan yang dapat diperoleh dengan adanya billing
system, yaitu :

 Tanggal dan waktu panggilan terjadi


 Nomor yang dipanggil
 Nomor saluran cabang yang memanggil
 Lama pembicaraan
 Authorization code
 Code account yang dibebankan
 Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau internasional

2.2.2 Sistem tata suara (sound system)

Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada
suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan
peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak
terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata
Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar
kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan
tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek
suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan
Speaker-speakernya.
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi
pemasangan peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara
(program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan
pada rak peralatan sentral sistem tata suara.

1. Peralatan Utama Sistem Tata Suara

Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground


musik dan pengumuman darurat / paging. Diantara pealatan utama dari sistem
tata suara, adalah:
• Micropone paging

7
SISTEM UTILITAS 1
• Mixer
• Power Amplifier
• Ceiling speaker
• Chyme microphone
• Radio Tunner AM / FM
• Caset dect
• CD Player
• Volume Control
• Monitor unit

2.Terminal Box & Sistem Perkabelan

Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama


dengan speaker. Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan
melalui kabel instalasi melalui terminal box, dan dari terminal box ke peralatan
utama

8
SISTEM UTILITAS 1
2.3 JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN
Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir
menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem
instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler
] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump
dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank
terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara
otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian
pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa
sprinkler [warna orange].

1.Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap
ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam
flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu
lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler.

2.Pipa Hydrant

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran


secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada

9
SISTEM UTILITAS 1
setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.

Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu
control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [
area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

3.JockyFire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.

4.Main Fire Pump

10
SISTEM UTILITAS 1
Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah
jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan
setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.

5.Diesel Fire Pump

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau


gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti
bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis
berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis
menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-
charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel
tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap
minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan
pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada
pelumas mesin [oli mesin].

6.Siemense Conection

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump
dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan
pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa
cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan
emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan
hydrant.

11
SISTEM UTILITAS 1
7.Sistem Fire Alarm

Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk
mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi
besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman.

Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang
teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko
security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran
pada setiap lantai

2.3.1 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (FIRE FIGHTING SYSTEM)

Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di gedung


sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem
sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu
digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri
dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.

Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik
pump, diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan

12
SISTEM UTILITAS 1
tekanan di instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan.
Dan jika ada head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja
secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump akan
berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa utama
yang bekerja bila head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel
merupakan pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka
secara otomatis pompa ini akan bekerja.

1. Fire Fighting Sistem Sprinkler

Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler
sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.

Sistem ada 2 macam, yaitu:

a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air


bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan,
peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar
memerintahkannya.

Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser,


seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga
pada tekanan yang relatif tetap.

Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump
akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus
menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan
bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa
elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara
otomatis akan bekerja.

2. Fire Fighting Sistem Hydran

Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran,
yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran
dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire
House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika
sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di
dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran

13
SISTEM UTILITAS 1
disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di
area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung
tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber
air hydran) tidak memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat
jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.

System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:

a. wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan
tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.

Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun,
maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara
otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan
berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel
akan bekerja.

Gbr..Box Hydran & Fire Extinguisher (APAR)

3. Fire Fighting fire Extinguisher

Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara
manual dan langsung diarahka pada posisi dimana api berada.

Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan


peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.

14
SISTEM UTILITAS 1
Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:

· Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg

· Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg

· Apar type C : Gas Co2 10 kg

· Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan


Trolley)

4. fire Fighting Sistem Gas

Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang
Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan
server, IT, Comunication dan lain-lain).

Sistem iyang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-
tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat
dan pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve /
actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.

Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire alarm.

Gbr. Skematik Instalasi Hydran & Sprinkler 4 latai

15
SISTEM UTILITAS 1
Fire fighting system atau biasa di kenal dengan sistem pemadam kebakaran
adalah suatu sistem yang di sediakan dalam suatu bangunan untuk menanggulangi
bahaya kebakaran. Sistem pamadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi
adalah wajib hukumnya untuk di sediakan. Mengingat dalam suatu gedung
bertingkat akan timbul keterbatasan tindakan yang dapat di lakukan penghuni untuk
menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran. Selain itu proses penyelamatan para
penghuni pun juga akan sulit di lakukan oleh dinas pemadam kebakaran di
sebabkan tingginya lokasi.

Selain kedua hal di atas, sistem pemadam kebakaran pada gedung


bertingkat tinggi wajib ada mengingat efek dari kebakaran yang dapat melemahkan
struktur gedung jika kebakaran tidak segera di atasi.

Sistem pemadam kebakaran (Fire Fighting System) gedung bertingkat


tinggi di bagi menjadi beberapa system yang berdiri sendiri namun saling terkait satu
dengan lainnya. Di sini saya akan membagi sistem pemadam kebakaran pada
gedung bertingkat tinggi menjadi 3 system utama yaitu:

Fire Hydrant System

Fire Sprinkler System, dan

Fire Alarm System

Pada gedung bertingkat tinggi, ke tiga system tersebut harus ada dan
memenuhi syarat yang di berlakukan oleh pemda. Ke tiga sistem utama dalam fire
fighting tersebut, di katakan berdiri sendiri sebab dari masing-masing system di
dukung oleh unit-unit yang di atur sedemikian rupa hingga mampu bekerja sama
dalam menanggulangi atau pada saat terjadinya kebakaran.

Lebih jauh tentang unit-unit dari ke tiga system di atas akan saya share pada
artikel mendatang. Sebab terlalu panjang kiranya jika harus saya tulis di halaman
ini. Pada artikel ini saya khusus membahas tentang Fire Fighting System gedung
bertingkat tinggi sebagai pembuka.

Selanjutnya di sini sekilas saya akan menulis tentang ketiga sistem


pemadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi, mulai dari

 Fire Hydrant System

16
SISTEM UTILITAS 1
Fire Hydrant system atau pemadam sistem hydrant adalah suatu sistem pemadam
kebakaran yang di operasikan secara manual oleh tenaga manusia dengan
menggunakan media air sebagai alat pemadam api. Prinsip kerja dari sistem
hydrant pada gedung bertingkat tinggi adalah ketika hydrant valve pada box hydrant
di buka maka pompa akan mengalirkan air ke seluruh instalasi pipa hydrant dalam
gedung menuju ke titik valve terbuka. Selengkapnya akan saya share di artikel lain.

 Fire Sprinkler System

Fire Sprinkler System atau pemadam sistem sprinkler adalah suatu sistem
pemadam kebakaran yang dapat bekerja secara otomatis berdasarkan berbedaan
suhu. 'Fire sprinkler system' di bagi lagi menjadi 2 system berdasarkan kesiapan air
dalam pipa istalasi, yaitu Wet Riser Sprinkler System dan Dry Riser Sprinkler
System. Karena fire sprinkler ini sangat kompleks, maka akan saya tulis pada artikel
yang lain. Berlanjut ke

 Fire Alarm System

Dari namanya tentu semua sudah tau, fire alarm system adalah suatu sistem
pendukung pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi. Sistem ini lebih
kompleks lagi di banding dengan fire Sprinkler system. Fire alarm system akan
berkaitan dengan sistem keamanan gedung, elevator, intake fan, exhaust fan,
detektor asap, detektor panas dan lain sebagainya yang tergabung dalam 'General
Fire', Bahkan fire alarm system canggih dapat langsung berhubungan dengan sudin
damkar. Fire alarm system juga bertindak sebagai ujung tombak seluruh system
yang ada pada gedung bertingkat tinggi saat terjadi kebakaran.

Selain ke tiga system di atas, masih terdapat sistem pemadam kebakaran gedung
bertingkat tinggi yang lain yaitu:

Portable Fire Extinguisher

Sebenarnya bukan merupakan suatu sistem, tetapi lebih tepat bila di sebut alat
pemadam api ringan. Kenapa saya sebut dengan sistem, hanya untuk
mempermudah pengelompokan dari berbagai jenis pemadam kebakaran yang ada
dan karena alat-alat pemadam kebakaran tersebut berdiri sendiri tanpa ada kaitan
langsung dengan ketiga system yang saya sebutkan di atas.

Juga sesuai dengan namanya, portable fire extinguisher adalah suatu alat
pemadam api yang dapat di pindah dengan cepat dan flexible di gunakan di segala

17
SISTEM UTILITAS 1
medan sesuai peruntukannya. Di negara kita Indonesia portable fire extingusher
lebih di kenal dengan sebutan APAR.

18
SISTEM UTILITAS 1
19
SISTEM UTILITAS 1
2.4 SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH
1. Hog feeding, yaitu cara pengelolaan yang dengan sengaja mengorganisisr sampah
jenis gerbage untuk digunakan makanan babi. Dipandang dari segi ekonomi, cara ini
bukan saja menguntungkan bagi peternak babi, tetapi juga volume sampah yang
tersimpan di lahan pembuangan akhir berkurang jumlahnya.
2. Inceneration, cara ini dilakukan dengan membakar sampah secara besar-
besarandalam suatu pabrik yang khusus dibangun, yaitu volume sampah dapat
diperkecil hingga sepertiga jumlahnya, tidak memerlukan lahan yang luas, tidak
terpengaruh cuaca, menghasilkan sumber energi baru yang dapat dimanfaatkan dan
manajemen relatif mudah dijalankan, mengingat pengaturan jam dapat lebihmudah
diatur dan penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
3. Sanitary landfill, cara ini menimbun sampah dengan mempergunakan tanah secara
berlapis-lapis. Metode ini mempunyai keuntungan, yaitu mencegah bau busuk dan
sampah bebas dari bersarangnya binatang vektor yang lazimnya membawa bibit
penyakit dari sampah kepada manusia. Cara ini memberikan pula dampak ekonomi
untuk tanah rawa-rawa yang ditimbun. Demikian pula tanah rendah, tanah genangan
air yang dapat dirubah fungsinya menjadi tanah bangunan rumah, industri dan kantor.
Menyangkut persyaratan yang harusdipenuhi melalui cara sanitary landfilol tersebut
yaitu tersedianya tanah yag luas dan timbunan yang cukup dengan dilengkapi loader
dan buldoser.
4. Composing, yaitu cara pengelolaan sampah untuk keperluan pupuk tanaman. Jenis
sampah bagi kebutuhan pembuatan pupuk tersebut adalah sampah organik.
5. Discharge to sewage, yaitu cara membuang sampah ke dalam air bekas, setelah
dihaluskan buangan sampahnya. Cara ini cukup efektif da efisien sepanjang saluran
atau sistem pembuangan ait kotor dalam keadaan baik.
6. Dumping, yaitu cara meletakkan sampah di atas permukaan tanah. Praktek
pembuangan seperti ini banyak dikembangkan di Negara-negara yang sedang
berkembang seperti di Indonesia.
7. Landfill, yaitu cara membuang sampah pada tempat yang rendah,
kemudianditimbun dengan lapisan tanah. Sistem ini hampir digunakan pada setiap
kota-kota besar di Indonesia
8. Individual inceneration yaitu setiap orang membakar sendiri sampahnya. Sistem ini
memiliki kelemahan yaitu terjadinya pencemaran udara dan bahaya kebakaran, jika
tidak dilakukan dengan hati-hati.
9. Recycling, cara ini memanfaatkan dan mengolah kembali sebagian sampah, seperti
kaleng, kertas, plastik kaca/botol dan lain-lain sebagainya. Sistem ini menguntungkan
bagi pemulung di kota-kota dan sekitarnya, sebagai salah satu sumber pendapatan.

20
SISTEM UTILITAS 1
10. Peralatan lain yang banyak digunakan adalah cara
inceneration yaknimiscellaneous untuk sejumlah debu secara sementara, untuk
selanjutnya di buang.

21
SISTEM UTILITAS 1
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistim utilitas dalam suatu lingkungan perumahan sangan penting, terutama system
utlitas listrik, komunikasi, pemadam kebakaran dan juga pembuangan sampah guna
menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Maka dari itu dalam
pembangunan suatau perumahan kita haru memperhatikan system utulitas dalam suatau
wilaya itu sendiri guna mengetahui system utilitas apa yang suda tersedia dan belum
tersedia

22
SISTEM UTILITAS 1

Anda mungkin juga menyukai