Penanggung Jawab :
Ir. Qurie Purnamasari
Editor :
1. Haneda Sri Mulyanto
2. Melda Mardalina
3. Erini Yuwatini
Penyusun :
1. Maimun Utami
2. Suwarno
3. Ariansyah
Alhamdulillah kita panjatjkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan
telah disusunnya buku Tanya Jawab Seputar Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah
B3. Buku Tanya Jawab ini menyediakan informasi mengenai landasan hukum
pemulihan dan pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 yang
diharapkan dapat menambah pemahaman pelaku usaha, Pembina/pengawas dari
instansi pemerintah dan pembaca lainnya dalam menjalankan fungsi, tugas dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai
ketentuan dalam peraturan.
Penyusunan buku ini mengacu pada permasalahan dan pertanyaan yang sering
disampaikan baik pada saat pembahasan lahan terkontaminasi, verifikasi lapangan
maupun pada saat forum diskusi bimbingan teknis. Pertanyaan yang dimuat dalam
buku ini bervariasi, mulai dari pertanyaan yang bersifat umum, teknis pelaksanaan
pemulihan dan paska pelaksanaan pemulihan.
Dalam penyusunan buku ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dibantu
oleh pakar yang terlibat dalam pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3.
Buku Tanya Jawab seputar Pemulihan ini masih memerlukan penyempurnaan lebih
lanjut, untuk itu kami terbuka menerima masukan dan saran yang membangun.
Akhir kata, terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini
dan kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Qurie Purnamasari
HALAMAN
KATA PENGANTAR …………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………… 3
1 Limbah B3 dan Pengelolaan Limbah …………………………… 4
B3
2 Identifikasi Lahan Terkontaminasi 5
Limbah B3
3 Lahan Terkontaminasi Limbah B3 …………………………… 6
4 Pemulihan Lahan Terkontaminasi …………………………… 8
Limbah B3
5 Kewajiban dan Tanggung Jawab …………………………… 9
dalam Pemulihan
6 Pelaksanaan Pemulihan …………………………… 11
7 Teknik Pemulihan …………………………… 14
8 Sampling dalam Pelaksanaan …………………………… 16
Pemulihan
9 Kontaminan/Pencemar dan Tanah …………………………… 18
terkontaminasi/tercemar
10 Surat Status Penyelesaian Lahan …………………………… 19
Terkontaminasi (SSPLT)
11 Dana Jaminan Pemulihan …………………………… 22
12 Contoh Kasus …………………………… 22
3. Mengingat limbah B3 wajib dikelola, apa yang harus dilakukan apabila penghasil
limbah B3 tidak mampu mengelolanya sendiri?
Jawab :
Diserahkan ke pihak lain yang telah memiliki izin pengelolaan limbah B3
dan pelaksanaannya mengikuti ketentuan dalam peraturan terkait
pengelolaan limbah B3
5. Salah satu bentuk kegiatan pengelolaan limbah B3 adalah pengurangan limbah B3,
apa yang dimaksud kegiatan pengurangan limbah B3 itu ?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan oleh penghasil limbah B3 yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah dan atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
limbah B3 sebelum dihasilkan
10 Apakah ada peraturan yang lebih rinci menjelaskan tentang pengelolaan limbah B3?
Jawab :
Ya
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Apabila terdapat tumpukan limbah atau ceceran limbah yang berinteraksi langsung
dengan media lingkungan (air dan tanah), bagaimana mengidentifikasi apakah media
tersebut telah tercemar limbah B3 dan perlu dipulihkan ?
Jawab :
Langkah pertama adalah memperhatikan kondisi fisik dari media tersebut
(bau dan warna). Kemudian ambil sample media tersebut (air dan tanah)
2. Apabila terdapat tumpukan limbah atau ceceran limbah yang berinteraksi langsung
dengan media lingkungan (air dan tanah), bagaimana mengidentifikasi apakah media
tersebut telah tercemar limbah B3 dan perlu dipulihkan ?
Jawab :
Langkah pertama adalah memperhatikan kondisi fisik dari media tersebut
(bau dan warna). Kemudian ambil sample media tersebut (air dan tanah)
dan sampel limbah yang ada di atasnya untuk memastikan apakah limbah
tersebut merupakan limbah B3 atau bukan. Dengan menggunakan
ketentuan dalam PP 101 tahun 2014 dapat diketahui kategori limbah
tersebut. Apabila hasil uji sample menunjukkan limbah tersebut adalah
limbah B3 dan tanah yang berada di lokasi lahan tersebut telah
terkontaminasi limbah B3, maka wajib dilakukan pemulihan.
Contoh lokasi yang terpapar limbah B3 sisa peleburan logam di daerah kabupaten Tegal
5. Apabila suatu lahan yang terkontaminasi akan dilakukan pemulihan dengan melakukan
kegiatan awal pengangkatan limbah B3 dan tanah terkontaminasi Limbah B3 yang
berada di lahan tersebut, berapa meterkah kedalaman limbah yang harus diangkat dari
lahan tersebut?
Jawab :
Tidak ada batasan kedalaman limbah dan tanah terkontaminasi yang harus
diangkat dari suatu lahan terkontaminasi. Limbah B3 dan tanah
terkontaminasi limbah B3 diangkat sesuai kondisi keberadaan limbah dan
tanah terkontaminasi di lokasi lahan tersebut. Setelah limbah dan tanah
terkontaminasi telah diangkat maka akan dilakukan pengambilan sampel
tanah untuk mengetahui apakah limbah maupun tanah terkontaminasi
tersebut masih ada. Apabila dari hasil uji analisa sample tersebut masih
terkandung limbah, maka lahan tersebut harus dibersihkan atau diangkat
kembali. Hal ini dilakukan sampai hasil uji analisa sample tanah
menunjukkan lahan telah terbebas dari limbah B3 tersebut.
3. Apabila terjadi tumpahan atau ceceran yang disebabkan oleh kejadian yang tidak
disengaja di lahan yang luasannya kurang dari atau sama dengan 9 (sembilan) meter
persegi dan kedalaman kurang dari atau sama dengan 1,5 (satu setengah meter),
apakah juga harus dilakukan pemulihan ?
Jawab :
Ya
Terhadap kondisi tersebut di atas tetap harus dilakukan pemulihan yang
sifat pemulihannya adalah percepatan. Dalam pelaksanaan
pemulihannya akan menggunakan metode dan teknologi yang
mengedepankan efisiensi dan kecepatan penanganan dengan batas
waktu penyelesaian pemulihan paling lambat 30 hari kalender setelah
terjadinya pencemaran limbah B3 pada lahan terkontaminasi tersebut
4. Apabila limbah yang mencemari tanah tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Pemerintah No 101 tahun 2014 tentang Pengeloalaan Limbah B3, apakah pelaku
pencemaran wajib melakukan pemulihan lahan?
Jawab :
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan wajib melakukan uji
karakteristik limbah untuk menetapkan limbah tersebut merupakan
1. Apakah kewajiban untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan dalam hal ini
pemulihan terhadap lahan yang terkontaminasi limbah B3 tertuang dalam peraturan?
Jawab :
Ya
1. Dalam UU 32 tahun 2009
pasal 54 ayat 1 : setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi
lingkungan hidup
3. Siapa saja dan dalam kondisi yang bagaimana suatu kegiatan usaha wajib melakukan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, apabila lahan tersebut telah ditetapkan
tercemar limbah B3 ?
4. Apa saja yang menyebabkan perlunya dilakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup /
pemulihan lahan terkontaminasi ?
Jawab :
1. Terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup akibat
limbah B3 yang dilakukan baik oleh kegiatan usaha yang memiliki
izin ataupun tidak memiiki izin lingkungan
2. Penutupan fasilitas izin pengelolaan limabh B3 (penyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, penimbunan dan atau
dumping)
6. Apa yang harus dilakukan instansi pemerintah apabila kegiatan usaha yang telah
mencemari/merusak lingkungan tidak mampu melakukan pemulihan dalam jangka
waktu paling lama 30 hari sejak penanggulangan pencemaran lingkungan hidup dan
atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan?
Jawab :
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan pemulihan fungsi
lingkungan hidup dengan menggunakan dana penjaminan pemulihan fungsi
lingkungan hidup
7. Apakah sanksi hukum bagi orang yang melakukan kontaminasi atau pencemaran
lahan?
Jawab :
Sanksi hukum yang akan dikenakan berupa sanksi administrasi paksaan
pemerintah untuk melaksanakan pemulihan lahan terkontaminasi sesuai
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
PELAKSANAAN PEMULIHAN
2. Setelah ditetapkan bahwa lahan tersebut terkontaminasi limbah B3, apa langkah awal
yang harus dilakukan penanggung jawab kegiatan pemulihan ?
Jawab :
Menyusun dokumen rencana pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3
yang disetujui oleh Menteri. Dokumen tersebut memuat tahapan kegiatan
3. Apa saja langkah yang akan dilakukan pada tahapan pelaksanaan pemulihan di
lapangan?
Jawab :
1. Menetapkan titik sampling
2. Melakukan pemetaan lahan terkontaminasi baik dipermukaan
maupun di bawah pemukaan tanah
3. Melakukan isolasi lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai luasan
lahan yang tercemar limbah B3
4. Memasang papan pengumuman yang bertujuan menginformasikan
bahwa dilokasi tersebut sedang dilakukan pemulihan lahan
5. Melakukan pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas
media lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) sebelum dilakukan pembersihan
6. Melakukan pembersihan lahan dan pengelolaan tanah tercemar
limbah B3
7. Melakukan pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas
media lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) setelah dilakukan pembersihan
8. Pengurugan lahan jika diperlukan terhadap lahan tercemar yang
telah dinyatakan bersih
8. Apakah ada batasan waktu untuk menyelesaikan dan memulihkan lahan terkontaminasi
limbah B3?
Jawab :
Ya
Batas waktu penyelesaian pemulihan akan ditetapkan dalam dokumen
rencana pemulihan yang telah disetujui Menteri dengan mempertimbangkan
aspek biaya, metode dan teknologi. Hal tersebut biasanya berkaitan dengan
skala luasan lahan yang akan dipulihkan
10. Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, apakah pengurugan terhadap lahan
yang telah dilakukan pembersihan atau pengangkatan limbah B3 dan atau tanah
tercemarnya harus menunggu terbitnya Surat Status Penyelesaian Lahan
Terkontaminasi (SSPLT)?
Jawab :
Pengurugan terhadap lahan terkontaminasi tidak harus menunggu SSPLT
terbit. Pengurugan dilakukan pada saat telah dinyatakan lahan telah pulih
dan tidak ada kontaminasi limbah B3 berdasarkan hasil analisis tanah pada
lahan yang terkontaminasi tersebut. Hal ini dinyatakan dalam rapat
pembahasan pemulihan yang tertuang dalam Berita Acara pemulihan lahan
terkontaminasi. Namun demikian sebelum dilakukan pengurugan perlu
dilakukan analisis tanah urug yang menyatakan tanah urug bebas dari
kontaminasi limbah B3
TEKNIK PEMULIHAN
1. Metode dan Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pemulihan
lahan terkontaminasi ?
Jawab :
2. Apa yang harus diperhatikan dalam memilih teknologi yang akan digunakan untuk
penanganan pemulihan lahan terkontaminasi ?
Jawab :
1. Profil kontaminan (tipe kandungannya, kuantitas dan solubility,
kandungan racun dan volatile, kemampuan terbiodegradasi)
2. Profil Aquifier (tipe tanah, arah aliran air tanah, lokasi muka air tanah,
recharge location)
3. Profil fisibilitas / faktor keekonomian (biaya, teknologi dan waktu)
5. Apakah pengelolaan tanah terkontaminasi limbah B3 yang biasanya ada dalam jumlah
yang besar dapat dilakukan dengan metode insitu ?
Jawab :
Ya
Pengelolaannya dapat dilakukan di area lokasi lahan terkontaminasi
1. Selain sampling tanah di lahan terkontaminasi, apakah perlu juga dilakukan sampling
terhadap komponen yang ada di rawa apabila lahan terkontaminasi yang akan
dipulihkan berada berdekatan dengan rawa ?
Jawab :
Ya
Pengambilan sampling terhadap komponen rawa biotik (seperti tumbuhan,
species ikan, dll) dan abiotic (seperti sedimen rawa dan air rawa) sangat
diperlukan untuk mengetahui apakah rawa tersebut telah tercemar
5. Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, kapan harus dilakukan pengambilan
sampel tanah dan parameter apa yang harus dianalisis?
Jawab :
Pengambilan sampel tanah dilakukan: (a) saat perencanaan (menentukan
luas dan kedalaman tanah terkontaminasi limbah B3, (b) setelah
pembersihan tanah terkontaminasi limbah B3, dan (c) saat pemantaun (6
bulan dan 12 bulan setelah terbitnya SSPLT).
Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah komposit (diambil dari
beberapa titik yang disatukan) dan analisis sampel tanah yang diambil pada
huruf b dan c adalah analisis kimia total kadar unsur dengan parameter
unsur yang dianalisis disesuaikan dengan karakteristik limbahnya. Analisis
terhadap sampel tanah yang diambil pada saat perencanaan bisa hanya
analisis fisik bila analisis fisik dianggap cukup untuk identifikasi, atau
16 SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
sampai analisis kimia kadar total unsur bila analisis fisik tidak bisa
mengidentifikasinya.
6. Berapa jumlah sampel tanah komposit, berapa jumlah titik untuk satu sampel tanah
komposit, dan sampai berapa meter kedalaman sampel tanah komposit harus diambil
dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3?
Jawab :
Jumlah sampel tanah komposit yang harus diambil disesuaikan dengan
luasan lahan terkontaminasi yang dipulihkan. Satu sampel tanah komposit
dikumpulkan dari 4 sampai 6 titik (sampling unit).
Kedalaman pengambilan sampel tanah ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu: (a) karakteristik limbah (mudah tidaknya limbah terlindi), (b) jangka
waktu penimbunan limbah, (c) curah hujan, (d) sifat tanah (permeabilitas
tanah, kapasitas tukar kation), (e) sifat unsur pencemar (mudah tidaknya
dijerap oleh tanah, mudah tidaknya mengendap, mudah tidaknya bereaksi
dengan unsur lain). Kedalaman pengambilan sampel tanah berkisar antara
30 cm sampai 120 cm
7. Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, kapan harus dilakukan pengambilan
sampel air?
Jawab :
Ada dua jenis pengambilan sampel air dalam pemulihan lahan
terkontamiasi limbah B3, yaitu (a) untuk memastikan keberhasilan
pembersihan lahan terkontaminasi, dan (b) untuk pemantauan lahan
terkontaminasi yang telah dipulihkan. Pengambilan sampel air pada huruf a
dilakukan di lahan terkontaminasi yang telah dibersihkan dan sumur
referensi. Pengambilan sampel air dilakukan setelah limbah B3 dan tanah
terkontamiasi limbah B3 diangkat. Pengambilan sampel air pada huruf b
dilakukan pada sumur pantau dan sumur referensi. Pengambilan sampel
air dilakukan 6 bulan dan 12 bulan setelah terbitnya SSPLT
3. Apakah tanah yang tercampur dengan limbah B3 yang berada di lahan terkontaminasi
limbah B3 masuk kategori limbah B3?
Jawab :
Penetapan tanah terkontaminasi masuk kategori limbah B3 telah dijelaskan
dalam PP 101 tahun 2014 pasal 209 dan lampiran V dalam PP tersebut
4. Apabila tanah terkontaminasi limbah B3 tidak termasuk limbah B3, apakah dalam hal
penyimpanan harus mengikuti ketentuan masa simpan sebagaimana penyimpanan
limbah B3?
Jawab :
Dalam ranah pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 ada otonomi
tersendiri untuk tanah terkontaminasi limbah B3. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang akan menentukan masa simpan tanah
terkontaminasi sesuai dengan kesepakatan di dalam rapat pembahasan
pemulihan
5. Apakah TPS yang digunakan untuk menyimpan sementara limbah dari proses kegiatan
pemulihan juga memerlukan izin?
18 SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Jawab :
Apabila TPS yang dimaksud khusus untuk menyimpan limbah dari kegiatan
proses pemulihan lahan terkontaminasi yang sedang dilaksanakan maka
tidak diperlukan izin sebagaimana TPS yang digunakan untuk menyimpan
limbah B3 dari proses kegiatan regular. Namun demikian setelah kegiatan
pemulihan dinyatakan telah selesai, TPS yang digunakan untuk mendukung
kegiatan pemulihan tersebut harus ditutup (tidak difungsikan kembali) dan
dipastikan bersih dari kontaminasi
6. Apabila akan dilakukan pemindahan lokasi TPS limbah B3 dari lokasi A ke lokasi B,
apa yang harus dilakukan terhadap lokasi A bekas TPS limbah B3?
Jawab :
Kegiatan usaha wajib mengajukan penghentian kegiatan penyimpanan
sementara limbah B3 kepada instansi yang berwenang. Selanjutnya akan
dilakukan verifikasi lapangan untuk melihat kondisi lokasi. Apabila ada
tumpahan atau indikasi pencemaran, maka kegiatan usaha wajib
melakukan pemulihan di lokasi bekas TPS tersebut
3. Apabila target tingkat keberhasilan tidak dapat dicapai dari kegiatan pemulihan yang
telah dilaksanan, apa yang harus dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pemulihan?
Jawab :
Perlu dilihat kembali faktor penyebab ketidak berhasilan kegiatan
pemulihan. Faktor inilah yang akan digunakan Menteri untuk
memerintahkan penanggung jawab kegiatan pemulihan untuk melakukan :
1. Pembersihan ulang dan atau
2. Peninjauan kembali dokumen rencana pemulihan
4. Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan pemulihan adalah kualitas
7. Apakah setelah SSPLT terbit masih ada tanggung jawab kegiatan usaha terhadap
lahan yang telah dipulihkan tersebut ?
Jawab :
Ya
Penanggung jawab berkewajiban untuk melakukan pemantauan kualitas
lingkungan paska pemulihan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan selama 1 (satu) tahun dan hasil pemantauan wajib disampaikan
kepada Menteri
9. Apakah setelah terbit SSPLT tetap dilakukan pengawasan oleh instansi pemerintah
terhadap lahan yang telah dipulihkan tersebut ?
Jawab :
Ya
Penanggung jawab kegiatan pemulihan masih memiliki kewajiban untuk
melaporkan hasil uji air tanah pada sumur pantau kepada instansi
pemerintah untuk melihat sudah tidak adanya kontaminasi pada lahan
tersebut setelah dipulihkan. Pengawasan terhadap lokasi ini dilakukan
selama 1 (satu) tahun setelah SSPLT diterbitkan
10. Lahan yang telah dipulihkan dan telah memiliki SSPLT apakah bisa dialih fungsikan
untuk kegiatan lain?
Jawab :
Apabila pemantauan paska pemulihan telah dilakukan dan parameter
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3 21
hasilnya menunjukkan telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka
lahan tersebut telah dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
2. Apakah setiap kegiatan usaha wajib memiliki dana jaminan pemulihan lingkungan
hidup?
Jawab :
Ya
Setiap kegiatan usaha yang memiliki izin lingkungan wajib menyediakan
dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan
CONTOH KASUS
1. Pabrik Tekstil PT. Agemanteks memiliki timbulan limbah dibelakang lokasi pabriknya.
Perusahaan baru melaporkan adanya timbulan limbah setelah akan menggunakan
lahan tersebut untuk perluasan pabrik. Setelah ditelusuri penimbunan limbah itu
dilakukan hampir 10 tahun yang lalu. Limbah yan ditimbun adalah berupa sludge IPAL.
Apa yang harus dilakukan pabrik tersebut yang terindikasi telah memiliki lahan
terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
1. PT. Agemanteks harus membuat laporan adanya lahan terkontaminasi
ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
menggunakan format laporan seperti contoh berikut :
IDENTITAS PELAPOR:
1. HARI DAN TANGGAL LAPORAN :
2. NAMA :
3. INSTITUSI :
4. NOMOR KTP/KARTU PENGENAL LAIN :
Lahan diduga
tercemar limbah B3
LAPORAN HASIL VERIFIKASI DAN PENAPISAN ATAS TEMUAN LAHAN DIDUGA TERCEMAR
LIMBAH B3
NOMOR: ......./DEP.IV/..../2015
IDENTITAS PELAPOR:
HARI DAN TANGGAL LAPORAN :
NAMA :
INSTITUSI :
NOMOR KTP/KARTU PENGENAL LAIN :
TIPE LAPORAN : (laporan sukarela dari penanggung
jawab/hasil pengawasan ... /pengaduan
masyarakat/inventarisasi)
RINGKASAN DESKRIPSI TEMUAN LAHAN DIDUGA TERCEMAR LIMBAH B3:
(sampaikan poin-poin penting terkait dari deskipsi lahan diduga tercemar limbah B3, sertakan
berkas laporan temuan asli sebagai lampiran dari laporan hasil verifikasi dan penapisan ini)
Ttd
.....................................................................................
4. Apabila hasil dari verifikasi dan penapisan ini menunjukkan lahan yang
diduga tercemar limbah B3 adalah benar tercemar limbah B3; maka
akan diterbitkan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan
paksaan pemerintah kepada PT. Agemanteks untuk melakukan
pemulihan (baik melalui jalur pembinaan maupun jalur penegakan
hukum)
5. Kesimpulan
E. TAHAP EVALUASI
Tim kerja pemulihan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemulihan yang telah dilakukan