Anda di halaman 1dari 4

GHOST SHOPPING

Ghost Shopping merupakan suatu cara untuk melihat kinerja terutama sumber daya manusia
dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan dan pelayanan terhadap konsumen. Gost Shopping
pada saat ini, sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan dan pelayanan, seperti Supermarket, perusahaan distributor, perbankan dan lain-
lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu ( continious improvement ), yang
merupakan suatu syarat agar dapat bersaing dalam bisnis global. Adapun perbaikan mutu
yang dilakukan adalah produk, proses, pelayanan dan sumber daya manusia. Adapun Gost
Shopping dilakukan dengan cara perusahaan membayar atau menggaji seseorang, untuk
berpura-pura menjadi seorang pembeli. Kemudian orang tersebut memperhatikan, menilai
setiap kegiatan ataupun pelayanan yang di lakukan karyawan terhadap dia dan konsumen
lainnya dan juga bertanya kepada konsumen yang merasa kecewa atau di rugikan jika terjadi
pelayanan yang dilakukan karyawan terasa kurang baik, maka dia akan mencatat dan
melaporkan kepada perusahaan ( dalam hal ini orang yang memberi wewenang kepadanya ).
Biasanya orang ini ditugaskan untuk melakukan pengamatan dalam waktu beberapa hari,
untuk menilai titik kelemahan perusahaan dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen.
Hasil laporan dari orang tersebut, langsung dapat di tindaklanjuti oleh manajemen untuk
dilakukan perbaikan, terutama dalam pelayanan dan kinerja sumber daya manusia.
Berdasarkan penelitian dari penulis, Ghost Shopping sangat efektif untuk peningkatan
kualitas dalam pelayanan terhadap konsumen, karena kita mengaetahui pelayanan seperti apa
yang di inginkan oleh konsumen.

Namun ada juga ciri ghost shopping yang hanya melihat lihat saja, atau ghost shopping
digunakan oleh perusahaan lain untuk melihat bagaimana kerja dari rival bisnis tersebut.

Nah, sebagai upaya pencegahan agar tidak menjadi korban tindak ghost shooping, berikut
ciri-ciri tertentu yang bisa kita kenali sebelum bertransaksi dengan mereka. Utamanya untuk
rekan-rekan yang menjalankan bisnis, sangat penting mengetahui informasi berikut ini.

1. Mengajukan Tawaran Dengan Harga Tak Masuk Akal

Hal pertama yang bisa kita amati dari para pelaku ghost shooping adalah bagaimana mereka
melakukan penawaran harga produk yang dijual. Umumnya dalam menentukan harga produk,
kita sudah menghitung dengan rinci dalam segala aspek bahwa harga tersebut adalah harga
yang pas dengan produk kita. Oleh karena itu ketika harga tersebut ditawar dengan rentan
yang terlalu jauh, kita wajib mulai waspada.

Kadang kala pelaku ghost shooping menawar dengan harga serendah-rendahnya hanya untuk
mengetahui berapakah batas terendah dari harga produk kita. Dan memang hanya itu tujuannya, meski
nanti telah terjadi kesepakatan, mereka justru tidak melanjutkan transaksi tersebut.

2. Profil yang Tidak Jelas

Ini menjadi ciri kedua yakni profil pembeli yang tidak jelas. Ketika seseorang memang
berniat untuk menjalankan transaksi dengan baik, tentu mereka tidak sungkan untuk
menyampaikan informasi profil dengan lengkap dan jelas kepada kita.
Terkadang ada orang yang melakukan upaya transaksi dengan menggunakan nama tidak asli
serta informasi yang tidak jelas pula. Namun memang di sinilah letak sulitnya mengenali
mereka yang mempunyai niat buruk dengan tindakan ghost shooping. Oleh karena itu kita
harus waspada, dan penggunaan informasi profil pembeli yang tidak jelas bisa menjadi alarm
pertama bagi Anda.

3. Konsumen yang Berbelit-Belit

Ciri ketiga yang bisa kita amati dari seseorang yang ingin melakukan ghost shooping adalah
terlalu berbelit-belit. Nah, dalam hal ini pengertian ghost shooping lebih ditujukan bukan
pada pesaing bisnis, namun seorang konsumen biasa yang sebenarnya tidak punya keinginan
membeli dan hanya ingin bertanya-tanya.

Tindak ghost shooping seperti ini memang tidak terlalu merugikan kita, namun jika banyak
konsumen seperti ini tentu waktu, tenaga dan biaya komunikasi kita akan terbuang percuma.
Ketika ada yang bertanya, kita bisa langsung mengarahkan mereka untuk membaca
keterangan tersebut.

4. Tiba Hilang Putus Kontak

Ini menjadi masalah berikutnya yang sangat sering terjadi pada dunia bisnis, utamanya jual
beli online yang dimana para pelakunya tidak berjumpa secara langsung. Awalnya hubungan
komunikasi memang berjalan dengan lancar, namun setelah beberapa waktu kontak semakin
sulit di hubungi bahwa lenyap.

Untuk masalah yang satu ini, kita juga tidak boleh gegabah dan langsung menjustifikasi
bahwa mereka yang putus kontak hanya berniat buruk. Karena terkadang ada kalanya putus
kontak tersebut terjadi karena alasan lain, seperti konsumen tersebut terlalu sibuk, sedang
sakit atau bisa juga hilangnya alat komunikasi mereka.

Akan lebih bijak kita telusuri terlebih dahulu. Jika memang masih nampak iktikat baik dari
konsumen tersebut, maka proses transaksipun bisa dilanjutkan. Namun jika memang sudah
nampak tindak ghost shoopingnya, kita bisa mulai memasukkan informasi kontak tersebut
pada daftar hitam bisnis online yang kita jalankan.
Daftar Pustaka
https://www.maxmanroe.com/cermati-ciri-cko-online-anda.html
https://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/ghost-shopping-strategi-untuk-
meningkatkan-kualitas-pelayanan-terhadap-konsumen_54ffcb44a33311a26850f929
GHOST SHOPPING

Di Susun

Oleh

Nama: Pintan Siani

Nim: 711331115011

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2018

Anda mungkin juga menyukai