2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Dafar Isi
Siklus Perencanaan dan Penganggaran
Siklus Pengadaan dan Pembelian
Siklus Produksi dan Persediaan
Siklus Penjualan
Siklus Penggajian
Siklus Evaluasi dan Pelaporan
3
Siklus
Perencanaan
dan
Penganggaran
4
INFORMASI UMUM PT PELAT TIMAH NUSANTARA Tbk.
Susunan Direksi:
Direktur Utama Ardhiman TA
Direktur R Suprapto Indroprayitno
Direktur Himawan Turatmo
Direktur Erwin
Susunan Komisaris:
Komisaris Utama Sukandar
Komisaris Fauzi Aziz
Komisaris Teguh Panotojudo Slamet
Komisaris (independen) Eddy Hariono
Komisaris (independen) Zulkarnain
5
KONDISI UMUM PT PELAT TIMAH NUSANTARA Tbk.
6
Kapasitas produksi saat ini adalah sebesar 130.000 ton per tahun dengan
recana pengembangan menjadi 160.000 ton per tahun guna memenuhi kebutuhan
pelanggan. Seluruh produk Perusahaan diproduksi sesuai dengan standar nasional
sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan standar internasional sesuai
dengan ASTM (American Society for Testing and Materials), JIS (Japan Industrial
Standard), ISO (International Standard Organization) dan Euronom. Pada tahun
2008, Perseroan melakukan penjualan sekitar 111,4 ribu metrik ton dari 193,4 metrik
ton konsumsi nasional, atau sekitar 57,5% pangsa pasar nasional. Sisa 82,1 metrik ton
dipenuhi dari impor. Pangsa pasar ini meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari
47,6% di tahun 2004 menjadi 57,5% di tahun 2008. Pada periode yang berakhir
tanggal 31 Desember 2008, Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1.465.900
juta dan mencatat laba bersih Rp72.719 juta. Pada periode yang berakhir tanggal 31
Desember 2007, Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1.021.435 juta dan
mencatat laba bersih Rp51.819 juta. Pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember
7
2006, Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp878.246 juta dan mencatat laba
bersih sebesar Rp60.020 juta. Sedangkan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Juli 2009, Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp696.002 juta
dan laba bersih sebesar Rp17.649 juta. Perseroan juga diuntungkan oleh potensi
pertumbuhan konsumsi seiring dengan kondisi perekonomian di Indonesia yang
menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup signifi kan. Pada tahun 2008 angka
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita atau nilai semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. diperkirakan mencapai Rp21,7
juta (USD 2.271,2) dengan laju peningkatan sebesar 23,6% dibandingkan dengan
PDB per kapita tahun 2007 sebesar Rp17,5 juta (USD 1.942,1). Sementara itu Produk
Nasional Bruto (PNB) per kapita atau pendapatan nasional bruto dibagi jumlah
populasi penduduk, juga menunjukkan peningkatan dari Rp16,8 juta pada tahun 2007
menjadi Rp20,9 juta pada tahun 2008 atau terjadi peningkatan sebesar 24,3%.
Seluruh komponen PDB mengalami pertumbuhan pada tahun 2008, dengan
pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,7%, diikuti
oleh pengeluaran konsumsi pemerintah 10,4%, impor 10,0%, ekspor 9,5%, serta
pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,3%.
8
• Perseroan menawarkan produk kepada pelanggan secara langsung atau
menggunakan metode direct selling.
• Pelanggan yang tertarik akan melakukan penempatan order pesanan kepada
Perseroan, selanjutnya Perseroan melakukan screening order untuk
menentukan apakah order pesanan tersebut diterima atau ditolak. Bila order
pesanan tidak dapat dipenuhi dan diterima oleh Perseroan maka Perseroan
akan mengirimkan jawaban penolakan kepada pelanggan.
• Bila order pesanan diterima maka Perseroan akan segera melakukan input
order dan memproses order pesanan tersebut.
Langkah-langkah penjualan dan pemasaran yang dilakukan Perseroan adalah sebagai
berikut:
9
Dalam melayani pelanggannya, Perseroan sebagai produsen melakukan supervisi
teratur dengan program pelayanan terpadu guna menjaga mutu dan kualitas
produknya. Program tersebut adalah sebagai berikut:
• Kunjungan secara teratur ke pelanggan
• Pesanan, status pesanan dan waktu penyerahan semuanya telah
terkomputerisasi, untuk memastikan agar ketepatan produksi, penyerahan
pesanan, mutu, jumlah ukuran dan sebagainya dipenuhi sesuai pesanan
• Melayani kebutuhan pesanan-pesanan khusus
• Kemampuan dari personil pemasaran dan metalurgi yang terdidik dan terlatih
serta berpengalaman untuk menanggapi kebutuhan pelanggan
• Prosedur penyelesaian klaim yang cepat dan efisien.
Basis Pelanggan
Tabel dibawah ini adalah 10 besar pelanggan Perseroan berdasarkan total penjualan
untuk tahun 2004 sampai dengan periode 7 (tujuh) bulan yang berakhir 31 Desember
2009:
10
Persaingan
Industri dimana Perseroan beroperasi tidak terlepas dari persaingan dengan
produsen tinplate lainnya, yang pada saat ini berasal dari luar negeri (impor). Pada
saat ini, pangsa pasar Perseroan adalah 57,5%, yang merupakan market leader dalam
industri tinplate di Indonesia. Pangsa pasar ini meningkat dari tahun ke tahun, yaitu
11
dari 47,6% di tahun 2004 menjadi 57,5% di tahun 2008. Grafik di bawah
menunjukkan peningkatan pangsa pasar Perseroan dari tahun ke tahun.
Beberapa hal yang sangat mempengaruhi kompetisi / daya saing Perseroan antara
lain:
Fluktuasi kurs
Bahan baku TMBP meliputi sekitar 80% dari struktur biaya produksi, yang mana
sekitar 90% dari kebutuhan bahan baku adalah impor dalam USD. Melemahnya nilai
mata uang Rupiah terhadap USD dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan dan
kinerja operasional karena dapat meningkatkan biaya produksi Perseroan. Sedangkan
sebagian besar pendapatan Perseroan adalah dalam denominasi mata uang Rupiah,
sehingga tidak terbentuk mekanisme lindung nilai (hedging) secara alamiah. Untuk
mengurangi potensi tekanan USD akibat impor bahan baku TMBP, maka Perseroan
menempuh kebijakan melakukan penjualan dalam USD semaksimum mungkin (saat
12
ini penjualan domestik yang menggunakan denominasi USD sekitar 25% dari total
penjualan Perseroan). Selain itu, Perseroan juga menerapkan strategi lindung nilai
yang ditinjau secara rutin untuk menyesuaikan mekanisme dan instrumen yang
digunakan, berdasarkan prakiraan eksposur terhadap USD yang akan dihadapi oleh
Perseroan.
Kebijakan tarif Bea Masuk Tinplate yang semakin menurun
Menurunnya tarif bea masuk impor untuk produk tinplate dapat berpotensi
menyebabkan kurang dapat bersaingnya produk Perseroan, yang pada akhirnya dapat
mengurangi pangsa pasar. Bila penurunan tariff bea impor tinplate yang signifi kan
terjadi dan berdampak pada menurunnya pangsa pasar Perseroan, maka hal tersebut
dapat mengakibatkan turunnya kinerja operasional Perseroan. Hal ini menyebabkan
semakin meningkatnya produk impor yang masuk dengan harga yang sangat murah
dengan kualitas yang kurang baik, terutama dari Cina dan India. Untuk
mengantisipasi hal ini, Perseroan terus berupaya untuk minimalisasi ongkos produksi
melalui efi siensi dan mengarahkan strategi penjualannya pada segmen makanan yang
membutuhkan kualitas produk yang lebih baik dan harga yang lebih tinggi.
13
produk-produk seperti pelumas, oli dan cat yang juga menggunakan kaleng sebagai
wadah kemasan.
b. Rencana Ekspansi
Perseroan merencanakan untuk meningkatkan kapasitas produksinya dari
130.000 ton per tahun menjadi 160.000 ton per tahun. Peningkatan kapasitas produksi
tersebut juga dibarengi dengan penambahan fasilitas produksi untuk dapat
menghasilkan produk scroll cut (lembar tinplate yang sudah dipotong sesuai pola
yang dibutuhkan konsumen) yang dibutuhkan konsumen akhir, sehingga marjin yang
didapatkan oleh Perseroan menjadi lebih tinggi.
Industri Tinplate
Tinplate adalah produk turunan dari komoditas baja, dimana 65%-70%
digunakan di dalam industri makanan dan minuman di dunia. Di tengah-tengah
kesadaran masyarakat dunia akan pelestarian lingkungan hidup, tinplate dianggap
sebagai bahan kemasan yang dianggap cukup ramah lingkungan, terutama di negara-
negara maju dimana kemasan tinplate banyak digunakan didalam pengemasan
industri makanan. Sementara itu di negaranegara berkembang, penggunaan tinplate
juga mengalami peningkatan konsumsi penggunaan dari tahun ke tahun. Industri
makanan dalam kemasan di Indonesia juga mengalami peningkatan konsumsi dalam
penggunaan tinplate, hal tersebut dipandang akan dapat memberikan nilai tambah
Perseroan sebagai satu-satunya produsen tinplate di Indonesia.
Terdapat sebuah fenomena ekonomi di dunia dimana pertumbuhan industri
pengepakan/pengemasan makanan berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah atau negara. Negara-negara berkembang di Asia Tenggara
mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika dan Jepang. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa masih terdapat potensi yang cukup besar bagi pertumbuhan industri tinplate di
Indonesia. Walaupun konsumen utama tinplate adalah negara-negara maju di Eropa,
Amerika dan Jepang yang mengkonsumsi lebih dari 70% tinplate dunia namun
diperkirakan di masa yang akan datang negara-negara Asia akan mengalami
14
pertumbuhan konsumsi tinplate. Produsen tinplate utama di Eropa, Amerika dan
Australia telah melakukan rasionalisasi kapasitas produksi atau memindahkan
fasilitas produksi ke wilayah-wilayah yang dianggap berbiaya rendah. Konsumsi
tinplate di Indonesia pada saat ini baru mencapai 190.000-200.000 metrik ton per
tahun, dimana Perseroan memiliki pangsa pasar sebesar 57,5% sedangkan sisanya
dilayani oleh produk impor. Dengan menggunakan data diatas, dapat diasumsikan
bahwa konsumsi tinplate di Indonesia berada pada kisaran 0,8-0,9 kilogram per
kapita yang lebih rendah secara signifi kan dibandingkan dengan konsumsi negara-
negara maju yang mencapai 8-12 kilogram per kapita dan masih lebih rendah dari
konsumsi tinplate di Cina sebesar 1 kilogram per kapita. Namun demikian,
diperkirakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun
yang ditunjukkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto sebesar 24% dari
tahun 2007 ke tahun 2008, industri tinplate di Indonesia masih akan mengalami
pertumbuhan yang cukup signifi kan. Walaupun masa depan industri tinplate
dirasakan masih cukup menjanjikan, Perseroan sebagai satu-satunya produsen
tinplate di Indonesia harus meningkatkan skala operasional dengan implementasi
rencana ekspansi kapasitas produksi di masa yang akan datang. Harga tinplate
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti harga TMBP dan komoditas timah sebagai
bahan baku tinplate, perubahan nilai tukar mata uang asing dan kondisi
perekonomian global yang secara langsung mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Di dalam negeri harga tinplate dan arah pertumbuhan industri tinplate juga
dipengaruhi oleh perubahan peraturan dalam perundang-undangan terkait aturan
impor besi dan baja. Selain itu, kelangsungan industri tinplate di Indonesia juga dapat
dipengaruhi oleh hadirnya produk substitusi seperti kemasan karton boks, tetra pak
dan plastik untuk bahan pembungkus makanan.
Perkembangan dinamis dalam industri baja akan sangat dipengaruhi sekali
oleh kondisi tingkat pertumbuhan ekonomi, pergerakan tingkat bunga dan inflasi,
dimana kalau dilihat dari ekonomi domestik pada tahun 2008 maka pertumbuhannya
mencapai 6,3%, adanya penurunan tingkat suku bunga dan tingkat inflasi relatif
sesuai dengan yang direncanakan (relatif sama dengan tahun 2007), sehingga dengan
15
didasarkan pada parameter ekonomi tersebut maka kondisi industri baja dalam tahun
2008 lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Permasalahan utama dalam bisnis perusahaan masih terkendala oleh pasokan
bahan baku TMBP yang dalam tahun 2008 masih sangat ketergantungan dari Jepang
dan Korea, sedangkan pasokan dari PT Krakatau Steel pada tahun 2008 lebih rendah
bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam tahun
2008 menunjukkan kecenderungan melemah dan lebih fluktuatif dibandingkan tahun
sebelumnya, di akhir periode tahun 2008 rupiah mencapai posisi Rp. 10.950 per dolar
atau melemah 16.25 % dibandingkan posisi akhir tahun 2007. Sementara volatilitas
rupiah dalam tahun 2008 meningkat menjadi 1,43% dibandingkan dengan 1,33% di
tahun 2007, sehingga akibat tersebut memberikan dampak yang negatif bagi
perusahaan yang nilai transaksi impornya jauh lebih besar dibandingkan dengan
pendapatan yang dalam mata uang asing.
Jumlah tinplate impor yang masuk ke Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh
pemanfaatan fasilitas yang diberikan oleh BKPM, kepada pabrik kaleng yang
melakukan ekspansi produksinya dan fasilitas dari Bapeksta bagi pabrik kaleng yang
mengekspor kembali produknya. Namun dengan penerapan strategi pemasaran yang
tepat, PT Latinusa masih dapat mencapai pangsa tinplate sebesar 57.62 % atau 1.33
% lebih rendah dari yang ditetapkan RKAP sebesar 58.95 %.
Dalam program internal manajemen telah menetapkan pola kerja tim antar
lintas fungsi dalam rangka optimalisasi sumber daya dan dana guna mencapai
produktivitas dan efisiensi yang memadai.
Dalam upaya mengantisipasi kondisi pasar yang tidak menentu sebagai akibat
dari perekonomian global, maka manajemen dengan didukung oleh tim operasi terus
mengevaluasi kondisi pasar baja baik nasional maupun internasional serta menyusun
strategi yang optimal sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan penjualan,
pengadaan TMBP, maupun aspek finansialnya.
16
Kinerja perusahaan Tahun 2008 tercermin pada laba operasi yang lebih baik
jika dibandingkan dengan laba operasi Tahun 2007. Jumlah laba operasi Tahun 2008
mencapai Rp 138.45 milyar atau 9.45 % dari total penjualan Rp 1,465.90 milyar.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian laba 2008 adalah antara lain :
1. Pemanfaatan momen kondisi bisnis baja Internasional yang cukup menunjang
pada triwulan pertama sampai pada triwulan ketiga.
2. Realisasi gross margin tercapai sebesar 15,2 % yang berarti lebih tinggi
dibandingkan anggaran maupun realisasi tahun sebelumnya.
3. Penetapan kenaikan harga jual Tinplate yang lebih cepat dibandingkan dengan
pergerakan dan perkembangan harga TMBP.
Gambar 1
Hal-hal Yang Berpengaruh Pada Tahun 2008
Faktor-faktor Pengaruh terhadap Langkah-langkah yang
Kinerja Perusahaan Ditempuh
Eksternal :
17
Secara ringkas realisasi kegiatan per bidang/bagian dalam mendukung pencapaian
kinerja Perusahaan Tahun 2009 disampaikan sebagai berikut :
Bidang Komersial
Realisasi penjualan mencapai 111,411 ton atau 102.49 % dari anggaran
dengan nilai penjualan Rp 1,465.90 milyar atau 43.51 % diatas penjualan 2008
sebesar Rp. 1,021.43 milyar.
Beberapa upaya yang telah dilakukan di Bidang Komersial dalam rangka
mempertahankan pasar adalah : Meningkatkan ketepatan delivery dan menetapkan
cara pembayaran yang dapat dipenuhi konsumen namun tetap aman bagi perusahaan.
Bidang Operasi
Secara umum operasi pabrik Tahun 2009 berjalan dengan lancar, terlihat pada
jumlah produksi yang direalisasikan mencapai 112,533 ton atau 3.30 % lebih tinggi
dari rencana sebesar 108,936 ton. Tinplate yield rata-rata mencapai 93.22 % atau
2.22 % lebih tinggi dari yield yang ditetapkan 91.00 % dalam RKAP maupun
realisasi tahun 2008 yang mencapai 87.95%
Bidang Keuangan
Peran bidang keuangan dalam mendukung kelancaran usaha perusahaan dapat
dipenuhi secara baik dengan cara mengoptimalkan penggunaan dana sendiri,
pemanfaatan dana group melalui mekanisme notional pooling dan menggunakan
fasilitas kredit dari Bank Mandiri sesuai dengan tingkat kebutuhan operasi
perusahaan.
Informasi yang diperoleh dari Laporan Keuangan setiap bulannya
dipergunakan secara optimal dalam menentukan strategi yang tepat pada bulan
berikutnya dalam mencapai tingkat kinerja yang lebih baik lagi.
18
Kinerja Keuangan Perusahaan
Realisasi laba sebelum pajak pada Tahun 2009 mencapai Rp. 108.59 milyar
atau 128.02 % dari jumlah yang dianggarkan. Dari jumlah laba tersebut setelah
diperhitungkan beban pajak badan 2009, maka jumlah laba bersih pada Tahun 2009
sebesar Rp 72.72 milyar.
Berdasarkan analisa kesehatan perusahaan, maka pada Tahun 2009
perusahaan dalam kondisi SEHAT dengan Skor 91.50 kategori AA.
19
20
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut:
a. Satu-satunya produsen tinplate di Indonesia dengan produk berkualitas
tinggi berstandar nasional dan internasional.
Perseroan merupakan satu-satunya produsen tinplate di Indonesia dengan
pengalaman lebih dari 23 tahun dan melayani pangsa pasar 57,5% konsumsi nasional
per 31 Desember 2008. Pangsa pasar ini meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari
47,6% di tahun 2004 menjadi 57,5% di tahun 2008. Kemampuan Perseroan dalam
memproduksi tinplate berkualitas tinggi berstandar internasional serta rekam jejak
yang dimiliki oleh Perseroan dan pengetahuan akan pengelolaan struktur biaya yang
sangat ketat serta pemetaan persaingan di dalam sektor industri tinplate menjadikan
Perseroan sebagai produsen tinplate yang telah mapan yang siap berkembang untuk
memenuhi potensi pertumbuhan konsumsi seiring dengan kondisi perekonomian di
Indonesia yang menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup signifi kan.
b. Lokasi yang dekat dengan konsumen
Perseroan memiliki basis konsumen utama yang berlokasi dekat dengan
Kantor Perseroan sehingga memudahkan Perseroan dalam memberikan pelayanan
kepada konsumen baik dalam memenuhi pesanan pelanggan, keluhan mengenai
kualitas produk dan pelayan purna jual. Mengingat faktor transportasi produk adalah
salah satu faktor penting penetapan harga, maka Perseroan dapat menetapkan harga
yang kompetitif kepada konsumen baik dalam mata uang Rupiah maupun USD,
Selain penetapan harga, Perseroan juga dapat memberikan fl eksibilitas yang tinggi
kepada konsumen dalam hal pembayaran. Fleksibilitas pembayaran tersebut diberikan
Perseroan kepada konsumen yang memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki
sejarah transaksi yang lama dengan Perseroan. Faktor lokasi juga memungkinkan
Perseroan untuk memberikan alternatif penjualan menggunakan sistem konsinyasi
sehingga membantu penyerapan produk yang dijual oleh Perseroan.
c. Jalur distribusi yang pendek
21
Dalam memasarkan produknya, Perseroan memiliki jalur distribusi yang
relatif pendek, sehingga dapat langsung mencapai konsumennya tanpa perlu melalui
jaringan-jaringan distribusi yang mungkin dapat mengurangi marjin keuntungan
Perseroan. Selain jalur distribusi langsung kepada konsumen pengguna, jalur
distribusi Perseroan pada umumnya hanya melalui perusahaan pabrikan kaleng
sebelum mencapai pengguna akhir.
d. Tim manajemen yang profesional di bidangnya serta Sumber Daya Manusia
yang berpengalaman dengan komitmen pada praktek tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance)
Tim manajemen Perseroan memiliki pengalaman luas dan keahlian dalam
industri baja pada umumnya dan industri tinplate pada khususnya, yang sangat
memahami manajemen pengelolaan struktur biaya yang ketat dalam industri ini dan
sangat memahami pemetaan persaingan industri tinplate nasional dan internasional.
Perseroan memiliki komitmen untuk mengimplementasi dan memastikan penerapan
standar Good corporate governance secara baik. Sebagai anak perusahaan BUMN,
Perseroan mematuhi standar baku yang sudah ditetapkan oleh Kementerian BUMN
dalam penerapan kebijakan yang bersifat top down yang dibuat dalam rangka
pengembangan budaya kerja yang menitik beratkan pada nilai etika dan manajemen
kepatuhan. Langkah-langkah khusus yang sudah diambil diantaranya adalah
pelatihanpelatihan untuk jajaran manajer senior dan menengah serta penerapan
prosedur dan kebijakan khusus. Perseroan membentuk divisi internal audit dan
komite audit yang bertujuan untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan
fungsi pengawasan. Sumber daya manusia Perseroan terdiri atas personil produksi
dan personil pemasaran yang sangat berpengalaman, dan terlatih dalam menanggapi
kebutuhan para pelanggan.
22
Perseroan memiliki fl eksibilitas transaksi dalam hal penentuan mata uang
yang digunakan, Perseroan dapat menerima mata uang Rupiah maupun USD, dimana
hal ini adalah faktor yang memberikan nilai tambah bagi Perseroan dalam bersaing
dengan pesaing Perseroan yang hanya menggunakan mata uang USD dalam
melakukan transaksi dengan konsumen tinplate di Indonesia.
Strategi Usaha
Perseroan berencana untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham
sebagai satu-satunya produsen tinplate di Indonesia yang memproduksi tinplate
berkualitas tinggi berstandar internasional. Strategi Usaha Perseroan adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar
Perseroan berupaya untuk menjaga jumlah konsumen yang sudah ada dan melakukan
penetrasi pasar dengan mengisi pangsa pasar tinplate nasional yang sekarang diisi
oleh produk impor. Untuk mengisi pangsa pasar tinplate impor di Indonesia,
perseroan akan meningkatkan kapasitas produksinya dari 130.000 ton per tahun
menjadi 160.000 ton per tahun. Peningkatan kapasitas produksi tersebut juga
dibarengi dengan penambahan fasilitas produksi untuk dapat menghasilkan produk
scroll cut (lembar tinplate yang sudah dipotong sesuai pola yang dibutuhkan
konsumen) yang dibutuhkan konsumen akhir, sehingga marjin yang didapatkan oleh
Perseroan menjadi lebih tinggi.
23
b. Penjualan dengan USD untuk meminimalisasi risiko fluktuasi kurs
Fluktuasi kurs mata uang asing terhadap Rupiah, dapat menjadi risiko usaha
yang mungkin mengurangi marjin keuntungan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan
melakukan alternatif penjualan domestik dalam mata uang USD sebagai lindung nilai
alami terhadap mata uang USD. Sampai dengan bulan Juli 2009, penjualan dalam
mata uang USD memberikan kontribusi sebesar 25% terhadap total penjualan
Perseroan.
24
tinplate dari Korea, Cina maupun India. Berdasarkan berbagai faktor seperti harga
yang relatif lebih tinggi dan permintaan kualitas produk sesuai standar Perseroan,
maka Timur Tengah merupakan wilayah potensial yang dapat dituju oleh Perseroan
dalam memasarkan produknya.
Kegiatan Usaha
Secara umum kegiatan usaha Perseroan adalah satu-satunya produsen tinplate baik
dalam bentuk gulungan (coil) dan lembaran (sheet) di Indonesia yang memproduksi
produk berkualitas tinggi mengacu pada standar internasional. Kedua produk
Perseroan tersebut dihasilkan oleh lini produksi yang terbagi menjadi dua bagian
yaitu: Electrolytic Tinning Line (ETL) yang fungsi utamanya adalah melapisi baja
dengan timah melalui proses elektrolisis dalam bentuk gulungan (coil) dan Shearing
Line yang fungsi utamanya adalah memotong tinplate menjadi lembaran (sheet).
25
hubungan dengan beberapa pemasok TMBP lainnya untuk menjaga kestabilan
pasokan bahan baku. Pembelian bahan baku dilakukan secara CNF (Cost and
Freight) dimana produsen TMBP menanggung biayabiaya dan ongkos transportasi
yang perlu untuk mengangkut TMBP sampai dengan diterima oleh pelabuhan
Perseroan. Komposisi impor bahan baku dan pasokan dari KS adalah sebagai berikut:
Ketergantungan perseroan kepada supplier bahan baku impor berkisar antara 85%
hingga 95% dari total kebutuhan. Sebagian besar spesifi kasi bahan baku tidak dapat
disediakan oleh PTKS sebagai satu-satunya produsen TMBP di Indonesia.
7. Proses Produksi
Secara garis besar, proses produksi Perseroan dibagi kedalam 2 bagian besar yaitu :
1. Lini produksi Electrolytic Tinning Line (ETL) yang fungsi utamanya adalah
melapisi baja dengan timah melalui proses elektrolisis dalam bentuk gulungan (coil)
2. Lini produksi Shearing Line yang fungsi utamanya adalah memotong tinplate
menjadi lembaran (sheet) Proses produksi pada lini Electrolytic Tinning Line (ETL)
terbagi menjadi empat tahapan utama yaitu:
1. TMBP (Tin Mill Black Plate) yang merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan tinplate
2. Entry section
3. Process section
4. Exit section
Dalam tahap ini TMBP yang masuk didata dan dikelompokkan berdasarkan ukuran,
spesifi kasi dan perusahaan asal TMBP tersebut. Keterangan tersebut dicantumkan
pada label yang ditempelkan pada gulungan TMBP. Selanjutnya TMBP ditempatkan
sesuai urutan pesanan dan spesifi kasi sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
26
Manajemen Risiko
Dalam menghadapi risiko-risiko, seperti yang akan dijelaskan pada Bab VI
mengenai Risiko Usaha, Perseroan telah menerapkan sistem manajemen risiko
sebagai berikut :
a. Toleransi Risiko
Toleransi risiko adalah kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya risiko yang dapat
diterima oleh Perseroan. Nilai kerugian yang dapat diterima/dimaklumi saat ini
adalah kerugian hingga Rp50 juta yaitu kisaran 0,01 % dari asset saat ini.
b. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko di Perseroan dilakukan oleh Unit Pengelola Manajemen Risiko
(Divisi Manajemen Risiko) yang bertugas memastikan bahwa sistem pengelolaan
Perseroan dilaksanakan berdasarkan kepatuhan terhadap perundangan, peraturan,
kebijakan, rencana, prosedur serta meminimumkan risiko terjadinya kerugian, antara
lain berupa target pendapatan, keuntungan serta tersedianya laporan keuangan yang
memiliki akuntabilitas melalui suatu proses manajemen yang handal. Langkah
antisipasi pengendalian risiko di Perseroan dilakukan untuk meminimalisasi risiko
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi Risiko
2. Melakukan Penilaian & Pengukuran Risiko
3. Penentuan respon terhadap risiko
4. Tindak lanjut terhadap respon risiko
5. Pemantauan pengendalian risiko dan pelaporan
Penerapan manajemen risiko di Perseroan dilakukan secara efektif, sehingga
diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut :
1. Dukungan terhadap pengembangan Good corporate governance
2. Pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan pertimbangan
risiko yang relevan
3. Perbaikan proses dan hasil kegiatan
27
4. Peningkatan akuntabilitas pengelolaan perusahaan
28
4. 2 Maret 2007 Perjanjian Penjualan Anjak Seluruh resiko tidak
Piutang (Trade Receivable diterimanya piutang oleh
Factoring Agreement of pelanggan ditanggung oleh
Deutch bank/ db-eBills Deutsch Bank
Agreement)
5. 14 April 2007 Corporate Facility Fasilitas PT KS di HSBC,
Agreement berupa Treasury Facility dan
No. Combined Facility, yang dapat
JAK/080123/U/071207 digunakan oleh beberapa anak
antara PT KS dengan perusahaan, termasuk PT
HSBC Latinusa
6. 10 May 2007 Surat Penawaran Penawaran penambahan
Penambahan Kredit untuk fasilitas kredit Revolving
PT KS dan anak Omnibus Trade Finance
perusahaan dari Bank (uncommitted) dari Bank
Danamon Danamon kepada PT KS
dengan limit US$34.000.000
dengan proporsi limit untuk PT
Latinusa sebesar US$5.000.000
29
7. 26 Juni 2007 Akta Addendum IV Memberikan tambahan plafond
Perubahan Perjanjian fasilitas NCL sebesar
Pemberian Fasilitas NCL US$5.500.000 dari semula
PT Bank Mandiri Nomor : US$17.500.000 menjadi
KP-COD/014/PNCL/2005 US$23.000.000
Memberikan jangka waktu
fasilitas KMK Revolving sejak
tanggal 28 Juni 2007 sampai
dengan 27 Juni 2008 dengan
limit Rp70.000.000.000 sesuai
dengan surat bank
No.TOP.CRO/CLA.289/ADD/2
007
Memberikan tambahan fasilitas
Forex Line sebesar
US$5.500.000 dari semula
US$17.500.000 menjadi
US$23.000.000
Menyetujui pembagian deviden
sebesar 45%
8. 5 Agustus Perjanjian Penjualan Anjak Seluruh resiko tidak
2007 Piutang (Receivables diterimanya piutang oleh
Purchase Agreement) pelanggan ditanggung oleh
No. JKT/RPA/FCA/2146 Standard Chartered Bank.
30
9. 10 Oktober Perubahan terhadap Penambahan fasilitas kredit
2007 Perjanjian Kredit antara Revolving Omnibus Trade
Bank Danamon dengan PT Finance (uncommitted) dari Bank
KS Danamon kepada PT KS dengan
limit US$34.000.000 dengan
proporsi limit yang dapat
digunakan oleh PT Latinusa
sebesar US$5.000.000
31
4. 22 Februari Surat Penawaran Penawaran penambahan limit
2008 Pemberian Kredit KMK Revolving semula
Tambahan dan Penawaran Rp70.000.000.000 menjadi
Fasilitas KMK dan Plafond Rp100.000.000.000, jangka
Non Cash Loan waktu 28 Juni 2008 s/d 27 Juni
No.CBG.ONE/SPPK.RD2. 2009
014/ 2008 Penawaran penambahan limit
Non Cash Loan semula
US$23.000.000 menjadi
US$28.000.000, jangka waktu
28 Juni 2008 s/d 27 Juni 2009.
5. 3 April 2008 Surat Penawaran Penawaran penambahan limit
Penambahan Fasilitas kredit Non Cash Loan dan OAF
Kredit untuk PT KS menjadi US$50.000.000 untuk
beserta anak perusahaan PT KS dan US$20.000.000
dengan Bank Danamon untuk PT Latinusa, sebagai
anak perusahaan PT KS.
32
6. 10 April 2008 Perubahan Perjanjian Penambahan limit fasilitas
Kredit Modal Kerja dengan KMK Revolving menjadi
Bank Mandiri, No.KP- Rp100.000.000.000
CRO/014/PK-KMK-2008 Penambahan limit fasilitas Non
Cash Loan menjadi
US$28.000.000 dengan
sublimit Trust Receipt (T/R)
US$9.800.000
Perpanjangan waktu fasilitas
KMK Revolving, Non Cash
Loan, dan Forex Exchange Line
mulai tanggal 28 Juni 2008 s/d
27 Juni 2009
7. 10 April 2008 Perubahan Perjanjian Penambahan limit fasilitas
Pemberian Fasilitas Non KMK Revolving menjadi
Cash Loan dengan Bank Rp100.000.000.000
Mandiri, No.KP- Penambahan limit fasilitas Non
CRO/005/PNCL/2008 Cash Loan menjadi
US$28.000.000 dengan
sublimit Trust Receipt (T/R)
US$9.800.000
Perpanjangan waktu fasilitas
KMK Revolving, Non Cash
Loan, dan Forex Exchange Line
mulai tanggal 28 Juni 2008 s/d
27 Juni 2009
33
8. 9 Juni 2008 Memo Dinas dari GM Penambahan ijin penggunaan
Corporate fasilitas kredit Non Cash Loan
Planning&Bussiness dan OAF sebesar
Development, US$20.000.000 sesuai dengan
No.KU.01.00/187/2008, Surat Permohonan
No.KU.01.00/669/2000/08
tanggal 15 Mei 2008, yang
terdiri atas fasilitas pembukaan
L/C sebesar US$10.000.000
dan piutang diskonto sebesar
US$10.000.000
9. 18 Juni 2008 Perjanjian Perubahan Persetujuan atas surat
terhadap Perjanjian Kredit penawaran Bank Danamon
untuk PT KS dan anak tanggal 3 April 2008. Perjanjian
perusahaan dengan Bank terhitung efektif 18 Juni 2008 –
Danamon 18 Juni 2009.
34
10. 24 Juni 2008 Surat Penawaran Penawaran merubah fasilitas
Pemberian Kredit (SPPK) KMK Revolving, semula
No.CBG.ONE/ Rp100.000.000.000 menjadi
SPPK.CST5.074/2008 Rp100.000.000.000 switchable
dengan Non Cash Loan dengan
limit maksimum
Rp50.000.000.000
Penawaran menambah tujuan
kredit, semula hanya sebagai
modal kerja industri Tinplate,
ditambahkan sebagai instrumen
pengadaan bahan baku dan
bahan pembantu dengan
pembukaan SKBDN dan L/C
Impor
Merubah persyaratan rasio-
rasio keuangan yang harus
dijaga perusahaan menjadi:
debt-to-equity ratio maksimal
233%, current ratio minimal
120%, EBITDA/interest
minimal sama dengan 170%
dan DSC minimal 110%
11. 27 Juni 2008 Addendum I atas Persetujuan atas SPPK dari
perubahan Perjanjian KMK Bank Mandiri No.
No.KP-CRO/014/PK/2008 CBG.ONE/SPPK.CST5.074/20
08
35
12. 25 Juli 2008 Corporate Facility Penambahan fasilitas menjadi
Agreement Treasury I, Treasury II, dan
No. Combined Facility. Limit
JAK/080536/U/080606 Combined Limit juga dinaikkan,
Antara PT KS dengan dari $45.000.000 menjadi
HSBC $95.000.000. Perpanjangan ini
mengacu pada perjanjian
No.JAK/080123/U/071207 tanggal
14 April 2007 yang dapat
digunakan oleh beberapa anak
perusahaan PT KS.
36
DATA ANGGARAN
Perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional 5.00 % kiranya tidak secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan usaha di sektor Industri pemakai Tinplate. Dengan
memperhatikan dampak krisis finansial, kebijakan pemerintah atas moneter & fiskal
dan masih belum stabilnya nilai tukar rupiah terhadap US, konsumsi Tinplate
nasional tahun 2009 diperkirakan hanya mencapai kurang lebih 139,115 ton. Sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan,langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah penyusunan RKAP (anggaran)untuk tahun 2009.
Harga jual COIL yang dianggarkan/ton
Dalam negeri
Prime Rp 13.114.000
Non Prime Rp 11.842.000
Ekspor
PRIME US$ 947
Retur sebesar Rp 7.450.653.000
Untuk transaksi dengan mata uang asing,kurs Bank Indonesia
saat ini sebesar Rp 10.635/USD
Persediaan akhir barang jadi dan persediaan awal barang jadi
masing-masing sebesar 1.871 ton dan 8.163 ton .
Rata – rata 1 output coil untuk kualitas prime dan non prime
membutuhkan 1,038 ton TMBP dan 5,5 kg timah
37
TIMAH Rp 131.792.000
Persediaan awal raw material TMBP sebesar 8.957,302 ton berasal dari
pembelian di Korea.
Persediaan awal raw material Timah sebesar 31.359,5 kg.
Informasi tambahan :
1. Bunga deposito dan jasa giro Rp 956.035.000
2. Penjualan scrap Rp 1.792.323.000
3. Laba/ rugi kurs Rp 7.742.093.000
4. Beban bunga Rp 7.882.392.000
5. Beban lain-lain Rp 400.848.000
6. Pajak penghasilan Rp 12.581.672.000
Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengendalian Anggaran
38
1. Seluruh realisasi anggaran yang diajukan oleh setiap penanggung jawab pusat
biaya harus berpedoman pada rencana kerja & anggaran perusahaan (RKAP)
yang telah ditetapkan pada rapat umum pemegang saham (RUPS)
2. Permintaan pengalihan anggaran untuk program yang tidak dianggarkan
sebelumnya, hanya dapat dilakukan dengan cara mengalihkan dari pos anggaran
lain yang tidak direalisasikan untuk pusat biaya yang bersangkutan. Bilamana
tidak tersedia pos anggaran dalam pusat biaya yang sama, sedangkan program
tersebut bersifat urgen dan harus dilaksanakan, maka pengalihan anggaran dari
pusat biaya lain dalam satu Direktorat dapat dilakukan dengan persetujuan
Pejabat Berwenang. Dan apabila dalam Direktorat bersangkutan sudah tidak ada
lagi anggaran, maka anggaran dimungkinkan berasal dari Direktorat lain dengan
persetujuan Direktur bersangkutan.
3. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran yang disebabkan oleh kenaikan harga atau
salah taksiran harga, atau volume salah/ kurang atau spesifikasi barang sudah
berubah, diatur sebagai berikut :
a.
kekurangan anggaran tidak lebih dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah),
maka pengadaan barang/ jasa dapat terus dilanjutkan tanpa didahului
permintaan pengalihan anggaran.
b. Apabila kekurangan anggaran > 10 % dari anggaran semula atau kekurangan
39
Nota permintaan Realisasi Anggaran Triwulan
Untuk Aktiva tetap, Aktiva pembangunan dan biaya
overhead tetap (NPRA)
2 Pengalihan Anggaran Nota Pemintaan Pengalihan Anggaran (NPPA)
40
02 > Rp 15 Kadiv Ybs Manko Ybs Kadiv Manko
Juta s/d Akuntansi Akuntansi &
Rp 50 Juta Keuangan
41
04 > Rp 100 Direktur Direktur Direktur Direktur
Juta Ybs Utama Keuangan Utama
8. Formulir pengajuan realisasi anggaran untuk nilai anggaran diatas Rp 500 Juta
(khususnya untuk kebutuhan non rutin) harus dilengkapi dengan dokumen
pendukung berupa proposal/study kelayakan.
42
10. Dengan mempertimbangkaan ketersediaan dana perusahaan dan kondisi usaha
perusahaan terakhir, pejabat pengesah anggaran berhak untuk membatasi maupun
menunda permintaan realisasi anggaran
11. Apabila terdapat pos anggaran dalam anggaran 1 (satu) tahun yang tidak diajukan
persetujuan penggunaan anggarannya oleh pusat biaya yang bersangkutan sampai
dengan bulan Desember tahun anggaran, maka anggaran tersebut dianggap tidak
terealisir dan dinyatakan hangus, dan bila akan direalisir harus diajukan kembali
pada RKAP tahun berikutnya.
12. Setiap bulan Divisi Akuntansi Cq. Bagian Anggaran akan membuat laporan
realisasi anggaran atas pos anggaran yang telah diajukan user dan disetujui oleh
Pejabat Berwenang Direktorat Keuangan.
43
Siklus
Pengadaan
dan
Pembelian
44
PT Pelat Timah Nusantara Tbk, atau disingkat PT Latinusa Tbk, adalah
perusahaan pertama di indonesia, yang berhasil memproduksi pelat timah dengan
kualitas yang dapat di terima di pasar internasional. PT Latinusa bergerak di bidang
produksi pelat timah dimulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku
hingga ke penjualan pelat timah yang telah selesai di produksi.
Untuk menunjang jalannya kegiatan operasional utama PT Latinusa Tbk tentu
dibutuhkan proses pembelian dan pengadaan, yang nantinya barang atau jasa yang
didatangkan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan sebuah
produk pelat timah yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi untuk PT Latinusa
pada khususnya. Secara umum komponen yang didatangkan dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu :
a. Barang. Yang dimaksud dengan barang adalah benda atau material yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mendukung
kegiatan bisnisnya, diluar hal-hal yang berkaitan dengan jasa. Namun
kemudian kategori barang dikelompokkan kembali berdasarkan beberapa
kelompok, yaitu :
barang rutin & barang penolong
insurance spare
bahan baku (TMBP)
percobaan (trial). Kemudian penjelasan untuk kelompok barang trial
ini dijelaskan secara terpisah karena sifatnya yang bersifat khusus dan
berbeda dengan kelompok lainnya.
overhaul
aktiva tetap
as request
paket project
b. Jasa. Yang dimaksud dengan jasa adalah bentuk pelayanan (service) yang
dibutuhkan perusahaan dari pihak luar (rekanan) untuk mendukung kegiatan
45
bisnis perusahaan sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh perusahaan
dan pihak yang memberikan jasa tersebut.
c. Barang trial. Yang dimaksud dengan barang trial adalah material yang
digunakan untuk kepentingan uji coba sebelum digunakan sebagai barang
standar (raw material standard) atau spesifikasi standar (specification for
material).
Secara umum alur dari aktivitas perencanaan dan persiapan pengadaan adalah
sebagai berikut :
a. Pengajuan permintaan barang & barang trial. Dalam proses pengajuan ini
perlu diketahui oleh direktur user yang bersangkutan untuk mengetahui
kebutuhan tiap-tiap user.
b. Pengelompokan barang & jasa berdasarkan sifat-sifat kebutuhan dan
pengendaliannya. Kriteria pengelompokan dilakukan berdasarkan kriteria,
klasifikasi dan tanggung jawab perencanaan kebutuhan dan
pengendaliannya.
c. Perencanaan kebutuhan barang & jasa. Keterlibatan bagian perencanaan
logistik untuk rencana pengadaan dengan menggunakan dokumen nota
46
permintaan barang (NPB) dibutuhkan dalam tahap ini untuk ikut
menyusun daftar kebutuhan barang & jasa.
d. Katalogisasi barang & jasa. Setelah dilakukan penentuan mengenai barang
& jasa yang akan didatangkan proses selanjutnya adalah katalogisasi
terhadap kebutuhan dengan menggunakan panduan dokumen ketentuan
spesifikasi teknis (KST).
e. Kajian teknis untuk barang trial. Khusus untuk mendatangkan barang trial,
keberadaan tim trial yang berada dibawah kendali kadiv teknologi
berperan untuk memberikan rekomendasi pengadaan barang trial dari
sudut pandang kelayakan teknis.
47
a. Pendaftaran, seleksi, dan kualifikasi rekanan terhadap rekanan baru.
Proses pendaftaran dilakukan oleh calon rekanan kepada tim kualifikasi
dengan memenuhi persyaratan administrasi sebagai dokumen pendaftaran.
Kemudian tim kualifikasi melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen.
Terakhir calon rekanan yang telah diterima sebagai rekanan akan
mendapatkan kartu anggota rekanan PT Latinusa Tbk.
b. klasifikasi dan penilaian kinerja terhadap rekanan yang sudah terdaftar.
Perusahaan menunjuk bagian pengadaan logistik untuk melakukan
penilaian kinerja setiap enam bulan sekali. Monitoring kinerja rekanan
dilakukan setiap saat berdasarkan pelaksanaan pengadaan.
c. Updating daftar rekanan. Berdasarkan rekap nilai kinerja rekanan, dibuat
laporan kinerja rekanan yang disampaikan pada manajemen review, sesuai
prosedur manajemen review.
48
Sekretaris panitia tender membuka amplop tertutup penawaran
harga dari peserta tender, dan disaksikan peserta tender untuk
memastikan keabsahannya.
Sekretaris panitia tender atau divisi logistik akan mencatat
perbandingan penawaran didalam form yang berlaku serta surat
penawaran harga diparaf oleh semua panitia tender yang hadir.
Panitia tender akan meneliti data-data penawaran.
Sekretaris panitia tender membacakan rangkuman hasil
perbandingan penawaran harga dan pemenang. Apabila ada
keberatan dari rekanan, maka rekanan wajib mengisi surat
keberatan.
Panitia tender menetapkan waktu dan tempat negosiasi sesuai
dengan kebutuhan.
c. Evaluasi tender.
DIvisi logistik menyiapkan bahan negosiasi dan data-data historis
pengadaan barang / jasa yang mempunyai spesifikasi teknis yang
sama atau owner estimate yang sudah dibuat.
Panitia tender mengevaluasi kewajaran harga / nilai atas barang /
jasa berdasarkan informasi yang tersedia.
Panitia tender meyakinkan kembali kepada user atas spesifikasi
teknis atas barang / jasa yang dibutuhkan.
Panitia tender menetapkan batasan maksimal harga / nilai barang /
jasa berdasarkan referensi serta pertimbangan-pertimbangan
ekonomi lainnya.
d. Negosiasi dan proses penyelesaian tender.
Negosiasi dipimpin oleh ketua atau sekretaris panitia tender,
dengan didasari kesepakatan hasil evaluasi tender.
Bila terjadi kesepakatan dalam negosiasi dan seluruh panitia
menyetujui, maka tim tender memutuskan langsung pemenangnya.
49
Apabila tidak, maka ketua tender berhak melakukan negosiasi
kepada pemenang berikutnya untuk menetapkan pemenang.
Panitia tender akan menyampaikan hasil tender dan pemenang
tender kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Proses tender selesai, kemudian divisi logistik memproses
administrasi sesuai sistem dan prosedur yang berlaku.
4. Pengadaan barang dan jasa.
Pengadaan barang dan jasa didasarkan pada nota permintaan barang (NPB)
tertuang dalam purchase requisition (PR) atau nota permintaan jasa (NPJ)
yang telah disetujui oleh pejabat berwenang. Purchase requisition dievaluasi
oleh bagian pengadaan untuk menentukan cara pengadaan barang yang paling
sesuai (pembelian langsung, penunjukan langsung, pemilihan langsung, atau
pelelangan). Kriteria pengadaan barang :
a. Pembelian langsung.
Untuk total nilai barang dan jasa sampai dengan Rp 5.000.000,
dimana tiap itemnya tidak lebih dari Rp 1.000.000.
Atas permintaan darurat atau mendesak, dan tidak dimungkinkan
melakukan dengan cara pelelangan / pemilihan langsung /
penunjukan langsung.
Spesifikasi jelas dan harganya standar dipasaran umum.
b. Penunjukan langsung.
Nilai total barang dan jasa sampai dengan Rp 20.000.000.
Atas permintaan darurat dan mendesak dan ditinjau secara
ekonomis dan teknis tidak memungkinkan dilakukan dengan cara
pelelangan atau pemilihan.
Barang dan jasa spesifik sehingga hanya rekanan tertentu yang
dapat melaksanaan pekerjaan (pengadaan) barang dan jasa
tersebut. Kriteria mengenai barang atau jasa spesifik tsb ditentukan
oleh sekurang-kurangnya Kadiv User/Kompilator dengan
persetujuan Direktur Pemakai/Kompilator.
50
Telah dilakukan satu kali lelang ulang tetapi masih mengalami
kegagalan.
Pengadaan barang dan jasa tambahan yang merupakan kelanjutan
pekerjaan sebelumnya dan nilai tidak melebihi 10% dari nilai
kontrak semula.
Pengadaan tambahan barang dan jasa yang nilainya lebih dari 10
% tetapi karena homogenitasnya dari pengadaan barang dan jasa
terdahulu maka perlu dijaga kontinuitasnya.
Atau karena alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dinyatakan dalam suatu analisis tertulis dari kadiv user /
kompilator atas persetujuan direktur pemakai / kompilator yang
didukung dengan alasan-alasan secara rinci, seperti: Analisis Cost
Performance, Analisis Teknis, seperti ; Kepercayaan, keakuratan
atau keterkaitan teknologi, atau Analisis Benefit menyangkut
manfaat jangka panjang.
c. Pemilihan langsung.
Nilai total barang dan jasa antara Rp 20.000.000 sampai dengan
Rp 100.000.000 dan tidak ada satu item barang yang nilainya lebih
dari Rp 50.000.000.
Atas permintaan darurat dan mendesak dan ditinjau secara
ekonomis dan teknis tidak memungkinkan dilakukan dengan cara
pelelangan.
Barang dan jasa spesifik sehingga hanya rekanan tertentu yang
dapat melaksanakan pekerjaan (pengadaan) barang dan jasa
tersebut. Kriteria mengenai barang atau jasa spesifik tsb ditentukan
oleh sekurang-kurangnya Kadiv User/Kompilator dengan
persetujuan Direktur Pemakai/Kompilator.
d. Pelelangan. Proses Pelelangan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
dilakukan untuk nilai pengadaan diatas Rp 100.000.000 dan atau terdapat
satu item barang yang nilainya lebih dari Rp 50.000.000.
51
Pembuatan surat pesanan / kontrak pengadaan barang dan jasa dilakukan
dengan ketentuan :
a. Pasal-pasal harus jelas mengacu pada Nota permintaan, TOR, Bestek, dan
persyaratan lainnya yang disepakati dalam permintaan penawaran dan
negosiasi.
b. Otorisasi negosiasi, penetapan pemenang dan penandatangan surat
pesanan / kontrak dapat dilihat pada tabel otorisasi.
Divisi Logistik dapat menunjuk Forwarder untuk mewakili perusahaan dalam
melakukan serah terima barang khususnya untuk barang-barang import yang
memerlukan proses pembebasan (kepabeanan).
5. Penerimaan, pemeriksaan / pengawasan, klaim barang dan jasa.
Ruang lingkupnya mencakup pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, sejak
penerimaan barang atau pelaksanaan jasa sampai dengan barang siap dipakai
atau disimpan digudang atau sampai dengan serah terima pekerjaan. Selain itu
juga mengatur penyelesaian klaim berkaitan dengan pengadaan barang dan
jasa. Tahapannya adalah :
a. Proses penerimaan dan pemeriksaan barang menjadi tanggung jawab
divisi logistik dan untuk penerimaan dan pemeriksaan TMBP menjadi
tanggung jawab Divisi PPPP.
b. Dalam hal pemeriksaan bagian perencanaan logistik dapat melakukan
koordinasi dengan divisi-divisi terkait untuk memeriksa spesifikasi teknis
barang yang diterima.
c. Penerimaan barang didasarkan pada dokumen kontrak (surat pesanan /
surat perintah pekerjaan borongan / kontrak). Hal yang harus diperhatikan
dalam pemeriksaan yang tertuang dalam dokumen kontrak adalah :
Kualitas.
Spesifikasi teknis.
Jumlah Pesanan tanpa memperhatikan harga.
52
d. Untuk memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan pesanan,
maka dokumen pengiriman barang dari rekanan harus lengkap. Syarat
minimum dokumen pengiriman barang adalah sebagai berikut :
Surat pengantar / surat pengiriman barang.
Dokumen pendukung lainnya sesuai surat pesanan / surat perintah
pekerjaan borongan / kontrak.
Bill of loading, (B/L) atau air way bill (AWB) dan packing list.
(PL), khusus untuk barang impor.
e. Penerimaan barang dilakukan di Gudang PT Latinusa, otorisasi
penerimaan barang menggunakan :
Untuk barang yang diimpor langsung oleh perusahaan diterbitkan
berita acara penerimaan barang impor (BAPBI), cacat kemasan,
atau perbedaan kuantitas dituangkan secara jelas pada BAPBI
untuk keperluan proses klaim.
Untuk barang lokal atau barang impor yang melalui keagenan,
cukup dilakukan stempel pada surat pengantar barang dan/atau
tanda tangan Kabag Perencanaan Logistik pada Surat Ijin Masuk
Barang.
f. Proses pengawasan dan penerimaan jasa menjadi tanggung jawab divisi
pemakai atau kompilator. Untuk pengawasan dan pemeriksaan jasa
pembangunan dapat dibentuk tim pengawas pekerjaan, yang bertugas
memonitor, mengawasi dan menerima pekerjaan. Tim pengawas pekerjaan
diangkat melaui SK Direktur Komersial atau Direktur Utama PT Latinusa.
g. Pengawasan dan Penerimaan Jasa didasarkan pada dokumen kontrak
(surat perintah pekerjaan borongan / kontrak).
h. Pengawas pekerjaan dapat langsung memberikan teguran lisan atau
tertulis kepada Rekanan untuk melaksanakan perbaikan atau melakukan
penyempurnaan apabila rekanan tidak dapat atau lalai melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam surat perintah
pekerjaan borongan / kontrak.
53
i. Setiap pelaksanaan pengadaan jasa harus dibuat laporan penelitian
pekerjaan (LPP).
j. Akhir pelaksanaan pekerjaan dibuat berita acara serah terima pekerjaan
(BASTP).
k. Berdasarkan LPP dan BASTP, divisi logistik menerbitkan laporan hasil
pekerjaan (LHP), yang digunakan sebagai dasar pembayaran dan
perhitungan klaim atau denda.
l. Klaim atas pengadaan jasa dilakukan oleh divisi logistik sesuai dengan
data-data yang tertuang dalam LHP.
6. Pengeluaran dana.
Ruang lingkupnya mencakup kegiatan dari penerimaan dokumen tagihan dan
dokumen pendukung, penyiapan voucher pembayaran, verifikasi & validasi,
hingga pembayaran meliputi seluruh pengeluaran dana Perusahaan baik ke
pemasok, pihak ke tiga (eksternal) maupun pengeluaran dana untuk internal.
54
FLOWCHART PEMBELIAN
Form pendaftaran
rekanan
Pemeriksaan
Daftar kebutuhan Mengundang Evaluasi Otorisasi Pemeriksaan
2 kelengkapan
barang / jasa rekanan tender penerimaan tagihan
dokumen
Kartu anggota Ketentuan Kartu anggota Dokumen hasil Berita acara Voucher
SPPH
rekanan spesifikasi teknis rekanan tender penerimaan pembayaran
Katalogisasi pemesanan F H
2 4
kebutuhan barang / jasa
SPPH
SPH
Evaluasi
Kajian teknis kinerja klien
& ekonomis Surat pesanan/
barang trial KPB&J
Keikutsertan
pengadaan Laporan kinerja
B A rekanan D
SPH
3
55
Siklus Pembelian dan Pengadaan
Penerimaan,
Rekanan / Perencanaan & Seleksi & pemeriksaan & Pengeluaran
User / kompilator Tender Pengadaan
perwakilan persiapan evaluasi pengawasan, dana
klaim
D A
Surat pesanan/
KPB&J Katalogisasi
kebutuhan
Dokumen
pengiriman
Kajian teknis
& ekonomis
F barang trial
Evaluasi
Berita acara
permintaan
penerimaan
user
Penagihan NPB
Dokumen tagihan
C
56
Siklus Pembelian dan Pengadaan
Penerimaan,
Rekanan / Perencanaan & Seleksi & pemeriksaan & Pengeluaran
User / kompilator Tender Pengadaan
perwakilan persiapan evaluasi pengawasan, dana
klaim
Voucher
pembayaran
Selesai
57
Siklus
Produksi
dan
Persediaan
58
PT Pelat Timah Nusantara Tbk, atau disingkat PT Latinusa Tbk, adalah
perusahaan pertama di indonesia, yang berhasil memproduksi pelat timah dengan
kualitas yang dapat di terima di pasar internasional. PT Latinusa bergerak di bidang
produksi pelat timah dimulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku
hingga ke penjualan pelat timah yang telah selesai di produksi.
Sebagai perusahaan yang juga bergerak di bidang produksi sudah pasti PT
Latinusa Tbk memiliki suatu prosedur standar yang mereka pakai saat kegiatan
operasional produksi sehari-hari, yang pada umumnya dikenal sebagai siklus
produksi perusahaan. Pada dasarnya Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis
dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan
pembuatan produk.
Persediaan terbagi menjadi PT.Latinusa terbagi menjadi:
1) Persediaan bahan baku ( TMBP dan Timah)
2) Persediaan bahan penolong ( Bahan kimia, bahan bakar dan pelumas)
3) Persediaan suku cadang ( persediaan perlatan teknik, komputer, pengepakan)
4) Persediaan barang jadi ( Tin Plate)
59
a) Dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi, Manko P4 membuat usulan
pengadaan TMBP kepada Direktur Komersial.
b) Demi tercapainya optimalisasi produksi, Manko P4 mengevaluasi pelaksanaan
perencanaan produksi yang dibuat oleh Kadiv. P4
c) Perencanakan kebutuhan bahan baku TMBP dan dilakukan oleh Divisi PPPP dan
rencana produksi bulanan didasarkan pada Kontrak Penjualan dari Divisi
Penjualan dan Rencana Tahunan Perusahaan (RKAP).
d) Faktor yang dipertimbangkan dalam perhitungan bahan baku adalah :
Stock awal
Lead time pengadaan
Rencana produksi berdasarkan RKAP
Informasi perubahan rencana/kapasitas produksi terhadap RKAP.
Sumber bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan (match to
order) dan disesuaikan dengan kondisi mill.
Divisi PPPP melakukan monitoring status produk jadi yang ada di gudang
produk jadi dan melakukan koordinasi dengan Divisi Produksi, dan Divisi
Quality Assurance terhadap stock :
o Bila stock produk jadi tersedia, maka langsung membuat laporan
produk jadi dan menginformasikannya ke Divisi Penjualan.
o Bila stock produk jadi tidak tersedia, Divisi PPPP mengecek
ketersediaan TMBP dan bila stock TMBP tidak tersedia, maka
Divisi PPPP bersama Divisi Logistik menyiapkan pemesanan
TMBP ke supplier untuk ditandatangani oleh Direksi.
e) Pengecekan dilakukan terhadap spesifikasi (tebal, lebar, type baja, temper, finish),
tonage, endused, delivery, coating sesuai keinginan pelanggan.
f) Penyusunan rencana produksi bulanan dilakukan berdasarkan Perencanaan
Tahunan Perusahaan (RKAP), Kontrak Penjualan, Ketersediaan TMBP dan
Rencana Perawatan.
60
g) Dalam hal tertentu untuk mengurangi losess (kerugian), maka Divisi PPPP dapat
menyusun rencana produksi berdasarkan Dummy Contract dari Divisi Penjualan.
h) Divisi PPPP menyusun Schedule Produksi dan dikirimkan ke Divisi Produksi
sebagai dasar pelaksanaan produksi .
i) Apabila ada perubahan order yang mengakibatkan perubahan Schedule Produksi,
maka harus ada persetujuan Kadiv Penjualan dan Kadiv PPPP.
j) Kegiatan penyusunan rencana bulanan dan penyusunan program produksi
dilakukan sesuai dengan Work Instruction terkait
2. Produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk. Cara
aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan selain itu juga PT
Latinusa telah menerapkan cara CIM, Computer-Integrated Manufacturing, CIM
adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan
mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk mengurangi biaya produksi. Adapun
proses operasi produksi PT Latinusa adalah sebagai berikut:
a) Divisi Produksi harus mempersiapkan Proses produksi sebelm atau sesudah
menerima rencana produksi bulanan dan Schedule Produksi dari Divisi PPPP.
Persiapan-persiapan itu meliputi :
Persiapan peralatan/fasilitas produksi, pengukuran/pengetesan
bersama-sama dengan divisi perawatan dan divisi Quality Assurance
Melakukan permintaan bahan baku berdasarkan Schedule Produksi
dan bahan Penolong dengan melakukan reservasi pada SIT(Sistem
Informasi Terintegrasi)
Penyesuaian parameter proses operasi dengan schedule.
b) Bahan Baku TMBP sebelum dimasuka ke entry ETL, harus dilakukan
verifikasi spesifikasi teknik pada schedule produksi yang dilakukan oleh
Inspector Quality Assurance
c) Bagian Produksi ETL menyiapkan kondisi larutan proses, timah anode dan
menjaga proses sesuai dengan parameter proses yang ditetapkan
61
d) Bagian Penunjang Produksi akan menyiapkan bahan-bahan penolong untuk
proses di ETL
e) ETL siap di operasikan apabila :
Fluid Utility dan anode casing telah siap seperti boiler, compressor,
pompa-pompa aor, unit pengolahan limbah WTP dan timah di anode
casting mencukupi stock.
Peralatan listrik mulai dari entry, process, exit ETL dan semua control
telah dikalibrasi dengan baik, terukur, dan aman.
Peralatan mekanik seperti roll, bearing dalam kondisi baik dan siap
pakai.
Schedule telah tersedia dan TMBP telah disiapkan di entry ETL.
f) Seksi ETL/SL selama proses produksi berlangsung, harus memantau dan
mengendalikan parameter proses sesuai standard yang berlaku dan semua data
hasil pengukuran/pengamatan parameter diinput langsung ke database oleh
operator produksi dan Inspector (tester) QA
g) Pemantauan kualitas produk selama proses di ETL dilakukan setiap saat oleh
Inspector QA dan mengkomunikasikan kepada operator proses ETL untuk
dapat dilakukan antisipasi agar penyebab defect/ketidaksesuaian yang terjadi
dapat ditekan sekecil-kecilnya.
h) Kasi Inspector bertanggung jawab dalam pemeriksaan dan pengetesan
atas bahan baku dan produk selama dalam proses, sehingga produk yang
dihasilkan dari proses memenuhi spek pelanggan secara memuaskan.
Kondisi-kondisi yang diperiksa meliputi :
Kondisi larutan proses ETL
Kondisi permukaan top dan bottom TMBP dan tinplate
i) TMBP dan produk tinplate yang tidak memenuhi persyaratan
pelanggan harus ditahan atau hold dan untuk proses selanjutnya
mengikuti Sisdur Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai No. :
MP/PRO/03
62
j) Dalam proses SL, coil-coil yang tidak laik potong dicatat oleh Shift
Leader pada Status Coil Yang Tidak Laik Potong dan dilaporkan kepada
Divisi QA untuk ditentukan kualitasnya.
k) Identifikasi untuk tiap produksi tinplate yang keluar dari exit ETL dan SL
diberi nomor tiket sesuai Work Instruction yang berlaku
l) Produk jadi tinplate yang dinyatakan selesai harus sudah dilakukan
pemeriksaan/ pengetesan secara lengkap mulai dari entry ETL, Process
ETL, exit ETL atau pemotongan yang dilakukan di SL sampai exit SL
oleh Inspector QA .
63
q) Divisi QA melakukan print out :
Laporan Test Solution Report
Laporan Inspeksi
r) Divisi PPPP melakukan rekapitulasi produksi harian yang dituangkan dalam
Laporan Produksi yang digunakan sebagai dasar pencatatan hasil produksi.
s) Divisi Teknologi cq. Bagian Perencanaan Perawatan, membuat pelaporan
pelaksanaan aktifitas proses produksi dibandingkan dengan rencana produksi
seperti : yield, plant availability, performance ratio dan untuk pemakaian
bahan penolong pelaporannya oleh Divisi Produksi cq. Bagian Penunjang
Produksi.
t) Apabila setelah dilakukan monitoring realisasi Program Produksi, terjadi
out standing order karena alasan tertentu, maka hal tersebut diinformasikan ke
Divisi Penjualan untuk keputusan tindak lanjutnya.
1. Pengemasan Barang jadi
a) Divisi Produksi c/q Bag. Pengemasan Barang Jadi melakukan
pengemasan barang jadi berdasarkan :
chedule Produksi dari Divisi PPPP
Perintah dari Divisi Quality Assurance khusus untuk pengemasan
coil/sheet eks. Sortir/Hold.
b) Pelaksanaan pengemasan dilakukan apabila coil / sheet yang dikemas
berkualitas prime susuai informasi dari Divisi Quality Assurance atau
eks. Sortir/hold sesuai penetapan status yang dikeluarkan oleh Divisi
Quality Assurance dan ticket yang dipasang pada hasil pengemasan sudah
dicocokkan dengan coil/sheet yang dikemas.
c) Hasil pengemasan diperiksa oleh Ka. Seksi Pengemasan dan
dibuatkan Laporan Hasil Pengemasan yang ditandatangani oleh Kabag
Pengemasan.
d) Laporan Hasil Pengemasan dan kemasan barang jadi diserahkan ke Bagian
Inventory & Expedisi menggunakan dokumen Serah Terima Barang Jadi.
64
2. Penerimaan dan Pengiriman Hasil Produksi
Pada tahapan ini bagian produksi memiliki proses yang beririsan dengan bagian
penjualan karena bagian produksi hanya bertanggung jawab sampai proses
pengecekan barang yang telah dikemas dan siap dikirim. Masalah pengiriman barang
sampai ke tangan konsumen merupakan tanggung jawab pada bagian penjualan.
Dokumen-dokumen yang terlibat dalam tahap produksi ini adalah Laporan Hasil
Pengemasan, Memo Dinas Reinspeksi, Surat Penyerahan Scrap Tinplate, Delivery
Order (DO), Shipping Instruction (SI), Surat Pengantar Barang/Shipping Tally, Bukti
Pengembalian Tinplate. Tahapan-tahapan dari proses penerimaan dan pengiriman
hasil produksi adalah sebagai berikut :
a) Bagian Inventory & Ekspedisi menerima :
Tinplate dengan status prime dari Divisi Produksi c/q Bagian
Pengemasan
Tinplate dengan status non prime (secondary, AWW, UAWW) dan
scrap dari Divisi Produksi c/q Bagian Pengemasan .
Tinplate eks klaim dari Divisi Penjualan.
b) Untuk mencegah turunnya kualitas/mutu atau mencegah kerusakan barang
jadi dari benturan fisik dan penurunan kualitas lainnya, maka lokasi
penyimpanan dipelihara dalam kondisi pengaturan yang baik, sesuai standar
penyimpanan yang ditetapkan.
c) Barang jadi yang telah lulus pemeriksaan pada saat penerimaan, diidentifikasi
sesuai dengan spesifikasinya dan kelengkapan persyaratan pengemasan. Bila
belum lengkap diinformasikan ke masing-masing penanggungjawab untuk
diselesaikan.
d) Kabag Inventory & Ekspedisi secara periodik melakukan perhitungan fisik
barang jadi yang ada di gudang untuk mengetahui posisi persediaan barang
jadi dan melakukan tindakan sebagai berikut :
Bila diketahui terdapat rusak kemasannya, maka dilaporkan ke Divisi
Produksi c/q Bagian Pengemasan .
65
Bila mengalami kerusakan fisik, Kabag Inventory & Ekspedisi
membuat Memo ke Kabag Pengawasan Mutu untuk diperiksa ulang.
e) Divisi PPPP Cq. Bagian Inventory & Ekspedisi secara rutin menerima
penyerahan tinplate dari Bagian Pengemasan kemudian melakukan validasi
data Sistem Informasi Terpadu (SIT), hingga dapat diperoleh status (posisi)
stock barang di gudang yang dapat diakses oleh para divisi terkait (kususnya
Div. Penjualan) meliputi :
1) Barang jadi tinplate dengan status prime
2) Barang jadi tinplate dengan status non prime (secondary, AWW,
3) UAWW)
4) Barang jadi status pup coil.
f) Divisi PPPP Cq. Bagian Inventory & Ekspedisi secara rutin menerima
pemberitahuan/penyerahan scrap tinplate dari Bagian Pengemasan kemudian
meneruskan/menyerahkan lagi kepada Team Penjualan Sisa Produk & barang
Bekas (TPSPBB).
g) Khusus untuk barang bekas dan sisa produksi penanganannya langsung oleh
Unit TPSPBB yang diatur dalam WI tersendiri.
h) Divisi Penjualan menerbitkan Delivery order (DO) berdasarkan informasi
produk siap kirim dari data SIT.
i) Kabag Inventory & Ekspedisi menyiapkan Shipping Instruction (SI) untuk
produk prime berdasarkan DO, sedangkan untuk produk non prime yang
dijual oleh Divisi Penjualan, SI dibuat oleh Divisi Penjualan.
j) Pengiriman pup coil dan scrap tinplate dikeluarkan oleh gudang berdasarkan
DO dan SI dari PSPBB.
k) Kabag Inventory & Ekspedisi akan melakukan pengaturan angkutan, loading
barang jadi dan menyiapkan dokumen pengiriman .
l) Pengiriman barang jadi ke pelanggan dilengkapi dengan dokumen Shipping
Tally/Surat Pengantar Barang yang berisikan alamat pelanggan, data barang
yang dikirim dan tonage pengiriman serta dilengkapi dengan Surat Jalan.
66
m) Penarikan barang dari pelanggan eks-klaim yang ditetapkan harus di
kembalikan ke gudang berdasarkan surat penarikan barang yang dikeluarkan
oleh Divisi Penjualan diatur sebagai berikut :
Bagian Inventory & Ekspedisi melakukan persiapan penarikan barang dari
pelanggan
Menerbitkan bukti pengembalian tinplate (retur) yang dibuat oleh Kepala
Seksi Penyimpanan Barang Jadi.
n) Kadiv PPPP melakukan monitoring pengiriman produk tinplate pelanggan :
Bila pelayanan order telah memenuhi toleransi sesuai dengan kontrak,
Kadiv PPPP membuat usulan penutupan order ke Divisi Penjualan.
Bila pelayanan order belum memenuhi toleransi sesuai dengan
kontrak, Kadiv PPPP melakukan monitoring lanjutan pengiriman
produk tinplate.
67
d) Penetapan status untuk produk yang di hold adalah :
Produk berupa tinplate coil yaitu prime coil, recoiling dan non prime,
yang mana non prime terdiri dari secondary, pup coil dan scrap.
Produk berupa sheet yaitu prime sheet, sortir dan non-prime yang mana non
prime terdiri dari Assorted waste (AWW), Un-Assorted Waste Wsate
(UAWW) dan scrap.
e) Produk yang diberi penetapan status sortir harus dilakukan inspeksi
ulang oleh Pengawas Sortir dan Hasil Sortir ditandatangani oleh Kepala
Bagian Pengawasan Mutu.
Sebagian dari siklus inventory dari PT LatinusaTbk ini masuk kedalam siklus
pembelian bereferensi pada sisdur Pengadaan Barang dan Jasa. Hanya saja ada salah
satu dari proses-proses pembelian tersebut yang bersinggungan dengan proses pada
siklus produksi. Yaitu pada tahap Penyimpanan dan Pelayanan barang, dimana
barang disini merupakan barang hasil produksi yang siap pakai maupun barang eks-
repair yang siap dikirim kembali. Dokumen-dokumen yang terlbat dalam tahap ini
adalah BERITA ACARA PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN BARANG
(BAPPB), KARTU GUDANG (KG), KARTU BARANG (KB), BUKTI
PERMINTAAN BARANG (BPB), BUKTI PEMINDAHAN BARANG, dan
dokumen-dokumen tersebut terlibat kedalam proses sebagai berikut :
68
a) Barang yang akan disimpan di gudang terdiri dari :
a. Barang baru yang telah lulus pemeriksaan, sesuai Berita Acara
Pemeriksaan dan Penerimaan Barang (BAPPB), sesuai Sisdur
Penerimaan Pemeriksaan/Pengawasan, Klaim Barang & Jas (No. Dok.
MP/PB&J/03.
b. Barang Ex-repair (kondisi siap pakai) yang dikirim Balai Karya
dengan menggunakan Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan
Barang (BAPPB).
c. Barang sisa proyek.
69
dan Kabag User Sedangkan pemakaiannya menggunakan dokumen BPB yang
ditandatangani olehKabag User dan Kabag Perencanaan Logistik.
h) Jumlah barang yang disimpan di Gudang In Plant Stock ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara Kabag Perencanaan Logistik dengan Kabag
User.
i) Pengendalian barang secara administratif di Gudang In Plant Stock menjadi
tanggung jawab Kabag Perencanaan Logistik, sedang tanggung jawab fisik
dan perawatan barang menjadi tanggung jawab Kabag User.
k) Pelayanan barang dilakukan sesuai dengan BPB yang telah disetujui oleh
Kabag Perencanaan Logistik. Selesai pelayanan dilakukan penandatanganan
pada BPB oleh Petugas Gudang dan Petugas Pemakai/Compilator.
l) Terhadap barang-barang yang dinyatakan Dead Stock dibuatkan List yang
ditandatangani oleh Kadiv Logistik dan disampaikan kepada Kadiv
Pemakai/Compilator atau Tim yang ditunjuk oleh Direksi untuk dilakukan
pengecekan phisik dalam rangka write off barang tersebut
m) Barang yang telah dinyatakan Dead Stock oleh Divisi terkait atau Tim yang
ditunjuk oleh Direksi, dilakukan pemisahan phisik ke lokasi yang telah
ditentukan. Setelah dilakukan write off sesuai Sistem dan Prosedur
70
Pengendalian Asset (MP/KEU/04) dibuat Berita Acara Pengeluaran Barang
dari Gudang yang ditanda tangani oleh Kadiv Logistik dan Kadiv Akuntansi.
n) Disebut Barang Dead Stock apabila memenuhi salah satu criteria atau lebih
dibawah ini :
Barang yang sudah melewati batas waktu pemakaian/kadaluarsa
(expired).
Barang sudah tidak dipakai lagi karena adanya modifikasi/modernisasi
pabrik.
Barang rusak karena kesalahan handling atau kesalahan perlakuan atau
kerusakan packaging.
Tidak sesuai dengan permintaan akibat kesalahan pemesanan dan
penerimaan
Sudah > 5 tahun disimpan di gudang dan belum pernah ada
pengambilan, tidak termasuk barang insurance spare. Keputusan
barang dead stock ditetapkan melalui keputusan Direksi.
o) Tindak lanjut penanganan barang dead stock yang telah di write off
dilaksanakan oleh Tim yang ditunjuk oleh Direksi.
71
c) Biaya konversi tetap = biaya karyawan + bahan penolong & suku cadang +
pemeliharaan dan perbaikan + Asuransi, sewa, listrik, air + perjalanan &
komunikasi + pihak ke III dan konsultan + penyusutan + biaya pabrik lainnya.
Biaya konversi tetap merupakan biaya – biaya yang timbul dari seluruh cost
centre yang ada di dalam perusahaan.
Proses Alokasi biaya produksi dilakukan secara bertahap. Maksud dari proses
alokasi ini adalah agar seluruh –seluruh biaya yang terjadi di bagian-bagian
penunjang produksi dapat ”menyentuh” pada produk. Total biaya yang terjadi pada
sebuah bagian ( cost centre) disebut sebagai alokasi in maka akan didistribusikan
(alokasi out) secara prosentase tertentu ke bagian- bagian yang memiliki hubungan
hingga alokasi in =alokasi out = 100%. Berikut diagram alokasi tersebut:
72
PT LATINUSA
PROPORSI ALOKASI BIAYA
Anode
Step Nama rekening account cost center Logistik Teknologi PPPP Prwtn QA Prod Packaging
casting
4411
4412
ETL 4614 14.10% 44.90% 44.90% 44.90% 44.90% 44.90% 100% 58.80%
SL 4615 31.50% 31.50% 31.50% 31.50% 31.50% 41.20%
73
DIAGRAM FLOWCHART SIKLUS PRODUKSI
Siklus Produksi
Membuat
rencana CPL activity Product relase
produksi
bulanan
Schedule PO
Product relase
CPL control
control
Mengirim
Assignment
FG ke
Packaging gudang
Mill order FG
transfering
Delivery order
Material moving ETL activity Sortir activity
Shiping intruksi
Material return
74
Siklus
Penjualan
75
Penjualan dalam Latinusa meliputi 2 tahapan, yaitu tahapan pemasaran dan
tahapan penjualan. Tahapan pemasaran meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Kadiv Pemasaran membuat questioner (daftar pertanyaan) ditujukan kepada
pelanggan untuk mengetahui kepuasan dan keluhan pelanggan.
b. Questioner tersebut diatas dievaluasi oleh Manko Pemasaran dan disahkan
oleh Direktur Komersial.
c. Kadiv Pemasaran menunjuk Kabag Strategi Pemasaran sebagai pelaksana
lapangan survey kepuasan pelanggan.
d. Divisi Pemasaran melakukan penelitian pasar dan menganalisa hasil
penelitian untuk mengetahui kondisi pasar seperti :
- Pangsa pasar yang dapat dipenuhi.
- Keinginan pelanggan terhadap produk tin plate maupun pelayanan
(dari jawaban questioner).
- Adanya produk substitusi yang dapat menggantikan tinplate.
- Ketertarikan pelanggan terhadap tinplate impor.
- Kemungkinan dikembangkan produk atau pasar baru
e. Dalam hal pasar tinplate domestik dipandang perlu untuk mendapatkan
perlindungan khusus akibat situasi pasar yang tidak kondusif, maka Manko
Pemasaran dapat membuat surat pengajuan perlindungan ke Direksi yang
akan diajukan kepada Pemerintah cq. Departemen Perindustrian.
f. Kepala Divisi Pemasaran melakukan usulan strategi pemasaran berdasarkan
data data antara lain :
- Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan.
- Hasil Penelitian Pasar.
- Hasil evaluasi profit masa lalu.
- Hasil Pencapaian RKAP.
- Proyeksi pasar kedepan.
- Hasil evaluasi kemampuan internal.
76
g. Kepala Divisi Pemasaran menyiapkan usulan harga dasar (base price) yang
dapat berdasarkan dari :
- Data Production Cost dari Divisi Akuntansi.
- Data kurs.
- Data harga bahan baku (TMBP).
- Data harga Tinplate impor
- Data harga ritel.
h. Manko Pemasaran melakukan evaluasi dan analisa atas usulan harga dasar
dan strategi pemasaran serta mengusulkan ke Direktur Komersial untuk
mendapatkan persetujuan.
i. Mata uang yang ditetapkan dalam perumusan harga dasar (base price) adalah
dalam Rupiah atau US dollar. Dasar perhitungan konversi mata uang rupiah
ke US dollar atau sebaliknya, mengacu kepada kurs tengah Bank Indonesia
yang berlaku saat penetapan. Penetapan harga dilakukan dengan periode
waktu sesuai kondisi; dapat dilakukan secara bulanan, tiga bulanan, atau
lainnya.
j. Penetapan harga dasar ditetapkan didalam rapat Direksi.
Space planning
Spesifikasi teknis
77
Delivery time
Spesifikasi teknis
Kuantitas
Application Code.
Nama pelanggan
g. Manko Pemasaran cq. Kadiv Penjualan bertanggung jawab untuk memproses
I/O menjadi kontrak penjualan dan di tandatangani oleh Direktur Komersial.
h. Kadiv Penjualan, dalam kondisi tertentu apabila pelanggan membatalkan
kontrak, maka TMBP yang tercantum dalam I/O dapat dialihkan ke order lain.
i. Syarat-syarat pembuatan Kontrak Penjualan adalah :
End use
Cara pengepakan
78
Harga sudah ditetapkan oleh Direksi
Waktu pengiriman
Besaran diskon dan atau harga khusus dituangkan dalam berita acara
potongan harga untuk pelanggan.
79
o. Dalam rangka untuk meningkatkan penjualan produk, Kadiv. Penjualan
melalui Manko Pemasaran dapat mengajukan usulan Sistem Penjualan lainnya
kepada Direksi.
2.2. Kebijakan penjualan produk non prime
a. Berdasarkan Daftar Produk Non Prime yang dibuat oleh Kabag Inventory &
Ekspedisi.
b. Berdasarkan permintaan Pelanggan atas produk non prime, Kadiv Penjualan
membuat Kontrak Penjualan produk non prime yang ditandatangani oleh
Direktur Komersial dan Pelanggan.
c. Berdasarkan kontrak penjualan yang telah disetujui oleh Direktur Komersial,
Kabag administrasi Penjualan membuat Shipping Intruction dan dikirim ke
Kabag Inventory & Ekspedisi untuk menyiapkan produk non prime yang
diminta.
d. Syarat-syarat pembuatan Kontrak Penjualan produk non prime sama dengan
Kontrak Penjualan produk prime, hanya untuk kolom spesifikasi tidak diisi.
e. Pelanggan harus melakukan pembayaran tunai atas Kontrak Penjualan produk
non prime.
f. Divisi Penjualan menerbitkan Delivery Order (DO) berdasarkan bukti transfer
pembayaran atau giro dari Pelanggan
g. Untuk produk non prime yang sudah lama ditawarkan dan tidak ada
peminatnya, maka Kadiv Penjualan membuat laporan kepada pihak
manajemen untuk ditentukan status akhirnya.
2.3. Kebijakan penjualan sisa hasil produksi dan barang bekas
a. Penjualan sisa hasil produksi dan barang bekas dilaksanakan oleh Tim yang
ditetapkan melalui Keputusan Direksi.
b. Seluruh penerimaan dana harus dimasukan ke rekening PT Latinusa di Bank
yang ditunjuk.
80
c. Sumber penerimaan dana dan penanggungjawab penerimaan dokumen
penagihan, penerbitan Invoice atau Surat penagihan PT Latinusa diatur
sebagai berikut :
81
Laporan Outstanding piutang dan di distribusikan kepada Divisi
Penjualan dan terkait.
Account Statement yang merupakan rincian piutang masing-masing
pelanggan (customer) dan dikirim secara periodik atau setiap terjadi
perubahan ke pelanggan
Aging schedule yang memuat informasi tentang umur piutang.
f. Berdasarkan laporan outstanding & aging schedule , Divisi Keuangan
menerbitkan performansi (kinerja) pelanggan, yaitu :
g. Kinerja Konsumen disampaikan ke Divisi Penjualan Cq. Sales Account.
h. Kinerja pelanggan digunakan sebagai dasar pengiriman barang pada periode
berikutnya dan dasar pemberian quota.
i. Seluruh pencatatan dalam penerimaan dana mengacu pada kebijakan
Akuntansi Perusahaan.
82
Sistem dan Prosedur Pemasaran
Kabag Penunjang Kabag Strategi
Kadiv Pemasaran Manko Pemasaran Direktur Komersial
Pemasaran Pemasaran
G A Mulai
H B Kuesioner
I C Kuesioner
(evaluated)
J D
K E
F
Membuat
Kuesioner
Evaluasi Otorisasi
Membuat
Membuat Strategi
Harga Pemasaran
Dasar Kuesioner Kuesioner Kuesioner
(evaluated) (autorized)
Usulan
Usulan Harga Strategi
Dasar Pemasaran
Ke Divisi
Pemasaran
Database
B A
Eksternal
A
B
C
Usulan
Data Historis Strategi
Kinerja Hitung Pemasaran
dan
usulkan
Persetujuan
Ke Sisdur
Penjualan
83
Sistem dan Prosedur Penjualan (nonprime)
Kabag
Kabag Inventory
Administrasi Kadiv Penjualan Direktur Komersial
dan Ekpedisi
Penjualan
Membuat Permintaan
Kontrak penjualan
daftar produk nonprime
produk
Membuat Penanda-
Daftar produk tanganan
kontrak
nonprime
penjualan
B
Kontrak penjualan
Kontrak penjualan
(autorized)
Kontrak penjualan
(autorized)
A B
Membuat
shipping Dari pelanggan
instruction
Bukti transfer/giro
Shipping
instruction
Shipping Membuat
instruction DO
Delivery order
(DO)
84
Sistem dan Prosedur Penerimaan Dana
Kadiv Faktur & Tagihan Kadiv Keuangan Kabag Pengendali Dana Kabag Akuntansi Umum
Mulai
D A B C
Dokumen
Pendukung
Permintaan
Proses Bukti setor verifikasi
laporan penerimaan
Meneliti
dokumen Aging schedule Rekening koran
pendukung Verifikasi dan
Account statement siapkan bukti
penerimaan
Laporan piutang kas
outstanding Setor/
Menerbitkan kliring ke
dokumen bank
penagihan
Bukti penerimaan
kas
Ke Div. Penjualan
Tnda bukti setor/
Dokumen dan Div. terkait
kliring
Penagihan
Ke pelanggan Proses D
Permintaan
verifikasi
penerimaan
Pembayaran
dengan L/C? Menerbitkan
Performansi
pelanggan Permintaan
Tidak Ya verifikasi
penerimaan
Performansi
pelanggan
Penagihan
Penagihan
melalui
langsung C
bank
Ke Div. Penjualan
Ke bank Ke konsumen
Menerima Menerima
info dana cek/bukti
masuk setor
Rekening koran
Bukti setor
85
Siklus
Penggajian
86
Payroll cycle atau siklus penggajian adalah kumpulan aktivitas bisnis yang
berhubungan dan pemrosesan data yang terkait yang berhubungan dengan
pengelolaan tenaga kerja yang efektif. Pada siklus ini akan lebih dititikberatkan pada
sistem penggajian dalam suatu perusahaan berdasarkan kinerja masing-masing
karyawan. Proses penggajian sangat kompleks, diantaranya dikarenakan, semua level
pemerintah menentukan pajak penghasilan, peraturan dan tarif yang selalu berubah
serta sistem penggajian membutuhkan modifikasi yang berkesinambungan.
Proses penggajian di PT LATINUSA secara tidak langsung berkaitan dengan
Divisi Pengelolaan SDM. Divisi tersebut mengatur mengenai perencanaan organisasi
dan tenaga kerja, kompensasi dan penghargaan, pengembangan sdm, pemeliharaan
dan perlingdungan karyawan, serta mengenai pelepasan karyawan. Kaitan yang
terjadi terutama dalam hal penentuan perubahan dan pengaturan tunjangan, kerja
lembur , serta dalam penentuan jabatan dimana hal tersebut berimbas pada pemberian
gaji setiap karywan di PT LATINUSA tersebut.
Fungsi Dasar Payroll Cycle :
Pemrosesan data transaksi mengenai aktivitas pegawai.
1. Penjagaan asset perusahaan
2. Penyediaan informasi bagi para decision maker
Aktivitas Payroll Cycle
Aktivitas utama yang dilakukan dalam payroll cycle adalah:
a) Update master payroll file
Untuk merefleksikan perubahan dari pengganjian, seperti
mempekerjakan karyawan baru, penghentian, perubahan pada tingkat
penghasilan atau perubahan gaji ditahan
Perubahan pada penggajian harus dimasukan dalam waktu yang tepat
dan harus direfleksikan secara benar dalam perode berikutnya
b) Update tingkat pajak dan pengurangan
87
Aktivitas kedua yaitu mengupdate informasi tentang pajak dan
penghasilan ditahan lainnya
88
Perhitungan gaji bulanan, secara umum dihitung sebagai berikut :
Gaji Pokok + Tunjangan Rumah + Tunjangan Transportasi + Lembur + Tunjangan
Shift + Bantuan Cuti Tahunan dan Cuti Besar + Tunjangan BBM + Tunjangan
Voucher (pulsa) – Iuran Kompensasi – Iuran Skala – Iuran Pensiun – Potongan
Koperasi – Potongan Absen – Potongan BTN – Potongan Rumah – Potongan
Transportasi – Pinjaman – Hutang
Proses penggajian
Di awal bulan Bagian Kasi Penggajian dan Kompensasi akan memproses
perhitungan PPh21. Selanjutnya Kasi Penggajian dan Kompensasi akan mengecek
kembali hasil perhitungan system. Selanjutnya, hasil perhitungan PPh21 akan
diserahkan pada Kabag HR untuk dilakukan pengecekan kembali, jika setuju
dilakukan paraf da diserahkan ke Kadiv HRD untuk ditandatangani. Hasil
perhitungan PPh21 disistem akan menjadi dasar pembayaran pajak penghasilan
karyawan bulan berjalan. Bagian Pajak dan Asuransi akan mengupload data PPh21
untuk kemudian membayar dan melaporkan PPh21 bulanan ke kantor pajak. Sebagai
informasi tambahan, PT LATINUSA menanggung keseluruhan pajak Karyawan
(terdapat tunjangan pajak) dan perhitungan pajak dilakukan dengan metode Gross-
Up.
Untuk memvalidasi data waktu dan kehadiran ketidakhadiran karyawan, PT
LATINUSA menggunakan program SIT (Sistem Informasi Terpadu) dalam modul
time manajemen. Pencatatan tersebut dilakukan menggunakan informasi sidik jari
karyawan melalui mesin absensi Biometrik yang sudah terintegrasi dengan program
SIT. Karyawan melakukan absen pada saat masuk dan keluar kerja. Tidak tercatatnya
absensi kehadiran di dalam program SIT mengindikasikan karyawan tersebut tidak
masuk kerja. Karyawan dapat mengakses (disebut browsing info) sejumlah informasi
pribadi, termasuk laporan kehadirannya di SIT. Hal ini ditunjukan agar karyawan
89
dapat melakukan cross-check terhadap penerimaan kesejahteraan mereka. Apabila
terdapat kondisi dimana karyawan gagal/lupa melakukan absen atau terdapat ijin sakit
atau terdapat cuti namun belum tervalidasi pada saat mereka tidak masuk kantor,
mereka dapat meminta validasi kepada atasan di divisi masing-masing agar
ketidakhadiran tersebut tidak dikategorikan sebagai dasar pemotongan gaji karena
absensi. Untuk gagal/lupa absen, validasi oleh atasan serendah-rendahnya kepala
bagian atau berjenjang dan dilanjutkan pada bagian Keamanan lalu kemudian pada
divisi HRD. Sementara, untuk ijin sakit atau ijin cuti yang tervalidasi langsung
diteruskan pada HRD untuk mendapatkan validasi-HRD. Rekap gagal/lupa absen, ijin
sakit, dan cuti tersebut akan dicek secara manual oleh divisi HRD. Untuk ijin sakit
apabila ada surat sakit divisi HRD setuju untuk memverifikasi, maka laporan
kehadiran akan direvisi.
Untuk menyiapkan penggajian, Proses laporan kehadiran dilakukan setiap
awal bulan berikutnya oleh seksi Penggajian&kompensasi untuk pendukung proses
gaji bulanan.
Hasil proses laporan gaji akan diperiksa oleh Kasi Penggajian&Kompensasi
dan Kabag HR untuk kemudian dibuatkan Surat Permintaan Penyelesaian/Verifikasi
Dokumen Keuangan Pembayaran Penggajian. Surat Permintaan
Penyelesaian/Verifikasi Dokumen Keuangan Pembayaran penggajian tersebut akan
divalidasi oleh Kadiv HRD.
Laporan gaji yang sudah divalidasi oleh Kadiv HRD akan diteruskan ke
bagian Akuntansi untuk dicatat oleh Staff Akuntansi Umum, diperiksa oleh Kabag
Akuntansi Umum dan divalidasi oleh Kadiv Akuntansi. Laporan tersebut kemudian
akan diteruskan ke Bagian Keuangan.
Laporan yang berasal dari Bagian Akuntansi tersebut akan diperiksa pembayarannya
oleh Bagian Keuangan, dan disetujui atau oleh Direktur Keuangan dan Kadiv
Keuangan sesuai besarnya nilai yang dibayarkan. Setelah mendapatkan persetujuan
(approval), laporan tersebut kemudian diserahkan ke Kasir. Selanjutnya pihak kasir
memberikan database yang di dalamnya terdapat nilai uang serta nomor rekening
masing-masing karyawan ke Bank Mandiri untuk dilakukan transfer gaji bulanan.
90
Ketika Bagian Keuangan sudah menyetujui, maka Kasi
Penggajian&Kompensasi akan menerbitkan slip gaji. Pembayaran gaji dilakukan
tanggal 28 dan slip gaji harus diterbitkan H-1 dari hari tersebut. Apabila tanggal 28
jatuh di hari libur, maka slip gaji harus diterbitkan H-1 dari Hari Jumat di minggu
tersebut. Kasi Penggajian&Kompensasi kemudian akan menyerahkan slip gaji
tersebut pada Kasir untuk didistribusikan kepada karyawan.
91
DIAGRAM FLOWCHART SIKLUS PAYROLL / PENGGAJIAN
START
File PPh 21 1
dan asuransi Bayar dan lapor
asuransi pajak
Hasli
perhitungan
Update File File kebijakan
Perhitungan PPh21
kebijakan tunjangan,kerj
tunjangan,kerja PPh21 dan
a lembur,
lembur, asuransi
jabatan,dll
jabatan,dll
Slip pajak
Pengecekan
Bukti pembayaran dan otorisasi
asuransi
Hasli perhitungan
Input data PPh21dan
asuransi
Hasil
Sistem Informasi perhitungan
database PPh21
Terpadu
1
2 2
Pembuatan
laporan kehadiran
A
3
Hasil perhitungan
PPh21
Pengece
kan dan C
otorisasi
Laporan kehadiran
validasi Pemeriksaan
4
laporan
Pembuatan slip
Surat permintaan
gaji
penyelesaian/verifikasi
dokumen keuangan
validasi pembayaran penggajian
tervalidasi
4
D Slip gaji
B
92
SIKLUS PENGGAJIAN PT LATINUSA
B
Input absensi
Approval
Pembayaran ke
Surat permintaan Bank Mandiri
penyelesaian/verifikasi tidak
Benar atau
dokumen keuangan
tidak?
pembayaran penggajian
tervalidasi Mengaju
kan
koreksi
ya
Laporan
penggajian
Sistem Informasi
Terpadu
Periksa dan Bukti
validasi pembayaran Surat koreksi
File penggajian
Sistem Informasi
Terpadu
FINISH
93
Siklus
Evaluasi
dan
Pelaporan
94
Beberapa langkah /program kerja Bidang produksi selama tahun 2008 yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pencapaian Program Kerja Bidang Produksi
Tahun 2008
95
Meskipun realisasi pencapaian rendah tetapi dengan optimalisasi peralatan
yang ada serta peningkatan pengontrolan parameter operasi kinerja pabrik pada tahun
2008 masih dapat dipertahankan dengan cukup baik. Untuk selanjutnya program kerja
tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2009.
3.1. Logistik
Kinerja bidang pengadaan yang dititik beratkan pada pemenuhan kebutuhan
operasi baik bahan baku (TMBP), Timah, bahan bantu dan kebutuhan pengadaan
peralatan dan suku cadang pabrik dalam rangka meningkatkan kinerja operasi
perusahaan telah dilaksanakan sesuai kebutuhan operasi.
Realisasi Pengadaan bahan telah memperhitungkan tingkat stock yang
tersedia sehingga tidak mengganggu operasi pabrik.
96
Tabel 3.3
PENCAPAIAN PROGRAM KERJA BIDANG PENGADAAN
TAHUN 2008
Melakukan survey harga o Penghematan 5-10 % Mulai bulan Mei 2008, harga-
khususnya harga-harga Biaya harga mengalami kenaikan
bahan bantu & suku cukup signifikan, terutama
cadang disebabkan oleh gejolak
kenaikan harga minyak bumi.
97
3.2. Sumber Daya Manusia
PENCAP
PROGRAM SASARAN TARGET
AIAN
98
penyusunan perencanaan persyaratan jabatan 2008
karir
Sampai dengan akhir tahun 2008 modul SIT tahap II telah diselesaikan sesuai
dengan targetnya, hal tersebut berdampak pada efisiensi pengelolaan manajemen
SDM yang selama ini belum menggunakan sistem secara terintegrasi. Sedangkan
implementasi dari beberapa modul yang ada dalam program dilakukan dengan tujuan
untuk penyempurnaan sistem yang ada.
Untuk program meningkatkan ketrampilan kerja dan manajerial telah
dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap beberapa karyawan sesuai dengan kebutuhan,
baik yang berupa hard skill maupun soft skill. Dari jumlah yang ditargetkan sebesar
70% dari jumlah karyawan (360 orang) telah terealisasi sejumlah 6264 orang atau
176% dari yang direncanakan 150.
Dalam penyusunan perencanaan karir, sampai dengan akhir tahun 2008 Divisi
SDM yang dibantu oleh Tim Task Force SDM dan Dewanjab telah mengidentifikasi
beberapa jabatan yang kosong dan mengisinya dengan pola assessment .
Sedangkan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan,
sampai dengan akhir tahun 2008 Divisi SDM telah melakukan pemenuhan kebutuhan
akan alat pelindung diri (APD) kepada seluruh karyawan yang bekerja di area yang
beresiko terhadap keselamatan dirinya.
Pemenuhan prasarana untuk mendapatkan Proper Hijau juga telah dipenuhi dan
disesuaikan dengan hasil rekomendasi dari audit K3 dari Dinas terkait.
99
3.3. Bidang Keuangan
Menjaga dan meningkatkan likuiditas dana merupakan tugas utama di bidang
keuangan. Oleh karena itu program kerja di bidang keuangan diarahkan guna
pencapaian tingkat likuiditas minimum perusahaan. Dengan demikian perlu didukung
pengelolaan data keuangan dengan sistem informasi perusahaan secara terpadu
keakuratan, ketepatan, kecepatan dalam penyiapan dan penyajian informasi
keuangan selama kurun waktu 2008 telah dan selalu dilakukan perbaikan.
Tabel 3.5
PENCAPAIAN PROGRAM KERJA BIDANG KEUANGAN
TAHUN 2008
PENCAPAI
PROGRAM SASARAN TARGET
AN
100
Tabel 3.6
PENCAPAIAN PROGRAM KERJA BIDANG SI
TAHUN 2008
101
PEN
PROGRAM SASARAN TARGET
CAPAIAN
Evaluasi Stand. Network Access & Kebijakan Sistem
Updated IT Policy 70%
Informasi
Evaluasi business continuity dan disaster recovery Closed
Penyediaan centralized data storage 95%
Pengadaan Lisensi Microsoft tahap II Closed
Penyusunan Sisdur Business Continuity & Disaster
Menyediakan 85%
Recovery
teknologi informatika
Proposal Kajian Sewa Komputer Closed
yang aman dan
Development Program Arsip PT Latinusa Closed
handal
Pengadaan infrastruktur untuk Program Arsip PT Latinusa Closed
Penerapan OpenOffice pada client Closed
Implementasi web site PT Latinusa Closed
Implementasi User Log in untuk koneksi menuju proxy
Pending
(Jakarta site)
Menyediakan Update License ITM server & Mail Server Closed
dan menunjang Meningkatkan security Wisma Baja (proxy gateway & AV
Menyediakan Pending
keamanan yang Server)
Security System
handal pada Peningkatan pengaturan akses per domain Cilegon area 80%
pada asset Teknologi
infrastruktur Penerapan active directory Cilegon area 90%
Informasi
Teknologi Sistem Update patch ARCserve Backup r11 for Windows
Closed
Informasi yang BrightStor Enterprise
dimiliki PT Implementasi Microsoft Patch Distribution Software
Closed
Latinusa (WSUS)
Aplikasi SIT (modification & reporting system) Continued
Aplikasi AccPAC (modification & reporting system) Continued
Aplikasi BalanceScore Card (penyempurnaan KPI) 0%
Feasibility study upgrade AccPAC versi 5.4 Closed
Implementasi upgrade AccPAC versi 5.4 Closed
Development batch auto update version Aplikasi SIT Closed
Menyediaan aplikasi
Development Interface Aplikasi SIT dengan AccPac Continued
manajemen informasi
Development Program Multi Product Costing Continued
yang aman dan
Development Program Insentif reguler Closed
handal
Development Program Insentif Premium 70%
Development eProcurement system 80%
Development Program Hay System 75%
Feasibility study Data warehouse 70%
Feasibility study Ms. SQL 2005 & Web base application 70%
102
3.6. Bidang Pengawasan Intern
3.1.1 Satuan Pengawasan Intern
Tabel 3.7
PENCAPAIAN PROGRAM KERJA BIDANG SPI
TAHUN 2008
103
auditor SPI tentang Dapat mengevaluasi LHA PKAT
Risk Based Internal efektivitas pengendalian
Audit, Pengendalian intern dari obyek audit
Intern, dan Dapat mengidentifikasi
Manajemen Risiko. dan menilai risiko yg ada
pada obyek audit
5. Memfasilitasi Dapat memahami konsep Sampai dgn level 100 % untuk
pengenalan dan dan proses/ tahap-tahap Kepala Seksi dan level kabag
pelatihan tentang manajemen risiko key persons dpt dan
manajemen risiko berbasis COSO memahami Kasi/APP di
berbasis COSO konsep dan SPI
kepada unit-unit proses/ tahap-
organisasi. tahap manajemen
risiko berbasis
COSO
104
BAB IV
1 Rencana Investasi penambahan kapasitas pabrik dari Telah dibentuk Tim Peningkatan
130.000 ton/tahun menjadi 160.000 ton/tahun, agar Kapasitas yang bertugas untuk
pelaksanaannya baik skedul waktu, scope proyek menyiapkan segala sesuatunya untuk
serta skema pendanaan mengacu pada Feasibility pelaksanaan tersebut, termasuk membuat
study yang telah ditetapkan. kembali studi kelayakan (FS) yang
didasarkan asumsi terkini berikut aspek
risikonya
3 Menejemen perlu melakukan ekspansi pasar ke Pencarian pasar yang baru senantiasa
perusahaan-perusahaan susu atau pengalengan buah dilakukan dan pendekatan terhadap para
yang baru didirikan serta pendekatan ke perusahaan importir tin plate telah berhasil dilakukan
yang selama ini mengimport tin plate dalam rangka dengan terealisasinya volume penjualan
mengantisipasi peningkatan pabrik menjadi 160.000 yang lebih tinggi dari yang dianggarkan
ton/tahun.
105
5 Research dan Development untuk mencari alternatif Kajian pemakaian tin plate selain untuk
pemanfaatan tin plate selain Food & beverage perlu food & beverage masih terus dilakukan,
segera dilakukan untuk mengantisipasi penurunan termasuk melakukan rencana kerjasama
market share sebagai akibat adanya barang subtitusi dengan konsumen dalam hal melakukan
plastik maupun kertas. toolling dan menjualnya dengan
memanfaatkan kapasitas produksinya
6 Perlu peningkatan pengendalian kualitas dan kajian Masalah kualitas dan on time delivery di
proses produksi serta pemasaran agar ketetapan tahun 2008 ini sudah lebih baik
spesifikasi dan ketetapan jadwal delivery semakin dibandingkan dengan periode sebelumnya
meningkat, untuk menciptakan costumers loyal dengan adanya peningkatan koordinasi
terhadap produk perseroan. yang lebih baik antara direktorat
komersial dan produksi serta unit terkait
lainnya
106
107
108
109
110
111
112
113