Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nawira Amalia

NPM : 0227 13 11 039


Nama Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan
Semester : VI (C)
Program Studi : Akuntansi

HEURISTIK DALAM AKTIVITAS AKUNTANSI

Kognisi kita memiliki keterbatasan. Ketika terlalu banyak informasi yang


masuk maka dalam kondisi tersebut bisa terjadi kejenuhan informasi (information
overload) dimana tuntutan pada sistem kognitif lebih besar daripada yang bisa
diolah. Kejenuhan informasi adalah suatu keadaan dimana pengolahan informasi
kita telah berada di luar kapasitas kemampuan yang sesungguhnya (Baron &
Byrne, 2004:85). Strategi yang digunakan untuk melebarkan kapasitas kognitif ini
harus memenuhi dua persyaratan, yaitu harus menyediakan cara yang cepat dan
sederhana untuk dapat mengolah informasi sosial dalam jumlah yang banyak
dan hams dapat digunakan-harus berhasil.
Salah satunya adalah melakukan heuristik (heuristic) yaitu aturan sederhana
untuk membuat keputusan kompleks atau untuk menarik kesimpulan secara
cepat dan seakan tanpa usaha yang berarti. Cara lain untuk mengatasi fakta
bahwa dunia sosial bersifat kompleks, sementara kapasitas pemrosesan
informasi kita terbatas adalah dengan melakukan banyak aktivitas-mencakup
beberapa aspek pemikiran sosial dan perilaku sosial- secara otomatis
(pemrosesan otomatis atau automatic processing).
Heuristik adalah pengambilan keputusan yang disederhanakan dikarenakan
kondisi dan situasi. Heuristik merupakan aturan atau strategi dalam mengelola
informasi, yang dapat membantu menemukan solusi secara cepat, walau bukan
solusi yang penting dan optimal. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan ini
acapkali harus mengabaikan akurasi informasi. Heuristik digunakan ketika orang
dikepung informasi atau tidak punya banyak waktu untuk mengolah informasi.
Heuristik juga digunakan ketika persoalan tampaknya tidak terlalu penting atau
ketika orang sama sekali belum memiliki pengalaman sebelumnya dalam
menyelesaikan suatu persoalan.
Penerapan pendekatan heuristik (baik secara sadar maupun tidak) lebih
banyak dilakukan oleh pedagang pasar uang yang berorientasi jangka pendek
dibanding pelaku pasar lainnya, karena short term traders tidak punya banyak
waktu untuk mengolah informasi-informasi yang mereka terima untuk mengambil
suatu keputusan.
Tiga macam heuristik dipakai orang dalam mengambil keputusan yaitu:
1) Ketersediaan (Availability heuristic)
Terjadi ketika orang menggunakan informasi yang telah tersedia
sebagai basis penilaian situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung.
Misalnya, untuk tidak menanam modal ke dalam suatu produk baru
berdasarkan hasil penjualan saat ini.
Heuristik ketersediaan (availability heuristic) yaitu sebuah strategi
untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu informasi
yang spesifik dapat dimunculkan dalam benak kita. Heuristic ini dapat
mengarahkan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan munculnya peristiwa
dramatis, namun jarang, karena peristiwa itu mudah masuk ke pikiran kita.
Contoh: banyak orang merasa lebih takut tewas dalam kecelakaan pesawat
daripada kecelakaan di darat. Hal ini karena fakta bahwa kecelakaan
pesawat jauh lebih dramatis dan menyedot lebih banyak perhatian media.
Akibatnya, kecelakaan pesawat lebih mudah terpikir sehingga berpengaruh
lebih kuat dalam penilaian individu.
Heuristik ketersediaan telah terbukti berperan dalam berbagai aspek
kognisi sosial. Heuristik ini berhubungan dengan proses lain yang sangat
penting yaitu pemaparan awal (priming) yaitu meningkatnya ketersediaan
informasi dalam memori atau kesadaran, yang berasal dan hadirnya suatu
stimuli atau peristiwa tertentu. Efek pemaparan awal ini antara lain berupa
ketakutan yang dibesar-besarkan setelah menonton film horror atau
perasaan romantis yang meningkat setelah menonton adegan film romantis.
2) Keterwakilan (representativeness)
Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness) yaitu sebuah
strategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada sejauhmana stimuli atau
peristiwa tersebut mempunyai kemiripan dengan stimuli atau kategori yang
lain. Dengan kata lain kita akan membuat penilaian berdasarkan pada aturan
yang relatif sederhana yaitu semakin mirip seseorang dengan ciri-ciri khan
orang-orang dan suatu kelompok, semakin mungkin bahwa dia merupakan
bagian dari kelompok tersebut.
Heuristik keterwakilan terjadi bila orang menilai kemiripan sesuatu
berdasarkan stereotip seperangkat peristiwa yang sama. Menurut Tversky
dan Kahneman (1974) orang seringkali menilai kemungkinan “dengan
derajat dimana A adalah perwakilan dari B, yaitu dengan derajat dimana A
mewakili B.” Hal ini disebut dengan aturan pokok “heuristik keterwakilan”.
Pemimpin menilai kekeliruan suatu kejadian melalui persamaan
kejadian tersebut dengan stereotipenya pada kejadian yang memiliki
kesamaan. Mereka memprediksi keberhasilan suatu produk baru didasarkan
pada kesamaan keberhasilan atau kegagalan produk bersangkutan di masa
lampau.
3) Penyesuaian dan anchoring (anchoring and adjusment hueristik)
Meliputi pembuatan keputusan berdasarkan penyesuaian terhadap
nilai atau titik tolak yang telah ada. Contohnya, nilai pasar seseorang secara
subtansi mungkin lebih tinggi dari pada upah yang diterima.
Anchoring dan Adjusment Heuristik adalah heuristik psikologis yang
mempengaruhi cara orang intuitif menilai probabilitas. Menurut heuristik ini,
orang mulai dengan titik referensi implisit menyarankan dan melakukan
penyesuaian untuk mencapai perkiraan mereka.
Anchoring-adjusment merupakan kecenderungan individu membuat
estimasi dengan berangkat pada nilai awal (anchor) yang kemudian
disesuaikan (adjustment) dengan informasi baru (Tversky dan Kahneman,
1974). Riset mengenai anchor telah banyak dilakukan, antara lain di bidang
pengauditan yang difokuskan pada bagaimana auditor melakukan bias
dalam keputusannya dikarenakan adanya anchor dalam benak mereka.
Meskipun demikian, penelitian mengenai anchor di bidang keuangan dan
akuntansi masih sangat terbatas dan perlu dikembangkan.
Kesimpulannya, ternyata pemaparan awal merupakan fakta dasar dalam
kognisi sosial. Peristiwa dan kondisi ekstemal bahkan pikiran kita sendiri, dapat
meningkatkan ketersediaan informasi-informasi tertentu. Dengan meningkatnya
ketersediaan pada gilirannya akan mempengaruhi penilaian kita yang
berhubungan dengan informasi tersebut. Dalam pikiran kita "ketika kita
memikirkan sesuatu" maka "hal tersebut pastilah hal penting atau sering terjadi
atau benar adanya" dan seringkali kita mencapai kesimpulan seperti ini bahkan
tanpa didukung oleh realitas sosial.

Rujukan:

Budi S. Purnomo. 2009. Bagaimana Pelaku Pasar Memilah dan Memanfaatkan


Informasi Untuk Pengambilan Keputusan di tengah Banjir Informasi. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Terapan Vol 5 No. 1

Sri Wahyuni dan Jogiyanto Hartono. 2011. Efek Remainder dan Anchoring-
adjustment Dalam Pengumuman Laba. SNA XIV Aceh.

Anda mungkin juga menyukai