Anda di halaman 1dari 7

I.

JUDUL
EVALUASI BOTTOM HOLE ASEMBLY PADA SUMUR - SUMUR
HORISONTAL DILAPANGAN ‘X’

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Tujuan utama pemboran horisntal adalah untuk menempatkan suatu lubang
horisontal yang panjang pada bidang formasi, target yang tipis sehingga
memperpanjang penembusan zona produktif dan memperluas daerah pengurasan dari
suatu sumur. Untuk itu diperlukan desain lintasan yang mampu mencapai target tanpa
sering mengalami pergantian ranngkaian bottom hole assembly (BHA).
Dalam suatu pemboran horisontal pemilihan susunan peralatan bawah
permukaan (BHA) yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam operasional untuk
mencapai kedalaman target. Beberapa hal penting yang mempengaruhi kinerja suatu
BHA adalah : ukuran lubang bor, sudut kemiringan dan arah lubang bor, kemiringan
formasi, parameter pemboran, ketahanan alat dalam menanggung beban selama dipakai,
dan konfigurasi BHA itu sendiri.
Informasi yang cukup dan pendekatan yang sistematis dalam merencanakan
pemboran horisontal dapat membantu memilih konfigurasi peralatan yang sesuai
dengan kebutuhan. Satu permasalahan yang seringkali menjadi dilema dalam
merencanakan program pemboran adalah pemilihan BHA yang tepat untuk masing-
masing kedalaman dan diameter lubang bor. Dengan perencanaan BHA yang tepat
diharapkan pemboran horisontal tidak menemui masalah seperti : dogleg, stuck pipe,
dan fatique yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam operasi pemboran

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan
rangkaian penggunaan BHA yang meliputi : analisa pembentukan sudut, pembebanan
yang terjadi, dan kebutuhan daya minimum untuk mengoperasikan driilstring, Dari hasil
evaluasi ini kemudian ditentukan kemungkinan – kemungkinan susunan dan pemilihan
peralatan yang dapat memberikan hasil terbaik dalam mendukung target pemboran .
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Bottom Hole Assembly adalah serangkaian kombinasi peralatan bawah
permukaan yang dipasang pada driilstring sehingga diperoleh performasi yang baik
dalam membentuk inklinas dan sudut arah (azimuth ) terhadap lintasan pemboran
yang telah direncanakan. Dalam penyusunan rangkaian BHA ini sendiri secara umum
menggunakan tiga prinsip dasar pengaturan sudut, yang nantinya menimbulkan efek
tertentu terhadap sudut kemiringan pemboran yang direncanakan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
1. Prinsip Pendulum
2. Prinsip Fulcrum
3. Prinsip Stabilisasi

Prinsip-prinsip ini berhubungan erat dengan pengaturan jarak antara titik


tangensial ( titik sentuh peralatan dengan dinding sumur yang terdekat dekat dengan
bit) terhadap bit.. Pengaturan ini dilakukan dengan menempatkan stabilizer pada jarak
tertentu pada bit.
Pengontrolan arah yang baik adalah penting di dalam pemboran horizontal .
sebab pengontrolan yang kurang baik akan menyebabkan :
 Menghabiskan waktu serta biaya yang mahal
 Dogleg dan Keysat
Disamping itu untuk mengontrol arah yang baik juga diperlukan :
 Perencanaan lubang bor yang baik
 Pemilihan peralatan-peralatan yang tepat
 Memonitor secara akurat dari setiap arah pemboran

1. Prinsip Pendulum
Pada prinsip ini , jarak titik tangensial diperbesar dengan jalan menempatkan
stabilizer jauh dari bit (30 - 90 ft di atas bit). Dengan cara penempatan ini dan dengan
pemakaian stabilizer yang berukuran kecil, maka gaya gravitasi mempunyai
kecenderungan menarik bit ke arah sumbu vertikal lubang, akibatnya sudut kemiringan
semakin kecil. Pengaturan pengurangan besar sudut kemiringan dilakukan dengan
mengatur ukuran stabilizer dan jarak stabilizer terhadap bit.

2. Prinsip Fulcrum
Prinsip ini dimaksudkan untuk memperbesar sudut kemiringan yang telah
tercapai, yaitu dengan cara menempatkan stabilizer didekat bit dan juga pembebanan
yang cukup berat pada drill string. Karena stabiliser akan menjadi tumpuan berat
seluruh peralatan diatasnya, maka ketika mendapatkan pembebanan stabilizer
memberikan effek menggeser kearah bit dan setiap penekanan senantiasa akan
memperbesar sudut kemiringan. Penambahan besar sudut kemiringan dapat diatur
dengan mengubah- ubah ukuran stabilizer dan besar pambebanan tanpa mengubah
letak / posisi stabilizer pada sudut pemboran.

3. Prinsip Stabilisasi
Prinsip stabilisasi ini dimaksudkan untuk menjaga sudut kemiringan yang telah
tercapai, hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyusun desain BHA sekekar mungkin,
sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pengaruh pembebanan dan
perubahan titik tangensial.
Prinsip- prinsip ini sering digunakan untuk bagian pertambahan, penurunan dan
mempertahankan sudut terutama dalam pemboran horizontal.
Hal – hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengaturran sudut kemiringan
adalah besar WOB, RPM, dan faktor hidrolika pada bit. WOB yang terlalu besar akan
memperbesar sudut kemiringan, sedanngkan RPM dan hidrolika yang terlalu besar akan
mengakibatkan pembesaran lubang (wash out), sehingga sudut kemiringan mengecil.
Peralatan – peralatan yang dipergunakan dalam suatu desain BHA adalah
sebagai berikut :
- Down Hole Motor (DHM)
- Bent Sub dan Bent Housing.
- Heavy Weight Drill Pipe (HWDP)
- Non Magnetic Drill Collar
- Drilling Jar
- Measurement while Drilling (MWD)
- Stabilizer.

V. METODOLOGI PENDEKATAN
Evaluasi BHA yang dilakukan pada sumur- sumur horisontal ini dilakukan
dengan dua cara pendekatan, yaitu :
1. Menganalisa pembentukan sudut dan menghitung kinerja ulang konfigurasi
motor dengan menggunakan persamaan konfigurasi tipe geometri motor.
2. Menghitung pembebanan yang terjadi pada rangkaian BHA, yaitu beban torsi
dan drag dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Frank J.
Schuh serta Rudi R.S. & Zumja M. Sedangkan untuk menghitung beban
buckling menggunakan persamaan Dausan dan perhitungan beban tension
menggunakan persamaan Johansick et. al.

VI. DATA YANG DIBUTUHKAN


1. Kinerja konfigurasi BHA yang diterapkan..
2. Data dimensi komponen rangkaian sumur.
3. Panjang dan berat konfigurasi BHA Steerable untuk tiap section lubang bor.
4. Konfigurasi motor untuk tiap section lubang bor.
5. Kinerja actual BHA steerable.
6. Geometri lubang bor pemboran horizontal.

VII. KESIMPULAN SEMENTARA


Perencanaan atau desain BHA yang tepat akan menghasilkan performansi
lintasan lubang bor yang sesuai dengan lintasan yang direncanakan dengan efek
pembebanan yang minimal dan berkurangnya waktu untuk pergantian rangkaian BHA.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN UMUM SUMUR ‘X’ LAPANGAN ’Y’
1.1. Letak Geografis.
1.2. Geologi Lapangan.
1.2.1. Stratigrafi Lapangan.
1.2.2. Struktur Geologi.

BAB III. TEORI DASAR PEMBORAN HORISONTAL

3.1. Prinsip Dasar Sistem Pemboran Horisontal.


3.2. Desain Pembentukan Kelengkungan (Build Curve Design).
3.2.1. Single Build Curve.
3.2.2. Simple Tangent Build Curve.
3.2.3. Complex Tangent Build Curve.
3.2.4. Ideal Build Curve.
3.3. Bottom Hole Asembly (BHA) Untuk Pemboran Horisontal.
3.3.1. Peralatan BHA Untuk Pemborran Horisontal.
3.3.2. Pemilihan Konfigurasi Motor Pembentuk Sudut.
3.4. Evaluasi Pembebanan Pada Rangkaian Bottom Hole Asembly.
3.4.1. Beban Torsi.
3.4.2. Beban Drag.
3.4.3. Beban Buckling.
3.4.4. Beban Tension.
BAB IV. EVALUASI BOTTOM HOLE ASSEMBLY (BHA) STEERABLE
PADA SUMUR- SUMUR PEMBORAN HORISONTAL
DILAPANGAN ‘X’.
4.1. Diskripsi Pemborran Horisontal Dilapangan ‘X’.
4.2. Rekapitulasi Data Pemboran Horisontal.
4.3. Penngolahan Data (Perhitungan)
4.3.1. Perhitungan BUR Steerable Motor.
4.3.2. Evaluasi Pembebanan Pada Desain BHA.
4.3.2.1. Perhitungan Beban Torsi.
4.3.2.2. Perhitungan Beban Drag.
4.3.2.3. Perhitungan Beban Buckling Kritis.
4.3.2.4. Perhitungan Beban Tension.
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

1) Adam, J. Neal, “Drilling Engineering A Complete Well Planning


Approach”,Pen Well Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1985.

2) Rubiandini Rudi, R.S, Dr. Ing. Ir., “Diktat Kuliah Teknik dan Alat
Pemboran”, HMTM Patra, Institut Teknologi Bandung.

3) Bill, Mitchell. Dr, “Horizontal and Directional Drilling”, Colorado


USA.1990.

4) Roger M. Buttler. “ Horisontal Wells For The Recovery Oil, Gas and
Bitumen”, Petroleum Society Canadian Institute of Mining, Metallurgy
and petroleum, 1994.

5) Short Jim J.A. “Introduction to Directional and Horizontal Drilling”, penn


Well Publishing company, Tulsa Oklahoma, 1993.

6) Rubiandini, Rubi, Dr, Ir, & Mardedi, Zumja, 1997, : “ Modifikasi


Peersamaan Beban Drag dan Torsi pada Bagian Pertambahan Sudut
Sumur Pemboran Horisontal dan Penentuan Persamaan Untuk Inklinasi
Tidak 900”, Majalah JTMGB no 7.

Anda mungkin juga menyukai