Anda di halaman 1dari 12

Cara Review Jurnal

Dosen sering kali memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik jurnal nasional
maupun jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri adalah untuk mempermudah
dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang telah dilakuakan. Sebagai mahasiswa yang sering
mendapat tugas untuk itu seharusnya mampu untuk melakukan review tersebut. Sehingga
dalam membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami setelah dilakukan review.

Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya:

1. Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian

Mengungkapkan beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan
dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai.

2. Metode

Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan, subjek penelitian, teknik


pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.

3. Hasil dan Pembahasan

Dalam pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan
memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.

Berikut contoh review jurnal Psikologi.

Judul :
Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?
“Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to
Experience dengan Penggunaan Email”

1. Pengantar dan Tujuan

Penggunaan Information Communication Technology (ICT) sebagai sarana komunikasi


meningkatkan orang untuk saling berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung dengan
internet walaupun lokasi mereka saling berjauhan. Salah satu fasilitas internet adalah surat
elektronik (email). Dengan email ini, pesan-pesan dapat disampaikan secara tertulis melintasi
batas ruang dan waktu.

Dari teori Lewin dapat dikaitkan dengan perilaku penggunaan email, yaitu faktor
penyebab dari dalam diri yang mempengaruhi penggunaan email adalah faktor individu (sifat
kepribadian). Sedangkan faktor dari luar diri yang mempengaruhi penggunaan email antara lain
adalah kontak sosial, ciri-ciri kekayaan komunikasi yang ditampilkan oleh sebuah media
komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan kemudahan penggunaan internet untuk berkirim
email.

Penulis melakukan meta analisis terhadap pola hubungan antara kepribadian dan
penggunaan email dari berbagai jurnal ilmiah yang terdiri dari 16 artikel, baik yang telah
dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun hasil penelitian tesis/disertasi yang dipublikasikan
melalui internet dalam periode tahun 1999 hingga 2006. Tujuannya adalah untuk melihat
apakah variabel kepribadian yang diteliti dalam berbagai studi kalau dirangkum menjadi satu
memberikan hasil yang konsisten dan bisa dijadikan dasar untuk menjawab pertanyaan apakah
kepribadian menentukan pilihan media komunikasi.

Email dan Berbagai Karakteristiknya


Dalam sub-bab ini penulis menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan yang
menyebabkan email lebih disukai daripada media komunikasi yang lainnya. Hal ini erat
kaitannya dengan karakteristik email itu sendiri, antara lain : kemampuan email menciptakan
komunitasi yang tidak berbasis geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana saja (Williams,
Strover, dan Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat pula panjang. Bila ingin
mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada attachment, bisa dibuat arsip yang
dapat disimpan dan dibuka kembali pada saat dibutuhkan, Pesan dapat ditujukan kepada satu
orang maupun banyak orang secara bersamaan, dapat disisipkan e-motion, Asynchronous,
Anonimity, Polychronicity dan juga dialog.

Benarkah kepribadian penentu pemilihan media?

Kepribadian adalah unik untuk setiap individu, dan menjadikan individu tersebut
berbeda dengan individu yang lainnya. Sehingga muncul pertanyaan Mengapa seorang memilih
menggunakan email sementara orang lainnya tidak sering, bahkan tidak mau menggunakannya?
Eysenck Three Factors Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five Factors Model yang
dikembangkan oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae, 1992) mencantumkan Extraversion dan
Neuroticism sebagai sentral dimensi kepribadian yang berada dalam dua kutub yang
berlawanan.
Penelitian ini menggunakan teori kepribadian Big Five dalam mengelompokkan variabel-variabel
ke dalam dimensi, yaitu extraversion, neuroticism, dan openness to
experience.

2. Metode

 Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006 melibatkan 4267 orang
(N=4267).

 Prosedur Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode meta-analisis yaitu metode survey yang
dilakukan terhadap data-data yang terdapat di dalam beberapa laporan penelitian.
Pengumpulan data dari berbagai jurnal didownload melalui INFOTRAC, EBSCO, PROQUEST, ERIC,
Tesis dan Disertasi yang diperoleh dari Networked Digital Library on Theses and Dissertations
(NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitian ini yaitu adanya
hubungan antara kepribadian dan penggunaan email.

2. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan melalui 5 tahap:


1. Manajemen Data.
2. Pengkodean dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data variabel kepribadian
yang diperoleh dengan mengacu teori kepribadian Big Five (Costa, & McCrae, 1991).

3. Untuk data yang masih mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan terlebih dahulu ke
nilai r sehingga siap diperbandingkan.d. Koreksi kesalahan sampel & Koreksi kesalahan
pengukuran.

D. Hasil

Dua puluh dua data hubungan kepribadian dengan penggunaan email berhasil dikumpulkan dari
16 naskah yang diperoleh, 11 penelitian menguji variabel extraversion, 6 penelitian menguji
variabel openness to experience, 5 penelitian menguji neuroticism, 2 penelitian menguji
variabel conscientiuosness, dan hanya satu yang menguji agreeableness. Dari pertimbangan
atas ketersediaan data, penelitian ini menguji 3 dimensi kepribadian, yaitu extraversion,
openness to experience, dan neuroticism.

1. Hubungan Kepribadian Extraversion dengan Penggunaan Email


Dari hasil analisa data, jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan pengukuran masih
dalam batas. Dengan kata lain, ada hubungan antara kepribadian extraversion dengan
penggunaan email.

2. Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Penggunaan Email

Kraut(1998) mengemukakan bahwa Internet dapat mempengaruhi kepribadian


seseorang. Semakin sering menggunakan Internet, individu akan semakin neurotic. Namun hasil
penelitian yang dilaporkan oleh Hamburger dan Artzi ini menyimpulkan bahwa Internet tidak
mengakibatkan neurotic, tetapi sebaliknya karakteristik individu neurotic yang menghindari
kontak sosial face to face yang mendorong mereka menggunakan internet, terutama untuk
tujuan sosialisasi.
Dari hasil analisi jika kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran masih dalam batas
kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian
neuroticism dengan penggunaan email.

3. Hubungan Kepribadian Openness to Experience dengan Penggunaan Email

Individu openness memiliki keinginan dan keyakinan untuk dapat melakukan tugas-tugas
yang dihadapinya. Email memberikan kemudahan bagi individu dalam berkomunikasi. Namun
ketidakyakinan akan kemampuan dalam menggunakan email (computer efficacy) merupakan
salah satu penyebabkan keengganan individu menggunakan email.
Dari data-data yang didapat korelasi yang ada masih dalam rentang taraf kepercayaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara kepribadian openness to experience
dengan penggunaan email.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian extraversion, neuroticism, dan
openness to experience berhubungan secara signifikan dengan penggunaan teknologi
komunikasi berbasis internet atau email.
Semoga Bermanfaat . . . .

analisis jurnal internasional (1)

Implementing Project-Based Learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course

(Yasemin Gülbahar and Hasan Tinmaz, Baskent University-Turkey, Journal of Research on Technology in
Education-ISTE Vol 38 No 3 Spring 2006)

A. Latar Belakang

Penelitian yang dilakukan adalah sebuah studi kasus untuk menjawab pertanyaan para pendidik
tentang proses belajar mengajar yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif ini dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan, mulai dari pendekatan behaviorisme, kognitivisme, sampai pendekatan
kontruktivisme. Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu metode yang didasarkan pada
konstruktivisme dengan mendukung keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah (Doppelt, 2003).

Selain menggunakan pendekatan dalam proses pembelajaran, maka diperlukan pula pendekatan
dalam penilaian. Karena pengajaran yang efektif adalah memperhatikan proses pembelajaran dan
penilaian. Dalam penilaian, terdapat pendekatan alternatif seperti rubrik, penilaian diri, dan portofolio.

Dengan demikian, studi kasus pada jurnal ini terutama didasarkan pada pendekatan
konstruktivisme, dengan pembelajaran berbasis proyek sebagai metode pengajaran dan e-portofolio
penilaian sebagai strategi evaluasi.

B. Masalah

Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah kurangnya penerapan metode pembelajaran dan
penilaian dalam merancang, mengembangkan dan mengevaluasi software pendidikan bagi mahasiswa
dari Jurusan Pendidikan Komputer dan Teknologi Instruksional. Untuk itu, studi kasus ini bertujuan untuk
menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian portofolio dalam kelas
dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

C. Metodelogi
Penelitian dalam studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Instrumen
untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif mencakup analisis tugas, laporan dan produk,
wawancara formal dan informal terstruktur dengan siswa, dan formulir evaluasi. Data dikumpulkan pada
waktu yang berbeda dan bertahap selama pembelajaran berlangsung. Untuk analisis kualitatif, dilakukan
wawancara dengan siswa dan analisis laporan akhir. Untuk analisis kuantitatif, dilakukan penghitungan
statistik deskriptif.

Penelitian ini dilakukan kepada calon guru (mahasiswa) di Departemen


Pendidikan Komputer dan Instructional Technology di Fakultas Pendidikan, di sebuah Universitas swasta
di Turki. Dengan jumlah siswa delapan (lima perempuan dan tiga laki-laki).

Untuk mengumpulkan persepsi siswa tentang pendekatan pembelajaran berbasis proyek,


dilakukan wawancara semi-terstruktur dengan masing-masing siswa. Pertanyaan tersebut meliputi
kesulitan yang dihadapi dalam desain softwere pendidikan, keuntungan dan kerugian pembelajaran
berbasis proyek, dan penilaian portofolio. Data mengenai kepuasan dari keseluruhan pembelajaran dan
instruktur diambil melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan Kuesioner Evaluasi Pembelajaran,
yang diberikan kepada siswa diakhir semester. Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan.

D. Landasan Teori

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan penerapan metode
pembelajaran dan penilaian dalam merancang, mengembangkan dan mengevaluasi software pendidikan
bagi mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Komputer dan Teknologi Instruksional. Untuk itu, studi kasus ini
bertujuan untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian portofolio
dalam kelas dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis proyek dapat didefinisikan secara singkat sebagai "sebuah model
pembelajaran dengan mengadakan sebuah proyek" (Thomas, 2000, hal 1). Adapun kriteria pembelajaran
berbasis proyek adalah pembelajaran terfokus pada kegiatan belajar, bukan mengikuti kurikulum,
pembelajaran terfokus pada pertanyaan atau masalah siswa untuk menemukan konsep-konsep,
pembelajaran melibatkan siswa dalam penyelidikan konstruktif, siswa didorong untuk berfikir secara
signifikan dan realistis.

Sedangkan penilaian portofolio menurut Barrett (2001), portofolio dapat didefinisikan sebagai
karya yang dikumpulkan siswa dari refleksi siswa yang menunjukkan pertumbuhan mereka di sepanjang
proses pembelajaran. Barzilai (2004) menyarankan bahwa strategi penilaian tradisional tidak akan sesuai
untuk mengukur tujuan dari program pembelajaran berbasis proyek. Sebagai alternatif penilaian, jenis
metode portofolio secara luas dapat digunakan untuk pembelajaran berbasis proyek karena
komponennya adalah refleksi dari siswa, adanya perbaikan untuk kemajuan siswa, dan tercapainya
tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan e-portofolio, siswa memiliki kesempatan untuk
merefleksikan atas pembelajaran mereka dan guru memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik
pada pekerjaan (membuat produk) siswa (Ahn, 2004).

E. Hasil

Hasil dari studi kasus pada jurnal ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil wawancara mengenai prosees pembelajaran, rata-rata siswa menyukai metode pembelajaran
berbasis proyek dan penilaian fortofolio.

2. Pada fase desain sofware, instruktur dan asisten dosen mengamati bahwa meskipun beberapa contoh
diberikan untuk siswa, mereka tidak bisa menghasilkan skenario kreatif dan memiliki kesulitan
merancang topik yang dipilih.

3. Data mengenai kepuasan dari keseluruhan pembelajaran dan instruktur diambil melalui kuesioner yang
bernama Instruktur dan Kuesioner Evaluasi Pembelajaran dengan nilai rata-rata untuk kuesioner 4,37, ini
menunjukkan tingginya tingkat kepuasan siswa. Rentang (,43) dari setiap item sangat dekat,
menunjukkan bahwa semua siswa puas dengan instruktur dan pembelajaran ini. Selain itu, rata-rata
siswa memilih "sangat setuju" (5) dan "setuju" (4) terhadap keseluruhan pembelajaran. Siswa sepakat
bahwa pembelajaran berbasis proyek menghasilkan hasil yang sukses untuk pembelajaran siswa.

F. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari study kasus pada jurnal ini adalah:

1. Hal terpenting yang diamati peneliti adalah ketidakmampuan siswa untuk membuat skenario untuk
software pendidikan. Sehingga produk (software pendidikan) dari pembelajaran berbasis proyek kurang
maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya program yang menekankan keterampilan berpikir seperti
kreativitas dan pemecahan masalah.

2. Untuk penilaian portofolio merupakan metode penilaian yang disukai oleh semua siswa, karena siswa
mendapatkan umpan balik mingguan mengenai tugas dan memiliki kesempatan untuk mendesain ulang
tugas sebelum penyerahan akhir dievaluasi oleh siswa sebagai kesempatan besar untuk perbaikan diri.
Selain itu, penggunaan e-portofolio menunjukkan model pembelajaran yang berpusat untuk calon guru.

G. Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)

1. Keunggulan

Menurut pendapat saya kelebihan dari studi kasus ini adalah adanya instrumen penelitian
pada akhir halaman dan peneliti melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif, sehingga hasil penelitian
memuaskan. Keunggulan lainnya yaitu ketepatan peneliti dalam memilih alternatif penilaian yang sesuai
dengan metode pembelajaran berbasis proyek. Dengan penilaian portofolio ini, siswa dapat
merefleksikan diri untuk kemajuan siswa dengan adanya umpan balik mingguan yang dilakukan peneliti
dengan siswa pada proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran berbasis proyek tercapai.

2. Kekurangan

Menurut pendapat saya, kekurangan dari studi kasus dalam jurnal ini adalah jumlah peserta yang
rendah yaitu 8 orang sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Dan dengan jumlah siswa
yang sedikit ini menyebabkan penelitian hanya dilakukan dengan memberikan tugas yang dikerjakan
secara individu tanpa adanya tugas yang dikerjakan secara kelompok. Sehingga tidak diketahui
perbandingan antara tugas yang dikerjakan secara individu dengan tugas yang dikerjakan secara
kelompok. Menurut Özdener dan Özçoban (2004) pada jurnal tersebut mengusulkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan untuk individu dan kelompok, membentuk kelompok
yang terdiri dari dua atau tiga orang untuk melaksanakan proyek tersebut akan lebih cocok. Namun,
peneliti tidak menerapkannya pada penelitian ini, sehingga peneliti kurang mampu mengembangkan
berfikir kreatif pada siswa, hal ini ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa untuk membuat skenario
untuk software pendidikan sehingga produk dari pembelajaran berbasis proyek kurang maksimal.

Summative Assessment with Formative Feedback: An Intervention in a Small Bioscience Cohort

(Damian Parry, Carl Larsen and Cathy Walsh, Department of Health and Applied Social Sciences-Liverpool
Hope University, bioscience journal vol 11- juni 2008)
A. Latar Belakang

Salah satu prinsip dalam desain kurikulum adalah kebutuhan untuk mencapai keselarasan
konstruktif antara hasil pembelajaran yang diharapkan, kegiatan pembelajaran dan penilaian (Biggs,
1999). Nicol dan Macfarlane-Dick (2006) berpendapat bahwa kunci untuk keselarasan konstruktif adalah
memastikan bahwa guru dan siswa membentuk kemitraan dengan dialog melalui umpan balik yang
merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar.

Dalam menanggapi kebutuhan untuk membuka dialog seputar penilaian siswa maka dilakukan
studi percontohan di modul Bioscience kecil (14 siswa yang terdaftar pada modul namun hanya 10 siswa
yang menyelesaikan 3 praktik dalam jangka waktu yang ditentukan) dimana perhatian peneliti
difokuskan pada umpan balik yang konstruktif, dengan judul penelitian yaitu “Penilaian sumatif dengan
Umpan Balik Formatif: Sebuah Intervensi dalam Kohort Biosains Kecil”

B. Masalah

Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah kurangnya peningkatan dan penekanan pada
umpan balik formatif sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah
membentuk kemitraan dengan dialog antara guru dan siswa melalui umpan balik formatif untuk
meningkatkan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran maksimal.

C. Metodelogi

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yang ditunjukkan dengan proses pembelajaran
yang berkelanjutan yaitu terdiri dari 3 praktis. Studi kasus ini difokuskan pada umpan balik yang
konstruktif. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam modul yang terdiri dari tiga praktis. Laporan
praktis dan umpan balik dilakukan setiap dua minggu setelah dilakukan kegiatan. Penyerahan laporan
dirancang sedemikian rupa untuk memastikan umpan balik akan mengarah atau berhubungan dengan
penyerahan laporan berikutnya. Umpan balik ini fokus pada pembelajaran dan masing-masing siswa
diberikan informasi tentang kemajuan mereka sendiri. Guru harus memastikan bahwa selama diskusi
masing-masing kriteria penilaian ditujukan pada siswa baik untuk tugas saat ini ataupun tugas yang akan
datang. Studi kasus ini melibatkan 14 siswa yang terdaftar pada modul namun hanya 10 siswa yang
menyelesaikan 3 praktik dalam jangka waktu yang ditentukan.

D. Landasan Teori
Untuk membangun kemitraan dan dialog antara siswa dan guru dilakukan pembelajaran yang
berpusat pada umpan balik yang konstruktif. Umpan balik formatif merupakan dimensi terpenting,
apabila diberikan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang terbaik karena dapat menyebabkan
peserta didik terus menuju pencapaian sukses dalam konteks penilaian sumatif "(Ras, 2005, hal 97) Dan
ada beberapa pendapat dalam komunitas akademik yaitu meningkatkan penekanan terhadap umpan
balik formatif dapat meningkatkan pembelajaran (Dearing, 1997; Park dan Crook, 2007). Umpan balik
formatif ini dinilai sebagai sarana untuk membuka dialog yang mendalam antara siswa dengan guru agar
tujuan pembelajaran tercapai.

E. Hasil

Hasil dari studi kasus dalam jurnal ini adalah hampir semua siswa merasa senang melakukan
proses pembelajaran dengan adanya umpan balik secara formatif karena siswa dapat berdialog secara
terbuka dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam konteks penilaian sumatif yang
memuaskan.

Dalam prestasi belajar siswa secara keseluruhan untuk 3 praktis, setelah dilakukan dua intervensi
umpan balik, secara signifikan meningkat jika dibandingkan dengan praktis 1 (tindakan berulang ANOVA,
p = 0,001). Dan untuk membandingkan prestasi digunakan uji-t berpasangan dalam praktis 1 sampai
praktis 3, prestasi dalam kriteria penilaian yang berkaitan dengan struktur (p = 0), tujuan (p = 0,046),
data (p = 0,45) dan aplikasi (p = 0,008) meningkat secara signifikan dalam menanggapi umpan balik (df =
9 dalam semua kasus).

F. Kesimpulan

Kesimpulan studi kasus pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu penelitian ini dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran, walaupun dalam jumlah kecil namun
memberikan bukti bahwa secara signifikan praktis ini dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
siswa.

G. Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)

1. Keunggulan

Menurut pendapat saya keunggulan yang terdapat pada jurnal ini adalah terdapat grafik
mengenai nilai yang dicapai siswa pada setiap praktis yaitu dari praktis 1 sampai praktis 3. Keunggulan
lainnya adalah jurnal ini menyebutkan bahwa walaupun dalam penelitian ini jumlah pesesta rendah
(N=10) namun memberikan bukti bahwa secara signifikan praktis ini dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi siswa dengan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatkan prestasi siswa
dalam proses pembelajaran,

2. Kekurangan

Menurut pendapat saya kekurangan yang terdapat pada jurnal ini adalah jurnal berbentuk deskriptif
sehingga pembaca kurang memahami alur penelitian dan dibutuhkan pemikiran yang masak untuk
mencerna isi jurnal. Dalam jurnal ini tidak terdapat instrumen penelitian sehingga pembaca tidak dapat
mengetahui dengan pasti kriteria apa saja yang dilakukan pada penelitian ini. Dan dalam jurnal ini juga
tidak dijelaskan tentang tugas apa yang dilakukan siswa pada setiap praktis, hanya dijelaskan tugas
memiliki bobot dan kualitas yang sama dalam setiap praktis. Jumlah peserta penelitian juga sedikit.

Anda mungkin juga menyukai