Anda di halaman 1dari 2

the fundamental mechanism of adhesion to tooth structure can be regarded simply as an exchange

by which inorganic tooth material (hydroxyapatite) is replaced by synthetic resins. This process
involves two parts: (1) removing hydroxapatite to create micropores and (2) infiltration of resin
monomers into the micropores and subsequent polymerization. As a result, resin tags are formed
that micromechanically interlock or interpenetrate with the hard tissue.
1. tegangan relatif antar permukaan substrat solid dan liquid yang menghasilkan sudut kontak
(sebaiknya kurang dari 90o). berhubungan dengan wettability; kemampuan suatu bahan
liquid untuk membentuk perlekatan dengan permukaan solid.
Namun wetting yang baik saja tidak cukup untuk membuat perlekatan yang tahan lama,
karena untuk mencapai adhesi yang adekuat terdapat beberapa faktor lainnya. Misalnya,
untuk mencapai mechanical interlocking supaya menghasilkan bond yang kuat, maka
wetting monomer harus memiliki kontak intim dan penetrasi dalam pada microporus
enamel maupun jaringan kolagen dentin, karema itu dilakukan etsa dengan asam fosfat 37%
kurang lebih 15 detik supaya bisa menciptakan microporus (diameter kurang lebih 6,
panjang 10-20 milimikron) di permukaan jar gigi yang baik shg memudahkan penetrasi dan
infiltrasi adekuat dari wetting monomer dgn jar gigi. Selain itu wetting monomer juga harus
memiliki stabilitas hidrolitik (ketahanan thd degradasi karena air) yang adekuat karena sifat
jaringan gigi yang berpermeabel dan lembab, supaya jangan mudah terdegradasi dan ikatan
adhesi terganggu. Selain itu permukaan gigi juga harus bersih dari smear layer, karena smear
layer dapat menganggu ahesi antara wetting monomer dgn jar gigi karena sifat kohesinya
rendah jd mudah menempel pada wetting monomer, jdnya permukaan wetting monomer
dan jar gigi yang berikatan berkurang krn diambil oleh smear layer tsb.

2. berbeda, karena struktur penyusunnya yang berbeda. enamel tersusun atas 96% kalsium
fosfat hidroksiapatit sedangkan dentin 50% hidroksiapatit, 30% kolagen tipe 1 dan 20%
cairan. Adhesi pada dentin itu terjadi antara jaringan kolagen dengan adhesive (hybrid
layer), sehingga perlu mempertahankan jar kolagen yang baik. Jar kolagen harus lembab, krn
jar kolagen akan rusak dalam keadaan kering, dan kalau rusak otomatis perlekatan akan
terganggu. Tapi apabila lingkungan terlalu lembab juga akan mengganggu infiltrasi resin
adhesive dan menghambat adhesi. karena itu pada dentin etching diperlukan tahap priming
untuk mengontrol kondisi yang cukup lembab bagi kolagen tapi tidak terlalu lembab bagi
resin ahesif. Primer adalah resin viskositas rendah yg hidrofilik yang berfungsi utk
menciptakan perlekatan bagi adheren spt gigi. Jadi pada dentin etching sblm diaplikasikan
bonding agent diaplikasikan dulu primer.
(etsa 15s – dibilas 20s – dikeringkan – bonding/primer-bonding)
 Adhesi pada dentin -> jaringan kolagen dengan adhesive (hybrid layer)
 Kolagen perlu daerah lembab, adhesive resin perlu daerah kering -> primer
 Enamel etching tidak perlu primer karena tidak ada kolagen
3. waktu etsa yang terlalu lama/cepat, ada smear layer/ debris/ saliva/ darah di permukaan
adheren, daerah kerja yang terlalu kering/tidak cukup kering(tergantung lokasi)
4. Primer adalah resin hidrofilik berviskositas rendah yang berfungsi utk menciptakan
perlekatan bagi adheren (gigi). dentin perlu lembab, adhesive resin perlu kering. makanya
digunakan primer sbg perantara supaya bisa dilakukan perlekatan krn primer kan hidrofilik jd
bisa adaptasi dgn kelembaban dentin. nanti resin baru nempelnya di primer.
5. amalgam bonding yang memang dikhususkan untuk amalgam, jadi amalgam akan
dikondensasi ke dalam kavitas yg sudah diberi bonding agent, lalu akan membentuk area
macroretentive setelah polimerisasi (6-15 Mpa). Kalau komposit dia microretentive dan
tidak perlu dikondensasi lagi, kekuatannya 10-20 Mpa.
6.
generasi keempat: terdiri dari 3 tahap ->etsa, primer (1-5 lapis), dan bonding agent. ada
proses pembilasan.
kelima: 2 tahap -> etsa, primer+bonding dalam satu bahan (1-5 lapis), ada proses
pembilasan.
enam: 2 tahap -> etsa+primer dalam satu bahan (satu lapis saja), bonding, tidak ada proses
pembilasan
tujuh: 1 tahap-> etsa+primer+bonding semua dalam satu bahan (1-5 lapis), tanpa
pembilasan

Anda mungkin juga menyukai