Metode Pembelajaran CINTA
Metode Pembelajaran CINTA
CINTA
Hening Nariswari
Universitas Negeri Malang
Surel: hening.ft@um.ac.id
PENDAHULUAN
Metode Pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu Metode dan Pembelajaran. Setiap kata tersebut
memiliki makna atau arti masing-masing tergantung sudut pandang orang yang mengartikannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata metode berarti cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan kata
pembelajaran diartikan sebagai proses, cara, ataupun perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
untuk belajar.
Menurut Ahmadi (1997:52) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan oleh guru atau
instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang
dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik
secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran
adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian
materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada
Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru dan diterapkan
didalam kelas untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar secara efektif, diantaranya: ceramah,
diskusi, demonstrasi, resitasi, dan sebagainya. Metode pembelajaran yang dibahas dalam artikel ini akan
berbeda dari itu semua, karena terdiri dari singkatan unik yang membuat orang penasaran dan ingin
menggunakannya terutama bagi seorang pengajar. Nama dari metode pembelajaran tersebut adalah
CINTA.
Latar belakang dari terciptanya metode pembelajaran CINTA yaitu terinspirasi dari metode
pembelajaran TANDUR yang merupakan salah satu metode unik dan telah diimplementasikan oleh
beberapa pengajar di seluruh tanah air Indonesia. Selain itu latar belakang lain yang membuat
tergagasnya ide untuk menciptakan metode pembelajaran CINTA adalah membuat orang yang
Artikel ini memiliki dua manfaat. Pertama, artikel ini dapat memberikan wawasan kepada
masyarakat tentang apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran CINTA. Kedua, artikel ini dapat
dijadikan referensi bahkan implementasi bagi semua masyarakat terutama bagi pengajar agar kegiatan
PEMBAHASAN
CINTA
Pengertian CINTA bagi seluruh orang pasti berbeda-beda, karena setiap orang memiliki sudut
pandang dan pemikirannya masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa CINTA itu adalah sesuatu
yang murni, putih, tulus, dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat-
buat. Ada pula yang mengatakan bahwa CINTA adalah perasaan hangat yang mampu membuat kita
menyadari betapa berharganya kita, dan adanya seseorang yang begitu berharga untuk kita lindungi.
Berbagai macam makna ataupun arti bermunculan mengenai CINTA, namun CINTA yang dimaksud
dalam artikel ini berbeda dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan. CINTA disini merupakan
salah satu metode pembelajaran yaitu ilmu lima huruf yang sungguh berarti, lima huruf tersebut antara
Cermati
Penuh minat (perhatian); saksama; teliti merupakan pengertian dari kata cermat menurut
kamus besar bahasa indonesia (KBBI). Berbeda sedikit dengan kata cermat, mencermati bermakna
memperhatikan dengan cermat (saksama, teliti, penuh minat); mengamati dan memperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Lalu bagaimana dengan kata cermati? Kata cermati tidak ada dalam kamus besar
bahasa indonesia. Namun dapat disimpulkan bahwa cermati merupakan kegiatan memperhatikan
dengan penuh minat dan teliti. Jika dikaitkan dengan kegiatan belajar-mengajar maka cermati
merupakan kegiatan siswa dalam memperhatikan apapun materi yang diajarkan oleh pengajar baik itu
melalui ucapan, tulisan di papan, slide, ataupun melalui media yang lain.
Dalam tahap awal ini, diharapkan siswa dapat mencermati setiap apapun materi yang diberikan
oleh pengajar terhadap mereka. Tak hanya itu siswa diajak untuk dapat meneliti dan membenarkan
kesalahan apapun yang sengaja maupun tidak sengaja pengajar berikan terhadap mereka, seperti: salah
memberikan keterangan terhadap materi, salah menuliskan kata ataupun kalimat di papan tulis, salah
mengetikkan kata ataupun kalimat di ppt yang ditampilkan di slide, dan lain-lain.
Siswa diharapkan pula mencermati lingkungan sekitar mereka, seperti ada teman yang tidak
masuk karena alasan tertentu. Meskipun sebenarnya itu merupakan tugas pengajar dalam
memperhatikan peserta didik mereka, namun terkadang terdapat pengajar yang memberikan nilai
tambahan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan kelas, salah satunya dengan kegiatan mencermati.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cermati merupakan tahap awal dari metode
pembelajaran CINTA dimana siswa diajak untuk mencermati setiap materi apapun yang disampaikan
pengajar kepada mereka. Tidak sampai disitu saja, kegiatan mencermati siswa dapat terlihat dari
kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar seperti contohnya mengetahui mana dari teman mereka
yang sedang tidak masuk karena alasan tertentu. Dalam tahap awal ini diharapkan pengajar dapat
mengimplementasikannya dengan cara memberikan nilai tambahan bagi mereka yang lebih teliti
Tahap kedua dari metode pembelajaran CINTA ini adalah ikuti. Ikuti memiliki berbagai
macam definisi tergantung sudut pandang masing-masing orang. Menurut kamus besar bahasa
indonesia, ikut berarti melakukan sesuatu sebagaimana dikerjakan orang lain. Berbeda sedikit dengan
mengikuti, kamus besar bahasa indonesia mengartikannya sebagai turut belajar atau mendengarkan
Dalam tahapan ini diharapkan siswa dapat mengikuti setiap kegiatan belajar-mengajar dengan
baik dan lancar. Kegiatan belajar-mengajar yang pengajar dan siswa lakukan sangatlah kompleks, jadi
terlalu umum jika diartikan seperti itu saja. Mengikuti jika dikaitkan dalam kegiatan praktikum di kelas
yaitu siswa mengikuti secara urut langkah-langkah yang telah dijelaskan dari awal sampai akhir
dengan baik dan benar. Selain itu dalam kegiatan lain, mengikuti diartikan dengan kegiatan siswa
dalam mengikuti apapun yang pengajar perintahkan. Salah satu contohnya pada saat pengajar
memberikan wawasan tentang sopan santun dan menyuruh siswanya untuk berlaku santun. Maka
siswa harus mengikuti apa yang diajarkan pengajar tersebut demi kebaikan mereka, seperti mengetuk
pintu sebelum masuk ruangan guru/dosen. Jika guru/dosen tersebut telah mengijinkan untuk masuk,
maka siswa baru masuk ke ruangan tersebut dan mengatakan keperluan mereka.
Melalui definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ikuti merupakan tahap kedua dari metode
pembelajaran CINTA dimana diharapkan siswa dapat melakukan setiap kegiatan belajar-mengajar
dengan mengikuti instruksi pengajar dalam mempelajari materi. Contohnya mengikuti langkah-
langkah praktikum sesuai instruksi pengajar. Contoh lain yaitu mengikuti tindakan moral yang harus
dilakukan siswa yang telah diajarkan oleh pengajar dalam setiap aktivitasnya entah itu di sekolah
maupun di rumah.
Niati
Niati merupakan kata yang memiliki kata dasar niat. Dalam kamus besar bahasa indonesia niat
berarti kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu. Kehendak tersebut bermacam-
macam, bila dihubungkan dengan metode pembelajaran CINTA maka kehendak yang dimaksud yaitu
keinginan dalam hati untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun dimanapun siswa berada entah
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar ataupun pendidik, seringkali mengajar harus
berhadapan dengan peserta didik atau siswa yang mempunyai berbagai sikap dan kemampuan yang
berbeda-beda. Sebagian siswa mempunyai kemampuan bahasa yang baik, sebagian yang lain
mempunyai kemampuan logika yang baik. Apabila hal ini terjadi, tugas pengajar selanjutnya adalah
Motivasi merupakan gambaran tentang semua gejala yang terkandung dalam stimulus
tindakan kearah tujuan tertentu, dimana sebelumnya tidak ada menjadi ada. Selain itu pengertian
motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat siswa dalam
mencapai kegiatan belajar-mengajar yang baik. Bukanlah hal yang mudah bagi pengajar untuk
menumbuhkan rasa niat dengan cara memotivasi siswa untuk dapat belajar dengan sungguh-sungguh.
Untuk itulah dibutuhkan kreativitas sebagai pengajar untuk menumbuhkannya, seperti mengubah
suasana yang terlalu serius menjadi cair dengan cara menyisipkan permainan yang berhubungan
dengan materi yang sedang diajarkan atau dengan bimbingan melalui ucapan yang memotivasi
sehingga siswa niat dalam belajar. Cara terakhir yang sepele dan penting untuk menumbuhkan rasa
niat siswa yaitu bagaimana pengajar dapat membuat siswanya menyukai mereka. Hal ini dikarenakan
biasanya jika siswa sudah tidak suka atau bahkan benci dengan pengajarnya maka mereka juga tidak
akan suka dengan berbagai pelajaran yang diajarkan mereka sehingga rasa niat belajar mereka
berkurang.
Secara ringkas, niati merupakan tahap ketiga dari metode pembelajaran CINTA dimana
dibutuhkan kreativitas pengajar untuk menumbuhkan rasa termotivasi dalam diri setiap siswa agar mau
dan dapat belajar dimanapun mereka berada. Meskipun setiap siswa memiliki kemampuan dan sifat
yang berbeda-beda dibutuhkan keahlian pengajar dalam memanipulasinya agar seluruh siswa dapat
bersungguh-sungguh dalam belajar di kegiatan apapun. Cara menumbuhkan rasa niat yang tak kalah
penting yaitu bagaimana pengajar membuat dirinya disukai oleh semua siswanya, sehingga rasa niat
Tahap keempat ini terdiri dari dua kata yang saling berkaitan jika dihubungkan dengan
kegiatan belajar-mengajar yaitu tanya dan jawab. Tanya berarti permintaan keterangan (penjelasan dan
sebagainya); sedangkan jawan berarti sahut atau balas. Pengertian tersebut diambil dari kamus besar
Kegiatan tanya jawab akan secara otomatis dilakukan bila siswa telah melewati tiga tahap
sebelumnya yaitu: cermati, ikuti, dan niati. Jika siswa sudah dapat mencermati lingkungan sekitar dan
materi yang telah diajarkan oleh pengajar, otomatis siswa akan mengikuti setiap kegiatan belajar-
mengajar dari awal hingga akhir. Bila siswa telah mengikuti dua tahap sebelumnya maka siswa diajak
untuk memiliki rasa niat sehingga mereka tak hanya mendapatkan materi pembelajaran layaknya air
mengalir melainkan mereka dapat belajar dengan bersungguh-sungguh dari hati mereka dimanapun
mereka berada.
Tanya jawab yang dimaksud dalam metode pembelajaran CINTA ini yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh siswa terhadap pengajar dan siswa terhadap siswa. Contohnya saja saat pengajar
menerangkan suatu materi dan salah memberikan keterangan maka disaat itulah bagi siswa yang
mencermati dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan niat yang sungguh-sungguh, muncullah
pertanyaan dari mereka bahwa materi yang diajarkannya salah. Sehingga pengklarifikasian dilakukan
oleh pengajar untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh siswa. Contoh lain dari kegiatan tanya jawab
yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yaitu pada saat melakukan kegiatan berkelompok ataupun
berdiskusi, pengajar akan memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertanya, menjawab,
menyanggah, memberikan komentar pada saat yang ditentukan sehingga tidak terjadi kericuhan
Bila diringkas dari berbagai pernyataan diatas maka tanya jawab merupakan tahap keempat
dari metode pembelajaran CINTA dimana akan secara otomatis terlaksana apabila sudah melewati tiga
tahap sebelumnya yaitu: cermati, ikuti, dan niati. Tanya jawab akan berlangsung dengan baik dan tertib
Berarti pegang lalu dibawa, diangkat, dan sebagainya bila diartikan menurut kamus besar
bahasa indonesia (KBBI). Namun berbeda artinya bila dikaitkan dengan metode pembelajaran CINTA,
ambil disini berarti mengambil hikmah atau makna yang dalam atau manfaat dari materi yang telah
disampaikan oleh pengajar. Ambil merupakan tahapan terakhir dari metode pembelajaran CINTA, dan
akan secara otomatis terlaksana bila telah melewati keempat tahap sebelumnya yaitu: cermati, ikuti,
niati, dan tanya jawab. Ambil dapat pula terlaksana secara otomatis dari setiap tahap, misalnya setelah
mencermati kesalahan guru siswa dapat mengambil hikmah atau manfaat dari kesalahan tersebut agar
tidak terulangi lagi ke depannya baik bagi pengajar maupun siswa tersebut.
Ambil memang merupakan tahap terakhir namun bukan berarti tahapan ini kurang penting,
malah sebaliknya tahapan ini merupakan tahapan yang terpenting dari keseluruhan tahap sebelumnya
yang berkesinambungan tersebut. Dalam tahap ini pengajar diharapkan dapat mengajak seluruh
siswanya untuk mengambil hikmah dari setiap kegiatan belajar-mengajar maupun materi yang telah
diajarkan olehnya terhadap mereka. Sehingga siswa akan terbiasa untuk mengambil manfaat yang
berguna bagi mereka maupun orang lain dimanapun mereka berada entah itu di sekolah, rumah, bahkan
mall, dan lain sebagainya. Manfaat dari tahapan ini agar siswa dapat menjadi lebih dewasa dari
pengalaman yang mereka dapatkan sehingga dapat mengambil nilai pembelajaran kehidupan dalam
PENUTUP
Demikian artikel tentang metode pembelajaran CINTA ini telah selesai dibuat dalam
memenuhi tugas akhir workshop jaringan komputer. Saya berharap dari terciptanya metode
pembelajaran baru yang bernama CINTA ini masyarakat terkhususnya pengajar dapat
pembelajaran CINTA ini dapat diimplementasikan untuk segala kalangan mulai dari playgroup hingga
perguruan tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Septiawan, Epta. 2018. Kamus versi online/daring (dalam jaringan). (Online). (https://kbbi.web.id).
Diakses pada 30 April 2018.
Zakky. 2018. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum. (Online).
(https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/). Diakses pada 30 April
2018.