Dampak Negatif Kloning Untuk Kesehatan
Dampak Negatif Kloning Untuk Kesehatan
OLEH :
TIM KONTRA
KELOMPOK 13 PD-C 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
I. Judul Artikel: Kloning Haram! Ini Dampak Negatif Kloning Untuk Kesehatan
II. Ringkasan Artikel
Perkembangan teknologi yang semakin maju menyebabkan manusia melakukan
berbagai hal yang berlawanan dengan agama dan kemanusiaan, salah satu
contohnya adalah kloning. Kloning, menurut istilah medis Biological Clonne,
merupakan proses diciptakannya manusia tanpa mempersatukan sel laki-laki dan
sel perempuan, melainkan dengan menggunakan materi nuklir yang diekstraksikan
dan ditransfer ke sel berikutnya. Kloning yang awal mulanya hanya diterapkan
kepada hewan mulai diterapkan kepada manusia. Hal ini menyebabkan
pertentangan di antara para ilmuwan karena kloning selain berlawanan dengan
agama dan kemanusiaan juga memiliki dampak negatif untuk kesehatan. Hewan
yang dikloning akan mengalami berbagai penyakit seperti radang paru-paru basah,
kegagalan hati, tumor, dan arthritis. Hewan hasil kloning biasanya akan mengalami
masalah dengan sistem kekebalan tubuh dan kelainan genetis sehingga banyak
yang dilahirkan dalam keadaan penyakitan atau kerusakan bentuk. Kelainan
kelahiran juga menjadi hal yang wajar dalam proses kloning ini. Semua hewan
hasil kloning mengalami penuaan prematur atau lebih tepatnya memiliki renang
umur yang sangat pendek. Karena banyaknya dampak kesehatan yang berbahaya
serta dianggap kurang manusiawi, kloning dilarang oleh agama dan pemerintahan.
.
Artinya : “Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan
laki-laki dan perempuan dari air mani apabila dipancarkan.”
Kedua, produk hasil kloning hanya berasal dari sel milik perempuan dan bukan
dari rahim perempuan pemilik sel itu. Sel dari laki-laki sama sekali tidak berperan
dalam proses kloning sehingga tidak bisa dipastikan siapa ayah dari hasil kloning
tersebut. Kloning dihasilkan dari gabungan inti sel tubuh dan sel ovum seorang
perempuan yang kemudian ditanam di dalam rahim perempuan lain. Hal ini juga
menimbulkan pertanyaan, siapa sebenarnya ibu dari hasil kloning tersebut. Oleh
karena itu, kondisi ini bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Ketiga, kloning dapat menghilangkan nasab atau garis keturunan. Padahal
dalam Islam nasab adalah hal yang penting dan harus jelas. Kloning manusia yang
bermotif memproduksi manusia-manusia unggul dalam hal kecerdasan, kekuatan
fisik, kesehatan, kerupawanan jelas mengharuskan seleksi terhadap orang-orang
yang akan dikloning, tanpa memperhatikan apakah mereka suami-isteri atau bukan,
sudah menikah atau belum. Sel-sel tubuh itu akan diambil dari perempuan atau laki-
laki yang terpilih. Semua ini akan mengacaukan, menghilangkan dan membuat
bercampur aduk nasab. Di dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.
mengatakan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Siapa saja yang
menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak)
bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari
Allah, para malaikat dan seluruh manusia.” (H.R. Ibnu Majah).
Keempat, kloning akan mengacaukan pelaksanaan hokum-hukum Islam,
seperti perkawinan, nasab, nafkah, waris, hubungan mahram, dsb. Semua hokum-
hukum Islam ini berhubungan dengan nasab seseorang. Apabila nasab hasil kloning
sudah tidak jelas, maka hokum-hukum lainnya juga akan menjadi ambigu. Tentu
hal ini akan berdampak besar pada kehidupan masyarakat nantinya.