Anda di halaman 1dari 79

ANALISA GANGGUAN SUTM SAIDI SAIFI DAN

DAMPAKYA TERHADAP KEANDALAN PT. PLN (Persero)


RAYON LUBUK ALUNG

TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya dari

Politeknik Negeri Padang

RIVAN TRY JONES


Bp. 1401031005

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir yang berjudul Analisa Gangguan SUTM SAIDI SAIFI dan Dampaknya
terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ini telah disidangkan
atau dipertanggungjawabkan di depan tim penguji sebagai berikut, pada hari Selasa
03 Oktober 2017 di Program Studi D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang.

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. H. Efendi Muchtar, S.T., M.T. Ketua


NIP.19600825 198903 1 002 .......................

2. Yefriadi, S.T., M.T. Sekretaris


NIP.19710124 200112 1 003 .......................

3. Herisajani, S.T., M.Kom. Anggota


NIP. 19660130 199003 1 001 .......................

4. A. Fadli, S.T., M.T. Anggota


NIP. 19590419 198803 1 002 .......................

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Program Studi D3 Teknik


Listrik

Dr. H. Afrizal Yuhanef, S.T.,M.Kom Herisajani, S.T., M.Kom


NIP. 19640429 199003 1 001 NIP. 19660130 199003 1 001
ABSTRAK
Saluran udara tegangan menengah (SUTM) merupakan jaringan tenaga
listrik yang tidak dapat dihindarkan dari gangguan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Gangguan tersebut menyebabkan kerugian dari pihak PT. PLN (Persero)
sebagai penyedia tenaga listrik dan pelanggan sebagai konsumen energi listrik.

Akibat gangguan tersebut dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk


SAIDI, SAIFI dan energi tak tersalurkan (kWh). Untuk menekan angka kerugian
yang ditanggung oleh kedua belah pihak, maka dilakukan penelitian terhadap fator-
faktor yang menyebabkan peluang terjadinya gangguan.

Hasil dari penelitian ini akan diketahui penyebab gangguan mana yang
memiliki pengaruh yang dominan terhadap akibat yang ditanggung oleh PT. PLN
(Persero) dan konsumen energi listrik. Penelitian ini memanfaatkan data gangguan
SUTM di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk setiap bulan
dari bulan januari tahun 2017 hingga bulan april tahun 2017. Sehingga dapat
dijadikan referensi untuk pihak PLN agar penanganan gangguan SUTM dapat lebih
terencana dan lebih efisien.

Kata kunci (ky words) : JTM, SAIDI, SAIFI,Gangguan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

diselesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Tugas akhir yang berjudul Analisa Gangguan SUTM SAIDI SAIFI dan
Dampaknya terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ini penulis
buat sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana muda ahli madya
dari Politeknik Negeri Padang khususnya Jurusan Elektro Program Studi DIII
Teknik Listrik.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan serta saran dari berbagai pihak, karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargan yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Orang tua dan saudara-saudara yang penulis cintai, terima kasih atas segala

dukungan dan bantuannya, baik dalam segi finansial, pengertian serta

dukungan semangat kepada penulis.

2. Bapak Afrizal Yuhanef, S.T., M.Tselaku Ka.Jur Teknik Elektro Politeknik

Negeri Padang.

3. Bapak Herisajani,S.T.,M.T selaku Ka.Prodi Teknik Listrik Politeknik

Negeri Padang.

4. Bapak A. Fadli, S.T.,M.T selaku pembimbing 1 tugas akhir di Politeknik

Negeri Padang.

i
5. Bapak Junaidi Asrul,S.ST.,M.T selaku pembimbing 2 tugas akhir di

Politeknik Negeri Padang.

6. Bapak Ibu Pegawai PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

7. Serta seluruh keluarga dan teman-teman penulis yang telah banyak

membantu dalam penulisan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar laporan tugas akhir

ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama bagi pembaca yang

mempunyai bidang keahlian yang sama dengan penulis. Amin ya rabbal’alamin.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 03 Oktober 2017

Rivan Try Jones

NIM.1401031005

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………….....v

DAFTAR ISI………………………………………………………………......…vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………….....………..................1

1.2 Rumusan Masalah ………..…...................................................2

1.3 Batasan Masalah…..…………………...……...........................3

1.4 Tujuan………….…………………..……….............................3

1.5 Manfaat……….…......................……………………………...4

1.6 Sistematika Penulisan………………................……………….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Tenaga Listrik…...……………………….....................6

2.2 Proses Penyaluran Energi Listrik Ke Pelanggan.......................6

2.3 Klasifikasi Sistem Distribusi….……………….......................14

2.3.1 Konfigurasi Jaringan Primer…………………………….9

2.3.2 Konfigurasi Jaringan Sekunder………………………..13

2.4 Macam - macam Saluran………………..................................14

2.4.1 Saluran Udara………………………………………….15

2.4.2 Saluran Bawah Tanah………………………………….16

vii
2.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi….……............................15

2.5.1 Jenis Gangguan SUTM………………………………...17

2.5.2 Penyebab Gangguan Pada Jaringan SUTM……………18

2.6 Pengenalan Aplikasi Minitab………………………………...20

2.7 Perhitungan Indeks Keandalan SUTM………………………21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH

3.1 Metodologi Penelitian……………...………..........………….23

3.2 Pemilihan Variabel Pengolahan Data….…………………….23

3.3 Kondisi Umum Wilayah…………………….………………29

3.3.1 Kondisi Umum Kabupaten Padang Pariaman…………29

3.3.2 Wilayah Layanan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk


Alung…………………………………………………..30

3.4 Data Aset Rayon Lubuk Alung Secara Keseluruhan..………32

3.5 Bagan Penelitian……………………………..………………34

3.6 Penggunaan Aplikasi Minitab…………………………….…35

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Data Gangguan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.........43

4.1.1 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Antar

Kantor Jaga…………………………………………….46

4.1.2 Diagram Penyebab Gangguan………………………….48

4.2 SAIDI dan SAIFI Wilayah Kerja Rayon Lubuk Alung..........53

4.2.1 SAIDI………………………………………………….53

viii
4.2.2 SAIFI…………………………………………………..54

4.2.3 Perhitungan SAIDI dan SAIFI Per Bulan……………..55

4.2.3.1 SAIDI………………………………………….55

4.2.3.2 SAIFI………………………………………….58

4.3 Kerugian Akibat Gangguan Yang Terjadi….…………..........61

4.4 Analisis Tindakan…………………………………………….61

4.4.1 Hasil Temuan Inspeksi ROW………………………….61

4.4.2 Tindak Lanjut Pemeliharaan Inspeksi ROW…………..62

4.4.3 Pemeliharaan Material…………………………………63

4.4.4 Pemeliharaan Proteksi…………………………………63

4.4.5 Inspeksi Thermovision………………………………...64

4.4.6 Penanganan Pihak ke-3………………………………..65

4.4.7 Evaluasi Pemeliharaan…………………………………65

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..............................................................................66

5.2 Saran.........................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem tenaga listrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan radial. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

Gambar 2.3 Konfigurasi jaringan Loop. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Tie-line . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan spindel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

Gambar 2.6 Konfigurasi jaringan kluster. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

Gambar 2.7 Jaringan Distribusi Sekunder. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

Gambar 2.8 Gangguan satu fasa ke tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

Gambar 2.9 Gangguan Fasa ke fasa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 14

Gambar 2.10 Gangguan 2 fasa ke tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

Gambar 2.10 Gangguan 3 fasa ke tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 14

Gambar 3.1 Contoh gangguan yang disebabkan komponen JTM . . . . . . . . . . . 33

Gambar 3.2 Contoh gangguan yang disebabkan oleh gardu. . . . . . . . . . . . . . . . 34

Gambar 3.3 Contoh gangguan yang disebabkan tiang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

Gambar 3.4 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pohon . . . . . . . . . . . . . . . 35

Gambar 3.5 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pihak ke-3. . . . . . . . . . . . 36

Gambar 3.6 Contoh gangguan yang disebabkan oleh binatang . . . . . . . . . . . . 36

Gambar 3.7 Contoh gangguan yang disebabkan oleh layang-layang . . . . . . . . 37

Gambar 3.8 Peta Kabupaten Padang Pariaman . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 33

Gambar 3.9 Single Line Wilayah Kerja PLN Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . 34

Gambar 3.10 Fishbone Gangguan Penyulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

Gambar 3.11 Tampilan Awal Minitab………………………………………….37

x
Gambar 3.12 Tampilan Minitab Setelah Data Diinputkan……………………….38

Gambar 3.13 Tampilan Window Session………………………………………...39

Gambar 3.14 Pemilihan Menu Descriptive Statistic……………………………..40

Gambar 3.15 Tampilan Menu Descriptive Statistic……………………………...41

Gambar 3.16 Pemilihan Variabel………………………………………………...42

Gambar 4.1 Gambar Window Session Setelah Diproses Terhadap Penyebab

Gangguan…………………………………………………………...44

Gambar 4.2 Gambar Window Session Setelah Diproses Terhadap Akibat

Gangguan…………………………………………………………...45

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan………………………….47

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Masing – masing

Feeder……………………………………………………………….49

Gambar 4.5 Diagaram Perbandingan Jumlah Penyebab Gangguan……………...51

Gambar 4.6 Peta Dan Diagram Perbandingan Jenis Wilayah…….……………...52

Gambar 4.7 Foto Sebelum dan Sesudah Inspeksi ROW…………………………62

Gambar 4.8 Pemeliharaan Isolator dan Arrester…………………………………63

Gambar 4.9 Pemeliharaan Recloser……………………………………………...64

Gambar 4.10 Thermovision ABSW……………………………………………...64

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman. . . . . . . . . . . 16

Tabel 3.2 Data Aset PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . . . . . . 17

Tabel 3.3 Data JTM PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . . . . . . 19

Tabel 4.1 Data Gangguan Berdasarkan Kantor Jaga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

Tabel 4.2 Data Gangguan Berdasarkan Jenis Penyebab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39

Tabel 4.3 Data SAIDI Rayon Lubuk Alung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46

Tabel 4.4 Data SAIFI Rayon Lubuk Alung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan yang mendasar pada distribusi daya listrik adalah mutu,

kontinuitas, keandalan dan ketersediaan penyediaan listrik untuk pelanggan.

Keandalan sistem pada jaringan 20 kV ini merupakan salah satu hal yang penting

dalam penyaluran listrik pada pelanggan sehingga harus dilakukannya

pemeliharaan secara rutin, sehingga apabila kurangnya pemeliharan mengakibatkan

usia dari peralatan yang bersangkutan berkurang yang menyebabkan turunnya

tingkat keandalan sistem.

Kinerja mutu pelayanan dari suatu Area terlihat dari nilai SAIDI dan SAIFI

dari Area tersebut bila dibandingkan dengan nilai SAIDI dan SAIFI pada periode

sebelumnya. Nilai SAIDI menunjukan lama padamnya penyulang akibat gangguan

yang terjadi. Sedangkan nilai SAIFI menunjukan kali gangguan yang terjadi pada

penyulang.

Hasil dari penelitian ini akan diketahui penyebab gangguan mana yang

memiliki pengaruh yang dominan terhadap akibat yang ditanggung oleh PT. PLN

(Persero) dan konsumen energi listrik. Penelitian ini memanfaatkan data gangguan

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di wilayah kerja PT. PLN (Persero)

Rayon Lubuk Alung untuk setiap bulan dari bulan Januari tahun 2017 hingga bulan

Juni tahun 2017 dengan delapan faktor penyebab gangguan SUTM yaitu:

Komponen JTM, Peralatan JTM, trafo, tiang, pohon, pihak ke-3 atau binatang, dan

layang-layang. Akibat dari gangguan yaitu: Lama padam dan energi tak tersalurkan.

1
2

Maka berdasarkan hal tersebut, PT PLN Rayon Lubuk Alung harus

memiliki rencana yang jelas untuk meminimalisir gangguan tersebut. Sehingga

tujuan dari PT PLN (Persero) untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan kualitas

pelayanan distribusi tenaga listrik semakin optimal.

Dari hal tersebut maka muncul pertanyaan “Bagaimana caranya untuk

meminimalisir gangguan tersebut?”. Pertanyaan tersebut cukup menantang untuk

dicari jawabannya. Karena mengingat PT PLN (Persero) merupakan perusahaan

listrik negara yang mana menjadi salah satu tonggak kekuatan pertumbuhan

ekonomi di negara Indonesia yang ingin meningkatkan kualitas efisiensi penyaluran

tenaga listrik.

Maka berdasarkan hal tersebut penulis ingin mencari solusi untuk

menyelesaikan masalah ini. Dengan data yang didapatkan dari PT PLN Rayon

Lubuk Alung nanti akan diolah dengan menentukan faktor gangguan yang

menimbulkan akibat paling dominan dari segi lama padam dan jumlah energi yang

tidak tersalurkan. Hasil pengolahan data dari data tersebut nantinya dapat diurutkan

gangguan-gangguan yang perlu dijadikan prioritas terlebih dahulu sehingga

nantinya bisa membantu PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung dalam

meminimalisir gangguan yang terjadi dengan penanganan yang optimal dan lebih

efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan faktor dominan gangguan SUTM ?


3

2. Bagaimana dampaknya terhadap SAIDI dan SAIFI?

3. Bagaimana tindakan untuk meminimalisir gangguan tersebut?

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam Laporan akhir ini adalah:

1. Membahas faktor dominan gangguan yang ada di wilayah kerja PT PLN

(Persero) Rayon Lubuk Alung

2. Membahas dampak gangguan terhadap presentase SAIDI dan SAIFI.

3. Membahas tindakan untuk meminimalisir gangguan yang ada di wilayah

kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan faktor dominan gangguan yang ada di wilayah kerja PT PLN

(Persero) Rayon Lubuk Alung.

2. Menentukan index SAIDI dan SAIFI yang disebabkan oleh gangguan.

3. Menentukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya gangguan di

wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.


4

1.5 Manfaat

Dalam pembuatan tugas akhir ini diharapkan bisa memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui ganguan SUTM mana yang memiliki dampak yang paling

besar terhadap kedua belak pihak (PT. PLN (Persero) dan Konsumen)

2. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

untuk usaha penurunan gangguan SUTM lebih optimal.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ii penulis menggunakan sistematika penulisan

laporan yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti. Sistematika yang

digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas penjelasan tentang latar belakang, tujuan, perumusan

masalah, batasan masalah, manfaat, metode penyelesaian TA dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori – teori yang penulis gunakan sebagai dasar

pemikiran pada penulisan tugas akhir ini, seperti jaringan distribusi tenaga listrik,

saluran udara tegangan menengah, gangguan pada SUTM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH

Bab ini berisi tentang bgaimana cara atau proses studi gangguan SUTM

dengan melihat variabel pemilihan pengolah data, melihat penyebab dan akibat dari

gangguan pada PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.


5

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Meliputi pengolahan data dari data yang telah dikumpulkan sebelumnya,

didapatkan hasil penelitian faktor penyebeb mana yang memiliki akibat yang paling

besar nantinya. Dan juga nantinya akan diberi analisis tindakan yang akan

dilakukan.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dari pembuatan tugas akhir ini berdasarkan

rumusan yang ditentukan dan saran yang diperlukan untuk pengembangan lebih

lanjut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaitu

pembangkit tenaga listrik, transmisi, saluran distribusi, dan pelanggan. Pada bagian

pertama yakni pembangkit tenaga listrik, tegangan awal yang dibangkitkan adalah

tegagan menengah (TM) yang berlanjut ke bagian kedua dimana tegangan akan

ditingkatkan menjadi tegangan tinggi (TT) atau ekstra tinggi (TET) yang

selanjutkan akan disalurkan melalui saluran transmisi ke bagian tiga yaitu saluran

distribusi. Saluran distribusi dibagi menjadi dua yaitu saluran primer dengan

tegangan menengah (TM) dan saluran sekunder dengan tegangan rendah (TR).

Bagian keempat yakni pelanggan, umumnya pelanggan akan menggunakan

tegangan pada saluran distribusi. Pelanggan yang menggunakan beban rendah atau

kelistrikan rumah tangga akan menggunakan tegangan rendah, dan untuk tegangan

menengah biasanya digunakan oleh industri atau pabrik.

2.2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik ke Pelanggan

Dalam sistem tenaga listrik, pelayanan kebutuhan energi listrik terdiri dari

tiga bagian utama, yaitu:

1. Pembangkit

2. Sistem Transmisi

3. Sistem Distribusi

6
7

Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik seperti: Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir (PLTN). Tegangan yang dibangkitkan awalnya berupa tegangan menengah

yang kemudian dinaikkan dengan trafo penaik tegangan (step-up transformer) yang

selanjutnya teganga akan melewati saluran transmisi. PLN kebanyakan

menggunakan tegangan 66 kV, 150 kV, dan 500 kV.

Sebelum melalui saluran distribusi, tegangan dari saluran transmisi yaitu

tegangan tinggi atau ekstra tinggi akan diturunkan kembali menjadi tegangan

menengah melalui gardu induk mengguankan trafo penurun tegangan (step down

transformer). Umumnya tegangan menengah yang digunakan oleh PLN adalah 20

kV, 12 kV, dan 6 kV.

Setelah tenaga listrik disalurkan jaringan distribusi primer maka kemudian

tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi

tegangan rendah dengan tegangan 380/220 volt, kemudian disalurkan melalui

jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan

(konsumen). Jaringan ini juga disebut dengan Jaringan Distribusi Sekunder. Pada

gambar di bawah ini merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit

sampai ke pelanggan.
8

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem distribusi pada gambar 2.1 di atas dapat diklasifikasikan menjadi dua

bagian yaitu sistem distribusi primer (tegangan menengah) dan sistem distribusi

sekunder (tegangan rendah). Saluran distribusi yang dipakai dapat berupa saluran

udara dan saluran bawah tanah. Karena saluran kabel udara jauh lebih murah

dibandingkan saluran kabel bawah tanah maka saluran distribusi PLN kebanyakan

memakai saluran kabel udara. Kerugian yang sering terjadi pada saluran kabel

udara adalah bahwa saluran ini rentan atau mudah terganggu misalnya terkena petir,

layang-layang, terkena ranting pohon dan lain-lain, sehingga menyebabkan

terjadinya gangguan.
9

2.3 Klasifikasi Sistem Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis sebagai

berikut :

2.3.1 Konfigurasi jaringan primer

1. Jaringan distribusi pola radial

Jaringan distribusi pola radial merupakan salah satu jenis jaringan distribusi

yang paing sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang

yang menyuplai beberapa Gardu yang terkoneksi secara radial.

Gambar 2.2 Jaringan Distribusi Pola Radial

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen.

Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam

bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah

sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.Namun

keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya

keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu
10

distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka

seluruh gardu akan ikut padam.

2. Jaringan distribusi pola loop

Gambar 2.3 Jaringan Distribusi Pola Loop

Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti

Gambar dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan

demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.

3. Jaringan distribusi pola Hantaran Hubung (Tie-Line)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar digunakan untuk pelanggan penting

yang tidak boleh padam. Contohnya Bandara, Rumah Sakit, Industri, dan lain-lain.
11

Gambar 2.4 Jaringan Distribusi Pola Tie - Line

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan

Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch , setiap penyulang

terkoneksi ke gardu pelanggan khusus, apabila salah satu penyulang mengalami

gangguan, maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain, sehingga

konsumen tidak mengalami pemadaman listrik terlalu lama atau tidak mengalami

pemadaman sama sekali.

4. Jaringan distribusi pola spindle

Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5 adalah suatu pola kombinasi

jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder)

yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada

sebuah Gardu Hubung (GH).


12

Gambar 2.5 Jaringan Distribusi Pola Spindle

Pada sebuah jaringan spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif

dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu

hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM)

yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).

Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem

Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi

untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan

rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).

5. Jaringan Distribusi Pola Gugus atau Klutster

Konfigurasi Gugus seeperti pada Gambar 2.6 banyak digunakan untuk kota

besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat

Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.


13

Gambar 2.6 Jaringan Distribusi Pola Gugus

Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah

satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan

fungsi suplai kekonsumen.

2.3.2 Konfigurasi Jaringan Distribusi Sekunder

Sistem distribusi sekunder pada Gambar di bawah, merupakan skema sistem

distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen.
14

Gambar 2.7 Jaringan Distribusi Sekunder

Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung

berhubungan dengan konsumen, selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber

daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut

ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen,

maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.

2.4 Macam – Macam Saluran

Saluran pada sistem kelistrikan umumnya terbagi menjadi dua yaitu saluran

udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan jenis saluran pada suatu sistem

bergantung pada beberapa faktor, antara lain kepentingan tingkat kontinuitas

pelayanan, biaya, estetika, dan sebagainya.


15

2.4.1 Saluran Udara

Saluran udara digunakan pada pemasangan di luar bangunan,

direnggangkan pada isolator-isolator di antara tiang-tiang, dimana fasa satu dengan

fasa lainnya diberi jarak yang sama sampai sepanjang beban yang dilalui suplai

tenaga listrik, mulai dari gardu induk sampai ke beban ujung akhir.

Saluran udara direncanakan untuk kawasan dengan kepadatan beban rendah

atau sangat rendah, misalnya pinggiran kota, desa atau kota-kota kecil, dan tempat-

tempat yang jauh serta luas dengan beban tersebar. Ditinjau dari sisi ekonomisnya

saluran udara seringkali digunakan untuk melayani daerah yang sedang

berkembang sebagai tahapan sementara. Dan contoh riilnya kota-kota besar dengan

mayoritas perumahan kebanyakan menggunakan saluran udara.

Bahan yang digunakan untuk kawat penghantar saluran udara adalah

tembaga dan aluminium. Secara teknis, tembaga memiliki daya hantar arus yang

lebih tinggi dibandingkan dengan aluminium. Namun dikarenakan ada selisih harga

antara kawat tembaga dengan kawat alumunium, maka penggunaan kawat berbahan

aluminium menjadi lebih populer. Berikut adalah beberapa kelebihan dari saluran

udara :

1. Investasi atau biaya yang diperlukan untuk membangun saluran udara jauh

lebih rendah dibandingkan dengan saluran bawah tanah.

2. Kawat untuk daerah-daerah yang lahannya berbatu, lebih mudah untuk

menggunakan saluran udara dibandingkan saluran bawah tanah.

3. Untuk penggunaan tegangan extra tinggi, jarak antar fasa dapat diperpanjang.

4. Pemeliharaan dan proses penemuan lokasi gangguan jauh lebih mudah.


16

5. Memiliki frekuensi gangguan yang lebih tinggi karena mudah terganggu oleh

kondisi cuaca dan lingkungan sekitar. Memiliki tingkat estetika yang lebih

rendah karena dapat mengganggu pemandangan.

6. Khusus untuk tegangan tinggi, medan elektromagnetik yang dipancarkan

sering dianggap berbahaya untuk keselamatan manusia.

2.4.2 Saluran Bawah Tanah

Sistem penyaluran listrik untuk saluran bawah tanah dilakukan dengan

menempatkan atau menanam kabel saluran di bawah tanah. Kabel yang digunakan

untuk saluran bawah tanah biasanya berbahan tembaga atau aluminium, sedangkan

bahan isolasi yang digunakan pada umumnya berupa kertas, serta perlindungan

mekanikal yang berupa timah hitam. Untuk tegangan menengah, penggunaan

minyak sebagai bahan isolasi juga dapat dilakukan. Jenis kabel yang sering

digunakan untuk saluran bawah tanah adalah GPLK (Gewapend Papier Lood

Kabel) atau NKBA (Normalkabel mit Bleimantel Ausenumheullung), kabel-kabel

ini adalah kabel dengan bahan isolasi XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jaringan

bawah tanah biasanya digunakan untuk kawasan dengan padat beban yang tinggi,

misalnya kota-kota besar. Selain itu penggunaan kabel tanah juga dilakukan untuk

daerah-daerah yang membutuhkan tingkat estetika yang lebih baik. Penanaman

kabel tanah dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan menggunakan pipa

pelindung. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari saluran bawah

tanah :
17

1. Kabel tanah tidak terlihat, sehingga tidak mengganggu pemandangan

lingkungan sekitar. Pengoperasian dari saluran bawah tanah jauh lebih mudah

karena tidak terpengaruh oleh hujan, petir, dan angin.

2. Beberapa kerugian dari saluran bawah tanah Harga instalasi awal jauh lebih

tinggi. Pemeliharaan dan proses untuk menemukan gangguan lebih sulit

dibandingkan saluran udara.

2.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi

Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan yang dapat

mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan

adalah suatu keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari

keadaan normal. Berdasarkan ANSI/IEEE Std 100-1992 gangguan didefinisikan

sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen

atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Hubung singkat ialah

suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada impedansi yang relatif rendah

terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai potensial

yang berbeda

2.5.1 Jenis Gangguan

Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran

20 kV menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem dan gangguan dari

luar sistem. Gangguan yang berasal dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari

fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan jaringan dan kerusakan dari

peralatan pemutus beban. Gangguan yang berasal dari luar sistem dapat disebabkan

oleh sentuhan pohon atau ranting pada penghantar, sambaran petir, manusia,
18

binatang, cuaca dan lain-lain. Jenis gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi

dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Gangguan permanen atau (stationary)

Merupakan gangguan yang dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan dan

tidak hilang atau tetap ada apabila pemutus tenaga telah terbuka. Untuk

menghilangkan gangguan permanen diperlukan tindakan perbaikan pada titik

penyebab gangguan tersebut.

2. Gangguan sementara atau (temporary)

Merupakan gangguan yang tidak akan lama dan dapat normal kembali baik

secara otomatis maupun secara manual dengan penutupan kembali peralatan

hubungnya. Apabila gangguan temporer sering terjadi maka hal ini akan

menimbulkan kerusakan pada peralatan dan akhirnya meimbulkan gangguan

yang bersifat permanen.

2.5.2 Penyebab Gangguan Pada Jaringan SUTM

Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, disamping kondisi operasi

normal, terdapat kondisi lain yang tidak mungkin bisa ditiadakan sama sekali, yaitu

kondisi abnormal ini biasanya disebut gangguan.

Jenis gangguan yang terjadi pada saluran distribusi antara lain :

1. Hubung singkat, terjadi karena :

a. Petir

Impuls tegangan petir yang sangat besar dapat menyebabkan terjadinya

flash over melalui sisi isolator. Akibatnya arus fault akan menuju tanah dan
19

sebagian lagi akan diredam oleh Lightning Arrester kemudian arus fault hasil

redaman ini bisa memasuki jaringan listrik dan menyebabkan terbukanya Pemutus.

Gangguan petir ini bersifat temporer.

b. Tanaman :

Dahan atau pohon dapat menyentuh kawat fasa dan mengakibatkan

gangguan short circuit antara satu fasa dengan tanah atau fasa-fasa dengan tanah.

Gangguan ini dapat bersifat temporer maupun permanent.

c. Binatang :

Binatang yang sering menjadi penyebab gangguan adalah ular, burung,

tikus. Gangguan ini kebanyakan bersifat temporer.

d. Manusia :

Dapat disebabkan oleh permainan laying-layang yang bisa menyentuh

kawat line atau kesalahan peng-tanah-an peralatan.

e. Kerusakan peralatan :

Seperti Isolator bocor, isolator trafo bocor, bushing bocor. Gangguan ini

umumnya bersifat permanen

2. Beban lebih

Terjadi ketika daya yang diminta lebih besar dibanding daya yang disuplai.

3. Kerusakan Peralatan

Kerusakan peralatan seperti circuit breaker, relay, fuse atau kerusakan pada

perlatan tegangan tinggi.


20

4. Kesalahan operasi relay

Dari hasil pengamatan, penyebab gangguan SUTT (Saluran Udara

Tegangan Tinggi) yang terbanyak adalah petir, sementara penyebab gangguan

SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) yang terbanyak adalah pohon.

2.6 Pengenalan Aplikasi Minitab

Minitab adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis

statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan

menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana

sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat

dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking mouse.

Pada awalnya Minitab dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik

untuk ilmu-ilmu social, sehingga kepanjangan Minitab itu sendiri cenderung

digunakan oleh orang – orang yang ingin mengolah data di bidang sosial secara

statistik. Sekarang kemampuan Minitab diperluas untuk melayani berbagai jenis

pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains

peramalan, perencanaan dan lain-lain. Dengan demikian, saat ini Minitab sudah

sangat banyak digunakan oleh orang – orang dari berbagai kalangan dan berbagai

macam profesi.

Minitab dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara

langsung ke dalam Minitab Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data

mentahnya, maka data dalam Data Editor Minitab harus dibentuk dalam bentuk

baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit analisis,

sedangkan variable adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus.


21

2.7 Perhitungan Index Kehandalan SUTM

Dengan adanya kesalahan pada distribusi daya maka arus yang mengalir

lewat bermacam-macam elemen dalam setiap rangkaian akan berubah, ini harus

diputus dengan alat pelindung. Penggunaan alat pelindung yang berguna untuk

mengetahui arus yang mengalir ke konsumen dapat diatur pada harga arus yang

tepat, selain itu dapat mengetahui tingkat kesalahan dari seluruh rangkaian dan

membatasi tingkat kesalahan yang boleh terjadi pada peralatan tersebut.

Berdasarkan peralatan diatas maka diketahui data-data dari kesalahan

rangkaian yang terjadi, berdasarkan data tersebut akan dihitung indikator

kehandalan dari peralatan tersebut. Oleh sebab itu data-data yang harus diketahui,

adalah sebagai berikut :

a. Jumlah pemadaman persemester.

b. Lama pemadaman persemester.

c. Jumlah konsumen yang dilayani.

d. Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.

Data tersebut berdasarkan laporan operasi Distribusi perbulan untuk

pertahun. Berdasarkan data tersebut akan dihitung kehandalan jaringan.

Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung kehandalan jaringan :

1. SAIFI (Sistem Average Interruption Frequency Index)

SAIFI adalah banyaknya gangguan setiap pelanggan yaitu jumlah lamanya

pemadaman yang dialami konsumen dalam satu tahun dibagi dengan jumlah

konsumen yang dilayani.


22

∑ Total Jumlah Pelanggan Padam Permanen

∑ Total Jumlah Pelanggan Dalam Satu Unit Pelayanan

2. SAIDI (Sistem Average Interruption Duration Index)

SAIDI adalah lamanya gangguan setiap pelanggan yaitu jumlah banyaknya

gangguan (pemadaman) yang dialami konsumen dalam satu tahun dibagi dengan

jumlah konsumen yang dilayani.

∑ Total Lamanya Padam Permanen

∑ Total Jumlah Pelanggan Dalam Satu Unit Pelayanan


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH

3.1 Metodologi Penelitian

Pembahasan “Analisis Gangguan SUTM Dan SAIDI SAIFI Serta

Dampaknya Terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung”

dilakukan untuk mengetahui faktor gangguan apa yang paling memiliki dampak

paling besar bagi pihak PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yang dilihat dari

segi lama padam dan energi tak tersalurkan. Sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan bagi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk usaha penurunan

gangguan SUTM lebih optimal.

Penelitian dan pengumpulan data-data dilakukan di wilayah kerja PT PLN

(Persero) Rayon Lubuk Alung. Data – data yang dikumpulkan merupakan data hasil

laporan gangguan – gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang

telah terjadi selama satu semester dari bulan Januari 2017 sampai bulan Juni 2017.

3.2 Pemilihan Variabel Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis memilih faktor-faktor penyebab gangguan

yang terjadi pada SUTM sebagai variabel bebas (independent variabel / X) dan

akibat yang ditimbulkan oleh gangguan SUTM sebagai variabel terikat (dependent

variabel/ Y), dengan rincian sebagai berikut:

1. Faktor penyebab gangguan SUTM

a) Komponen JTM (X1)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada bahan-bahan listrik

yang digunakan pada jaringan tegangan menengah, seperti kawat penghantar,

23
24

Fuse cut out, arrester, isolator dan sebagainya.

Gambar 3.1. Contoh gangguan yang disebabkan komponen JTM

b) Gardu Tiang (X2)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada komponen komponen

gardu seperti trafo, obstijk kabel, NH Fuse, dan sebagainya.

Gambar 3.2. Contoh gangguan yang disebabkan oleh gardu


25

c) Tiang (X3)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya kejanggalan pada tiang seperti tiang

miring dan roboh yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti longsor tertimpa

benda lain, kondisi tanah dan lain-lain.

Kondisi Tiang yang telah bergeser dari tempat yang sebenanarnya ini dapat

mengganggu jaringan listrik disekitarnya, seperti berkurangnya andongan

penghantar yang disebabkan oleh tarikan dari tiang yang miring. Bahkan bisa

menyebabkan penghantar tersebut putus.

Gambar 3.3. Contoh gangguan yang disebabkan tiang

d) Pohon (X4)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya bagian dari pohon yang mengenai

jaringan SUTM, seperti penghantar SUTM yang mengakkibatkan terjadinya

hubung singkat antar fasa pada penghantar SUTM. Sehingga dapat menimbulkan

gangguan yang dapat berakibat padamnya aliran listrik pada jaringan tersebut
26

Gambar 3.4. Contoh gangguan yang disebabkan oleh pohon

e) Pihak ke-3 (X5)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya kegiatan/perbuatan manusia yang

menyebabkan terganggunya jaringan SUTM.

Gambar 3.5. Contoh gangguan yang disebabkan oleh pihak ke-3


27

f) Binatang (X6)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya binatang yang mengenai bagian

penghantar yang bertegangan pada jaringan SUTM seperti kelelawar atau monyet.

Gambar 3.6. Contoh gangguan yang disebabkan oleh binatang

g) Layang-layang (X7)

Penyebab gangguan ini dikarenakan adanya layang-layang yang mengenai

bagian yang bertegangan pada jaringan SUTM. Tidak menutup kemungkinan juga

disebabkan oleh adanya benang layang-layang yang tersangkut pada jaringan

sehingga antara penghantar satu dengan yang lainnya terhubung.

Gambar 3.7. Contoh gangguan yang disebabkan oleh layang-layang


28

h) Sesaat (X8)

Gangguan ini dapat terjadi meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut:

a. Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang Gardu Induk (GI)

mengalami trip, kemudian operator GI akan mencoba memberi tegangan pada

penyulang tersebut, ternyata kondisi jaringan aman sehingga penyulang dapat

beroperasi kembali. Hal seperti ini mengakibatkan penyebab gangguan tidak

diketahui.

b. Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang di Gardu Induk (GI)

mengalami trip, kemudian operator GI akan memberikan tegangan pada

penyulang tersebut, tetapi proses ini gagal. Setelah itu petuga PT PLN

(Persero) akan menelusuri jaringan untuk mencari lokasi/titik gangguan.

Setelah ditelusuri ternyata gangguan tidak ditemukan. Berdasarkan laporan

ini, operator GI akan mencoba memberikan tegangan pada penyulang yang

terganggu tadi untuk ke-2 kalinya dan berhasil. Hal seperti ini mengakibatkan

penyebab gangguan tidak diketahui.

2. Akibat yang ditimbulkan

a) Lama Padam (Y1)

Lama padam adalah lama waktu yang tercatat pada saat terjadi gangguan

sampai gangguan tersebut dinormalkan kembali.

b) Energi Tak Tersalurkan

Energi tak tersalurkan adalah jumlah energi yang tidak tersalurkan pada saat

terjadi gangguan.
29

3.3 Kondisi Umum Wilayah

3.3.1 Kondisi Umum Kabupaten Padang Pariaman

Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang terletak antara 0°11' –

0°49' Lintang Selatan dan 98°36' – 100°28' Bujur Timur, dengan luas wilayah

sekitar 1.328,79 km² dan panjang garis pantai 60,50 km². Luas daratan daerah ini

setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17 kecamatan terdiri sebagai berikut:

Tabel 3.1. Nama-nama kecamatan di kabupaten Pariaman

No. Nama Kecamatan Luas (km2)


1 Batang Anai 180,39
2 Lubuk Alung 111,63
3 Sintuk Toboh Gadang 25,56
4 Ulakan Tapakis 38,85
5 Nan Sabaris 29,12
6 2x11 Enam Lingkung 36,25
7 Enam Lingkung 39,20
8 2x11 Kayu Tanam 228,70
9 VII Koto Sarik 90,93
10 Patamuan 53,05
11 Padang Sago 32,06
12 V Koto Kampung Dalam 61,41
13 V Koto Timur 64,80
14 Sungai Limau 70,38
15 Batang Gasan 40,31
16 Sungai Garingging 99,35
17 IV Koto Aur Malintang 126,30
Total 1.328,79
30

Tata letak wilayah yang terdapat pada kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.8. Peta Kabupaten Padang Pariaman

3.3.2 Wilayah Layanan PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

PT PLN Rayon Lubuk Alung berada dibawah PT PLN (Persero) Area

Padang. Wilayah kerja atau yang dilayani oleh PT PLN (Persero) Rayon Lubuk

Alung meliputi hamper seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Wilayah

kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung terihat pada gambar single line

diagram sistem distribusi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung di bawah ini :
31

KANTOR
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM 20 KV
PLN PARIAMAN PLN PARIAMAN GH. SUNGAI LIMAU
BUS 20 kV
KANJA SEI LIMAU

Rt
F. Sungai Sirah
Feeder 1 Pariaman

g.
F. Sei Geringging
G.55.T Prm

Incomming
100 kVA G.50 T SLM

Lu
G.06.T G.09.T SLM G.41.T SLM

F. Gasan
Gg. Jengger Pasir G.02.T KDL G.03.T SLM G.07.T SLM 50 kVA G.42.T SLM
G.05.T SLM SLM G.44 T SLM 50 kVA 50 kVA LBS Tiku

bu
Naras 160 kVA 50 kVA 50 kVA Sisip Ujung 25 kVA
GH. PARIAMAN Komp.SPP
G.15.T KDL Sei Paku 100 kVA 50 kVA
Paingan Kantarok
50 kVA
Simp Bupati labung Pasar Baru Gasan Gadang Perum Nelayan ( NO )

kB
G.07.T KDL 50 kVA Kalampaian Gasan
G.08 TPRM
Kp. Bukit
BUS 20 kV 160 kVA 160 kVA G.01.T SLM

as
Nan Tongga Pasir Baru 160 kVA G.48 T SLM
G.49 T SLM G.04.T SLM G.15.T SLM G.08.T SLM
Pasar SLM LBS. Koto Muaro

un
50 kVA 50 kVA 50 kVA 50 kVA 50 kVA
G.81 TPRM G.61.T Prm ( NC ) kWH Batas Pariaman -
G.10.T Prm G.75.T Prm G.09.T Prm G.06 T KDL G.40 T SLM STO Sei Paku Kamumuan I Telkomsel CO Kp Pisang Sei Sariak Ujung CO Kp Manggih
50 kVA G.08.T KDL

g
100 kVA 160 kVA 160 kVA 100 kVA 100 kVA G.02.T SLM G.10.T SLM Paingan ( NC ) Lubuk Basung
G.63 TPRM DPRD Kota LBS. Bancahan 160 kVA 100 kVA Labung G.34.T SLM
F. Kota

F. Kudu

F. Naras
F. Sunur

F. Kampung
Polsek Pauh Manggung Naras I Balai Naras Simp 4 Toboh 160 kVA 50 kVA CO Kamumuan ( NC )
160 kVA ( NO ) Lembak Pasang Pasar Sebelah G.35.T SLM 25 kVA
Sungai Sirah Lohong ( NC )
Dalam
Tugu 50 kVA CO Sijangek Sijangek
Perjuangan G.29.T Prm Padang Bintungan ( NC ) G.28 T BB
50 kVA CO Padang G.32.T SLM G.29.T SLM 25 kVA
G.01B TPRM LBS Sei Sirah CO Koto Pauh G.38 T SLM
Stasiun Naras G.31.T SLM Kabau 25 kVA 25 kVA Ujung Sei Pingai III
100 kVA ( NC ) ( NC ) 25 kVA G.29 T BB
G.33.T KDL 50 kVA ( NC ) Kamumuan II Kp. Tanjung G.16.T SLM Sisip Piliang
Samping GH CO Sintuak CO Sei Sirah 100 kVA
G.83.T Prm 250 kVA Pdg.Kabau G.46 T SLM Kp Manggih 25 kVA G.17.T SLM Gasan
Prm ( NC ) ( NC ) Padang
50 kVA KUD Mina 50 kVA Piliang Gasan 50 kVA
G.13.TPRM G.45.T SLM G.18.T SLM Gantiang
G.01A TPRM G.04.TPRM G.43.TPRM G.64.TPRM Telkomsel Koto Muaro
160 kVA G.43.T SLM 25 kVA 50 kVA Kampung Pisang
200 kVA 160 kVA 160 kVA 100 kVA Naras G.24.T SLM
Kp.Pondok LBS. Simp. Toboh 25 kVA Sumur Gadang Pdg karambia G.26.T BB
Ktr PLN Pauh Simp.Akper Simp.Apar 25 kVA G.39.T SLM
G.53.T Prm ( NO ) Sibaruas Sisipan Padang Olo I 25 kVA 25 kVA
CO Sibaruas G.35.T SGR Batang Tiku G.10.T BB G.27 T BB
50 kVA G.19.T SLM Bukik Kabun
( NC ) 50 kVA Balai Baiak 16 kVA 25 kVA
G.11 TPRM Sintuak naras 25 kVA
G.47 TPRM DS Simpang Apar Pdg. jajaran Sei Pingai Sei Pingai II
160 kVA G.44.TPRM Durian angik
G.35.CPRM 100 kVA G.30.T SLM G.33.T SLM
Komplek 50 kVA (NC) G.14.T BB
400 kVA RSUD Prm2 G.26.T Prm G.54.T Prm G.11.T SLM 25 kVA 50 kVA
RSUP Pertamina G.20.T SLM CO Guguak G.34.T SGR 50 kVA
Pasar PRM 100 kVA 50 kVA 50 kVA Kp.Aur Guguk CO Sei Peingai
K.Pondok 50 kVA ( NC ) 50 kVA Balai Baiak
G.68 TPRM Tanjung. Sabar Sei Rambai Sibaruas CO Balai Baiak ( NC )
LBS. Pahlawan G.38.T Prm Koto Pauh Kp.Tarandam
160 kVA G.77.T Prm G.11.T KDL G.22.T SLM G.13.T BB ( NC )
( NC ) G.43.T SGR G.09 T BB
STIESB 50 kVA G.17.T KDL 50 kVA
G.02 TPRM 25 kVA 50 kVA 50 kVA 25 kVA 50 kVA
Sirambang 100 kVA Sawah Rawang G.13.T SLM
160 kVA G.62 TPRM Kasiak Putiah Sei Rambah I Koto Tabuh G.20.T SGR Bt Calung II Kampung
Bukit 50 kVA CO. Durian
Kp.Baru G.90 TPRM G.06 TPRM 50 kVA G.56.TPRM G.27.T SLM 50 kVA Surau
G.65 TPRM G.39.T Prm Gonggang Durian Daun ( NC )
160 kVA 160 kVA Simpang Koto 50 kVA G.27.T Prm 50 kVA Malai Tangah G.12 T BB
160 kVA G.11.T BB
Kantor Koramil Simp. Sianik Mandakek Rawang Koto 160 kVA G.51.T Prm 50 kVA Smp. Pagai 25 kVA
Kampung Pasir 25 kVA
G.05 TPRM Mandakek Cubadak Air 50 kVA Taji - Taji G.21.T SLM Bt Calung I
KANJA KP DALAM G.47 T SLM Kp.Baringin
160 kVA G.67 TPRM Durian 50 kVA G.41.T SGR
50 kVA G.19.T SGR G.32.T SGR G.25 T BB
Kp.Perak 100 kVA G.28.T Prm Gadang CO. Sei.Betung Tanjung Medan 25 kVA
G.15 TPRM G.42 TPRM G.52 TPRM Telkomsel Cengkeh G.25.T SLM 0 kVA 25 kVA Rusak kVA G.03.T BB G.24.T BB G.31.T BB
H.Agus Salim 100 kVA ( NC ) Batu Gadang
160 kVA G.24 TPRM 160 kVA 100 kVA 100 kVA Padang Barang2an LBS. Kabun Mungguk 100 kVA 50 kVA 50 kVA
Sikapak G.23.T SLM III
BLKI 100 kVA Pahlawan GOR Rawang PDAM Pdg. Kubang II ( NC ) Batang Tiku Batu Basa Ujung Pematang Sisip Padang Laring
Jl. Kp Baru G.14.T KDL 50 kVA
G.69 TPRM G.50.T Prm Olo
50 kVA Padang Rumbio
160 kVA CO. Sikapak 50 kVA Sei Jilatang G.37.T SLM
G.88TPRM G.79 TPRM Pinjauan G.06.T SGR CO Durian CO Koto Pinang G.07.T BB
RD.Bupati G.80 TPRM ( NO ) G.49.T Prm Tungka Sei. G.12.T KDL G.12.T SLM 25 kVA G.14.T SGR
100 kVA 160 kVA G.01.T KDL 50 kVA G.37.T SGR KANJA BATU BASA Jantung ( NC ) 50 kVA
160 kVA G.10.T Kdg 50 kVA Betung 50 kVA 50 kVA Dadok Putiah 25 kVA
G.07 TPRM Telkomsel SMA 2 Rawang LBS. SOLOK 160 kVA Batu Gadang II 25 kVA ( NC ) Pdg. Laring
TMC 100 kVA Hulu Banda Bayur Jawi Jawi Duku Kp.Koto G.05.T BB
160 kVA Pahalawan ( NC ) Pasar G.18.T SGR Durian taleh
Patalangan CO. Cimpago 50 kVA
Perumnas Kamp.Dalam G.26.T SLM G.22.T SGR 50 kVA
( NC ) Koto Kaciak
50 kVA 25 kVA Padang Kubang I G.08.T BB
G.85 TPRM CO. Tanah Taban G.14.T SLM Pdg. Kunik G.02.T BB
Lampanjang G.04.T BB 50 kVA
160 kVA ( NC ) G.13.T KDL 50 kVA 50 kVA
G.20 TPRM G.48 TPRM G.31 TPRM LBS Lampanjang 25 kVA Landua
Polres Pahlawan 50 kVA Pdg. Galo Kp. Padang
G.14 TPRM 100 kVA G.58 TPRM 50 kVA 100 kVA ( NC ) Kp. Jambu
G.09.T KDL Balai Cimpago G.04 T SGR G.15.T SGR G.22.T BB
160 kVA Ujung Batung 50 kVA Golkar Perum.Nan Tongga G.11.T Kdg 50 kVA 100 kVA 25 kVA 25 kVA
K.Aur Taratak G.01 T Kdg G.03 T Kdg G. 04 T Kdg G.05 T Kdg 50 kVA G.03.T KDL G.42.T SGR G.05.T SGR
G.30 TPRM Ajung Batu Padang Tarok I G.19.T BB Ds III Durian
50 kVA Tanah Taban 100 kVA G.38 T KDL 25 kVA 50 kVA G.05.T BB
100 kVA 50 kVA 50 kVA 25 kVA Mengaum 25 kVA Jantung
Padang Kunik G.24.T KDL Tandikat 25 kVA G.36.T SLM G.50.T SGR Koto tinggi Batu Gadang I 50 kVA
PDAM Kp.Gdg.Pdsun Kp.Baru Pdsun Labung G. 43 T Kdg Sigata
G.72 TPRM 25 kVA Aia Sunsang G.30 T BB Durian
LBS. Telkom 16 kVA 25 kVA CO Batu Gadang G.39.T SGR
25 kVA 100 kVA Bunuik G.33.T SGR Jantung
G.32.T KDL Sei Talang Telkomsel. Batu 50 kVA 50 kVA
( NC ) ( NC ) 16 kVA
LBS. Walikota Lama Tower Imam Bonjol G.03 TPRM G.71 TPRM LBS. Padusunan
Perum Lupo Ingek Olomansi 50 kVA G.27.T KDL
G.34 T KDL LBS. Sei Basa Mangaum Ujung Tanah G.15.T BB Kp Baru
25 kVA G.40.T SGR CO Padang Tarok Durian Karanggo
( NO ) 160 kVA 50 kVA ( NC ) G. 06 T Kdg Sisipan SMP 25 kVA ( NO )
100 kVA G.51.T SGR 50 kVA
G.46 TPRM G.25 TPRM Simp.Gelombang Talabg Alahan ( NC )
G.84 TPRM Alai Jati G.02 T Kdg 25 kVA Alahan Tabek CO Koto Tinggi 50 kVA Kampung
100 kVA 200 kVA G.04.T KDL Tabek Psr. Batu
100 kVA 50 kVA Tower Limau Purut G.28.T SLM Holl CO Simp. Malai Sikumbang
Perum Griya Ktr.Pengadilan G.78 T Prm 50 kVA Mangaum ( NC )
Kntr.Walikota G.37 TPRM G.23 TPRM Pakasai G.07 T Kdg G.16.T KDL 50 kVA ( NC ) G.18.T BB
Taluk 50 kVA Kamp.Pauh G.02.T SGR G.53.T SGR G.01.T BB
100 kVA 100 kVA 100 kVA 25 kVA G.26.T KDL Sei Basa G.03.T SGR 100 kVA LBS Aur
Perum.Padusunan CO Data 160 kVA 160 kVA 50 kVA
TELKOM Talago sariak Limau Purut Bukit Caliak 50 kVA 50 kVA CO Ujung Tanah LBS SGR 2 Kamp. Malintang
G.34 TPRM Lestari G.08 T Kdg G.05.T KDL Kanja SGR
Patamuan ( NC ) SMP Padang Tarok ( NC ) Chaniago (NC) Aur Malintang
160 kVA 50 kVA 100 kVA G.44..T SGR Pdg. Kajai ( NO )
G.87 TPRM Cimparuah G.10.T KDL 25 kVA
G.36 TPRM Sisipan. Limau Purut Psr. basung
100 kVA 50 kVA G.25.T KDL Data G.23.T SGR
100 kVA G.48.T SGR LBS Depan G.45.T SGR G.01.T SGR
Pasar Hilalang 2 G.86 TPRM LBS. Limau Purut Tigo Jerong 25 kVA 50 kVA
LBS. Cimparuah Jati Hilir G.37 T KDL 25 kVA kantor 160 kVA CO Lancang CO Kp Tanjung
G.92 TPRM 100 kVA 50 kVA CO Ambacang Lanjut
( NC )
( NC ) G. 09 T Kdg KANJA KUDU 160 kVA
Labuah Gajah Sei Putih
Sungai Lawai LBS Tanjung Alai ( NC ) Simp. Malai ( NC ) ( NC )
( NC )
160 kVA sisip Bato 100 kVA Tower SGR
G.59 TPRM GANTING Sungai Janiah G.19.T KDL ( NC )
Kuburan Cimparuah G.91 TPRM PDAM Limpur G.12.T SGR
50 kVA G.70 TPRM G.16 T Kdg 25 kVA
160 kVA CO.Alahan Tabek G.47.T SGR KANJA SGR 50 kVA
Pasar Hilalang 1 100 kVA G.12 T Kdg 25 kVA
G.18.T KDL
FAI Kp Dalam Durian dangka
G.22.T KDL 50 kVA
G.07.T SGR
Lambeh
G.16.T BB
G.17 TPRM G.12 TPRM Terminal Jati Simpang4 Jati G.13 T Kdg Lambah Kudu ( NC ) 50 kVA 50 kVA
50 kVA 25 kVA 25 kVA Balekok
100 kVA 160 kVA 25 kVA Tanjung Alai Kp.Tanjung I
Kpg. Sagik CO Lambah Polo Air CO.Polo Aia Balai Sikucur G.31.T SGR G.23.T BB
Taluak Lapai Cimparuah Kpg. Ladang G.23.T KDL
( NC ) ( NC ) 50 kVA 25 kVA
50 kVA G.28.T SGR G.08.T SGR
G.07 TKT G.19 T Kdg G.31.T KDL G.39.T KDL
CO Kp Ladang G.15 T Kdg G.17 T Kdg G.18 T Kdg Kamp.Tangah 25 kVA 50 kVA Durian Tuga G.13.T SGR Ambacang Lanjut
CO. Kampung Paneh 50 kVA G.14 T Kdg 50 kVA 25 kVA 50 kVA
G.22 TPRM (NC) 50 kVA LBS. Lakuak Uba 50 kVA 50 kVA CO. Koto Hilalang Kp Dadok III Duku Pait 50 kVA G.21.T BB
( NC ) Bungo Tanjung G.16 TPRM 50 kVA Simp.Kayu Kamp.4 Sudut Durian Bakuang
160 kVA Pasar Kudu ( NC ) SMP.Kudu Simp. Pgr Kwt ( NC ) Lambeh 50 kVA G.17.T BB
G.09 TKT 100 kVA Kpg. Tanjung Mudo
Btg.Kabung G.27.T SGR Mudik Lancang 50 kVA
100 kVA Jati Mudik G.93 T Prm G.21.T KDL
G.10 TKT G.13 TKT 50 kVA Kanan Kp.Tanjung II
Simp.Marabau Recloser Batang 160 kVA 25 kVA G.20.T BB
50 kVA 50 kVA CO Simp Ganting G.36.T KDL G.20.T KDL CO. Bukik Bio Bio Durian Pagam G.29.T SGR
Kabung Pabrik Bumbu G.76 T Prm Durian Gadung G.10.T SGR 50 kVA
Marabau CO. Marabau Kamp. Kandang ( NC ) G.39 T Kdg 25 kVA 25 kVA ( NC ) G.09.T SGR 50 kVA
G.17 TKT 100 kVA G.17.T SGR 50 kVA Lancang Kiri
G.60 TPRM ( NC ) G.21 TPRM G.29 T Prm G.30 T Prm 50 kVA Simp.Linggeh Simp.III Matur 50 kVA Ladang
G.18 TKT 100 kVA Koto Marapak Dalam 50 kVA Kp Dadok I
25 kVA
50 kVA Tata Bakri
50 kVA 25 kVA 25 kVA Kp.Pili G.21 T Kdg G.20 T Kdg Kalawi Rimbo KETERANGAN
Taluak Indah Sungai Pasak G.74 T Prm Koto Tabang G.38 T Kdg 25 kVA 50 kVA G.30.T KDL Kp Dadok II
Palak Juha G.22 T Kdg
Depan GI Prm
GI PARIAMAN 50 kVA
Perum Arta Biru
G.45 T Prm
50 kVA G.27 T Prm G.28 T Prm
25 kVA
Bukit Kudo2
Kayu Angik Pasar Pdg.Alai
25 kVA
25 kVA
Pematang CO Kp Dadok CO Ladang Rimbo
G.36.T SGR
25 kVA
G.54.T SGR SIMBOL KETERANGAN GAMBAR
LBS GI 1 G.40 T Kdg Laban 25 kVA
Recloser Koto Marapak 50 kVA 50 kVA Tinggi G.52.T SGR ( NC ) ( NC ) Kampung
LBS Depan SD GI ( NC ) CO. Palak Juha 25 kVA Tower Lambeh
Pariaman Timur Kampani Lansano Barangan 25 kVA Madang
( NC ) ( NC ) Kp Balai Balai G.16.T SGR
G.08 TKT
CO.Laban G.23 T Kdg Tower Koto 50 kVA Trafo Tiang Exiting
LBS Express Feeder ( NC ) 25 kVA Bangko
25 kVA G.33 T Prm G.36 T Kdg G.41 T Kdg Durian Pirak
( NO ) LBS Kampani G.32 T Prm G.37 T Kdg Sialangan Atas G.29.T KDL
Sei Rotan G.66 TPRM G.31 T Prm 25 kVA 25 kVA 25 kVA G.24 T Kdg
F1 F2 F3 F4 F5 G.32 T Prm ( NC ) 25 kVA 25 kVA 50 kVA 50 kVA CO Koto Tangguak Trafo Beton Exiting
50 kVA 100 kVA 50 kVA Tigo Sakato Ambacang Gdg Sei Pua Btg.Piaman G.26.T SGR
G.18 TPRM Tanjung Mutus Gunung PDA Bukit Bio Bio ( NC )
STM Santok Simp.Santok Kp.tangah G.30.T SGR 50 kVA
50 kVA LBS Bawah Transmisi
LBS GI 2 BUS 20 kV
50 kVA Bungo Tanjung 2
Simp.Binasi ( NC )
( NO ) LBS / DS
Trafo 30 MVA CO. Barangan CO. Tanjung Mutus
G.28.T KDL
Koto Bangko
CO Bungo Tanjung
CO. Sawah Aru ( NC ) CO. Buluh Apo ( NC ) G.53.T SGR
G.42 T Kdg LBS.Gunung PDA 25 kVA ( NC )
G. 83 T Prm ( NC ) ( NC ) 25 kVA CUT OUT
25 kVA ( NC ) Koto Padang G.21.T SGR G.46.T SGR
G.06 TKT 50 kVA Durian Tampah Sariak Laweh
25 kVA BUS 150 kV G.82 T Prm
100 kVA
PDAM Cubadak G.34 T Kdg
25 kVA G.25 T Kdg
50 kVA
Kamp Kaciak
25 kVA
Bungo Tanjung
G.11.T SGR
Mentawai 50 kVA
SPBU Kur.Taji Perum Tata Buluh apo I 50 kVA Kt Bangko Reclosser/FAI
Durian Taba
Bakri2 G.41 T Prm Koto Tinggi
KANJA KURAI TAJI G.04 TKT DS. Simp Jagung
100 kVA ( NC ) G.33 T Prm 50 kVA PDA
kWH Batas G.35 T Kdg CO. Sei Rantai
G.15 TKT Simp.jagung 50 kVA Bungin
25 kVA ( NC ) G.24.T SGR
G.16 TKT Cubadak G.57 T Prm
50 kVA
50 kVA
Buluh Apo II 30 kVA PMT
50 kVA Pdg.Cakur Mentawai G.33.T KDL
G.19 TKT Guguak Sei Rantai I
Psr.Ganting G.40 T Prm G.26 T Kdg 25 kVA
50 kVA 50 kVA 50 kVA G.25.T SGR
Durian Hijau
G.11 TKT G.12 TKT Putri Tunggal Ampek Jirek Hulu Banda 50 kVA kWH Batas
50 kVA 50 kVA PDA Sei Rantai II G.49.T SGR
Palak Aneh Sei Kasai 50 kVA
LBS Basoka Anak Air Luluih
G.03 TKT ( NC ) Line 20 kV Exiting
100 kVA kWH Batas G.35.T KDL CO. Munggai
Marunggi LBS Balai Kurai Taji LBS Paguah ( NO )
25 kVA
( NC ) ( NO )
CO.Batas Malalak Koto Panjang
Line 20 kV Rencana
G.05 TKT ( NC )
G.02 TKT G.14 TKT G.01 TKT
G.19 TPRM 160 kVA 160 kVA 160 kVA kWH Batas
100 kVA
100 kVA Btg. Tajongkek Balai Kur.Taji Paguh Duku
Sunur
Kamp.Apar FAI Malalak

B Feeder Sei Sariak BUS 20 kV Di gambar Tim Distribusi Paraf


BL Rayon Sicincin
BD Feeder 5 Pauh kamba Di Survey Tim Distribusi
U Rayon Lubuk Alung
Trafo I 30 MVA Trafo II 10 MVA Supv.Teknik
Pos jaga Malalak, Ranting Koto Tuo Di Periksa
CAB. Bukit tinggi Di setujui Manager
S BUS 150 kV
TL UPDATE 03-2013
TG T RFST GI LUBUK ALUNG SINGLE LINE SISTEM 20 KV
PLN PARIAMAN

Gambar 3.9. Single Line Diagram Jaringan Distribusi PT PLN (Persero) Rayon Pariam
32

3.4 Data Aset Rayon Lubuk Alung Secara Keseluruhan

Berdasarkan wilayah layanan PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk

Alung, Rayon ini memiliki asset jaringan listrik seperti pada table di bawah ini :

Tabel 3.2 Data Aset PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

No. Jenis Data Keterangan

1. Pelanggan 42.856 Pelanggan

2. Penyulang 7 Buah

3. JTM 235.536 Km

Pada table diatas merupakan asset dari PT PLN (Persero) Rayon Lubuk

Alung Area Padang, berdasarkan data dari Kantor Teknik Rayon Lubuk Alung

pada tanggal 25 Agustus 2017.

3.4.1 Data Jaringan Tegangan Menengah Rayon Lubuk Alung

PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk Alung memiliki tujuh buah

feeder dengan masing – masing kantor pelayanan di setiap feeder. Berikut data

Feeder dan jumah penyulang serta panjang jaringan tegangan menengah masing –

masing feeder dalam wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk

Alung :
33

Tabel 3.3 Data JTM PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

Jumlah Jumlah
No Rayon/Kantor Jaga Panjang
Penyulang
JTM
(Unit) (Kms)
1 2 3 4
1 Feeder 3 Tapakis 1 42.732

2 Feeder 4 Pasar Usang 1 27.122

3 Feeder 5 Pauh Kamba 1 58.930

4 Feeder 6 Aie Tajun 1 62.855

5 Feeder 2 Bumi Kasai 1 29.516

6 Feeder 5 Ketaping 1 8.818

7 Feeder 6 Industri 1 5.563

TOTAL 7 235.536

Dari 7 penyulang tersebut, pelayanan akan energi listrik tidak lepas dari

gangguan – gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, gangguan

internal dan eksternal. Dimana gangguan internal merupakan gangguan yang

disebabkan oleh kegagalan/kerusakan material dan peralatan, sedangkan eksternal

merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor cuaca, pohon, binatang dan

gangguan yang tidak diketahui. Permasalahan gangguan merupakan faktor utama

dalam mempengaruhi nilai SAIDI (System Average Interruption Duration Index)

dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), dimana hal ini sangat

berpengaruh terhadap nilai kinerja perusahaan.

Permasalahan gangguan ini mengakibatkan sejumlah energi listrik tidak

dapat disalurkan kepada pelanggan, yang tentunya akan berdampak pada kerugian

baik di sisi pelanggan maupun perusahaan penyedia tenaga listrik. Dan sesuai
34

dengan SPLN 59:1985 tentang keandalan sistem distribusi 20 kV dan 6 kV, maka

PLN tidak hanya berusaha memenuhi permintaan daya yang meningkat tetapi juga

memperbaiki mutu keandalan pelayanan tenaga listrik.

Permasalahan yang mendasar pada distribusi daya listrik adalah mutu,

kontinuitas, keandalan dan ketersediaan penyediaan listrik untuk pelanggan.

Keandalan sistem pada jaringan 20 kV ini merupakan salah satu hal yang penting

dalam penyaluran listrik pada pelanggan sehingga harus dilakukannya

pemeliharaan secara rutin, sehingga apabila kurangnya pemeliharan mengakibatkan

usia dari peralatan yang bersangkutan berkurang yang menyebabkan turunnya

tingkat keandalan sistem.

Kinerja mutu pelayanan dari suatu Area terlihat dari nilai SAIDI dan SAIFI

dari Area tersebut bila dibandingkan dengan nilai SAIDI dan SAIFI pada periode

sebelumnya. Nilai SAIDI menunjukan lama padamnya penyulang akibat gangguan

yang terjadi. Sedangkan nilai SAIFI menunjukan kali gangguan yang terjadi pada

penyulang.

3.5 Bagan Penelitian

Untuk mencapai tujuan project dengan dasar permasalahan yang ada,

dibutuhkan suatu metode untuk mengetahui akar permasalahan dan solusinya.

Metode yang dipilih yaitu dengan menggunakan metode Fish Bone. Metode ini

melihat dari 4 aspek, yaitu Manusia, Material, Alam dan ROW. Hal tersebut dapat

dilihat pada Fish Bone di bawah ini


35

Gambar 3.10 Fishbone Gangguan Penyulang

3.6 Penggunaan Aplikasi Minitab

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah

menciptakan perangkat yang memudahkan dan mempersingkat kerja manusia

dalam berbagai hal seperti pengolahan data statistik.

Minitab merupaka salah satu perangkat lunak yang dibuat untuk

mempermudah proses peramalan jika data yang digunakan sangat banyak.

Penggunaan software minitab dalam kegiatan ini bertujuan agar proses peramalan

mudah dilakukan dan hasil peramalan yang diperoleh juga lebih akurat.
36

Minitab merupakan perangkat lunak yang digunakan sebagai media

pengolahan data yang dapat menyediakan berbagai jenis perintah. yang

menyediakan perintah dalam proses pemasukan data, manipulasi data, pembuatan

grafik, penganalisaan numerik, dan analisis statistik.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan aplikasi minitab

untuk membantu dalam melakukan pengolahan data dengan outputnya adalah data

statistik. Metode yang penulis ambil adaah dengan melakukan pengolahan data

dengan metode Basic Descriptive Statistic pada aplikasi Minitab.

Metode Basic Descriptive pada aplikasi Minitab sendiri banyak digunakan

untuk pengolahan data dengan output berupa deskripsi perbandingan beberapa jenis

data. Metode ini dapat menghasikan output berupa data jumlah total, rata -rata, nilai

minimum, nilai maksimum, dan lain – lain.

Data yang telah penulis kumpulkan dan diproses dengan menggunakan

aplikasi Minitab, maka hasil dari olahan data tersebut dapat ditampilkan dalam

bentuk data tabel dan juga berupa diagram.

Proses pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan

menu descriptive statistic pada aplikasi Minitab. Adapun langkah – langkah dalam

melakukan pengolahan data dengan menggunakan menu descriptive statistic pada

aplikasi Minitab adalah sebagai Berikut :


37

(Proses Minitab)
46

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Gangguan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) pada wilayah kerja

PT PLN Rayon Lubuk Alung disebabkan oleh beberapa faktor seperti komponen

JTM (kabel putus, loss kontak pada sambungan terminal, dan lain lain), Peralatan,

tiang, pohon, pihak ke-3 atau binatang, layang-layang dan sesaat.

Gangguan-gangguan yang terjadi menyebabkan kerugian dari pihak PT PLN

(Persero) sebagai penyedia energi listrik dan juga pihak pelanggan sebagai

konsumen listrik. Akibat gangguan SUTM dapat dilakukan pengukuran secara

kuantitatif dalam bentuk jumlah lama padam (jam) dan energi tidak tersalurkan

(kWh). Pemadaman yang terjadi akibat gangguan akan mengganggu kenyamanan

konsumen sebagai pemanfaat listrik. Tidak hanya itu, akibat gangguan juga akan

menyebabkan energi yang seharusnya tersalurkan (kWh) dan menjadi pendapatan

(income) bagi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung, harus terbuang sia-sia seiring

lamanya waktu pemadaman. Apabila akibat dari gangguan-gangguan tersebut tidak

diatasi dengan cepat, maka kerugian yang ditanggung oleh PT PLN (Persero) dan

konsumen pemanfaat listrik akan semakin meningkat.

Berdasarkan data-data yang telah diproses Minitab, didapatkan rekapan data

gangguan SUTM dalam wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung selama satu

semester atau enam bulan adalah sebagai berikut :


46

Gambar 4.1 Tampilan Window Session setelah diproses terhadap penyebab gangguan
45

Gambar 4.2 Tampilan Window Session setelah diproses terhadap akibat gangguan
46

4.1.1 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Antar Kantor Jaga

PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung memiliki kantor jaga yang

berjumlah 7 buah kantor. Kantor jaga ini tersebar di seluruh wilayah kerja PLN

Rayon Lubuk Alung. Ketika ada terjadi gangguan, maka dengan adanya kantor jaga

terdekat dapat langsung menangani gangguan tersebut tanpa harus menunggu

petugas dari kantor rayon. Berikut data gangguan berdasarkan kantor jaga yang ada:

Tabel 4.1 Data Ganggua Berdasarkan Kantor Jaga

Jumlah Jumlah
Panjang
No Kantor Jaga Gangguan
JTM
(Kms) (Kali)
1 2 3 4

1 Feeder 3 Tapakis 42.732 9

2 Feeder 4 Pasar Usang 27.122 30

3 Feeder 5 Pauh Kamba 58.930 12

4 Feeder 6 Aie Tajun 62.855 58

5 Feeder 2 Bumi Kasai 29.516 27

6 Feeder 5 Ketaping 8.818 0

7 Feeder 6 Industri 5.563 1

TOTAL 235.536 137


47

Perbandingan Jumlah Gangguan Pada


Kanja

58

30
27

9 12 0 2

FEEDER 3 FEEDER 4 FEEDER 5 FEEDER 6 AIE FEEDER 2 FEEDER 5 FEEDER 6


TAPAKIS PASAR USANG PAUH KAMBA TAJUN BUMI KASAI KETAPING INDUSTRI

Jumlah Gangguan

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Pada Kanja

Dalam wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung memiliki tujuh kantor

pelayanan yang tersebar diberbagai daerah wilayah kerja seperti yang ada pada

diagram di atas. Kantor pelayanan ini sangat berguna untuk meningkatkan

efektifitas waktu penanganan gangguan SUTM. Dengan adanya kantor pelayanan

ini maka petugas akan lebih cepat mendatangi titik gangguan yang terdekat dengan

kantor pelayanan yang ada, sehingga dapat menghemat waktu transportasi ke

tempat titik gangguan.

Berdasarkan diagram perbandingan gangguan antar kantor pelayanan di atas

dapat dilihat data gangguan per feeder yang ada, dapat disimpukan bahwa, pada

Feeder 6 Aie Tajun mengalami gangguan terbanyak dibandingkan Feeder yang

lainnya yaitu dengan jumlah gangguan 58 kali gangguan.


48

4.1.2 Diagram Penyebab Gangguan

Berdasarkan data-data penyebab gangguan di wilayah kerja Rayon Lubuk

alung yang telah penulis kumpulkan, dapat ditampilkan diagram penyebab

gangguan-gangguan tersebut, agar untuk melihat perbandingannya dengan data

pada table di bawah ini :.

Tabel 4.2 Data Gangguan Berdasarkan Jenis Penyebab

JUMLAH
NO
JENIS PENYEBAB
GANGGUAN
(BUAH)
1 2 3

1 I – 1 Komponen JTM 9

2 I – 2 Peralatan JTM 15

3 I – 3 Trafo dan Lainnya 0

4 I – 4 Tiang 1

5 E – 1 Pohon 54

6 E – 2 Bencana Alam 5

E – 3 Pekerjaan Pihak
7 46
ke-3 / Binatang

E – 4 Layang – Layang /
8 7
Umbul – Umbul

TOTAL 137
49

a. Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Pada Masing-Masing Feeder

total penyebab gangguan masing-masing


feeder

21

3
2
1
9
10
22
1
5
16 4
2 1 1
1 7
4 5 4
2 2 2 3 3 1
1 1
FEEDER 3 FEEDER 4 FEEDER 5 FEEDER 6 AIE FEEDER 2 FEEDER 5 FEEDER 6
TAPAKIS PASAR USANG PAUH KAMBA TAJUN BUMI KASAI KETAPING INDUSTRI

Komponen JTM Peralatan JTM Trafo


Tiang Pohon Bencana Alam
Pihak Ke-3/Binatang Layang-layang/Umbul-umbul

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Masing-masing Feeder

Berdasarkan data diagram perbandingan penyebab gangguan antar feeder

yang dilayani oleh PT PLN Rayon Lubuk Alung, dapat dilihat bahwa pada intesitas

gangguan tertinggi terdapat pada feeder Aie Tajun dengan jumlah total gangguan
50

sebanyak 58 kali gangguan. Factor – factor penyebab gangguan Saluran udara

Tegangan Menengah (SUTM) tersebut dapat diuraikan seperti di bawah ini :

1. Komponen JTM = 3 kali gangguan

2. Peralatan JTM = 4 kali gangguan

3. Trafo = 0 kali gangguan

4. Tiang = 1 kali gangguan

5. Pohon = 22 kali gangguan

6. Bencana Alam = 3 kali gangguan

7. Pihak ke-3 atau binatang = 21 kali gangguan

8. Layang – laying = 4 kali gangguan

Pada data gangguan di Feeder 6 Aie tajun dapat dilihat bahwa terdapat dua

factor dominan yang menyebabkan gangguan pada saluran udara tengan menengah

(SUTM) pada feeder 6 Aie Tajun ini. Dua factor penyebab gangguan tersebut

adalah factor yang disebabkan oleh pohon sebanyak 22 kali dan factor yang

disebabkan oleh pihak ke-3 atau binatang sebanyak 21 kali.

b. Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Keseluruhan

Berdasarkan data – data jenis penyebab gangguan di atas, dapat ditentukan

jenis penyebab gangguan dengan jumlah ganggua yang paling banyak seperti yang

terlihat di diagram di bawah ini :


51

Jumlah Penyebab Gangguan


Komponen

Peralatan

Trafo

Tiang

Pohon

Bencana Alam

Pihak ke-3/Binatang

Layang-layang/umbul-
umbul

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Jumlah Penyebab gangguan

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa penyebab – penyebab

gangguan dari SUTM ini lebih didominasi oleh pohon sebanyak 54 kali gangguan

dan pihak ketiga atau binatang sebanyak 46 kali gangguan

Dominasi dua factor penyebab gangguan SUTM ini disebabkan oleh

struktur daratan wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung yang melayani hampir

seluruh wilayah daerah kabupaten padang pariaman. Dari total wilayah kabupaten

Padang Pariaman terdapat 65% wilayah dengan potensi gangguan yang disebabkan

oleh pohon dan binatang. Wilayah tersebut adalah hutan belukar, perkebunan rakyat

dan perkebunan campuran.

Oleh karena itu kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh patahan

dahan, tumbangnya pohon dan juga karena binatang yang merupakan hutan sebagai

habitatnya. Sehingga luasnya kawasan hutan sangat berpengaruh terhadap


52

persentase gangguan SUTM pada wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung ini.

Hal tersebut dapat dilihat dari peta wilayah Kabupaten Padang Pariaman di bawah

ini :

Luas Wilayah Kabupaten Padang Pariaman


Hutan Belukar Pemukiman
11% 7%

Sawah
27%

Perkebunan Rakyat
37%
Tegalan
1%
Kebun Campuran
17%
Pemukiman Sawah Tegalan Kebun Campuran Perkebunan Rakyat Hutan Belukar

Gambar 4.6 Peta Wilayah Kabupaten Padang Pariaman


53

4.1.3 Diagram Penyebab Gangguan Berdasarkan Lama Padam

Menentukan faktor penyebab dominan dalam mengakibatkan gangguan

SUTM Rayon Lubuk Alung juga dapat dilihat berdasarkan lama padam yang

disebabkan oleh masing – masing penyebab gangguan. Hal tersebut dapat dilihat

pada hasil olahan aplikasi Minitab dan diagram di bawah ini :

Perbandingan Berdasarkan Lama Padam

822
652
535
436

229 34 0 14

Jumlah Gangguan

Gambar 4.7 Perbandingan Faktor Gangguan Berdasarkan Lama Padam

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa faktor penyebab gangguan yang

menyebabkan listrik padam paling lama adalah gangguan yang disebabkan oleh

Pohon selama 822 menit dan Pihak ke-3/Binatang adalah selama 652 Menit.
54

4.2 SAIDI dan SAIFI Wilayah Kerja Rayon Lubuk Alung

Berdasarkan data gangguan pada BAB III maka dapat ditentukan Index

dari SAIDI dan SAIFI JTM Rayon Lubuk Alung sebagai berikut :

4.2.1 SAIDI

Untuk menentukan Index SAIDI dapat ditentukan dengan perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢


SAIDI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛

Tabel 4.3 Data SAIDI Rayon Lubuk Alung Semester 1

SAIDI (Jam Per


No Bulan
Pelanggan)

1 Januari 14,151

2 Februari 12,103

3 Maret 17,833

4 April 0,71

5 Mei 15,366

6 Juni 18,818

Rata – rata 13,164


55

4.2.2 SAIFI

Untuk menentukan Index SAIFI dapat ditentukan dengan perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢


SAIFI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛

Tabel 4.4 Data SAIFI Rayon Lubuk Alung Semester 1

SAIFI (Kali Per


No Bulan
Pelanggan)

1 Januari 1,45

2 Februari 1,74

3 Maret 1,286

4 April 0,82

5 Mei 1,9

6 Juni 1,39

Rata – rata 1,43

Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa Index SAIDI dan SAIFI PT

PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yaitu 13,161 dan 1,43.


56

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


57

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


58

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


59

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


60

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


61

(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)


62

4.3.3.3Karakteristik SAIDI Dan SAIFI Selama Semester 1 2017

Berdasarkan hasil dari perhitungan SAIDI dan SAIFI dapat dilihat

karakteristik dari kedua indeks tersebut. Karakteristik dari kedua indeks tersebut

dapat dilihat di bawah ini :

Chart Title
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

SAIDI SAIFI

Gambar 4.8 Karakteristik SAIDI dan SAIFI selama semester 1 2017

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa indeks SAIDI selama semester 1 ini

memiliki fluktuasi yang signifikan. Hal ini terlihat pada bulan april grafiknya sangat

jauh menurun.

Sedangkan SAIFI grafiknya cenderung datar dengan fluktuasi yang tidak

begitu terlihat. Hal ini berarti indeks SAIFI pada semseter 1 2017 cenderung

konstan.
63

4.3 Kerugian Akibat Gangguan yang Terjadi

Ketika terjadinya gangguan pada suatu jaringan tenaga listrik akan

mengakibatkan kerugian – kerugian yang didapatkan. Kerugian tersebut tidak

hanya dari sisi pelanggan yang rugi karena padamnya listrik di tempatnya, tapi juga

ada kerugian dari pihak PLN. Kerugian yang didapatkan oleh pihak PLN yaitu

energi yang tidak tersalurkan dan biaya perbaikan kerusakan. Jumlah energi yang

tidak tersalurkan Rayon Lubuk Alung di semester 1 adalah sebesar 84.562 kWh.

Besarnya nilai rupiah energi tidak tersalurkan pada semester 1 Rayon Lubuk Alung

adalah sebagai berikut

Berdasarkan Data DISSUMBAR tahun 2017, kWh jual rata – rata (Rp/kWh)

adalah Rp.1.467 Sehingga Rupiah kWh jual yang tidak tersalurkan pada semester

1 tahun 2017 adalah = 84.562 kWh x Rp1.467 Rp/kWh

= Rp. 124.052.454

4.4 Analisis Tindakan

Seperti yang telah diketahui gangguan – gangguan yang terjadi pada

jaringan tenaga listrik menyebabkan banyak kerugian baik dari sisi pelanggan

maupun dari sisi PLN sendiri. Untuk itu sangat diperlukan upaya – upaya

pencegahan terjadinya gangguan. Beberapa upaya untuk pencegahan terjadinya

gangguan pada Jaringan Tegangan Menengah adalah sebagai berikut :

4.4.1 Hasil Temuan Inspeksi ROW

Inspeksi pohon dilakukan untuk mengetahui pohon jaraknya tidak sesuai

dengan standar ROW yaitu 2,5 meter. Pohon pohon tersebut dapat menyebabkan

gangguan dari fasa ke tanah ketika terjadi sentuhan dari ranting pohon ke konduktor
64

telanjang pada SUTM. Selain itu apabila sudah menggunakan kabel maka ranting-

ranting pohon tersebut dapat mengikis kabel jika bergesekan dengan pohon

sehingga menyebabkan arus ground fault, ini akan menyebabkan ground fault relay

berjalan sehingga menyebabkan penyulang trip.

4.4.2 Tindak Lanjut Pemeliharaan Inspeksi ROW

Pohon-pohon yang tidak sesuai standar ROW (Right of Area) harus

dilakukan pemangkasan agar sesuai dengan standar.berikut adalah hasil dari ROW

tersebut. Prosedur dari pemangkasan pohon pohon tersebut adalah melakukan

inspeksi terlebih dahulu kemudian meminta izin kepada pemilik pohon kemudian

melakukan perabasan pohon. Perabasan tanpa adanya izin merupakan sebuah

tindakan pelanggaran. Pelaksanaan ROW sebenarnya dilakukan rutin oleh petugas

ROW. Namun tetap saja ditemukan pohon pohon yang tidak sesuai standar ROW.

Berikut beberapa hasil kegiatan ROW yang telah didokumentasikan.

Gambar 4. 9 Foto Sebelum dan Sesudah Pemeliharaan ROW


65

4.4.3 Pemeliharaan Material

Inspeksi Material ini dilakukan untuk mengetahui lokasi-lokasi dari

material yang rusak sehingga sudah harus dilakukan pemeliharaan.

Gambar 4.10 Inspeksi Material Isolator dan Arrester

4.4.4 Pemeliharaan Proteksi

Peralatan proteksi merupakan salah satu bagian penting karena bertujuan

untuk menanggulangi gangguan yang terjadi. Potensi gangguan yang biasanya

terjadi disebabkan oleh petir. Kemudian peralatan proteksi seperti LBS, Recloser

juga berperan sangat penting. Untuk itu pemeliharaan untuk peralatan ini perlu

dilakukan secara rutin. Dan penyetingan kurva kerja juga harus disesuaikan dengan

kebutuhan.
66

Gambar 4. 11 Pemeliharaan Recloser

4.4.5 Inspeksi Thermovision

Inspeksi kamera thermovision adalah inspeksi yang dilakukan dengan

menggunakan termovisi pada titik-titik sambung yang berada pada jaringan yang

dimaksudkan untuk mengetahui temperature dari titik-titik sambung tersebut.

Dalam Inspeksi kali ini tidak ditemukan adanya titik panas yang melebihi standar.

Titik panas yang melebihi standar biasanya dikarnakan lost contac dan pada saat

pengepresan join yang kurang maksimal.

Gambar 4. 12 Thermovision ABSW


67

4.4.6 Penanganan Pihak ke-3

Pihak ke-3 merupakan gangguan yang disebabkan oleh non teknis seperti

orang bukan petugas dan juga oleh binatang yang menyebabkan sistem

pendistribusian listrik terganggu. Untuk mengatasi gangguan ini perlu dilakukan

sosialisasi kepada masyarakat umumnya tentang jaringan listrik. Diperlukan kerja

sama dan saling mengerti antara PLN dengan masyarakat untuk dapat sama – sama

mengawasi jaringan listrik sekitar. Hal ini diperlukan agar jaringan listrik terhindar

dari gangguan pihak ke-3 seperti binatang – binatang yang hinggap di jaringan

listrik yang akan berdampak terhadap padamnya listrik pelanggan.

4.4.7 Evaluasi Pemeliharaan

Setelah melakukan berbagai macam pemeliharaan, perlu dilakukan evaluasi

pemeliharaan sebagai tindak lanjut hasil inspeksi. Sehingga dapat diketahui

efektifitas pemeliharaan jaringan yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil dari evaluasi pemeliharaan ini dapat ditinjau tindakan

selanjutnya yang harus dilakukan untuk meminimalisir gangguan – gangguan yang

terjadi di Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dalam wilayah kerja PT

PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang penulis lakukan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor dominan penyebab gangguan berupa lama padam di wilayah kerja

PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yaitu:

a. Pohon sebanyak 54 gangguan

b. Pihak ketiga atau Binatang sebanyak 46 gangguan

2. Akibat dari gangguan tersebut adalah :

a. Indeks SAIDI adalah 13,164 Jam Per Pelanggan

b. Indeks SAIFI adalah 1,43 Kali Per Perlanggan

c. Energi tak tersalurkan adalah sebesar 84.562 kWh

d. Kerugian PLN akibat dari energi tak tersalurkan adalah sebesar

Rp. 124.052.454

3. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir akibat gangguan

SUTM di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung adalah:

a. Pohon

Memaksimalkan dan merutinkan pekerjaan inspeksi jaringan untuk

membersihkan pohon-pohon yang tidak sesuai standar ROW (Right of

Area) harus dilakukan pemangkasan agar sesuai dengan standar.

66
67

b. Pihak ke-3 Atau Binatang

Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat umumnya tentang

jaringan listrik. Dan untuk pekerja perlu dilakukan pengawasan dari

pihak PT PLN (Persero) untuk mengawasi setiap pekerjaan yang

dilakukan yang berhubungan langsung dengan jaringan saluran udara

tegangan menengah.

5.2 Saran

1. Pemeliharaan pada jaringan distribusi hendaknya dilakukan dengan cara

inpeksi jaringan dan pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh untuk

meminimalisir ganguan pada penyulang. Selain itu perlu dilakukan

pengawasan setiap pekerjaan distribusi yang harus sesuai standar. Hal ini

dilakukan untuk menekan angka pemadaman listrik dan kerugian – kerugian

baik dari pihak PLN maupun masyarakat.

2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk mengurangi penyebab

terjadinya gangguan di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung

di prioritaskan untuk mengutamakan mengatasi 2 buah faktor dominan

penyebab gangguan yaitu; Pohon dan pihak ke-3 atau binatang.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Suhaidi, Tri Wrahatnolo. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

[2] Suhaidi, Tri Wrahatnolo. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 2. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

[3] PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Prajabatan S1 Bidang

Distribusi. Semarang

[4] Mukhlis. 2016. Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka. Padang Pariaman:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman.


LAMPIRAN 1

REKAPITULASI LAPORAN GANGGUAN HARIAN JTM

LAMPIRAN 2
HASIL ANALISIS SPSS

Anda mungkin juga menyukai