Anda di halaman 1dari 7

Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

Jurnal Bahan Alam Terbarukan


ISSN 2303-0623

EKSTRAKSI MINYAK KETUMBAR (Coriander Oil)


DENGAN PELARUT ETANOL DAN n-HEKSANA

Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya minyak atsiri. Salah satu sumber
daya alam yang potensial adalah minyak biji ketumbar (coriandrum oil). Kandungan terbesar
dalam minyak ketumbar adalah senyawa linalool yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku parfum, farmasi, aroma makanan dan minuman, sabun mandi, bahan dasar lilin, sabun
cuci, sintesis vitamin E dan pestisida maupun insektida. Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mempelajari pengaruh penggunaan pelarut etanol dan n-heksana terhadap rendemen
minyak ketumbar yang dihasilkan serta senyawa kimia yang terdapat dalam minyak ketumbar.
Ekstraksi minyak ketumbar dengan pelarut etanol dan n-heksana menggunakan alat ekstrak-
tor soxhlet. Biji ketumbar yang tua dan kering dihancurkan kemudian dibungkus kertas saring
dan dimasukan dalam ekstraktor soxhlet. Temperatur proses ekstraksi sesuai dengan titik didih
dari pelarut yang digunakan. Ekstraksi berakhir jika warna pelarut dalam ekstraktor seperti
warna pelarut semula. Filtrat yang diperoleh kemudian di recovery dengan ekstraktor sox-
hlet untuk memisahkan minyak atsiri dari pelarutnya. Minyak ketumbar kemudian di analisis
dengan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam minyak terse-
but. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa rendemen minyak ketumbar dengan pelarut etanol
sebesar 1,17% dengan kadar linalool sebesar 57,13%, sedangkan dengan pelarut n-heksana
diperoleh rendemen minyak ketumbar sebesar 0,84% dengan kadar linalool sebesar 47,25%.

Kata kunci: ketumbar, ekstraksi, minyak atsiri, etanol,n-heksana

ABSTRACT

Indonesia has many natural resources, such as the essential oils. One of the potential re-sourc-
es is the coriander seed oil (coriandrum oil). The greatest content in coriander oil is linalool
compounds that can be used as raw materials of perfumes, pharmaceuticals, food and bever-
age scent, soap, basic materials for candles, laundry soap, synthetic vitamin E and pesticides
as well as insecticide. The purpose of this experiment was to study the effect of the use of etha-
nol and n-hexane toward the yield of the resulted coriander oil and the chemical compounds
in corriander oil. The extraction of Coriander oil with ethanol and n-hexane was performed
using a Soxhlet extractor. The mature and dried Coriander seeds were crushed, then wrapped
in filter paper and inserted in the Soxhlet extractor. The temperature of the extraction process
was set according to the boiling point of the used solvent. The extraction process finishes if
the color of the solvent in the extractor looks like the original color. The obtained filtrate was
then recycled by using Soxhlet extractor to separate the essential oil from the solvent. Then, the
Coriander oil was analyzed by test GC-MS method to determine the contained chemical com-

Vol. 1 No. 1 Juni 2012 | 1


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

pounds in the oil. The experimental result shows the yield of coriander oil obtained from the
extraction using ethanol is 1.17% with linalool concentration of 57.13%, while the yield of the
coriander oil from extraction using n-hexane is 0.84% with linalool concentration of 47.25%.

Keywords: coriander, extraction, essential oils, etanol,n-hexane

PENDAHULUAN 20% (α-pinen, β-pinen, dipenten, p-simen,


Iklim tropis di Indonesia memung- α-terpinen dan γ-terpinen, terpinolen dan
kinkan berbagai jenis tumbuhan dan tana- fellandren) (Lawrence dan Reynolds,
man buah dapat dibudidayakan dengan 1988; Guenther, 1990). Komposisi kimia
baik, bahkan mampu menjadi komoditi minyak ketumbar dapat dilihat pada Tabel 1.
ekspor. Salah satu sumber daya alam yang
potensial adalah biji ketumbar. Minyak Tabel 1. Komposisi kimia minyak ketum-
ketumbar (coriander oil) merupakan ko- bar
moditas penghasil minyak atsiri yang Jumlah
No Komponen
(%)
diperkirakan berpotensi dan bernilai ko- 1 Hidrokarbon, terdiri 20
mersial tinggi yang juga belum diusahakan dari:
d-α-pinen
di Indonesia serta belum diketahui layak dl-α-pinen
tidaknya diusahakan dan daya saingnya. β-pinen
Kandungan terbesar dalam minyak ketum- dipenten
p-simen
bar adalah senyawa linalool yang dapat di- α-terpinen dan
manfaatkan sebagai bahan baku parfum, γ-terpinen
terpinolen dan
farmasi, aroma makanan dan minuman,
fellandren
sabun mandi, bahan dasar lilin, sabun cuci, 2 Hirdrokarbon 60-70
sintesis vitamin E dan pestisida maupun beroksigen, terdiri
insektida. dari:
d-linalool
Ketumbar mempunyai aroma yang n-desil aldehid
khas, aromanya disebabkan oleh kom- geraniol
l-borneol
ponen kimia yang terdapat dalam minyak
asam asetat
atsiri. Ketumbar mempunyai kandungan asam desilat
minyak atsiri berkisar antara 0,4-1,1%, (Guenther, 1990)
minyak ketumbar termasuk senyawa hi-
Berdasarkan jenis unsur penyusun
drokarbon beroksigen, komponen utama
senyawa minyak atsiri, minyak ketumbar
minyak ketumbar adalah linalool yang
termasuk golongan senyawa hidrokarbon
jumlahnya sekitar 60-70% dengan kom-
beroksigen. Senyawa tersebut menimbul-
ponen pendukung yang lainnya adalah ge-
kan aroma wangi dalam minyak atsiri, serta
raniol (1,6-2,6%), geranil asetat (2-3%),
lebih tahan dan stabil terhadap proses oksi-
kamfor (2-4%) dan mengandung senyawa
dasi dan resinifikasi. Tingkat kematangan
golongan hidrokarbon berjumlah sekitar

2 | Vol. 1 No. 1 Juni 2012


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

ketumbar akan mem-pengaruhi komposisi yaitu pelarut etanol dan n-Heksana. Biji
minyak ketumbar, komposisi minyak akan ketumbar dibuat serbuk, kemudian dibung-
menentukan mutu minyak ketumbar. Pada kus kertas saring dan dimasukkan ke dalam
ketumbar yang belum masak, komponen alat ekstraktor sokhlet. Ekstraksi dilakukan
minyaknya adalah golongan aldehid se- dengan menambahkan 400 mL pelarut ke
dangkan ketumbar yang masak, komponen dalam labu alas bulat dan ekstraksi dilaku-
minyaknya adalah golongan alkohol kan pada suhu titik didih pelarut. Ekstraksi
monoterpen dan linalool. Persenyawaan berakhir jika warna pelarut dalam ekstrak-
linalool, jika dioksidasi akan menghasil- tor kembali seperti warna pelarut semula.
kan sitral atau persenyawaan geraniol Minyak ketumbar dan pelarut dipisahkan
(Guenther, 1987). dari pelarutnya dengan distilasi, sampai
Linalool merupakan penyusun diperoleh minyak ketumbar yang murni.
utama minyak ketumbar sekitar 60-70%. Untuk mengetahui kandungan senyawa
Linalool termasuk senyawa terpenoid al- kimia dalam minyak ketumbar, dilakukan
kohol, berbentuk cair, tidak berwarna, analisis dengan menggunakan GC-MS.
beraroma wangi dan mempunyai rumus
empiris C10H18O, serta rumus struktur 3,7 HASIL DAN PEMBAHASAN
dimetil-1,6 oktadien-3-ol. Linalool meru- Ketumbar (Coriandrum sativum)
pakan senyawa alkohol rantai lurus. Se- selain digunakan untuk bumbu dapur atau
nyawa linalool merupakan komponen penyedap rasa (flavouring agent), ketum-
yang menentukan intensitas aroma harum, bar juga dapat diambil minyaknya. Pe-
sehingga minyak ketumbar dapat dipergu- ngambilan minyak diperoleh dari biji ke-
nakan sebagai bahan baku parfum, aroma- tumbar dengan cara ekstraksi. Ekstraksi
nya seperti minyak lavender. Dari uraian minyak ketumbar (coriander oil) dilaku-
diatas, maka perlu dilakukan pengambi- kan meng-gunakan pelarut etanol dan n-
lan minyak ketumbar dari biji ketumbar heksana meliputi beberapa tahapan yaitu
dengan menggunakan metode ekstraksi perlakuan bahan, proses ekstraksi minyak
pelarut etanol dan n-heksana. Adapun pe- ketumbar dan proses pemisahan minyak
nelitian ini bertujuan untuk mempelajari dari pelarutnya. Pemilihan etanol sebagai
pengaruh penggunaan pelarut etanol dan pelarut, karena etanol dapat digunakan
n-heksana terhadap rendemen minyak untuk mengekstraksi bahan kering, daun-
ketumbar yang dihasilkan serta senyawa daunan, batang, dan akar. Sedangkan pe-
kimia dalam minyak ketumbar. milihan heksana sebagai pelarut, karena
heksana bersifat stabil dan mudah me-
METODE nguap, selektif dalam melarutkan zat,
Ekstraksi minyak ketumbar dilaku- mengekstraksi sejum-lah kecil lilin ser-
kan dengan menggunakan dua pelarut, ta dapat mengekstrak zat pewangi dalam

Vol. 1 No. 1 Juni 2012 | 3


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

jumlah besar. berlangsung pada kondisi operasi 80ºC


karena titik didih etanol 78,6ºC sehingga
Pada proses perlakuan bahan, ba- diharapkan pada kondisi operasi tersebut
han yang digunakan adalah biji ketumbar etanol dapat menguap dan minyak dapat
yang tua dan kering. Bahan kemudian di- terambil semaksimal mungkin. Setelah
hancurkan dengan blender sampai halus, proses ekstraksi selanjutnya dilakukan
proses pengecilan ukuran ini bertujuan proses pemisahan minyak ketumbar dari
agar kelenjar minyak dapat terbuka se- pelarutnya dengan distilasi. Berat minyak
banyak mungkin sehingga pada proses yang diperoleh dari proses ekstraksi adalah
ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari 2,2620 gram. Pada percobaan diperoleh
bahan menjadi cukup cepat. Setelah di- minyak ketumbar yang berwarna hijau tua
peroleh biji ketumbar yang halus, bahan sampai kehitaman. Ekstraksi biji ketumbar
kemudian dibungkus dengan kertas saring dengan pelarut etanol menghasilkan ren-
dan dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi demen 1,17%, sedangkan menurut litera-
dilakukan dengan menggunakan pelarut tur Ketaren dengan menggunakan metode
etanol dan n-heksana. Pemisahan minyak penyulingan uap menghasilkan rendemen
biji ketumbar dari pelarut melalui proses 0,4-1,1%. Dengan demikian ekstraksi de-
distilasi. ngan menggunakan me-tode pelarut mudah
menguap meng-hasilkan rendemen yang
Ekstraksi Minyak Biji Ketumbar de- lebih besar dibandingkan dengan metode
ngan Etanol penyu-lingan uap. Hasil analisis diper-
Pada proses ekstraksi biji ketum- oleh kandungan minyak ketumbar seperti
bar dilakukan dengan meng-gunakan pe- yang disajikan pada gambar 1 dan tabel 2.
larut etanol sebanyak 400 mL, ekstraksi

Gambar 1. Kromatogram Minyak Biji Ketumbar dengan Pelarut Etanol

4 | Vol. 1 No. 1 Juni 2012


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

Tabel 2. Data Hasil Analisis GC-MS Minyak Biji Ketumbar dengan Pelarut Etanol.
No Nama Komponen Formula Berat Molekul Prosentase (%)
1. Linalool C10H18O 154 57,13
2. Camphor C10H16O 152 2,08
3. Asamheksadekanoid C16H32O2 256 3,88
4. Hecadecanoic acid, etyl ester C18H36O2 302 0,29
5. 9-oktadecenoic acid C19H36O2 296 0,50
6. Cyclopentadecanone C15H28O2 240 26,76
7. Heneicosane C21H44 296 0,22
8. Decosane C22H46 310 0,21
9. Teratetracontane C44H90 618 0,25
10. Neryl propionate C13H22O2 210 0,88
11. Thiogeraniol C10H18S 170 7,80
Jumlah 100

Pada Tabel 2 diketahui bahwa langsung pada kondisi operasi 70ºC karena
komponen tertinggi yang terdapat da- titik didih n-heksana 69ºC sehingga diha-
lam minyak biji ketumbar dengan pelarut rapkan pada kondisi operasi tersebut n-
etanol adalah Linalool sebesar 57,13%. heksana dapat menguap dan minyak dapat
Selain Linalool juga terdapat komponen- terambil semaksimal mungkin. Berat min-
komponen yang lain yaitu Thiogeraniol, yak yang diperoleh dari proses ekstraksi
Cyclopentadecanone, Camphor, dan lain- adalah 2,9175 gram. Pada percobaan di-
lain. Dari Tabel 2 diketahui bahwa kadar peroleh minyak ketumbar yang berwarna
Linalool dengan prosentase terbesar dari- hijau tua sampai kehitaman. Ekstraksi ke-
pada kadar komponen yang lain. Dari hasil tumbar dengan pelarut n-heksana meng-
percobaan dapat diketahui bahwa minyak ha-silkan rendemen 0,84%, hal ini sama
yang dihasilkan berwarna hijau kehitaman. dengan rendemen dalam literatur Ketar-
en yang menggunakan metode penyu-
Ekstraksi Minyak Biji Ketumbar de- lingan uap yang menghasilkan rendemen
ngan Pelarut n-Heksana 0,4-1,1%. Hasil analisis diperoleh kandu-
Pada proses ekstraksi ketumbar di- ngan minyak ketumbar seperti yang disaji-
lakukan dengan menggunakan pelarut n- kan pada gambar 2 dan tabel 3.
heksana sebanyak 400 mL, ekstraksi ber-

Vol. 1 No. 1 Juni 2012 | 5


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

Gambar 2. Kromatogram Minyak Ketumbar dengan Pelarut n-Heksana.

Tabel 3. Data Hasil Analisis GC-MS Minyak Ketumbar dengan Pelarut n-Heksana.
No Nama Komponen Formula Berat Molekul Prosentase (%)
1. γ-terpinene C10H16 136 0,91
2. Linalool C10H18O 154 47,25
3. Champor C10H16O 152 1,62
4. Asamheksadekanoid C16H32O2 256 2,33
5. Cyclopentadecanone C15H28O2 240 19,21
6. Nonacosane C29H60 354 0,74
7. Henecoisane C21H44 296 0,99
8. Heneicosane C21H44 295 0,46
9. Docosane C22H46 310 0,64
10. Neryl propionate C13H22O2 210 2,55
11. Tetratetracontane C44H90 618 0,91
12. Tritetracontene C43H88 604 0,52
13. Nonadecane C19H40 268 1,46
14. Thiogeraniol C10H18S 170 18,89
15. Gynolutone C21H30O2 314 0,95
16. 9-octasecenal C18H34O 266 0,57
Jumlah 100

Pada tabel 3 diketahui bahwa kom- lain. Seperti pada ekstraksi etanol, dengan
ponen tertinggi yang terdapat dalam mi- pelarut n-heksana juga diperoleh prosen-
nyak ketumbar dengan pelarut n-heksana tase terbesar dalam minyak biji ketumbar
adalah Linalool sebesar 47,25%. Selain adalah Linalool.
Linalool juga terdapat komponen-kompo-
nen yang lain yaitu Thiageraniol, Cyclo- KESIMPULAN
pen-tadecanone, γ-terpinene, dan lain- Berdasarkan hasil percobaan dan anali-

6 | Vol. 1 No. 1 Juni 2012


Prima Astuti Handayani dan Eqi Rosyana Juniarti

sis yang dilakukan dapat disimpulkan di canone, camphor. Sedangkan dengan


bawah ini : pelarut n-heksana adalah linalool,
Thiage-raniol, Cyclopentadecanone,
1. Ekstraksi minyak biji ketumbar de-
γ-terpinene.
ngan pelarut etanol mengha-silkan
rendemen minyak sebesar 1,17% dan DAFTAR PUSTAKA
pelarut n-heksana sebesar 0,84%. Guenther, E., (1990), Minyak atsiri. Jilid
2. Pelarut etanol dapat memungut linalo- IVB, Penerjemah S. Ketarendan
R. Mulyono, Jakarta, Universitas
ol lebih banyak dari pada n-heksana,
Indonesia.
dengan pelarut etanol 57,13% seda- Guenther, Ernest., (1987), Minyak Atsiri.
ngkan n-heksana 47,25% Jilid 1., Jakarta, UI Press.
3. Komponen minyak ketumbar yang Lawrence, B.M. and R.J., Reynolds, 1988.
Progress in essential oils. Per-
terambil dengan pelarut etanol adalah
fumer Flavorist. An Allured Pub-
linalool, Thiageraniol, Cyclopentade- lication. Vol. 13 (3)

Vol. 1 No. 1 Juni 2012 | 7

Anda mungkin juga menyukai