71
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
72
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
dimana klon GMB 7 merupakan klon baban tanah. Pohon pelindung dapat
terunggul pencapaian produktivitas- mengurangi kecepatan angin sehingga
nya. Sementara varietas sinensis yang dapat mengurangi penguapan air di
memiliki potensi produksi tinggi ada- dalam tanah maupun tanaman. Selain
lah klon seri GMBS 1-5 (Tabel 1). itu, pohon pelindung juga dapat me-
Klon unggul tersebut telah dilepas me- ngurangi suhu udara di lingkungan
lalui Keputusan Menteri Pertanian dan (Kartawijaya, 1995).
direkomendasikan bagi kebun teh Pohon pelindung yang dapat di-
yang produksi masih rendah yang ta- gunakan diantaranya silver oak (Gre-
namanya mayoritas merupakan pe- villea robusta), albasia (Albizzia falca-
ninggalan zaman Belanda dan masih taria), kaliandra (Calliandra calothry-
menggunakan klon lama yang bukan sus), dadap (Erythrina lithosperma),
merupakan klon unggul (Ditjenbun, lamtorogung (Lecaeana leucocephala)
2013) dan akasia (Acacia pruinosa). Tanam-
an teh yang mendapat pohon pelin-
dung (A. chinensis atau A. odoratisma)
Pohon pelindung dan pengairan dan dikelola dengan baik pada musim
untuk mengatasi kekeringan
kering dilaporkan dapat tetap tumbuh
Tanaman teh berasal dari daerah segar karena kadar air tanah (kelem-
subtropis yang dapat tumbuh opti- bapan) di bawah naungan pohon pe-
mum pada suhu 13-250 C, kelembab- lindung masih cukup tinggi dibanding-
an (Rh) 70%, pH 4,5-5,6 dan curah kan yang tidak dinaungi (Gogoi, 1976
hujan yang tidak kurang dari 2000 dalam Sukasman 1997). Sukasman
mm (PPTK, 2006). Tanaman teh tidak (1992) juga melaporkan bahwa kadar
tahan terhadap kekeringan dan per- air tanah pada daerah perakaran teh
tumbuhan pucuk tanaman teh sangat yang dinaungi L. leucocephala lebih
dipengaruhi oleh curah hujan serta pe- tinggi 10% dibandingkan dengan yang
nyinaran matahari (Kartawijaya, tidak dinaungi pohon pelindung.
1995). Jarak tanam yang digunakan
Pemanasan global yang kini ter- dapat disesuaikan dengan intensitas
jadi di seluruh belahan dunia menye- cahaya matahari yang dibutuhkan
babkan kenaikan suhu udara 0.74– oleh tanaman (Tea Research Institute
0.180C (IPCC, 2007 ) sehingga untuk of Sri Lanka, 2003) namun jarak ta-
tanaman teh yang di golongkan tana- nam yang terlalu rapat juga dapat ber-
man C3 diperlukan upaya teknologi dampak negatif bagi tanaman teh
agar tanaman teh mendapatkan iklim (Sukasman, 1992). Pohon pelindung
yang sesuai bagi pertumbuhannya. yang dapat ditanam di dataran tinggi
Penanaman pohon pelindung adalah misalnya pohon silver oak (G. robusta)
salah satu cara untuk mengatasi ke- sebagai pohon pelindung tetap. Pada
keringan dan mempertahankan kelem- saat awal penanaman pohon silver
73
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
oak ditanam dengan jarak 6 x 6 m dan untuk produksi pucuk. Waktu pemu-
8-10 tahun setelah penanaman, dila- pukan dilakukan apabila jumlah curah
kukan penjarangan hingga jarak ta- hujan satu minggu terakhir sebelum-
nam 12 x 6 m. Penjarangan dilakukan nya 60-120 mm. Curah hujan yang
kembali setelah 12-15 tahun setelah kurang dari 60 mm/minggu menye-
penanaman hingga pohon silver oak babkan unsur hara belum dapat diurai
memiliki jarak tanam 12 x 12 m. Pada dengan sempurna. Sebaliknya curah
musim hujan, dilakukan perantingan hujan lebih dari 200 mm/minggu di-
(topping) pada tanaman pelindung a- khawatirkan terjadi pelarutan yang be-
gar ranting pohon pelindung tidak me- sar dan hara dapat larut bersama
nghalangi air hujan untuk memenuhi aliran air. Dosis pemupukan optimal
kebutuhan air tanaman teh (Aruna- untuk setiap blok kebun dihitung atas
chalam, 1995). dasar dosis baku (hasil analisi tanah),
status kesehatan tanaman (hasil analisi
daun), target produksi setiap blok ke-
Aplikasi pemupukan yang tepat bun dan dosis optimal setiap hara
Aplikasi pemupukan yang tepat serta kadar bahan organik pada tanah
berperan untuk meningkatkan produk- (Rachmiati dkk, 2013).
si sebesar 20%. Pupuk merupakan Aplikasi pemupukan juga harus
salah satu input faktor yang mampu tepat jenis sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Dalam memberikan jenis
memenuhi kebutuhan hara tanaman
pupuk yang tepat terdapat beberapa
untuk pertumbuhan. Pemupukan yang
hal yang perlu diperhatikan yaitu tidak
tepat dosis, waktu, cara dan jenis
meninggalkan residu akibat pupuk ti-
dapat mendukung peningkatan pro-
dak dapat larut dengan sempurna.
duksi tanaman. Usaha pencapaian tar-
Tidak menggunakan pupuk dengan
get produksi tanpa dukungan potensi
kandungan Ca tinggi seperti dolomit,
lahan dan kesehatan hara akan meng-
fosfat alam dan sulfomag karena sulit
hasilkan produktivitas yang labil (Ra-
larut. Selain itu pupuk yang digunakan
harjo dkk., 2010). perlu mempertimbangkan kesesuaian-
Pada saat aplikasi pemupukan nya dengan sifat tanah tersebut. Pu-
waktu dan dosis harus diperhatikan puk perlu mengandung cukup sulfur
agar tepat dan efisien. Waktu pemberi- untuk memberi suasana rhizosphere
an pupuk yang tepat dapat dilihat tanaman teh tetap asam karena tana-
pada tabel 2. Pembagian pemberian man teh memerlukan tanah dengan
pupuk disesuaikan waktu flush di la- suasana asam (pH tanah 4,5-5,5).
han perkebunan. Persentase pemberi- Dilaporkan bahwa pupuk sulfur selain
an yang lebih tinggi diberikan 3 bulan memperbaiki suasana rhizosphere juga
sebelum waktu flush untuk memper- mendorong pertumbuhan pucuk beru-
siapkan cadangan pati yang cukup pa tunas baru dan persentase peko
74
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
yang lebih banyak (Rachmiati dkk, penelitian yang dilakukan oleh Arifin
2013). dkk., (1994) terhadap perlakuan hara
Aplikasi pupuk N, P, K dengan kalium dengan dosis 108 kg K2O/ha-
dosis yang tepat sesuai kebutuhan /tahun pada klon TRI 2024 dan PS
tanaman dilaporkan dapat meningkat- 324 menunjukkan peningkatan laju
kan produksi tanaman teh. Hasil penekanan serangan cacar teh rata-
TABEL 1
Potensi produksi klon teh
Potensi produksi
Varietas Klon
(Kg/ha/tahun)
Assamika GMB 1 4.021
GMB 2 4.023
GMB 3 4.247
GMB 4 3.464
GMB 5 3.527
GMB 6 4.319
GMB 7 5.333
GMB 8 4.228
GMB 9 4.278
GMB 10 4.528
GMB 11 5.095
TRI 2025 2.579
Sinensis GMBS 1 1.939
GMBS 2 2.151
GMBS 3 1.839
GMBS 4 2.107
GMBS 5 2.165
Sumber : Data PPTK Gambung
TABEL 2
Waktu pemberian pupuk
75
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
76
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
tanaman dan pertumbuhan pucuk dan jendangan 25 cm) dengan 1 kali apli-
source dimana daun pemeliharaan kasi pupuk pelengkap cair pada setiap
sebagai penghasil fotosintat dari hasil pemetikan.
fotosintesis (Sharma dan Setyana-
rayana, 1993).
Jumlah daun pemeliharaan ha- 2. Cara pemetikan yang tepat
rus efisien, terdistribusi dengan sem- Kegiatan pemetikan merupakan
purna dan cukup untuk menangkap upaya untuk menstimulasi dan regene-
cahaya matahari (Manivel, 1978). rasi tunas jika pasokan asimilasi untuk
Tingginya daun pemeliharaan pada pertumbuhan tunas terus dijamin oleh
tanaman teh diatur oleh ketinggian kegiatan fotosintesis (Hajra, 2001).
saat pemetikan. Wilson (1992), mela- Pemetikan harus dilakukan secara te-
porkan bahwa ketebalan daun pemeli- pat agar dapat menjamin kesehatan
haran tidak boleh kurang dari 25 cm. tanaman untuk dapat terus berpro-
Jendangan 10 cm akan mengakibat- duksi secara berkelanjutan. Pemetikan
kan daun pemeliharaan tipis sehingga pucuk di lahan perkebunan dilakukan
terjadi kekosongan cadangan pati jika pucuk sudah layak untuk dipetik
dalam akar yang belum terisi penuh (manjing) dan layak sebagai bahan
(Johan dan Sukasman, 1999). olah (Chakravartee dan Barbora,
Pencapaian produktivitas suatu 1994).
kebun erat hubungannya dengan pen- Standar pemetikan pucuk yang
capaian rata-rata jumlah daun pemeli- digunakan dapat berbeda-beda berda-
haraan pada pemetikan jendangan. sarkan syarat pengolahan. Standar pe-
Penelitian terkini yang dilaporkan Su- tik halus yaitu pemetikan peko dengan
cherman (2013), menunjukkan bah- satu hingga daun muda dan burung
wa jumlah daun pemeliharaan yang dengan satu daun muda. Standar petik
tepat, akan mendukung banyaknya medium yaitu peko dengan dua daun
tunas yang tumbuh sehingga tanaman tua, peko dengan tiga helai daun mu-
cepat menutup. Dengan menutupnya da, serta burung dengan satu hingga
tanaman maka pertumbuhan gulma tiga daun muda. Sementara standar
pun dapat ditekan dan produksi petik kasar adalah peko dengan tiga
semakin tinggi. Penekanan pertum- daun tua atau lebih dan burung deng-
buhan gulma juga dapat mengurangi an satu hingga dua daun tua. Standar
tanaman inang bagi hama sehingga petik yang digunakan adalah standar
populasi hama tanaman teh dapat petik medium karena dapat mengha-
ditekan. Penggunaan daun pemeliha- silkan produktivitas yang cukup tinggi,
raan matang fisiologis optimum yang kesehatan tanaman tetap stabil de-
dapat memberikan produksi pucuk ngan hasil olah yang baik. Pertumbuh-
dan persentase peko yang maksimum an pucuk dari tunas dorman hingga
adalah 5 daun matang fisiologis (tinggi pucuk menghasilkan peko dengan tiga
77
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
daun muda membutuhkan waktu 55- dengan analisa petik dan analisa
61 hari. Sementara untuk pertumbuh- pucuk rata-rata lebih dari 70% yang
an tiga daun diatas kepel mebutuhkan hasilnya relatif sama dibandingkan
waktu ±14-17 hari. Dengan menge- dengan petikan tangan dengan tetap
tahui fase pertumbuhan pucuk, gilir mempertahankan kesehatan tanaman
petik dapat ditentukan berdasarkan (Johan dkk., 2008). Hasil penelitian
standar petik yang digunakan (Abbas, Rosyadi (2008), juga menunjukkan
2013). bahwa tanaman yang dipetik meng-
Pada saat pemetikan, jenis pe- gunakan gunting secara terus-menerus
metikan (ringan- medium- berat) ada- menghasilkan rata-rata produktivitas
lah bagian untuk menjaga kesehatan lebih tinggi 3,5% dibandingkan kontrol
tanaman agar tanaman mampu ber- dengan mutu pucuk dan prestasi petik
produksi tinggi secara berkesinambu- yang baik. Perlakuan pemetikan de-
ngan. Pemetikan berat adalah peme- ngan gunting juga tidak mempenga-
tikan yang menyertakan kepel sebagai ruhi terhadap kesehatan tanaman
bahan olah teh. Pemetikan berat harus yang ditunjukkan dengan kadar pati
dihindari karena akan menurunkan yang masih lebih besar dari 12%.
kesehatan tanaman dan dapat mem- Penggunaan mesin petik juga dapat
perpanjang siklus pemetikan selanjut- menggali potensi produksi kebun
nya. Pemetikan berat dapat menipis- sebesar lebih dari 11% dibandingkan
kan daun pemeliharaan sehingga akan dengan petik manual, dengan rata-rata
menurunkan produksi tanaman beri- mutu standar pucuk ± 64,9 % dan ka-
kutnya (Abbas, 2013). pasitas kerja aktual berkisar 0,14-0,3
Pemetikan harus disesuaikan ha/jam atau 2x kapasitas kerja manual
dengan jumlah tenaga kerja. Rasio (Abbas, 2013).
jumlah pemetik di areal perkebunan
menjadi standar penentuan apakah
pemetikan dilakukan secara manual, 3. Pengendalian (OPT) secara
terpadu
menggunakan gunting atau menggu-
nakan mesin petik. Kapasitas kerja Tanaman teh merupakan tanam-
pemetik harus disesuaikan dengan an tahunan yang selalu hijau dan pa-
petikan sesuai mutu standar pucuk da umumnya ditanam secara mono-
(Sharma dkk, 1981). kultur sehingga kondisi tersebut sering-
Penggunaan gunting petik dan kali dimanfaatkan bagi organisme
mesin petik dilaporkan dapat lebih pengganggu tanaman untuk menye-
menggali potensi kebun. Pemetikan rang maupun menginfeksi serta ber-
dengan gunting pada tanaman teh kembang biak dengan baik (Hajra,
asal biji (seedling) yang digunting 3 2001). Serangan Organisme Peng-
kali dan 1 kali dipetik tangan dapat ganggu Tanaman (OPT) sering kali
meningkatkan produksi pucuk 26,23% menjadi salah satu faktor pembatas
78
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
produksi. Serangan OPT dapat me- pucuk hingga lebih dari 21% (Hudson
nimbulkan kerugian cukup tinggi bah- dkk, 1997).
kan dapat juga mengakibatkan kemati- Mengingat pentingnya kesehatan
an pada tanaman (Direktorat Bina tanaman untuk memacu pertumbuhan
Perlindungan Tanaman, 1997). pucuk, maka pengendalian organisme
Organisme pengganggu tanaman pengganggu tanaman perlu dikelola
mencakup hama yang menyerang, pe- dengan baik sehingga tidak merugikan
nyakit dan gulma yang tumbuh dan tanaman. Serangan OPT berakibat
mengganggu pertumbuhan tanaman pada turunnya kualitas pucuk serta
teh. Hama penting pada tanaman teh hilangnya produksi pucuk. Selain itu
adalah Helopeltis antonii, Empoasca serangan OPT juga dilaporkan dapat
sp., ulat jengkal (Hyposidra talaca, merusak jaringan tanaman, misalnya
Ectropis bhurmitra, Biston suppres- akibat serangan berat Helopethis sp.
saria), ulat penggulung daun (Homona dapat menyebabkan terjadinya kanker
coffearia), ulat penggulung pucuk (Cy- cabang (Rahman et al., 2005).
dia leucostoma), ulat api (Setora ni- Pengendalian hama dan pe-
tens, Parasalepida, Thosea) dan tungau nyakit tanaman saat ini lebih ditekan-
jingga (Brevipalpus phoenicis) (Rao kan pada pengendalian hama dan
dan Murthy, 1976; Kariya, 1977; penyakit secara terpadu. Pengendalian
Bisen dan Hajra, 1997; Muraleedha- hama dan penyakit terpadu dimulai
ran, 1983 ). Serangan Empoasca sp. dari upaya preventif seperti pemilihan
dilaporkan dapat menurunkan pucuk bahan tanaman teh yang resisiten
hingga 50% dalam waktu 45 hari terhadap hama dan penyakit serta
(Dharmadi, 1999 dalam Sucherman & cara kultur teknis yang baik. Menjaga
Sukandi, 2008). Penyakit penting kesehatan tanaman dengan aplikasi
pada tanaman teh yang sering meng- pupuk yang tepat agar tidak mudah
infeksi adalah cacar daun teh (blister terserang hama dan penyakit tanaman
blight) disebabkan oleh jamur Exoba- juga dilakukan. Dilaporkan bahwa
sidium vexans. Penurunan produksi aplikasi pupuk kalium yang tepat
yang diakibatkan oleh penyakit ter- sesuai kebutuhan tanaman dapat me-
sebut dapat mencapai 20-50% (Chen ningkatkan resistensi tanaman terha-
dan Chen, 1990). Jenis–jenis gulma dap kekeringan, serta dapat mengu-
yang tumbuh di lahan pertanaman teh rangi serangan hama dan penyakit
antara lain alang-alang (Imperata cy- tanaman (Dey, 1977).
lindrica) dan lampuyangan (Panicum Jika terdapat serangan hama
repens). Pertumbuhan gulma yang ti- dan penyakit, pengendalian pertama
dak terkendali dapat merugikan per- yang diaplikasikan adalah secara bio-
tumbuhan tanaman teh sehingga logi menggunakan agensia hayati.
mengakibatkan penurunan produksi Komponen pengendalian lainnya ada-
lah
79
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
lah pengamatan dan monitoring pada scorch) oleh panas matahari pada
hama dan penyakit dan jika serangan cabang-cabang lateral.
telah mencapai ambang ekonomi, se- Pertimbangan aplikasi pemang-
lanjutnya pengendalian dengan meng- kasan di daerah dataran rendah yaitu
gunakan bahan kimia sebagai upaya kadar pati yang rendah dan terjadinya
terakhir (Hazarika dkk, 2009). sun scorch pada batang tanaman teh
sehingga waktu pemangkasan yang
tepat dilakukan pada saat Januari–
4. Metode pemangkasan yang tepat Maret dan Oktober–Desember. Waktu
Pelaksanaan pemangkasan di tersebut diestimasikan untuk pemulih-
Indonesia dilakukan ketika ketinggian an luka pangkasan pada bulan April,
bidang petik sudah melebihi 120 cm. Mei, Oktober dan November (Wibowo
Aplikasi pemangkasan dimaksudkan dkk., 1990 dalam Hajra, 2001). Pada
untuk membuang bagian batang ta- dataran rendah dan medium pangkas-
naman yang telah mati dan tidak sehat an yang digunakan adalah pangkasan
serta sebagai usaha pengendalian OPT ajir (jambul) untuk membantu me-
sehingga batang baru dapat tumbuh recovery luka pangkas. Daun pada ajir
dan dapat memacu pertumbuhan pu- dapat melakukan fotosintesis sehingga
cuk hingga mencapai produktivitas dapat menghasilkan cadangan fotosin-
maksimum (Hajra, 2001). tat bagi tanaman. Pembuangan ajir 4
Waktu pangkas tanaman harus bulan setelah dipangkas dapat mem-
tepat agar tanaman masih mampu perkecil kematian tanaman sehingga
berproduksi dengan baik. Hasil pene- tanaman masih tetap berproduksi
litian Johan, (2008) menunjukkan dengan baik (Johan dan Sukasman,
bahwa pemangkasan pada musim ke- 1999).
marau dapat mengakibatkan keru- Agar produktivitas kebun tetap
sakan pada tanaman seperti gugurnya stabil, pembagian areal pangkas harus
daun-daun pemeliharaan serta terben- diperhatikan. Pembagian areal pang-
tuknya lapisan gabus pada akar yang kas disesuaikan dengan siklus pang-
lebih tua. Pada musim kemarau ta- kasan yang dimana siklus pangkas
naman terlalu lama tidak berdaun cu- juga disesuaikan dengan elevasi dae-
kup sehingga menyebabkan habisnya rahnya. Pembagian disesuaikan ber-
cadangan pati dalam akar. Akibatnya dasarkan waktu curah hujan. Pem-
pemangkasan pada musim kemarau bagian dimaksudkan agar produksi ha-
dan pengguguran daun pemeliharaan rian dapat tetap stabil (Tea Research
menyebabkan berkurangnya produksi Institute of Tanzania, 2004).
pucuk selama lebih dari 9 bulan. Apli- Cara pemangkasan yang baik
kasi pangkasan dalam (40 cm) pada dan benar juga dapat mengurangi luka
saat musim kemarau juga dapat me- pangkas yang ditimbulkan sehingga
nyebabkan terjadinya luka bakar (sun kadar pati tidak banyak digunakan
80
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
81
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
82
Warta PPTK, 2013, 24(1): 71-84
83
Upaya peningkatan produksi teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) melalui penerapan kultur teknis
84