Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR PELAKSANAAN IDENTIFIKASI AREA BERESIKO

TERJADI GANGGUAN AIR MATI

No. Dokumen
RSUD No. Revisi Halaman
B.12.046/PARS.RSDS/1/
Dr. SOETOMO 01 1/4
SPO/2013
SURABAYA
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
15 Januari 2013
OPERASIONAL dr.DODO ANONDO, MPH
NIP. 19550613 198303 1 013

PENGERTIAN Standar Prosedur Operasional Pelaksanaan Identifikasi Area Beresiko


terjadi gangguan air mati adalah: Penatalaksanaan pengaturan pemakaian air
bersih PDAM secara proporsional apabila terjadi ganguuan air mati

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


1. Untuk meningkatkan penyehatan air bersih di Rumah Sakit walaupun
terjadi gangguan air mati
2. Menjadikan air bersih di rumah sakit berstandar sebagai air minum
3. Mencukupi kebutuhan air bersih sampai di ruangan saat terjadinya
gagguan air.

KEBIJAKAN 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. KEPMENKES No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
3. KEPMENKES RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
4. Keputusan Direktur No. 188.4 / 117 / 301 / SK / 2013 tentang
Pengelolaan Lingkungan Fisik, Biologis dan Kebersihan Rumah Sakit
beserta Pemantauannya.
5. Keputusan Direktur No. 188.4 / 120 / 301 / SK / 2013 tentang Standar
Prosedur Operasional Instalasi sanitasi Lingkungan
PROSEDUR PELAKSANAAN IDENTIFIKASI AREA BERESIKO
TERJADI GANGGUAN AIR MATI

RSUD No. Dokumen


Dr. SOETOMO No. Revisi Halaman
B.12046/PARS.RSDS/1/
SURABAYA 01 2/4
SPO/2013

PROSEDUR I. Identifikasi Area Beresiko


A. Pada jaringan perpipaan
1. Perpipaan Ring I / Distribusi perpipaan 6”
2. Perpipaan Ring II / Distribusi perpipaan 4”
3. Perpipaan untuk distribusi hydran
4. Perpipaan inled PDAM ke Tandon Sentral
5. Perpipaan tersier distribusi 2” sampai ke ruangan
B. Pada jaringan instalasi pelayanan
1. Distribusi jaringan instalasi di IRD
2. Distribusi jaringan instalasi di GBPT
3. Distribusi jaringan instalasi di GPDT
4. Distribusi jaringan instalasi di Hemodialysis
5. Distribusi jaringan instalasi di Rawat Jalan
6. Distribusi jaringan instalasi di Rawat Inap
7. Distribusi jaringan instalasi di penunjang ( gizi, laundry,
farmasi ) dan perkantoran

II. Penentuan Area Beresiko Gangguan Air


Berdasarkan Identifikasi bahwa area yang berisiko dibagi menjadi
tiga katagori :
A. Area berisiko tinggi adalah area yang harus ditangani dalam
waktu minimal 1 x 24 jam agar tidak mengganggu pelayanan
meliputi IRD, GBPT, Hemodialysis dan Ruang Isolasi
Khusus/RIK.
B. Area berisiko sedang adalah area yang harus ditangani dalam
waktu maximal 2 x 24 jam agar tidak terjadi gangguan
PROSEDUR PELAKSANAAN IDENTIFIKASI AREA BERESIKO
TERJADI GANGGUAN AIR MATI

RSUD No. Dokumen


Dr. SOETOMO No. Revisi Halaman
B.12046/PARS.RSDS/1/
SURABAYA 01 3/4
SPO/2013

pelayanan meliputi rawat jalan, rawat inap, instalasi gizi,


GPDT, Boiller, Genset, dan Incinerator.
C. Area berisiko ringan adalah area yang harus ditangani lebih
dari 2 hari dan tidak lebih dari 7 hari agar tidak terjadi
gangguan pelayanan meliputi perkantoran, ruang tunggu,
kantin dan TPS.

III. Pemeliharaan Sarana Perpipaan


A. Pengecekan asfluiter/stop kran pada ring I, II dan tersier setiap
sebulan sekali.
B. Bila ditemukan kebocoran pada perpipaan dan asfluiter/stop kran
pada ring I, II serta tersier segera dilakukan perbaikan

IV. Pemeliharaan Pompa


A. Pompa pada tandon sentral, IRD, GBPT, GPDT dijalankan secara
bergantian
B. Pompa emergency IRD dilakukan pemanasan secara berkala 1
minggu sekali.
C. Pompa ditandon lokal Laundry/Gizi dilakukan pemanasan secara
berkala 1 bulan sekali.

V. Pelaksanaan Gangguan Air Mati


A. Terencana ( Ada pemberitahuan dari PDAM )
Langkah-langkah :
a. Menghubungi PDAM, kalau perlu minta bantuan air.
b. Inlet ke tandon sentral dibuka penuh.
c. Memberi informasi melalui surat ke :
PROSEDUR PELAKSANAAN IDENTIFIKASI AREA BERESIKO
TERJADI GANGGUAN AIR MATI

RSUD No. Dokumen


Dr. SOETOMO No. Revisi Halaman
B.12046/PARS.RSDS/1/
SURABAYA 01 4/4
SPO/2013

1. Direktur
2. Unit Pelayanan yang mempunyai tower atau tandon lokal
untuk dilakukan pengecekan pengisiannya.
3. Ruang Rawat Inap melalui Bidang Perawatan untuk lebih
menghemat air.
B. Mendadak ( Tidak ada pemberitahuan dari PDAM )
Langkah-langkah :
a. Menghubungi PDAM
b. Menggunakan prosedur pemantauan volume tandon.
C. Aliran Kecil
Langkah-langkah :
a. Menghubungi PDAM
b. Menggunakan prosedur pemantauan volume tandon.

VI. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan setiap bulan kepada direktur dengan tembusan
Wadir Umum & Keuangan, Wadir Penunjang Medik, Wadir Pelayanan
Medik, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bagian Rengram,
Komite Dalin, Ketua Panitia PML dan Ketua Panitia K3RS

UNIT TERKAIT IRNA : Medik, Jiwa, Anak, Obgyn dan Bedah; Unit Penunjang dan Unit
Kerja Lainnya.

DOKUMEN SPO Pemantauan Volume Tandon


TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai