Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


DI RUANG OK/IBS RSUD dr. DORIS SYLVANUS

Oleh :

NAMA : HAWINEYNI SYORETTA

NIM : PO.62.20.1.16.020

PRODI : DIII KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2018
Identitas Pasien

Nama : Ny. S

No. RM :

Tanggal Lahir :

Ruangan : Dahlia

Diagnosa : Hemorroid grade IV

Tindakan Operasi : Hemorroidectomi

Jenis Anestesi : SAB

Ruang Operasi : OK 2.02

FASE PRA OPERATIF

Data Subjektif : Pasien mengatakan cemas dan takut karena baru pertama kali menjalani
operasi.

Data Objektif :

- Pasien tampak cemas dan selalu berdoa sebelum tindakan operasi

- Terpasang infus RL 20tpm pada tangan kiri pasien

- TD: 110/65 mmHg

- N: 93 x/menit

- RR: 23 x/menit

- SpO2 99%

Diagnosa Keperawatan : Ansietas (cemas) berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang prosedur operasi.

Intervensi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 10 menit diharapkan cemas


dapat teratasi, dengan kriteria hasil :

- Klien tidak cemas lagi

- Klien tampak tenang

- Pernapasan dalam batas normal (RR: 16-20 x/menit)


Rencana Rasional
a. Beritahu pasien tentang prosedur a. Pasien dapat mengetahui tentang prosedur
pembedahan serta perkiraan lamanya waktu pembedahan dan waktu operasi sehingga
pembedahan. pengetahuan tentang operasi bertambah.
b. Beri kesempatan pada pasien untuk b. Kecemasan pasien dapat berkurang jika
mengungkapkan rasa cemasnya diungkapkan
c. Lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Ciptakan suasana tenang dan nyaman dapat membuat pasien rileks dan mengurangi
cemas.

Implementasi :

- Memberitahu pasien tentang prosedur diruang operasi dan pembedahan serta lamanya
waktu operasi kurang lebih 1,5 jam

- Menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk pasien

Evaluasi :

S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa cemas lagi

O : Pasien terlihat rileks dan tenang dan siap menjalankan operasi, RR: 20 x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

FASE INTRA OPERATIF

Data Objektif :

- Pasien terbaring rileks dengan posisi litotomi diruang operasi dengan ansetesi spinal

- Darah keluar selama operasi ±100cc

- Terpasang infus RL 20tpm ditangan kiri

- TD : 110/65mmHg

- N : 93 x/menit

- RR : 23 x/menit

- SpO2 : 99%
Diagnosa Keperawatan : Resiko pendarahan berhubungan dengan tindakan operasi
hemorroidectomi

Intervensi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses operasi diharapkan tidak
ada tanda-tanda pendarahan, dengan kriteria hasil :

- Output darah dalam batas normal

Rencana Rasional
a. Monitor ketat tanda-tanda pendarahan a. Untuk mengetahui tanda-tanda pendarahan
b. Monitor tekanan darah dan parameter b. Memantau tanda-tanda vital pasien dalam
hemodinamik batas normal
c. Monitor dan mengatur tetesan infus c. Cairan tubuh pasien dapat tergantikan

Implementasi :

- Memonitor tanda-tanda pendarahan

- Memonitor tanda-tanda vital pasien

- Memonitor dan mengatur tetesan infus pasien 30tpm

Evaluasi :

S:-

O : Tidak ada tanda-tanda pendarahan, TD : 110/60 mmHg, RR : 20x/menit, N : 84 x/menit,


SpO2 : 98%

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

FASE POST OPERASI

Data Subjektif : pasien mengatakan pusing dan nyeri diarea bekas operasi, nyeri dengan
skala 4, nyeri hanya pada daerah operasi, nyeri muncul jika hendak bergerak

Data Objektif :

- Klien tampak meringis

- Terpasang infus RL 20tpm pada tangan kiri

- TD: 100/60 mmHg

- N : 61 x/menit
- RR : 18 x/menit

- SpO2 : 100%

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi


(hemorroidectomi)

Intervensi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit diharapkan nyeri


berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil :

- Pasien tampak rileks dan tenang

- Skala nyeri berkurang menjadi 0-3

Rencana Rasional
a. kaji tingkat, lokasi, karakteristik dan skala a. Mengetahui tingkat, lokasi, karakteristik,
nyeri dan skala nyeri pasien
b. Observasi tanda-tanda vital b. Tanda-tanda vital terkontrol
c. Berikan lingkungan yang tenang dan c. Lingkungan yang tenang mengurangi
kurangi rangsangan stress persepsi nyeri dan meningkatkan istirahat
d. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam bila d. Mengalihkan nyeri dan meningkatkan
nyeri datang oksigenasi
e. Kolaborasi dengan pemberian analgetik e. Analgetik dapat menghambat reseptor
sesuai indikasi nyeri

Implementasi :

- Mengkaji tingkat, lokasi, karakteristik dan skala nyeri

- Mengobservasi tanda-tanda vital

- Memberikan lingkungan yang tenang

- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam jikalau nyeri datang

Evaluasi :

S : Klien mengatakan nyeri berkurang dan sudah tidak nyeri lagi, skala nyeri 1

O : Klien tampak sudah rileks dan tenang

- TD: 100/60 mmHg

- N : 61 x/menit

- RR : 18 x/menit

- SpO2 : 100%
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai