Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr MOHAMMAD HOESIN


Jl. Jend.Sudirman Km 3.5, Palembang, Sumatera Selatan. No telp : 711354088
PALEMBANG

Nomor : R / 11 / V / 2016 Palembang, 16 May 2016


Lampiran : -
Perihal : Hasil pemeriksaan luka
Atas Nama Yusnita Sari

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan di bawah ini Intan Mayangsari, dokter Forensik pada Rumah
Sakit Umum Daerah Dr Mohammad Hoesin Provinsi Palembang atas permintaan tertulis
dari Kurniawan, pangkat AIPTU, NRP. 75820033, jabatan KA SPK I, atas nama Kepala
Kepolisian Sektor Tanjung Karang Barat, dengan suratnya nomor : R / 11 / V / 2016 /
Reskrim, tertanggal enam belas May tahun dua ribu enam belas. Maka dengan ini
menerangkan bahwa pada tanggal enam belas May tahun dua ribu enam belas, bertempat
di Ruang Instalasi Forensik RSUD Dr Mohammad Hoesin Provinsi Palembang, telah
melakukan pemeriksaan korban dengan identitas yang menurut surat permintaan tersebut
adalah : ----------------------------------------------------------------------------------------------

Nama : Yusnita Sari ---------------------------------------------------------


Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 3 Januari 2000-----------------------------------------
Jenis kelamin : Perempuan-------------------------------------------------------------
Umur : Enam belas tahun----------------------------------------------------
Agama : Islam--------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Belum bekerja--------------------------------------------------------
Alamat : Jalan Sutan Baddaruddin II No.130 susunan baru, Palembang,
Sumatera Selatan------------------------------------------------------
Telepon : 085274667889---------------------------------------------------------

Korban datang dalam keadaan sadar, keadaan umum baik. Korban mengaku telah
dianiaya oleh tetangganya yang bernama Giok pada tanggal sebelas Maret tahun dua ribu
enam belas sekira pukul senam belas Waktu Indonesia Barat di Warung dekat rumahnya
Jalan Sutan Baddaruddin II, Susunan Baru, Palembang Bari ---------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN : -------------------------------------------------------------------------

1. Luka-luka :
a. Pada pelipis kiri satu senti meter dari sudut mata kanan bagian luar terdapat
memar dengan ukuran dua kali satu sentimeter berwarna merah kebiruan-------
b. Pada lengan atas kanan bagian luar, dua puluh sentimeter dari puncak bahu
kanan terdapat memar dengan ukuran tiga kali tiga sentimeter berwarna merah
kebiruan.-----------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN : -------------------------------------------------------------------------------------

Pada pemeriksaan seorang korban perempuan berumur lima enam belas tahun terdapat
memar pada pelipis kiri akibat kekerasan tumpul, dan memar pada lengan atas kanan
bagian luar akibat kekerasan tumpul. Luka tersebut tidak menyebabkan penyakit atau
halangan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (luka ringan).-----------------------------

PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan sebenar-benarnya dengan menggunakan
keilmuan Saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai pada waktu menerima
jabatan---------------------------------------------------------------------------------------------------

dokter tersebut di atas,

dr. Intan Mayangsari


NIP. 1118011059
ANALISIS KASUS

1. Apa saja yang seharusnya diperiksa dan atas indikasi apa


hal-hal yang seharusnya diperiksa saatmelakuka nvisum yaitu :
a. Identitas korban
Hal ini perlu diperiksa dengan teliti untuk menghindari kesalahan data ataupun
penanganan korban.
b. Kondisi psikologi korban
Apakah korban gelisah, ketakutan, bingung atau sedang mengalami emosi yang
tidak stabil.
c. Lokasi luka
Hal ini perlu dilakukan pemeriksaan karena predileksi luka akan berpengaruh
pada aktivitas keseharian korban.
d. Jenis luka
Apakah terbuka atau tertutup untuk menentukan penyebab luka tersebut, apakah
oleh karena kekerasan tumpul atau tajam.
e. Ukuran luka
Hal ini perlu dilakukan untuk memperkirakan ukuran senjata atau benda yang
digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap korban.
f. Derajat keparahan luka
Hal ini perlu dilakukan pemeriksaan karena derajat keparahan luka akan
menentukan seberapa parah sakit yang diderita oleh korban yang ditimbulkan oleh
pelaku. Selain itu juga untuk kepentingan peradilan dalam menjatuhi hukuman
pada pelaku.

2. Analisis tentang bentuk luka dan jenis kekerasan yang mengenainya


a. Luka akibat benda tajam
 Luka sayat (incised wound)
 Luka tusuk (stab wound)
 Luka bacok (chop wound)
Ciri-ciri luka akibat kekerasan tajam :
 Tepi sudut rata
 Sudut luka lancip
 Tidak ditemukan jembatan jaringan
 Rambut terpotong
 Tidak ditemukan memar atau lecet disekitarnya
b. Luka akibat benda tumpul
 Luka lecet
Cedera pada epidermis akibar bersentuhn dengan benda yang memiliki
permukaan kasar atau runcing.
Ciri-ciri luka lecet.
a. Sebagian atau seluruh epitel hilang
b. Kemudian permukaan tertutup oleh eksudasi yang akan mengoreng
(krusta)
c. Timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN
d. Bisanya tidak meninggalkan jaringan parut.
 Luka memar
Perdarahan dibawah kulit akibat pecahnnya kapiler atau vena.
a. Mula-mula hanya timbul pembengkakan
b. Kemudian berwarna merah kebiruan
c. Pada hari ke-1 sampai ke-3 warna mmenjadi biru kehitaman
d. Kemudia bru kehijauan dan coklat dan menghilang dalam waktu 1-4
minggu
 Luka robek
Luka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang.
Pada korban kasus ini didapatkan luka memar sehingga jenis kekerasan
yang mengenai korban adalah jenis kekerasan tumpul.

3. Analisis tentang tatalaksana yang seharusnya dikerjakan


Pada korban hanya ditemukan luka memar yang sifatnya hanya superficial saja.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu pengompresan dengan air dingin pada
luka memar tersebut. Pengompresan ini bertujuan untuk membantu menghentikan
perdarahan di bawah kulit akibat dari pecahnya kapiler atau vena dengan mekanisme
vasokonstriksi dari pembuluh darah.

4. Analisis tentang jenis luka dan penyebab kekerasan dengan gradasi lukanya
A. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka. Luka yang berdasarkan tingkat
kontaminasi ini terbagi menjadi :

1. Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka
bedah tak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan
(inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan
urinari tidak terjadi. Luka bersih ini biasanya menghasilkan luka yang tertutup,
jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi
luka pada luka jenis ini berkisar kurang lebih 1% – 5%.
2. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds). Jenis luka ini adalah
luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, dan kemungkinan
terjadinya infeksi luka pada luka jenis ini adalah 3% – 11%.
3. Luka terkontaminasi (Contamined Wounds). Yang dimaksud dengan luka
terkontaminasi adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi
dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran
cerna. Pada jenis kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan terjadinya infeksi pada jenis luka ini adalah berkisar 10% – 17%.

4. Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds). Jadi yang dimaksud dengan
luka jenis ini adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya
kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan
adanya mikroorganisme tersebut.

B. Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka. Jenis luka berdasarkan akan hal
ini terbagi menjadi 4 stadium yaitu :

 Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah


luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
 Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan
kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka
superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang
yang dangkal.
 Stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat
meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak
mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam
dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
 Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan
yang luas.

Penentuan derajat luka

Salah satu yang harus diungkapkan dalam kesimpulan sebuah VeR perlukaan
adalah derajat luka atau kualifikasi luka. Suatu perlukaan dapat menimbulkan
dampak pada korban dari segi fisik, psikis, sosial dan pekerjaan, yang dapat
timbul segera, dalam jangka pendek, ataupun jangka panjang.
1. Derajat ringan
Rumusan hukum tentang penganiayaan ringan sebagaimana diatur dalam pasal
352 (1) KUHP menyatakan bahwa “penganiayaan yang tidak menimbulkan
penyakitatau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian,
diancam, sebagai penganiayaan ringan”. Jadi bila luka pada seorang korban
diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak menimbulkan penyakit atau
komplikasinya, maka luka tersebut dimasukkan ke dalam kategori
penganiayaan ringan.
2. Derajat sedang
Rumusan hukum tentang penganiayaan (sedang) sebagaimana diatur dalam
pasal 351 (1) KUHP tidak menyatakan apapun tentang penyakit. Sehingga bila
kita memeriksa seorang korban dan didapati “penyakit” akibat kekerasan
tersebut, maka korban dimasukkan ke dalam kategori penganiayaan sedang.
3. Derajat berat
Rumusan hukum tentang penganiayaan yang menimbulkan luka berat diatur
dalam pasal 351 (2) KUHP yang menyatakan bahwa Jika perbuatan
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun”. Luka berat itu sendiri telah diatur dalam
pasal 90 KUHP secara limitatif. Sehingga bila kita memeriksa seorang korban
dan didapati salah satu luka sebagaimana dicantumkan dalam pasal 90 KUHP,
maka korban tersebut dimasukkan dalam kategori tersebut.

C. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka. Jenis luka berdasarkan akan hal ini
terbagi menjadi 2 hal yaitu :
Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai
dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

1. Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami
kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan
endogen.

Pada korban hanya ditemukan luka memar, yang merupakan luka superficial.
Sehingga pada korban termasuk kedalam stadium I (luka ringan). Jika dilihat
dari jenis luka berdasarkan penyebabnya, luka yang ditemukan pada korban
kasus ini adalah jenis luka memar, sehingga perkiraan penyebab kekerasan
pada korban jika dilihat dari jenis lukanya dan derajat lukanya merupakan
kekerasan yang diakibatkan oleh benda tumpul.

Anda mungkin juga menyukai