Anda di halaman 1dari 3

SOP VULNUS LASERATUM DAN VULNUS

PUNCTUM
No. Dokumen : SOP/ /CRJ/
No. Revisi : 0
SOP Tanggal Terbit : 04 Maret 2016
Halaman : 1/3

UPTD dr. ELFIRA FIRDAUS


PUSKESMAS NIP. 19681210 200212 2 003
RAWAT INAP
CIRANJANG

1.Pengertian Vulnus laseratum (luka robek/laserasi) adalah jenis luka yang disebabkan oleh
beberapa hal seperti, benturan dengan benda tumpul,  jatuh ke benda tajam dan
keras, kecelakaan lalu lintas dan kereta api, maupun kecelakaan akibat kuku dan
gigitan; dengan manifestasi klinis, yaitu bentuk tidak teratur, tepi luka tidak rata,
jaringan rusak, bengkak, perdarahan, akar rambut tampak hancur atau tercabut
bila kekerasanya di daerah rambut, dan tampak lecet atau memar di setiap luka.
Vulnus punctum (luka tusuk) adalah jenis luka yang disebabkan akibat
tertusuk benda runcing tajam yang kedalaman lukanya lebih dari
lebarnya. Manifestasi klinis meliputi, bentuk teratur, tepi rata, tidak ada
jembatan jaringan, rambut sekitarnya bisa terpotong, biasanya jarang
ditemukan lecet ataupun memar di sekitarnya.
2.Tujuan 1. Sebagai pedoman mendiagnosis dan mendeskripsikan vulnus laseratum dan
vulnus punctum
2. Menentukan terapi yang tepat untuk penderita vulnus laseratum dan vulnus
punctum
3.Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Ciranjang NO:A/ /SK/PKM
SI/I/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4.Referensi A. Pedoman pelayanan UGD UPTD Puskesmas Ciranjang
Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPTD Puskesmas Ciranjang
Pedoman pelayanan Rawat Inap UPTD Puskesmas Ciranjang
Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPTD Puskesmas Ciranjang

5.Prosedur Diagnosis ditegakkan berdasarkan:


1. Anamnesis: menanyakan mekanisme trauma atau terjadinya luka
2. Pemeriksaan fisik: periksa keadaan umum, perhatikan tanda-tanda syok
seperti, tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat dingin dan lemah,
kesadaran menurun hingga tidak sadar. Periksa status lokalis seperti nyeri
tekan, hangat, edema, dan perdarahan. Deskripsikan luka sesuai dengan
jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dalam cm (panjang x lebar x tinggi), batas
tegas/tidak, tepi rata/tidak, jembatan jaringan, dasar luka, dan adakah memar
dan lecet disekitarnya.
Penatalaksanaan:
1. Wound Cleansing
Langkah membersihkan luka secara umum adalah:
 Lakukan tindakan antiseptic
 Anestesi lokal
Mechanical Scrubbing, menggosok luka dengan kassa steril, memakai larutan
antiseptik
 Dilusi dan irrigasi 500-2000 cc atau 50-100 cc/panjang luka, tergantung
dari luas dan kotornya luka.
- Larutan yang digunakan adalah NS
- Dilanjutkan dengan klorheksidin atau povidon iodine
- Kembali irigasi dan dilusi sampai benar-benar bersih
2. Debridemen
 Pembersihan luka dan debridemen diawali pada lapisan superfisial
jaringan sampai ke lapisan terdalam. 
 Perhatikan tanda-tanda jaringan avital/mati, yaitu warna lebih pucat, lebih
rapuh dan tidak berdarah.
 Buang jaringan avital dengan pisau atau gunting, perhatikan anatomi
daerah tersebut, jangan mencederai vaskular atau nervus.
 Lakukan debridement sampai jaringan yang normal terlihat, biasanya
terlihat adanya  perdarahan dari jaringan yang dipotong.
3. Penutupan Luka
Jika luka bersih dan jaringan kulit dapat menutup, maka lakukan jahitan
primer.
Jika luka bersih namun diperkirakan produktif, misalnya kemungkinan seroma
atau infeksi, maka pasanglah drain.
Jika luka kotor, maka lakukan perawatan luka terbuka untuk selanjutnya
dilakukan  hekting sekunder.
4. Medikamentosa
Antibiotik
Tujuan pemberian atibiotik adalah untuk profilaksis
 Topikal /larutan/Salep
 Mengurangi pembaentukan krusta yang dapat menghambat epitaelisasi
 Mencegah kassa melekat pada luka
 Mengurangi tingkat infeksi
 Sistemik berupa sediaan oral ataupun parenteral. Dapat diberikan oral
amoxicillin 3x500mg atau cefadroxil 3x500mg
Analgesik: parasetamol 3x500mg atau asam mefenamat 3x500mg
Roboransia: vitamin C 2x50mg
5. Pemberian Anti Tetanus
Pemberian tetanus toksoid dilakukan jika belum atau lama tidak mendapatkan
booster TT. Jika telah mendapat booster sebelumnya, cukup diberikan anti
tetanus serum yang terlebih dahulu dilakukan skin test.
Konseling & Edukasi:
 Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan lukanya dan tidak terkena air
selama 3 hari pertama.
 Setelah 3 hari pasien dianjurkan untuk kontrol kembali.
 Kriteria rujukan: bila luka terlalu dalam hingga merusak tulang atau organ
dalam dan perdarahan sulit dihentikan serta ada tanda-tanda syok.

6.Diagram
Alir
7.Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan
No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai