Anda di halaman 1dari 11

Definisi Inert Gas

Inert gas adalah suatu gas atau campuran bermacam-macam gas yang
dapat mempertahankan kadar oksigen dalam prosentase rendah sehingga
dapat mencegah terjadinya ledakan atau kebakaran.
Kondisi inert artinya suatu kondisi dimana kadar oksigen pada tangki
dipertahankan dalam keadaan 8% atau kurang dibandingkan dengan jumlah
volume gas yang ada pada atmosfer tangki tersebut.
Sistem gas inert adalah suatu susunan gas inert yang terdidri dari
pesawat pembuat gas inert beserta sistem distribusinya dilengkapi dengan
peralatan untuk mencegah aliran balik dari gas tersebut ke kamar mesin,
dilengkapi pula dengan alat pengukur yang tetap maupun dapat dipindah.
Inerting artinya memasukkan gas inert ke dalam tangki agar terjadi
kondisi inert. Purging artinya memasukkan gas inert ke dalam tangki inert
dimana tangki tersebut telah ada dalam kondisi inerrt, agar terjadi
pengurangan kadar oksigen sehingga apabila tangki tersebut kemasukka
udara segar tidak terjadi peledakkan. Gas freeing artinya memasukkan udara
segar ke dalam tangki dengan maksud menghilangkan gas beracun. Topping
Up artinya memasukkan gas inert ke dalam tangki yang telah berada dalam
kondisi inert agar tekanan dalam tangki meningkat sehingga dapat mencegah
adanya udara masuk ke dalam tangki

Prinsip gas inert


Pencegahan peledakan tangki dengan sistem gas inert dicapai dengan
memasukkan gas inert ke dalam tangki untuk menjaga agar kadar oksigen
dalam keadaan rendah dan mengurangi gas hydrocarbon di atmosfer tangki
pada proporsi yang aman. Selain itu untuk mempertahankan kadar oksigen
yang rendah di dalam tangki muatan, sehingga mencegah kemungkinan
terjadinya kebakaran. Komposisi dari suatu gas buang boiler yang dipakai
untuk IGS adalah :

 Carbon Dioxide (CO2) 12% - 14,5%


 Oxygen (O2) 2,5% - 4,5%
 Sulphur Dioxide (SO2) 0,02% - 0,07%
 Nitrogen (N2) 77%
Batas dapat terbakar (flammable limits)

Percampuran antara gas hydrocarbon dan udara tidak akan menyala


kecuali apabila komposisinya berada pada daerah yang kita kenal dengan
fammable range, daerah ini dibatasi dengan lower flammable limit dan upper
flammable limit. Apabila konsentrasi gas hydro karbon berada dibawah batas
dapat terbakar berarti tidak terdapat hydrocarbon yang cukup untuk
menyebabkan terjadinya pembakaran, sedang apabila kadar hydrocarbon
berada diatas flammable limit berarti tidak cukup udara untuk
membakar. Batas daerah yang dapat terbakar pada prakteknya dari muatan
minyak berisi antara satu sampai dengan 10 % dari volume gas.

Pengaruh gas inert terhadap penyalaan


Ketika gas inert ditambahkan suatu gas hydrocarbon atau campuran
udara , hasilnya akan menaikan konsentrasi lower flammable limit dan akan
mengurangi konsentrasi upper flammable limit.
Metode pertukaran gas
Metode pertukaran gas terdiri dari tiga macam metode, yaitu : inerting,
purging, dan gas freeing. Dari ketiga metode tersebut prosesnya adalah
sebagai berikut :
- Penipisan salah satu gas akibat bertabahnya gas lainnya
- Perpindahan sebagai akaibat penyelubungan

SUMBER GAS INERT DAN PERALATAN UTAMA LAINNYA


Sumber gas inert dapat diperoleh dari beberapa macam sumber yaitu :
- Ketel utama
- Inert gas generato

Ketel
Gas inert dapat dapat dihasilkan dari gas buang dari ketel utama dan
ketel bantu yang dialirkan melalui pipa setelah didinginkan dan dibersihkan.
Gas buang dari mesin diesel juga dapat diproses menjadi gas inert, namun gas
buang dari ketel banyak keunggulannya sehingga banyak dipakai sebagai
sumber gas inert.

Keunggulannya :
 Kandungan oksigen yang terkandung cukup rendah, 3-4% bahkan ada
yang 2% jauh lebih rendah dibandingkan kandungan mesin diesel.
 Ketel dapat tetap bekerja pada saat kapal berada di pelabuhan, sehingga
pada saat bongkar muat pasok gas inert dapat terjaga.
Kelemahannya :
 Gas bekas yang dihasilkan mengandung SO yang bersifat korosif
 Kotoran dan abunya banyak sehingga harus dikurangi agar tidak
menyumbat
 Temperatur gas bekas ini masih cukup tinggi sekitar 300°C sehingga
harus didinginkan terlebih dahulu.
Inert gas generator
Untuk menghasilkan gas inert dengan kualitas yang lebih baik dipakai
peralatan khusus yaitu inert gas generator sebagai pengganti ketel biasa.
Cara kerja gas inert hampir sama dengan pembakaran pada ketel biasa,
akan tetapi alat ini dibuat khusus untuk membuat gas inert maka dilengkapi
dengan ruang pendingin untuk menurunkan kadar SO . Jika kita memakai air
laut untuk pendingin maka harus di buat dari bahan tahan korosi. Keuntungan
dari pemakaian inert gas generator adalah dalam pemeliharaannya yang
sederhana karena tidak perlu membongkar bagian-bagian utama.

Susunan sistem gas inert


Untuk mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dapat dilihat
pada aliran flue gas. Flue gas setelah keluar dari ketel/inert gas generator
melewati flue gas isolating valve menuju scrubber dan demister. Disini gas
didinginkan dan dibersihkan sebelum dialirkan menuju blower yang
kemudian dialirkan melalui deck water seal, non retirn valve dan deck
isolating valve sebelum masuk ke tangki muatan. Setelah blower ditempatkan
katup pengatur tekanan gas untuk mengatur aliran gas ke dalam tangki.
Untuk penyaluran gas inert ke dalam tangki muatan selama bongkar
muat, pembuangan ballast, pembersihan tangki dan untuk menaikkan tekanan
gas dalam tangki. Selama pelayaran gas inert disaluran utama geladak
berjalan kedepan dari deck isolating valve keseluruh geladak diatas tangki
sepanjang kapal. Dari saluran utama ke saluran cabang, kemudian masuk ke
bagian atas dari tangki.

SCRUBBER
Fungsi scrubber adalah mendinginkan gas dan mengeluarkan So2 dan
partikel abu . Ketiga aktifitas tersebut dapat dicapai dengan cara kontak
langsung antara flue gas dan air. Sebelum mencapai dasar dari scrubber gas
didinginkan dengan cara melewatkan pada suatu pancaran air atau gelembug
air sebelum melewat water seal, seal tersebut juga berfungsi sebagai peralatan
pengaman tambahan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas dari keluaran
ketel apabila scrubber tersebut sedang dibuka untuk pemeriksaan maupun
perawatan. Didalam tabung scrubber itu sendiri gas bergerak keatas melalui
suatu aliran gas yang menurun.

Perencanaan scrubber harus didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :


1. Kemampuan harus sesuai dengan persyaratan SOLAS, capter 2 reg. 62
2. Scrubber harus mampu memindahkan sedikitnya 90 % dari So2 untuk
kapal pengangkut crude, sedangkan untuk kapal pengangkut produk
harus lebih tinggi.
3. Bagian dalam dari peralatan ini terbuat dari material yang tahan korosi
4. Effisiensi srubber dalam kondisi normal tidak boleh kurang dari 97 %
5. Scrubber harus ditempatkan diatas garis air muatan penuh sehingga
lubang pengering dari peralatan tersebut tidak terganggu saat kapal
penuh muatan.
6. Scrubber harus dilengkapi dengan bukaan dan jendela pengamat dari
kaca pada dindingnya untuk pemeliharaan dan pengamatan
BLOWER
Blower digunakan untuk mengalirkan gas yang keluar dari scrubber
menuju ruang muatan . Menurut SOLAS sedikitnya harus dua blower dengan
kapasitas 125 % dari volume discharge kapal tersebut. Dalam prakteknya
sering diusahakan agar masing masing berbeda kapasitasnya yang satu besar
dan yang lainnya kecil. Blower kapasitas kecil digunakan untuk toppeing
sewaktu kapal ditengah laut, dengan adanya dua blower maka apabila salah
satu sedang dalam perawatan yang lainnya masih berfungsi. Casing dan
impeler dari blower harus dari material yang tahan karat apabila kedua
blower ter sebut berbeda kapasitasnya maka karakteristik tegangan atau
volume dan diameter pipa pemasukan / pengeluaran harus disesuaikan
sehingga blower dapat dioperasikan secara paralel dan dapat mencegah
terjadinya motor berhenti.

PENGOPERASIAN INSTALASI GAS INERT

Pada umumnya perinsip dasar pengoperasian instalasi gas inert adalah :


- Start pengoperasian gas inert
- Penutupan instalasi gas inert
- Pemeriksaan alat – alat keamanan terutama instalasi sedang tertutup (pasok
gas inert sedang berhenti)

PROSEDUR START Blower ADALAH SEBAGAI BERIKUT :


1. Harus dicek apakah ketel ataupun generator telah memproduksi flue gas
dengan kandungan oksigen 5 % (untuk kapal-kapal lama kandungan
oksigen tidak melebihi 8 %)
2. Harus tersedia daya yang dapat mengoprasikan alat kontrol , alarm, dan
peralatan untuk mematikan gas inert.
3. Pompa pasok air menuju scrubber dan deckuater seal harus senantiasa
terpelihara dengan baik.
4. Pengoprasian peralatan untuk menghentikan pasok air ke scrubber dan
deckuarter seal harus menjalani uji petik.
5. Katup pemasukan udara bersih harus diperiksa dan berada pada posisi
menutup dengan baik.
6. Tutup semua aliran udara menuju ke seal dan isolating valve.
7. Buka flue gas isolating vaive
8. Buka katup saluran masuk dari salah satu blower yang dipakai untuk
mengisi gas sedangkan saluran masuk dan keluar dari blowert lainnya
harus dalam keadaan tertutup. Apabila blower akan dioprasikan secara
bersamaan maka kedua saluran harus dibuka.
9. Jalankan blower.
10. Test peralatan alarm blower.
11. Buka katub untuk resirkulasi agar aliran gas tetap stebil.
12. Buka katup pengatur regulating valve flue gas.
13. Periksa kandungan oksigen harus kurang dari 5 % dan 8% untuk
kapal lama. Apabila harga tersebut dapat tercapai tutup saluran ventilasi
ke atmosfer.
14. Sistem siap menyalurkan gas inert kedalam tanki muatan.
PROSEDUR PENUTUPAN
- Apabila atmosfer tang telah diperiksa dimana kandungan oksigen berada
tidak lebih
- Dari 8 % dan persyaratan tekanan yang dipersyaratkan telah tercapai segera
tutup deck isolating valve non return valve.
- Buka ventilasi menuju udara luar (atmosfir) antara katup pengatur tekanan
gas dan deck isolating valve / non return valve
- Tutup katup pengaturan tekanan gas
- Matikan Blower
- Tutup katup pemasukan / pengeluaran dari blower, Periksa cerat drams
apakah telah nampak jelas, buka saluran pencuci Blower sementara blower
tersebut masih berputar pada saat motor penggerak telah dimatikan apabila
waktunya telah dianggap cukup saluran air pencuci ditutup kembali
- Tutup katup isolating valve flue gas dan buka sistem seal yang berhubungan
dengan idara luar
- Air didalam scrubber tower dijaga agar sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuat
- Harus tetap dijaga pasok air menuju deck water seal tetap mencukupi dan
alaram harus senantiasa terjaga dapat berfungsi dengan baik.
Inert Gas System Layout
1. Boiler Gas Uptake Valve 11. Tank Isolating
Valve
2. Gas Uptake Valve 12. Mast Riser
3. Scrubber 13. Pressure Valve
Breaker
3a. Cooling Water 14. O2 analyser = 14a.
3b. Cooling Water Outlet 15. Pressure Indicator
4. Suction Valve 15a. Pressure Indicator
Valve and Recorder
5. I.G Fan
6. Supply Valve
7. Pressure Regulating Valve
8. Deck Water Seal
9. Mech. Non-return Valve
10. Isolating Valve
Metode untuk memasukkan IGS kedalam tangki :
1. Inerting : Kadar O2 dalam tangki dikurangi dengan memasukkan gas
lembam.
2. Purging : Mengurangi kadar gas hidrokarbon dalam tangki dengan
memasukkan lagi I.G.
3. Gas Freeing : Memasukkan udara segar.
Skema proses dengan metode dillution.

Skema proses dengan metode displacement

Tank cleaning adalah proses pengangkatan dan pembersihan tangki dari


lumpur yang mengendap di dasar tangki dan juga di dinding tangki. Proses
tank cleaning terdiri dari beberapa tahap, secara umum sebagai berikut:

Gas Freeing
Gas Freeing adalah proses menghilangkan gas-gas yang berbahaya,
seperti H2S, di dalam tangki sebelum dimulai proses selanjutnya. Proses ini
termasuk ke dalam tahap persiapan. Sebelum dilaksanakannya pekerjaan tank
cleaning secara keseluruhan perlu dilakukan gas freeing dengan maksud agar
pada saat pengecekan pertama ( first man entry) diharapkan sudah bebas dari
gas-gas yang berbahaya, meski demikian personel yang ditugaskan wajib
memakai perlengkapan lengkap, seperti chemical resistance cover all,
breathing apparatus, juga safety shoes dan helm.

Tank Washing
Sebelum dilakukannya de-mucking, kotoran yang menempel di dinding
tangki dicuci dengan air bertekanan tinggi, dengan mesin tank washing (
butterworth) yang didesain bisa berputar 360? secara vertikal dan horisontal,
supaya kotoran tersebut terjatuh dan mengendap didasar tangki bersama
endapan lumpur lainnya. Selain itu bertujuan untuk melunakkan lumpur yang
sudah mengerak di dinding tangki, sehingga akan mempermudah proses
scrapping dinding tangki, dan mempersingkat waktu pekerjaan.

De-Slopping
Air sisa tank washing, atau air ex-ballasting perlu di buang terlebih
dahulu agar proses de-mucking bisa dilakukan. Dengan pertimbangan bahwa
air sisa tank washing dan juga bekas ballasting adalah termasuk bahan
berbahaya dan beracun ( B3) maka proses pembuangannya pun dilakukan
dengan standar dan prosedur pembuangan limbah B3.

De-Mucking
Adalah proses pembersihan dan pengangkatan lumpur minyak ( oily
sludge) dari dasar tangki ke main deck kapal. Untuk hasil yang maksimum
dari proses tank cleaning, proses de-mucking sebaiknya dilakukan secara satu
kesatuan dengan scrapping.

Sludge Packaging
Pengepakan adalah proses yang menjadi kesatuan dengan de-mucking,
lumpur minyak yang telah diangkat ke permukaan kapal ( main deck) akan di
kemas dengan sludge bag, adalah kantong yang terdiri dari dua lapis. Hal ini
untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran ( spill) dari kantong tersebut.
Kemudian beberapa sludge bag akan dimasukkan ke dalam jumbo bag, atau
kantong yang lebih besar, agar mempermudah proses pemindahan dari kapal
tanker tersebut ke kapal cargo limbah.

Anda mungkin juga menyukai