Anda di halaman 1dari 3

PENGUKURAN METILENA BIRU DALAM LARUTAN BERAIR DENGAN METODE ADISI

STANDAR

Telah dilakukan percobaan berjudul Pengukuran Metilena Biru Dalam Larutan Berair dengan Metode
Adisi Standar. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui konsentrasi metilen biru dalam larutan berair (dalam
aquades dan etanol) dengan menggunakan metode adisi standar. Prinsip yang digunakan adalah penambahan
larutan standar yang sudah di ketahui konsentrasinya kedalam sampel dengan berbagai konsentrasi. Sedangkan
metode yang digunakan adalah metode adisi standar dan spektrofotometri uv-vis.

Metoda adisi standar adalah metoda dimana sampel yang akan dianalisis ditambahkan dengan larutan
standar yang diketahui konsentrasinya untuk meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh berbagai matrik.
Metoda ini mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan (matrik)
sampel dan standar.

Sebanyak 10 ml sampel (baik dalam aquades ataupun dalam aquades+etanol) di masukan dalam labu
ukur 25 ml kemudian masing-masing labu ukur, dimana setiap sampel ada 6 labu ukur di tambahkan dengan
larutan standar sebanyak 0, 1, 2, 4, 6, 8 ml lalu diencerkan sampai tanda batas. Penggojogan dilakukan supaya
homogen. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan Spektrofotometri UV-VIS dengan λ max = 650
nm.

Batas linieritas menjelaskan bahwa pembacaan absorbansi hendaknya berada diantara 0,2-0,8 atau 15-
70% jika dibaca sebagai Transmitan (T). Hal ini karena pada kisaran daerah tersebut kesalahan fotometrik yang
terjadi akibat pembiasan cahaya paling minimal sehingga penyimpangan yang terjadi sangat rendah (0,005%
atau 0,5%). Oleh karena itu, daerah kerja diambil maksimum pada konsentrasi MB sebesar … ppm dengan
absorbansi … pada MB+etanol+aquades dan … pada aquades,sehingga linieritas dan persamaan regresi
linieritas seperti terlihat pada Gambar Grafik 1 dan 2 pada lampiran.

Berdasarkan hasil pengukuran di dapatkan konsentrasi sampel pada MB+Aquades adalah … sedangkan
pada MB+Aquades+etanol sebesar … . Seharusnya konsetrasi dari pada kedua sampel sama namun yang di
dapat tidak sama, hal ini di sebabkan karena pengenceran yang kurang tepat sehingga konsentrasi yang di
dapatkan tidak sesuai.

Struktur Metilena Biru


Lampiran
Mencari konsentrasi larutan standar

M1 x V1 = M2 x V2 M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x 0 ml = M2 x 25 ml 10 ppm x 1 ml = M2 x 25 ml
M2 = 0 ppm M2 = 0,4 ppm

M1 x V1 = M2 x V2 M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x 2 ml = M2 x 25 ml 10 ppm x 4 ml = M2 x 25 ml
M2 = 0,8 ppm M2 = 1,6 ppm

M1 x V1 = M2 x V2 M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x 6 ml = M2 x 25 ml 10 ppm x 8ml = M2 x 25 ml
M2 = 2,4 ppm M2 = 3,2 ppm

Mencari konsentrasi sampel MB+aquades

PENAMBAHAN
STD A1 A2 Y X.Y X.X
0 0.35 0.351 0.3505 0 0 0.1413 0
0.4 0.454 0.454 0.454 0.1816 0.16 0.1413 0.05652
0.8 0.464 0.464 0.464 0.3712 0.64 0.1413 0.11304
1.6 0.597 0.597 0.597 0.9552 2.56 0.1413 0.22608
2.4 0.658 0.658 0.658 1.5792 5.76 0.1413 0.33912
3.2 0.844 0.844 0.844 2.7008 10.24 0.1413 0.45216
8.4 3.367 3.368 3.3675 5.788 19.36
0.56125 0.19782

0.9
0.8 y = 0.1413x + 0.3635
R² = 0.9722
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4 KURVA ADISI STANDAR
0.3 Linear (KURVA ADISI STANDAR)
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4
Konsentrasi
y= mx + c, jika m =; c = dan jika y = 0 maka;
x = (y-c)/m
x=
x = … x Fp
x real =
x real =

Anda mungkin juga menyukai