Golongan 8a
Golongan 8a
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan
Makalah berjudul ”Golongan VIIIA (Gas Mulia)”, sebagai tugas mata kuliah Kimia
Anorganik 1
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada Bapa Ferli Septi Irwansyah dan
Ibu Citra Deliana Devi selaku dosen mata kuliah dan kepada semua pihak yang
telah menyumbangkan pikiran dan materi, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini pasti banyak
memiliki kekurangan. Makalah ini lebih mengungkapkan berbagai kekurangan
kami. Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan saran atau
masukan yang konstruktif.
20 Mei, 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.7.4 Kripton ............................................................................................ 16
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Contoh Reaksi dan Cara Pereaksian Pada Gas Mulia ........................... 13
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut
mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini
mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain.
Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon),
Kr (Kripton) Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas
mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon
(Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar
atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan
thorium. Semua unsur - unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri
sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak
terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat
sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
1
7) Proses Ekstraksi Gas Mulia
8) Unsur-unsur Gas Mulia
1.3 Tujuan
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gas Mulia
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, they semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodike (sebelumnya dikenal dengan grup 0). 6 gas mulia tersebut terdapat di
alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe),
dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini, 3 atom dari grup selanjutnya,
ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit
yang diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit
dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi
mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan
hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas
mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon are didapatkan dari udara mengunakan
metode mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya
terpisah dari gas alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari
elemen radium yang terurai. Gas mulia mempunyai beberapa aplikasi penting di
industri seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan angkasa luar. Gas
prnapasan Helium-oksigen biasanya digunakan oleh penyelam laut dalam yang
biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari oksigen toxemia,
efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis, efek
narkotik yang membingungkan dari nitrogen di udara melebihi tekanan biasa. After
setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen atas mudah meledaknya elemen tersebut,
gas tersebut diganti dengan helium.
3
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari
bahasa Yunani, yaitu:
Sejarah gas mulia awal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/200 bagian)
sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama Lord Raleigh dan Sir
William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel
udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida
dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang
tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga
dinamakan argon (dari bahasa Yunaniargos yang berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan
mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan
spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam
spektrum matahari. Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa
Yunani heliosberarti matahari). Nama Helium sendiri merupakan saran dari
Lockyer dan Frankland.Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat
dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev
karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut
ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen
dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, pada
tahun 1898 Ramsey dan Travers terus melakukan penelitian dan akhirnya
menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon (ditemukan dengan cara
4
mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan
bertingkat),kripton, dan xenon (ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara
cair hampir menguap semua / hasil destilasi udara cair). Pada tahun
1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon
adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri
baru dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau
udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. unsur gas mulia terbanyak di alam semesta
adalah helium(pada bintang-bintang) karena Helium merupakan bahan bakar dari
matahari.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari
bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang
sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas,
yang dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-
benar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang
ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu,
berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut
zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti
menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi. Senyawa gas mulia yang
ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
5
2.3 Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan
unsur radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah
argon yang merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen
dan oksigen. Unsur-unsur Gas Mulia, kecuali Radon, melimpah jumlahnya karena
terdapat dalam udara bebas. Argon terdapat di udara bebas dengan kadar 0,93%,
Neon 1,8×10-3%, Helium 5,2×10-4%, Kripton 1,1×10-4%, dan Xenon 8,7×10-6%.
Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena Helium adalah
salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di
Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat
radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas Mulia (Ar, Ne, Xe, dan
Kr) walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia di Industri di peroleh sebagai
hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O 2.
2.4 Sifat-sifat Gas Mulia
Sifat-Sifat Umum :
1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron
valensinya 2
3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom)
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa
derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah
seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
6
Tabel 1.2 Sifat-sifat Gas Mulia
Jari-jari
Gas Nomor Titik Leleh Titik Didih Energi Ionisasi
Atom
Mulia Atom (˚C) (˚C) (kJ/mol)
(Angstrom)
Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu
golongan, semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya
elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti
atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas
ke bawah jari – jari atom makin besar, energi ionisasinya makin kecil atau makin
mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap
elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik
7
oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki
konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia
di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti
gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar,
Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti
Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi
dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih
sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu
kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena
kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam
bentuk monoatomik.Titik leleh dan titik didih unsur – unsur gas mulia
perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan
mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu
konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah
Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi
elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut
merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron pada kulitnya
sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan
kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia
sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
He 2 1s2
8
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan
untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
Contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 menjadi Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas
mulia yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya
telah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas
elektronnya mendekati nol.
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas
helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan
mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon
(Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai
hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan
proses destilasi udara cair.
9
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan
banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C)
tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan
gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen,
kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk
menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon
dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-
245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak
terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen
cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih,
maka masing-masing gas akan terpisah.
2.5.3 Radon
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan
radio aktif atom radium.
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit
d jadi
10
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas
mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet
berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain,
yaitu XePtF6.
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi
ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi
unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba
mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil
sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon
dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa
KrF2 dan RnF2bersifat (tidak stabil).
11
Tabel 3.2 Beberapa Senyawaan Xenon
Tingkat Titik
Senyawaan Bentuk Struktur Tanda-tanda
Oksidasi Didih (˚C)
Stabil
Padatan Archim.
Cs2XeF8 Stabil pada
kuning Antiprisma 400˚
XeOF4
Cairan tak Piramid
XeO3 -46
berwarna segi-4
Stabil
Kristal tak Piramidal
Mudah
berwarna
meledak,
higroskopik;
stabil dalam
larutan
Garam tak
XeO6 4- Oktahedral
berwarna Anion-
anion
HXeO63-,
12
Tingkat Titik
Senyawaan Bentuk Struktur Tanda-tanda
Oksidasi Didih (˚C)
H2XeO62-,
H3XeO6- ada
juga
Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin
karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas
mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934
%; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*
Tabel 4.2 Contoh Reaksi dan Cara Pereaksian Pada Gas Mulia
13
Gas Mulia Reaksi Nama senyawa yang Cara
terbentuk pereaksian
Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan
flouor dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon
14
mempunyai bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan
senyawaan xenon. Fluorida-fluorida adalah lahan permulaan untuk mensintesis
senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah
difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira
selusin senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks
yang diturunkan dari KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu
paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon
fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah menguap, telah
didemonstrasikan.
2.7 Keguanaan Gas Mulia
2.7.1 Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa
digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan
untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam
penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan
campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap
mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam.
Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika penyelam
kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan
cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau
kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin
karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
2.7.2 Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga
neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi,
zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
15
2.7.3 Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola
lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
2.7.4 Kripton
2.7.5 Xenon
2.7.6 Radon
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan
secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2 uap air, He dan
pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses
pengembunan. Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (hal ini
karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang
menyebabkan peyumbatan pipa). Kemudian gas alam diembunkan pada suhu
16
dibawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi diatas suhu pengembunan He
dengan demikian, di peroleh produk berupa campuran gas yang mengandung ~50%
He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He di murnikan dengan proses antara
lain :
1. Proses kriogenik (menghasilkan dingin)
Campran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun
sehingga dapat dipisahkan. Sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi
yang akan menyerap pengotor sehingga di peroleh He yang sangat murni.
2. Proses adsorpsi
Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap yang secara selektif menerap
pengotor. Proses ini mennghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal,
CO2 dan uap air dipisahkan terlebuh dahulu. Kemudian, udara di embunkan dengan
pemberian tekanan ~200 atm di ikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan
membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia yang lebih banyak, yakni ~60%
gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O2 dan 10% N2. Sisa udara yang
mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah.
17
2. Proses distilasi fraksional.
Proses ini menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip
pemisahan adalah perbedaan titk didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah,
maka N2 lebih dulu dipisahkan. Selanjutnya Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar
10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah di mana diperoleh Ar
dengan kemurnian ~98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh
dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni He dan Kr, dipisahkan pada tahapan
distilasi selanjutnya.
2.9.1 Helium
Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3.
Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset
yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas)
18
dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki benda
(seperti super konduktivitas).
Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses
fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini diciptakan oleh peluruhan
radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus helium). Setelah
penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam konsentrasi
sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu
rendah yang disebut distilasi fraksional. Pada 1868, astronom Prancis Pierre
Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai signatur garis spektral kuning yang
tak diketahui dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu kandungan helium besar
banyak ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang merupakan
penyedia gas terbesar.
Helium memiliki titik lebur paling rendah di antara unsur-unsur dan banyak
digunakan dalam riset suhu rendah (cyrogenic) karena titik leburnya dekat dengan
0 derajat Kelvin. Juga, unsur ini sangat vital untuk penelitian superkonduktor.
Dengan menggunakan helium cair, Kurti dkk. beserta yang lainnya telah
berhasil mencapai suhu beberapa mikrokelvin dengan proses adiabatic
demagnitization nukleus tembaga.
Helium memiliki sifat-sifat unik lainnya, yaitu sebagai satu-satunya benda cair
yang tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan
suhu. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair sampai 0 derajat Kelvin pada
tekanan normal, tetapi akan segera berbentuk padat jika tekanan udara dinaikkan.
3He dan 4He dalam bentuk padat sangat menarik karena keduanya dapat berubah
volume sampai 30% dengan cara memberikan tekanan udara.
Specifikasi panas helium sangat tinggi. Berat jenis gas helium pada titik didih
normal juga sangat tinggi. Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat
ketika dipanaskan ke suhu ruangan. Sebuah bejana yang diisi dengan gas helium
pada 5 dan 10 Kelvin harus diperlakukan seakan-akan berisikan helium cair karena
perubahan tekanan yang tinggi yang berasal dari pemanasan gas ke suhu ruangan.
19
Secara normal, helium memiliki 0 valensi, tapi ia juga memiliki tendensi untuk
menggabungkan diri dengan unsur-unsur lainnya. Cara membuat helium difluorida
telah dipelajari dan senyawa HeNe dan ion-ion He+ dan He+ + juga telah diteliti.
Ada 7 isotop helium yang diketahui: helium cair (He-4) yang muncul dalam dua
bentuk: He-4I dan He-4II dengan titik transisi pada 2.174K. He-4I (di atas suhu ini)
adalah cair, tetapi He-4II (di bawah suhu tersebut) sangat berbeda dari bahan-bahan
kimia lainnya. Helium mengembang ketika didinginkan, konduktivitas kalornya
sangat tinggi, dan konduksi panas atau viskositasnya tidak menuruti peraturan-
peraturan biasanya.
2.9.1.1 Sifat umum Helium
20
Energi ionisasi : pertama: 2372,3 kJ/mol. kedua: 5250,5 kJ/mol
Jari-jari kovalen : 32 pm
"Ia merupakan sumber energi yang lebih bersih dan aman daripada bahan bakar
nuklir," ujar Gerald Kulcinski, direktur Institut Teknolog Fusion di Universitas
Winconsin, Madison, AS. Sekitar 40 ton Helium-3 cukup untuk memasok
kebutuhan energi di seluruh AS selama setahun.
21
Helium-3 sangat jarang ditemukan di Bumi namun banyak terkandung dalam
tanah Bulan. Sejumlah negara yang telah memulai program eksplorasi Bulan seperti
China, Rusia, dan India menjadikan Helium-3 sebagai target sumber energi masa
depan untuk program ruang angkasanya.
Namun, membangun reaktor fusi lebih sulit daripada reaksi fisi karena
menbutuhkan energi awal yang sangat besar. Belum ada satu pun reaktor fusi yang
beroperasi di Bumi. Baru satu prototip yang tengah dibangun, yakni fasilitas yang
diberi nama ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor) di
Cadarache, Perancis. Reaktor percobaan tersebut baru akan beroperasi mulai 2016
dan mulai menghasilkan energi 20 tahun kemudian. bahan baku yang digunakan di
sana bukan Helium-3 melainkan deuterium dan tritium.
2.9.2 Neon
22
2.9.2.1 Sifat Umum Neon
Fase : gas
23
Jari-jari kovalen : 69 pm
2.9.3 Argon
24
Deret kimia : gas mulia
Fase : gas
Bilangan oksidasi :0
Jari-jari atom : 71 pm
Jari-jari kovalen : 97 pm
25
Kecepatan suara : (gas, 27 °C) 323 m/s
2.9.4 Kripton
Kripton dicampur dengan Argon sebagai gas pengisi lampu fluorescent hemat
energi. Ini menggurangi tegangan dan daya yang dipakai.. Sayangnya, ini juga
mengurangi terangnya lampu dan menambah harganya. Harga kripton 100 kali
harga argon. Kripton mempunyai peran pentind dalam membuat dan penggunaan
laser kripton florida. Laser ini penting dalam penelitian energi fusi nuklir di
eksperiman perbatasan. Laser itu memiliki keseragaman sinar yang tinggi, panjang
gelombang yang pendek. sinar laser Kripton juga sering digunakan di lampu disko
dan pengobatan mata.
2.9.4.1 Sifat Umum Kripton
26
Deret kimia : gas mulia
Fase : gas
Bilangan oksidasi :2
27
Konduktivitas termal : (300 K) 9.43 mW/(m·K)
2.9.5 Xenon
Xenon juga digunakan untuk fotografi bawah laut Lampu lengkung xenon
untuk fotografi bawah laut menghasilkan sinar dengan intesitas konstan 5,600 a.u.
(1 a.u.=10-8 cm.). Dengan Kamera 16mm yang tahan air dipasang di ujung depan
torpedo. tren yang paling signifikan adalah desain dan keadaan peralatan spesial
ini untuk para amatir . Lampu lengkung xenon juga terbukti dapat mencegah
kebutaan dari diabetis retinopati. Prosesnya adalah menghancurkan pembuluh
28
darah di mata yang telah membuat perdarahan di vitreous dan seiring waktu,
pembuluh darah baru akan menggantikannya
2.9.5.1 Sifat Umum Xenon
Penampilan : berwarna
Fase : gas
2.9.6 Radon
29
heksaflorida, WF6). Pada suhu dan tekanan ruang, radon tidak berwarna tetapi
apabila didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang kan
radon cair berwarna merah jingga.
Penumpukan gas Radon secara alamiah di atsmosfir bumi terjadi amat perlahan
sehingga air yang menyentuh udara bebas terus kehilangan Radon karena proses
“Volatilisasi. Air bawah tanah mempunyai kandungan Radon lebih tinggi di
bandingkan air permukaan.
Radon kadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik.
Radon tersebut di peroleh dengan pemompaan dari sumber Radium dan disimpan
daloam tabung kecil yang disebut ‘’benih’’ atau ‘’jarum’’. Radon sudah jarang di
gunakan lagi namun, mengingat rumah sakit sekarang bisa mendapatkan benih dari
‘’supplier’’ yang menghasilkan benih dengan tingkat peluruhan yang dikehendaki.
biasanya digunakan kobalt dan caesium yang tahan selama beberapa tahun,
sehingga lebih praktis ditinjau dari segi logistik. Karena peluruhannya yang cukup
cepat. radon juga digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang mengkaji interaksi
antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai. Peningkatan radon dalam anak
sungai atau sungai merupakan petunjuk penting bahwa terdapat sumber air bawah
tanah
Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh
Friedrich Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun
1908 William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray, yang menamakannya niton (dari
bahasa latin nitens berarrti "yang berkilauan"; simbol Nt), mengisolasinya,
menenentukan kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon adalah gas
paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini
disebut Radon.
Rata rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara. Radon
dapat di temukan di beberapa mata air dan mata air panas. Kota Misasa, Jepang,
terkenal karena mata airnya yang kaya dengan radium yang menghasilkan radon.
30
Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di
Granit. Radon juga mungkin dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat
tinggal (Namun ini juga bergantung bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya)
Uni Eropa mennentukan bahwa batas aman kandungan radon adalah 400
Bq/[[meter]3 untuk rumah lama, dan 200 Bq/m3 untuk rumah baru.
‘’Environmental Protection Agency’’ Amerika mennyarankan untuk melakukan
tindakan segera bagi semua rumah dengan kepekatan Radon melebihi 148 Bq/m3
(diukur sebagai4 pCi/L). Hampir satu rumah setiap 15 di A.S. mempunyai kadar
radon yang tinggi menurut statistik (U.S. Surgeon General) dan EPA
mencadangkan agar semua rumah diuji bagi radon. Sejak 1985 di Amerika, jutaan
rumah telah diuji kandungan radonnya.
Diketahui ada dua puluh Isotop radon yang diketahui. Yang paling stabil adalah
Rn-222 yang merupakan produk sampingan dari peluruhan radium-236, Rn-222
mempunyai waktu parah 3,823 hari (330.307,2 detik) dan memancarkan partikel
alpha. Rn-220 adalah produk sampingan dari peluruhan thorium dan disebut thoron.
Waktu paruhnya 55.6 dan juga memancarkan sinar Alfa. Radon-219 diturunkan
dari actinium.
Radon adalah gas karsinogen. Radon adalah bahan beradioaktif dan harus
ditangai secara hati-hati. Adalah sangat berbahaya untuk menghirup unsur ini
karena Radon menghasilkan partikel alpha.
31
kebanyakan penyakit kanker paru-paru dikaitkan dengan pengumpulan radon setiap
tahun. Radon dalam rumah dianggarkan menyebabkan kematian akibat kanker
paru-paru sekitar 21,000 orang setiap tahun di U.S. Radon adalah penyebab utama
kanker paru-paru di U.S. hari ini.
2.9.6.1 Sifat Umum Radon
Fase : gas
Bilangan oksidasi :0
32
Sifat magnetik : nonmagnetik
33
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan
unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi
mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan
hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas
mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-
jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin
kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas
Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik
didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
3.2 Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah
tentang “Golongan VIIIA (Gas Mulia)” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah
yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai
sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat
34
lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaikan
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_mulia
https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/14/golongan-viiia-gas-mulia-kimia-
unsur
https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/09/unsur-unsur-gas-mulia.html
gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html
www.bantubelajar.com/2015/10/pengertian-sifat-dan-manfaat-gas-mulia.html
kimiadasar.com/gas-mulia/
http://maaymeong.blogspot.co.id/2015/11/gas-mulia-pengertian-sifat-
keberadaan.html
usaha321.net/sifat-dan-kegunaan-unsur-golongan-gas-mulia.html
http://mcrizzwan.blogspot.co.id/2013/07/artikel-mulia.html#.WSGh5MYxXI
chemiscihuy.wordpress.com/tag/pembuatan-gas-mulia/
Farida ida, (2014). Kimia Anorganik 1. Edisi Kedua. Bandung : CV. Insan
Mandiri
36