Pada suatu hari ketika sedang menggali tanah si Miskin mendapat tajau yang
penuh berisi emas yang tidak akan habis sampai ke anak cucunya. Dengan takdir
Allah, di tempat itu berdirilah sebuah kerajaan komplit dengan perlengkapannya.
Kemudian Si Miskin mengganti namanya menjadi Maharaja Indera Angkasa dan
isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Dan negerinya diberi nama Puspa Sari.
Tidak lama kemudian, lahirlah anak kedua mereka bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Dewa menjadi iri hati atas kemasyhuran Negeri Puspa Sari dan
kebaikan hati Raja Indera Angkasa. Ketika Maharaja Indera Angkasa mencari ahli
nujum untuk meramalkan nasib putera-puterinya, Maharaja Indera Dewa
memanfaatkan hal tersebut untuk menghancurkan Negeri Puspa Sari. Atas
bujukan jahat Maharaja Indera Dewa, para ahli nujum mengatakan bahwa kelak
Marakarmah dan Nila Kesuma akan mendatangkan celaka bagi orangtuanya.
Maharaja Indera Angkasa percaya pada ramalan palsu tersebut dan dengan berat
hati ia memerintahkan kedua puteranya pergi selama-lamanya. Sepeninggal
putera-puterinya, Negeri Puspa Sari musnah terbakar dan Maharaja Indera
Angkasa menjadi miskin kembali.
Sesampainya di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah
pohon beringin dan mereka menangkap seekor burung untuk dimakan. Ketika
Marakarmah mencari api ke kempung, ia disangka seorang pencuri dan ia dipukuli
orang banyak, kemudian dibuang ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja
Mengindera Sari, putera mahkota Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi
isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Setiap hari Marakarmah membantu Nenek Kebayan menjual bunga yang akhirnya
membuat ia bertemu kembali dengan iaterinya Cahaya Chairani. Karena cerita
dari Nenek Kebayan tentang Raja Mangindera Sari, tahulah Marakarmah bahwa
puteri yang ditemulan Raja Mangindera Sari itu adalah adiknya sendiri, kemudian
ia menemui adiknya itu. Lalu ia membunuh nahkoda kapal yang jahat itu.
Selanjutnya Marakarmah mencari ayah bundanya, dan dengan kesaktiannya ia
menciptakan kembali kerajaan Puspa Sari seperti dahulu kala. Kemudian ia
mengalahkan Negeri Antah Berantah, yang kemudian dipimpin oleh raja Bujangga
Indera (saudara Cahaya Chairani). Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri
mertuanya Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan
Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam cahaya.
Format Kerja 1
Inventarisasi Satuan Peristiwa
Format Kerja 2
Indentifikasi Kesamaan Peristiwa
Menunjukkan pertentangan
makna bahwa Kerajaan Puspa
1 1 x 16
Sari berdiri lalu akhirnya
musnah
Menunjukkan pertentangan
makna bahwa raja keinderaan
2 9 x 15
miskin tetapi dapat
membangun kerajaan
menunjukkan pertentangan
makna bahwa Marakarmah
3 7 x 15 diusir oleh orang tuanya tetapi
mencari kembali orangtuanya
yang kembali miskin
Format Kerja 4
Interpretasi dan Pembuktian Satuan Peristiwa
Alur : Maju
Tahapan Alur:
1. Pengenalan :
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang
dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal
sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
2. Muncul Konflik :
3. Ketegangan :
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-
putrinya itu.(Paragraf 9)
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah
terbakar.(Paragraf 10)
4. Penyelesaian :
Penokohan
1. Protagonis : Maharaja Indra Angkasa
2. Antagonis : Maharaja Indra Dewa
3. Tritagonis : Marakarmah
Perwatakan
1. Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : Sabar, adil, pemurah, mudah terpengaruh.
Bukti :
Bukti :
o Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki
bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh
kasih saying.
3. Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : Iri hati, jahat, licik.
Bukti :
Bukti :
o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
Bukti :
o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
o Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin
kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari
dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.Negeri Antah Berantah
dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera
(saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
Bukti :
Bukti :
o Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian
terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk
dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
(Paragraf 12)
o Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang
kehidupannya berjual bunga. (Paragraf 13)
Bukti :
o Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya
Marakarmah ke laut…. (Paragraf 12)
Setting/ Latar
a. Setting Tempat
a. Negeri Antah Berantah,
o ..... dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki
berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera
Dewa. (Paragraf 2)
b. Di hutan,
o Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah
pohon beringin. (Paragraf 11)
o Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.(Paragraf 2)
c. Di Pasar
o Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan
yang lain. (Paragraf 4)
d. Negeri Puspa Sari
o Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet
perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan
isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa
Sari.(Paragraf 6)
e. Di lautan
o Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di
pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah
gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
f. Di tepi pantai pulau raksasa
o Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah
dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang.
(Paragraf 12)
g. Di kapal
o Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan
menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya
Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut….(Paragraf 12)
h. Negeri Palinggam Cahaya
o Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai
Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan
Mangindera Sari menjadi r aja di Palinggam Cahaya. (Paragraf 16)
Setting Suasana
1. Menyedihkan
o Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan
dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
(Paragraf 2)
Setting Waktu
Malam, siang
o Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian
seterusnya.(paragraf 2)
Gaya Bahasa
Melayu Klasik
o .Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu.
(Paragraf 3)
o Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal,
didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk
berbelanja sampai kepada anak cucunya. (paragraf 6)
Amanat
o Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.
o Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah
hati.
o Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam
hatinya.
o Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
o Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
Nilai-Nilai
1. Nilai Moral
o Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
o Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Jangan mudah iri kepada orang lain, karena hal tersebut dapat mendorong kita
untuk berbuat hal yang tidak baik.
2. Nilai Budaya
3. Nilai Sosial
o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
o Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan pemurah kepada rakyatnya.
4. Nilai Relligius
5. Nilai Pendidikan
o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Sebagai seorang anak kita harus menghormati dan berbakti pada orangtua dan
dapat membahagikan orangtua kita.
UNSUR EKSTRINSIK
1. Latar belakang penulis :
Seorang raja lebih mempercayai hasil ramalan seorang ahli nujum
Bukti :
o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(paragraf 9)
o Seseorang yang sangat miskin, akan diusir dan dibenci masyarakat
Bukti :
o Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-
ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-
darah tubuhnya (paragraf 2)
o Jaman dahulu, jika ada pencuri, maka akan dikeroyok warga
Bukti :