Anda di halaman 1dari 14

Hikayat Si Miskin

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata


pelajaran Bahasa Indonesia

Nama : Nur Almira Rahardyan


Kelas : X IPA 1

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung


Jalan Belitung no. 8
2012-2013
HIKAYAT SI MISKIN
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya
dibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Oleh sebab itu ia dikenal
sebagai si Miskin. Setiap hari mereka berkeliling mencari rezeki di Negeri Antah
Berantah di bawah pimpinan Maharaja Indera Dewa. Ke manapun mereka pergi
selalu diusir penduduk dengan disertai penganiayaan. Malam hari mereka tidur di
hutan dan siang harinya mereka berkeliling mencari rezeki. Ketika isterinya
mengandung tiga bulan, ia menginginkan buah mangga yang ada di taman raja.
Tapi Si Miskin menolaknya sehingga si isteri semakin keras menangisnya.
Kemudian si Miskin menerima permintaannya, tetapi Si Miskin hanya membelikan
buah mangga dari pasar sehingga ditolak oleh isterinya. Pada akhirnya dengan
rasa takut dan terpaksa ia menghadap raja dan memohon mempelam. Setelah ia
mendapatkannya, ia segera pulang dan memberikan mangga itu kepeda isterinya.
Setelah tiba saatnya, lahirlah anak laki-laki pertama mereka yang diberi nama
Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih
sayang.

Pada suatu hari ketika sedang menggali tanah si Miskin mendapat tajau yang
penuh berisi emas yang tidak akan habis sampai ke anak cucunya. Dengan takdir
Allah, di tempat itu berdirilah sebuah kerajaan komplit dengan perlengkapannya.
Kemudian Si Miskin mengganti namanya menjadi Maharaja Indera Angkasa dan
isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Dan negerinya diberi nama Puspa Sari.
Tidak lama kemudian, lahirlah anak kedua mereka bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Dewa menjadi iri hati atas kemasyhuran Negeri Puspa Sari dan
kebaikan hati Raja Indera Angkasa. Ketika Maharaja Indera Angkasa mencari ahli
nujum untuk meramalkan nasib putera-puterinya, Maharaja Indera Dewa
memanfaatkan hal tersebut untuk menghancurkan Negeri Puspa Sari. Atas
bujukan jahat Maharaja Indera Dewa, para ahli nujum mengatakan bahwa kelak
Marakarmah dan Nila Kesuma akan mendatangkan celaka bagi orangtuanya.
Maharaja Indera Angkasa percaya pada ramalan palsu tersebut dan dengan berat
hati ia memerintahkan kedua puteranya pergi selama-lamanya. Sepeninggal
putera-puterinya, Negeri Puspa Sari musnah terbakar dan Maharaja Indera
Angkasa menjadi miskin kembali.
Sesampainya di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah
pohon beringin dan mereka menangkap seekor burung untuk dimakan. Ketika
Marakarmah mencari api ke kempung, ia disangka seorang pencuri dan ia dipukuli
orang banyak, kemudian dibuang ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja
Mengindera Sari, putera mahkota Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi
isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Nasib Marakarmah dilautan ia terus hanyut dan terdampar di pangkalan raksasa.


Di sana ia bertemu dengan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang ditawan oleh
raksasa. Mereka berdua mencoba melarikan diri dari pulau itu dengan
menumpang sebuah kapal. Nahkoda kapal menginginkan cahaya Chairani
sehingga ia mendorong Marakarmah kelaut, kemudian ia ditelan oleh ikan nun
yang pada akhirnya terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan. Atas petunjuk
burung rajawali, Nenek Kebayan mengeluarkan Marakarmah dari perut ikan nun
itu. Kemudian Marakarmah dijadikan anak angkat Nenek Kebayan.

Setiap hari Marakarmah membantu Nenek Kebayan menjual bunga yang akhirnya
membuat ia bertemu kembali dengan iaterinya Cahaya Chairani. Karena cerita
dari Nenek Kebayan tentang Raja Mangindera Sari, tahulah Marakarmah bahwa
puteri yang ditemulan Raja Mangindera Sari itu adalah adiknya sendiri, kemudian
ia menemui adiknya itu. Lalu ia membunuh nahkoda kapal yang jahat itu.
Selanjutnya Marakarmah mencari ayah bundanya, dan dengan kesaktiannya ia
menciptakan kembali kerajaan Puspa Sari seperti dahulu kala. Kemudian ia
mengalahkan Negeri Antah Berantah, yang kemudian dipimpin oleh raja Bujangga
Indera (saudara Cahaya Chairani). Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri
mertuanya Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan
Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam cahaya.
Format Kerja 1
Inventarisasi Satuan Peristiwa

No. Peristiwa/….. Narator Paragraf


Karena sumpah Batara Indera, seorang raja
Kalimat 1
1 keinderaan berserta permaisurinya dibuang Narator
Paragraf 1
sehingga sengsara hidupnya
Si miskin mencari rezeki di Negeri Antah
Berantah, dan kemana pun mereka pergi Kalimat 3
2 Narator
selalu diburu dan diusir oleh penduduk Paragraf 1
dengan penganiayaan
Si miskin berhasil mendapat mangga yang Kalimat 9
3 Narator
diinginkan pada saat anak mereka lahir Paragraf 1
Saat menggali tanah untuk membuat
teratak, mereka menemukan tajau yang Kalimat 1
4 Narator
penuh isi emas yang tidak akan habis hingga Paragraf 2
ke anak cucu
Berdirilah kerajaan yang komplit bernama Kalimat 2
5 Narator
Puspa Sari Paragraf 2
Bujukan jahat dari Raja Antah Berantah
(Maharaja Indera Dewa) kepada ahli nujum
Kalimat 2
6 yang akan meramal Marakarmah dan Nila Narator
Paragraf 3
Kesuma akan mendatangkan celaka bagi
orang tuanya
Maharaja Indera Angkasa menyuruh anak- Maharaja Kalimat 4
7
anaknya pergi selama-lamanya Indera Angkasa Paragraf 3
Negeri Puspa Sari musnah terbakar dan
Kalimat 5
8 Maharaja Indera Angkasa menjadi miskin Narator
Paragraf 3
kembali
Marakarmah dibuang kelaut setelah Kalimat 2
9 Narator
disangka pencuri dan dipukuli oleh warga Paragraf 4
Nila Kesuma bertemu oleh Raja Mengindera Kalimat 3
10 Nila Kesuma
Sari dan menikah dengan Mayang Mengurai Paragraf 4
Marakarmah yang hanyut terdampar di
pagkalan raksasa yang menawan Cahaya Kalimat 2
11 Marakarmah
Chairani (anak raja Cina ) dan melarikan diri Paragraf 4
dengan kapal
Marakarmah ditelaaan ikan nun setelah
Kalimat 4
12 didorong oleh nahkoda dan terdampar Marakarmah
Paragraf 5
didekat rumah Nenek Kebayan
Marakarmah ditemukan dan diangkat Kalimat 5
13 Marakarmah
menjadi anak Nenek Kebayan Paragraf 5
Kalimat 2
14 Marakarmah bertemu Nila Kesuma Marakarmah
Paragraf 6
Kalimat 4
15 Marakarmah mencari ayah bundanya Marakarmah
Paragraf 6
Dengan kesaktian Marakarmah, berdirilah Kalimat 5
16 Narator
kembali Kerajaan Puspa sari Paragraf 6
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh
Kalimat 6
16 Marakarmah dan dirajai oleh Raja Bujangga Narator
Paragraf 6
Indera
Marakarmah pergi ke negeri Mercu Indera
Kalimat 7
17 dan menjadi Sultan Mangindera Sari juga di Narator
Pargraf 7
Palinggam Cahaya

Format Kerja 2
Indentifikasi Kesamaan Peristiwa

No. Kesamaan Satuan Peristiwa Keterangan


Sama-sama menunjukkan
1 1=2 keluarga si miskin yang masih
miskin
Sama-sama menunjukkan
2 3=5 kekayaan yang baru didapat si
miskin
Sama-sama menceritakan
3 11 = 12 penderitaan yang dialami
Marakarmah
Format Kerja 3
Indentifikasi Pertentangan Satuan Peristiwa

No. Pertentangan Satuan Peristiwa Keterangan

Menunjukkan pertentangan
makna bahwa Kerajaan Puspa
1 1 x 16
Sari berdiri lalu akhirnya
musnah

Menunjukkan pertentangan
makna bahwa raja keinderaan
2 9 x 15
miskin tetapi dapat
membangun kerajaan

menunjukkan pertentangan
makna bahwa Marakarmah
3 7 x 15 diusir oleh orang tuanya tetapi
mencari kembali orangtuanya
yang kembali miskin
Format Kerja 4
Interpretasi dan Pembuktian Satuan Peristiwa

No. Kode Satuan Interpreasi Satuan Peristiwa Pembuktian Teks


A. Latar Belakang Permasalahan
Karena Sumpah Batara Indera, Karena Sumpah Batara
seorang raja keinderaan beserta Indera, raja dan
1 permaisurinya dibuang permaisurinya menjadi
sengsara dan dikenal
dengan sebutan Si Miskin
B. Permasalahan Utama
Perasaan iri dan benci yang berada Bujukan jahat dari Raja
dalam diri Maharaja Indera Dewa Antah Berantah
kepada Maharaja Indera Angkasa (Maharaja Indera Dewa)
yang tidak pernah surut dan saat itu kepada ahli nujum yang
ahli nujum masih dipercaya sebagai akan meramal
pembaca da penentu kehidupan. Marakarmah dan Nila
Oleh karena itu, setiap perkataan ahli Kesuma akan
nujum selalu dipercaya dan dituruti mendatangkan celaka
2 6 bagi orang tuanya dan
Maharaja Indera Angkasa
menyutuh anaknya pergi
selama-lamanya setelah
mendengar perkataan ahli
nujum bahwa anak-
anaknya akan
mendatangkan celaka
bagi orang tuanya.
Unsur Intrinsik
Tema : Perjalanan Hidup

Alur : Maju

Tahapan Alur:
1. Pengenalan :

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang
dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal
sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)

2. Muncul Konflik :

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan


kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah
Berantah.(Pada paragraph 7)

3. Ketegangan :

Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-
putrinya itu.(Paragraf 9)

Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah
terbakar.(Paragraf 10)

Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah


pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke
kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian
dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota
dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan
bernama Mayang Mengurai.(Paragraf 11)

4. Penyelesaian :

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin


kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala
perlengkapannya seperti dahulu kala.Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh
Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya
Chairani). (Paragraf 15)
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna
di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari
menjadi raja di Palinggam Cahaya. (Paragraf 16)

Penokohan
1. Protagonis : Maharaja Indra Angkasa
2. Antagonis : Maharaja Indra Dewa
3. Tritagonis : Marakarmah

Perwatakan
1. Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : Sabar, adil, pemurah, mudah terpengaruh.

Bukti :

o Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyhurkan


kerajaan Puspa Sari….(Paragraf 7)
o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(Paragraf 9)

2. Tuan Putri Ratna Dewi : Baik, penyayang

Bukti :

o Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki
bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh
kasih saying.

3. Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : Iri hati, jahat, licik.

Bukti :

o ...menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah


Berantah.(paragraph 7)
o Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan
bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan
celaka saja bagiorangtuanya. (Paragraf 8)

d. Nila Kesuma : Patuh pada orangtua

Bukti :
o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(Paragraf 9)

5. Marakarmah : Patuh pada orangtua, bijaksana.

Bukti :

o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
o Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin
kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari
dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.Negeri Antah Berantah
dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera
(saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)

6. Cahaya Chairani : Baik hati

Bukti :

o Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah


dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang.
(Paragraf 12)

7. Nenek Kebayan : Baik hati, penolong, penyayang.

Bukti :

o Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian
terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk
dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
(Paragraf 12)
o Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang
kehidupannya berjual bunga. (Paragraf 13)

8. Nahkoda kapal : Jahat

Bukti :

o Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya
Marakarmah ke laut…. (Paragraf 12)

Setting/ Latar
a. Setting Tempat
a. Negeri Antah Berantah,
o ..... dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki
berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera
Dewa. (Paragraf 2)
b. Di hutan,
o Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah
pohon beringin. (Paragraf 11)
o Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.(Paragraf 2)
c. Di Pasar
o Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan
yang lain. (Paragraf 4)
d. Negeri Puspa Sari
o Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet
perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan
isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa
Sari.(Paragraf 6)
e. Di lautan
o Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di
pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah
gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
f. Di tepi pantai pulau raksasa
o Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah
dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang.
(Paragraf 12)
g. Di kapal
o Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan
menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya
Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut….(Paragraf 12)
h. Negeri Palinggam Cahaya
o Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai
Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan
Mangindera Sari menjadi r aja di Palinggam Cahaya. (Paragraf 16)

Setting Suasana

a) Tegang, mencekam dan ketakutan,


o Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-
ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-
darah tubuhnya. (Paragraf 2)
o Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan,
pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam.(Paragraf 4)
o Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli
orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut.(Paragraf 11)
b) Bahagia
o Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki
bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh
kasih saying.(Paragraf 5)
o Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal,
didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk
berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ
sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama
Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi.
Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang
kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.(Paragraf 6)

1. Menyedihkan
o Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan
dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
(Paragraf 2)

Setting Waktu

 Malam, siang
o Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian
seterusnya.(paragraf 2)

Sudut Pandang Pengarang


 Orang ketiga, karena pengarang hanya berperan sebagai pengantar cerita.
o Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya
bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian
ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
o Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang
ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan
isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya.(Paragraf 3)

Gaya Bahasa
 Melayu Klasik
o .Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu.
(Paragraf 3)
o Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal,
didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk
berbelanja sampai kepada anak cucunya. (paragraf 6)

Amanat
o Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.
o Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah
hati.
o Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam
hatinya.
o Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
o Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

Nilai-Nilai
1. Nilai Moral

o Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
o Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Jangan mudah iri kepada orang lain, karena hal tersebut dapat mendorong kita
untuk berbuat hal yang tidak baik.

2. Nilai Budaya

o Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.


o Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.
o Seorang anak hendaknya dapat membahagiakan orangtuanya.

3. Nilai Sosial

o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
o Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan pemurah kepada rakyatnya.

4. Nilai Relligius

o Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.


o Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
o Hendaknya kita selalu berdoa dan mendekat pada Tuhan di dalam segala hal yang
kita alami dalam hidup kita.

5. Nilai Pendidikan

o Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.
o Sebagai seorang anak kita harus menghormati dan berbakti pada orangtua dan
dapat membahagikan orangtua kita.
UNSUR EKSTRINSIK
1. Latar belakang penulis :
 Seorang raja lebih mempercayai hasil ramalan seorang ahli nujum

Bukti :

o Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.(paragraf 9)
o Seseorang yang sangat miskin, akan diusir dan dibenci masyarakat

 Seseorang yang sangat miskin, akan diusir dan dibenci masyarakat

Bukti :

o Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-
ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-
darah tubuhnya (paragraf 2)
o Jaman dahulu, jika ada pencuri, maka akan dikeroyok warga

 Jaman dahulu, jika ada pencuri, maka akan dikeroyok warga

Bukti :

o Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli


orang banyak,(paragraf 11)

Anda mungkin juga menyukai