Anda di halaman 1dari 43

askep KB suntik

BAB I
KONSEP MEDIS
I. Pengertian
A. Pengertian Secara Umum
KB adalah usaha mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian
rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta keluarga dan masyarakat
yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut.
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat
untuk memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang
digunakan untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan.
Jika pasangan yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan
wanita akan hamil dalam satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi
(Gunningham, et al., 1997). Oleh karena itu untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak
terlepas dari peran alat kontrasepsi. Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan
gangguan mayor di dalam kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan
ibu dan neonatus.

B. Pengertian Secara Khusus


KB adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah bertemunya sel mani dari laki-laki dan sel telur dari
perempuan sekitar persetubuhan.
KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
kelahiran dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Prof. Dr. Rustam,
M.MPH, 1998:225).
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman
II. Peran Perawat Dalam Program Keluarga Berencana
Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan
edukator. Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan
akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak
direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi namun salah
dan tidak konsisten dalam penggunaannya. Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki
pendidikan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka
perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik
kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus
konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan
menggunakan alat kontrasepsi.
III. Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
A. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat/Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara disuntikkan ini.
B. DEPO NET-EN (Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat)
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 minggu) dengan cara
disuntikkan IM.
IV. Mekanisme Kerja
A. Primer : mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi LH surge respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak berubah, sehingga
memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hipofise
(menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
B. Sekunder
- Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- Menghambat transportasi gamet dan tuba
- Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.

V. Indikasi KB Suntik
KB Suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi enggan/tidak bisa melakukan
sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi
estrogen/menunjukkan efek samping dengan pemakaian estrogen/enggan minum pil
tiap hari. KB suntik yang diberikan kepada ibu menyusui dan pada wanita yang
mendekati menopause.

VI. Kontra Indikasi


Ada 2 macam, yaitu:
A. Kontra indikasi secara mutlak
- Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis
- Kelainan serebro vaskular
- Fungsi hati tidak / kurang baik
- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi
- Varices berat
- Adanya kehamilan
B. Kontra Indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan abnormal pervaginam
- Fibromioma uterus
- Penyakit jantung dan ginjal
VII. Macam-macam Kontrasepsi Suntik
Ada 3 macam, yaitu:
A. Depo Provera
Adalah medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral/mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.

1. Komposisi
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam air:
- Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
- Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot
bokong musculus gluceus agak dalam.
3. Efektivitas
Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal
penyuntikan dilakukan secara teratur.
4. Keuntungan
- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
pre menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak mengganggu hubungan sexual, mengurangi rasa nyeri saat haid.
- Tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian estrogen.
5. Efek Samping
- Reaksi anafilaksis
- Penyakit tromboembolik, tromboplebitis
- Sistem saraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak
bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak merah/jerawat
- Gastrointestinal, mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit ditempat suntikan
6. Cara Pemberian
- Waktu pasca persalinan (PP)
Diberikan pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum pulang dari RS/6-
8 minggu pasca bersalin asal ibu tidak hamil/belum melakukan coitus.
- Pasca Keguguran
Segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari RS, 30 hari pasca abortus
asal ibu belum hamil lagi, dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.
B. Noristat (Norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot). Larutannya merupakan
campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.

1. Komposisi
Dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason enantat dalam larutan minyak (depo
norestirat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengan cara IM. Untuk 6
bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan setelah itu setiap 12 minggu.
ASKEP KB PIL TERBARU

BAB I

LANDASAN TEORITIS

1. Pengertian

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

(Prawirohardjo Saswono, 1982; 464)

Implant adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang terdiri dari bahan aktif berupa
progestational levonosgestrel, berukuran kira-kira sebesar batang korek api dan
mengandung 36 ± 2 MG lovenorgestrel.

(Mochtar Rustam, 1998; 278)

Implant merupakan metode kontrasepsi berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul
silastik silikon berisi masing-masing 36 MG levonorgestrel dan disusukkan di bawah
kulit.

(Mansjoer Arif, 2001; 363)

2. Jenis

a. Non Bopgradable Implant

1) Norplant

Norplant adalah kontrasepsi subdermal yang bekerja dalam jangka waktu lama,
disetujui oleh food dan drug administration dalam penggunaan di Amerika tahun
1991.

Terdiri 6 kapsul, berisi hormon levonergestrel dan disusukkan di tubuh kulit.

Daya kerja 5 tahun

Panjang batang 34 MM
Waktu pemasangan susuk, yaitu:

 Saat haid

 Dalam tenggang waktu 7 hari pasca abortus

 Saat laktasi (bila lebih 6 minggu pasca persalinan)

2) Norplant – 2

Terdiri dari 2 batang, berisi hormon levonorgestrel

Daya kerja 3 tahun

Panjang batang 44 MM

3) Satu batang

Berisi hormon ST – 1436

Daya kerja 2 tahun

4) Satu batang

Berisi hormon 3 – Keto – desogestrel

Daya kerja 2,5 tahun sampai 4 tahun

Sistem norplant sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Rata-rata kehamilan


pada tahun pertama sekitar 0,2% dengan rata-rata 0,8 dari 100 pengguna selama 5
tahun penggunaan. Angka ini lebih baik dari pada dosis rendah pil dan mendekati
angka sterilisasi tuba, tetapi norplant sangat baik. Rata-rata kehamilan berangsur-
angsur meningkat melebihi 5 tahun 2 sampai 3 kehamilan per 100 pengguna.

Wanita yang termasuk berpotensi adalah:

 Yang memiliki anak, tapi tidak menginginkan sterilisasi tuba.

 Ingin menunda kelahiran anak dalam beberapa tahun tetapi menginginkan kembali
ke masa subur secara cepat.

 Telah mengalami kegagalan kontrasepsi dengan cara lain.


 Sulit untuk menggunakan pil / obat harian.

 Sedang menyusui dan paling sedikit 6 minggu setelah persalinan.

 Lebih tua dari 35 tahun dan biasa merokok.

 Terlambat dalam reproduksi dan lebih suka untuk tidak menggunakan cara yang
mengandung estrogen.

(Reader Sharoom S, 1997; 207)

b. Bio Degradable Implant

Yang sedang diuji coba saat ini

1) Capronor

Suatu kapsul polimer berisi hormon lenorgestral

Daya kerja 18 bulan

2) Dellers

Berisi nuriethindrine dan sejumlah kecil kolesterol

Daya kerjanya 1 tahun

3) Mekanisme kerja

 Menekan ovulasi, lebih dari 80% pemakai norplant pada tahun-tahun pertama tidak
mengalami ovulasi

 Membuat getah serviks menjadi kental sehingga menyulitkan penetrasi sperma

 Membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan

(Mansjoer Arif, 2001; 367)

4) Indikasi
 Sebagai kontrasepsi jangka panjang untuk menjarangkan atau mengakhiri
kesuburan selama laktasi, serta bila penggunaan estrogen merupakan kontra –
indikasi

 Masa penggunaan telah habis (5 tahun)

(Mansjoer Arif, 2001; 367)

5) Kontra indikasi

Diduga atau diketahui hamil, tromboflebitis atau trombo emboli aktif pendarahan
vagina tanpa sebab yang jelas, penyakit hati akut, tumor hati jinak atau ganas dan
dugaan atau menderita kanker payudara, kelainan jiwa, kelainan kardiovaskuler dan
diabetes melitus.

(Mansjoer Arif, 2001; 367)

6) Keuntungan dan kerugian

Keuntungan dari norplant mencakup efek yang lama, kenyamanan, mengurangi


gangguan hubungan seksual dan efek estrogen. Keefektifan yang tinggi dan tidak
membutuhkan pengontrolan.

Sebagai kontrasepsi progestin, cara yang digunakan norplant dalam manfaatnya


meliputi:

 Penekanan ovulasi

 Mempertebal mukosa serviks

 Perubahan pada endometrium, membuatnya tidak mengalami implikasi dan

 Mempercepat tuba mentransport ovum

Keuntungan implant:

 Dipasang selama 5 tahun


 Kontrol medis ringan

 Dapat dilayani di daerah pedesaan

 Penyakit medis tidak terlalu tinggi

 Biaya ringan

Kerugian implant:

 Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi


pendarahan yang tidak teratur

 Berat badan bertambah

 Menimbulkan akue, ketegangan payudara

 Liang senggama terasa kering

 Siklus menstruasi yang tidak teratur, dimana aliran menstruasi diperpanjang selama
penggunaan bulan pertama, perdarahan atau bercak antara periode atau
amenorhoe.

Cara pengobatan yang dipakai untuk menghentikan perdarahan pada akseptor


kontrasepsi implant:

- Konseling

- Pemeriksaan fisik, ginekologi dan laboratorium

- Pemberian progesteron dan estrogen

- Pemberian vitamin, serum dan kuretase

(Mochtar Rustam, 1998; 280)

 Nyeri saat penyelipan dan pelepasan

 Peningkatan berat badan


Efek samping yang lain antara lain:

 Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa

 Tromboflebitis aktif atau gangguan trombo embolis

 Kehamilan

 Gangguan hati

 Arteri coronary atau gangguan cerebro vaskular

 Kanker payudara

(Reader Sharoon J, 1997; 209)

3. Perencanaan

DX 1

Kurangnya pengetahuan b/d mekanisme tindakan, efek samping, komplikasi dari


kontrasepsi implant.

Tujuan:

Pengetahuan bertambah dimana klien mengalami efek samping, komplikasi dari


kontrasepsi implant.

Intervensi:

 Jelaskan pada klien tentang mekanisme tindakan dari efek samping pemakaian
implant

 Menganjurkan pada orang sakit untuk menjaga daerah pemasangan implant agar
tetap kering

 Anjurkan pada ibu untuk periksa ulang pada hari ke – 7

 Kolaborasi dengan dokter dalam penanggulangan efek samping jika akan memakai
obat-obatan
Rasionalsiasi:

 Jika pasien sudah jelas mengenai tindakan dan efek samping dari pemakaian
implant pasien akan lebih berarti dalam menjalani pemasangan

 Dapat terhindar dari infeksi dan cepat sembuh

 Untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk dari efek samping yang ada misalnya
perdarahan yang hebat

 Obat-obatan dan perawatan yang cepat dan tepat menghindari bahaya lebih parah

DX 2

Pola seksual yang berubah-ubah b/d kecemasan penanggulangan alat kontrasepsi.

Tujuan:

Cemas dapat teratasi.

Intervensi:

 Yakinkan pada klien bahwa alat kontrasepsi yang akan digunakan telah sesuai
dengan kondisi tubuh

 Jelaskan kepada pasien bahwa alat kontrasepsi implant tidak menurunkan gairah
dalams seks

Rasionalisasi:

 Pengkajian yang lengkap akan memberikan keyakinan pada pasien bahwa pasien
telah benar-benar siap untuk dipasang
 Cerita pengalaman dari pasien yang telah dipasang implant dapat memberikan
semangat atau dorongan pada pasien

DX 3

Resiko infeksi b/d kesehatan pribadi yang tidak memadai dan perawatan alat.

Tujuan:

Infeksi dapat teratasi dan dapat dihindari.

Intervensi:

 Memberikan penjelasan pada orang sakit cara perawatan luka

 Ajarkan kepada orang sakit untuk menjaga daerah pemasangan supaya jangan
terkena air dan debu

 Mensterilkan alat-alat sebelum diadakan insersi

Rasionalisasi:

 Perawatan yang baik dan benar dapat menghindar infeksi menjadi lebar jika terkena

 Masuknya kuman karena terkena air dan debu

 Kesterilan alat menghindar masuknya kuman


1. Persiapan Alat

Peralatan yang diperlukan:

 Sabun antiseptik

 Kasa steril

 Cairan antiseptik mertiolat atau yang lainnya

 Kain steril

 Anastesi lokal

 Semprit dan jarum suntik

 Sebuah trokar no. 10

 Sepasang sarung tangan steril

 Satu set kapsul norplant (6 buah)

 Sebuah salper no. 10 atau no. 18 dengan ujung tajam

 Epinefrin atau persiapan bila terjadi syok anafilaksis

2. Persiapan Pasien

 Kontrasepsi ini terdiri dari 6 kapsul sikistik dengan panjang masing-masing 34 MM


dan lebar 2,4 MM serta mengandung lebih kurang 36 MG levonorgestrel

 Pastikan bahwa semua peralatan sudah benar-benar steril. Untuk ini peralatan
(sugical pans) dan semua alat-alat harus disterilkan terlebih dahulu dan kemudian
dibungkus dengan yang steril, sehingga peralatan tersebut dapat segera dipakai
apabila suatu waktu diperlukan

 Pastikan bahwa seorang dari staf anda memberikan penjelasan yang lengkap
terlebih dahulu kepada calon akseptor mengenai norplant. Kemudian biarkanlah
wanita ini mengambil keputusannya sendiri apakah memang cara ini yang
dikehendakinya
 Akseptor harus berbaring dengan posisi horizontal selama pemasangan norplant
tempat tidur atau meja operasi harus ditutup dengan sprai bersih sebelum insersi
dimulai. Seluruh prosedur pemasangan akan memakan waktu lebih kurang 10 menit.

(Mansjoer Arif, 2001; 363)

3. Waktu Pemasangan

Waktu yang paling baik untuk pemasangan norplant adalah sewaktu haid
berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan
dapat disingkirkan segera setelah keguguran.

(Mansjoer Arif, 2001; 363)

4. Cara Pemasangan

 Letakkan lengan akseptor di atas meja operasi

 Pakailah sarung tangan dan letakkan alat-alat di tempat yang mudah dicapai

 Cucilah daerah lengan tempat pemasangan dengan sabun antiseptik

 Pasanglah duk steril yang telah disediakan pada daerah dimana implant akan
dipasang

 Letakkan ke 6 kapsul berjejer seperti bentuk kipas, lakukan insersi sesuai dengan
posisi tersebut

 Isilah spuit dengan zat anestesi lokal sebanyak ± 2,55 cc

 Lakukan anastesi di bawah kulit (subdermal) di tempat dimana implant akan


dipasang

 Buatlah insisi sepasang ± 0,5 cm dengan skal pel no. 10 atau no. 15 pada kulit
bekas tempat suntikan anastesi lokal tadi

 Masukkan trokar sampai bagian yang terbuka di bawah kulit


 Setelah trokar masuk sampai batas yang ditentukan tadi, masukkan kapsul norplant,
pertama ke dalam trokar dan doronglah kapsul tersebut hingga masuk sepenuhnya
ke dalam trokar

 Masukkan batang pendorong (rod) trokar ke dalam trokar sampai menyentuh dan
mendorong kapsul. Kemudian tekanlah rod sehingga kapsul terdorong sampai ke
ujung trokar dimana hal ini dapat dirasakan

 Tahanlah batang pendorong pada tempatnya dan tariklah perlahan-lahan batang


trokar ke belakang hingga tanda terbawah pada trokar terlihat

 Ulangi langkah 9 sampai 12, sehingga semua kapsul norplant telah diletakkan pada
tempatnya, pasang dalam bentuk kipas seperti yang telah digambarkan.

Gambar

5. Pengangkatan

 Ulangi langkah 1 – 4 cara inseksi

 Tentukan lokasi implant dan dorong dengan jari agar kembali ke tempat insersi
semula
 Tentukan lokal insisi yang akan dilakukan

 Lakukan anastesi lokal dan lakukan infiltrasi searah dengan posisi kapsul norplant

 Buat insisi ± 5 – 7 MM

 Pasanglah forsep insisi dan dengan tangan yang lain doronglah kapsul yang
terdekat ke tempat insisi

 Bukalah forsep dan jepitlah kapsul, tarik ke arah insisi sambil terus didorong dengan
jari tangan lain

 Potonglah jaringan sekitarnya dengan skalpel secara hati-hati sehingga kapsul


norplant akan terbebas dari jaringan sekitarnya

 Lakukan prosedur yang sama untuk tiap kapsul

 Bila akseptor ingin melanjutkan pemakaian implant, dapat dilakukan pemasangan


norplant baru melalui insisi yang sama, hanya arahnya berlawanan dengan posisi
semula

 Pakailah antiseptik dan cara membalut yang serupa dengan waktu rusersi
I. Pengkajian

 Riwayat kesehatan keluarga

 Riwayat kesehatan pribadi

- Penyakit masa lalu

- Perdarahan

- Operasi

- Penyakit serius

- Jenis pengobatan yang digunakan

- Status nutrisi

 Riwayat menstruasi

- Haid pertama

- Masalah dalam menstruasi

- Pengobatan yang digunakan

 Riwayat kehamilan

- Kehamilan pertama

- Kelainan dalam kehamilan

- Banyak kehamilan
 Riwayat kontrasepsi sebelumnya

 Pemeriksaan fisik

- Tanda-tanda vital

- Penampilan: berat badan, usia

- Kepala, leher, mata, kelenjar tiroid

- Dada: daerah paru, jantung dan payudara

- Abdomen: organ-organ pembuluh darah besar

- Pelvis: vulva, vagina, leher rahim, indung telur

- Rectal: sifat sphincter

- Kaki dan tangan: pembuluh mekar (parikositis, nadi, sirkulasi)

- Kulit: luka, warna, pigmentasi

 Tes laboratorium

- Papsmear: perlindungan bagi kanker leher rahim

- Perkembangan chlomidra dan gonorrhoe (kencing nanah) ketika diperlihatkan

- Urinalisis perlindungan bagi diabetes, fungsi ginjal

(Reader Sharoom, 1997; 209)

II. Diagnosa Keperawatan Pada Akseptor KB Implant adalah:

1. Kurangnya pengetahuan b/d mekanisme tindakan, efek samping, komplikasi


dari kontrasepsi implant
2. Pola seksual yang berubah-ubah b/d kecemasan penanggulangan alat
kontrasepsi
3. Resiko tinggi b/d kesehatan pribadi yang tidak memadai dan perawatan alat
III. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Pasien Gangguan


takut lupa rasa aman
Pasien mengatakan
meminum cemas
sering merasa takut
akan efek dari pil
KB

DO:

Ekspresi wajah
tampak cemas

2 DS: Kurang Kurangnya


informasi pengetahuan
Pasien mengatakan
tentang tentang KB
takut menggunakan
KB
sistem KB implant
rutin tiap hari
karena akan
menambah berat
badan

DO:

- Pasien menanyakan
tentang efek
samping lain dari pil
KB

- TB: 157 cm, BB: 49


kg
IV. Perumusan Masalah

 Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan pasien takut lupa meminum pil
KB karena akan memberikan efek samping ditandai dengan ekspresi wajah tampak
lemas

 Kurangnya pengetahuan pasien tentang KB berhubungan dengan kurangnya


informasi tentang KB ditandai dengan pasien menanyakan tentang efek samping dari
pil KB.

V. Prioritas Masalah

 Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan pasien takut lupa meminum pil
KB karena akan memberikan efek samping ditandai dengan ekspresi wajah tampak
cemas

 Kurangnya pengetahuan tentang KB berhubungan dengan kurangnya informasi


tentang KB ditandai dengan pasien menanyakan tentang efek samping pil KB.
LAPORAN ASKEP IBU PADA Ny. R

DI RB.

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 23 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Jl. Bilal

Tanggal Masuk : 22 – 8 – 2000

Nama suami : Tn. A

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Suku / Bangsa : Batak / Indonesia

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Alamat : Jl. Bilal


Status Perkawinan

Umur Kawin : 20 tahun

Berapa Kali Kawin : 1 kali

Lamanya Perkawinan : 3 tahun

Penyakit TBC : (-)

Penyakit DM : (-)

Anak Kembar : (-)

II. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

TD : 120 / 70 mmHg

RR : 20 x / menit

Pols : 80 x / menit

Suhu : 370C

TB : 157 cm

BB : 49 kg

Odema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Dyspnoe :

Hypertensi :

b. Kepala
Bentuk kepala oval, tidak ada kelainan struktur, rambut lurus, warna rambut hitam,
rambut bersih dan tidak terdapat adanya ketombe.

c. Mata

Sclera tidak isterus, konjungtiva tidak anemia.

d. Telinga

Tidak dapat kelainan struktur, serumen dalam batas normal, tidak memakai alat
bantu pendengaran.

e. Hidung

Tidak ada polip, dapat membedakan bau-bauan.

f. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tekanan vena jugularis tidak meninggi.

g. Sistem reproduksi

: 28 hari

: normal

: tidak hamil

agina : tidak ada

: tidak ada

: tidak ada

p : 1 orang

: tidak ada

: baik

: 5 hari

: 15 tahun

: tidak ada

: tidak ada
Tanggal mulai pemakaian alat KB : 22 – 8 – 2000

Alat KB yang akan digunakan : pil KB implant

III. Pengkajian Data Fokus

No Data Subjektif Data Objektif

1 Px mengatakan sering  Ekspresi wajah


merasa takut akan efek tampak cemas
samping dari pil KB bila ibu
 Px menanyakan
lupa meminumnya
tentang efek samping
lain dari pil KB

2 Px mengatakan takut  TB: 157 cm, BB: 49


menggunakan sistem KB kg
pil secara rutin tiap hari
karena menambah berat
badan
DAFTAR PUSTAKA

Angsar Ilyas, Buku Panduan Untuk Pelatih, Pelatihan Penyegaran, Jakarta, 1994.

Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Media Aesculapius,
FKUI, Jakarta, 1999.

Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua, Jilid 2, EGC, Jakarta, 1998.

Reader Sharoom J, Maternity Nursing Family, Newborn And Women’s Health Care,
Eighteenth Edition, Lippincott, Philadelphia – New York, 1997.

Tujuan dan Sasaran

TUJUAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MALANG

Tujuan Program Keluarga Berencana secara makro untuk


mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka
kelahiran, secara mikro mewujudkan ketahanan keluarga dan
kesejahteraan masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan
sebagai berikut :

1. Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui


pendewasaan usia perkawinan

2. Pengaturan kelahiran

3. Pembinaan ketahanan keluarga

4. Peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga


kecil bahagia dan sejahtera

5. Meningkatkan koordinasi dan peran serta aparatur serta masyarakat


sehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun
Keluarga Berencana

6. Meningkatkan peran penyuluh dalam peningkatan capaian program


SASARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MALANG

1. Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk

2. Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi

3. Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga

4. Memperkuat kelembagaan dan jejaring pelayanan KB

Ada beberapa metode kontrasepsi atau KB yang tersedia. Untuk memilih apa kontrasepsi atau
KB yang cocok untuk anda, sebaiknya anda mengetahui kebaikan dan kekurangan dari metode KB
ini.

Beberapa metode kontrasepsi:

Metode Perlindungan:

Metode kontrasepsi jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Kondom; yang juga termasuk
metode ini adalah diafragma, kondom untuk wanita , dan juga spremisida.

Kondom berkeja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan.

Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan spermasida ( senyawa kimia
terdapat dalam bentuk jeli, tablet vagina, kream, busa vaginal yang berfungsi membunuh sperma.).

Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan kondom
dapat diperkecil dengan menggunakan kondom dengan cara benar, gunakanlah saat ereksi dan
lepaskan pada saat ejakulasi.

Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat
ejakulasi sehingga terjadi perembesan. Efek samping dari kondom adalah bila terdapat alergi
terhadap karet kondom.

Keuntungan dari kondom dapat dibeli secara bebas diapotik-apotik, mudah digunakan dan kondom
juga memperkecil penularan penyakit kelamin.

Hormonal

Ada beberapa cara/metode yang dapat diberikan yaitu suntikan,bentuk pil yang diminum serta susuk
atau implant .

Pil Kb termasuk metode yang efektif saat ini ----bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur.

Pil Kb mempunyai efektifitas yang tinggi 99% bila digunakan dengan tepat dan secara teratur .

Keuntungan lain pil kb tetap membuat menstruasi yang teratur, mengurangi kram atu sakit saat
menstruasi dan penelitian terakhir menyatakan pemakain pil kb dapat mencegah terjadinya kanker
rahim. Kesuburan juga dapat kembali pulih dengan menghentikan pemakaian pil ini saja.

Tentu saja ada sedikit efek samping dari pil kb ini yaitu kenaikan atau penurunan berat badan,
payudara terasa kencang, mual, muntah, depresi. Dan wanita dengan tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung dianjurkan tidak menggunakan pil kb ini.

Dalam pemakaian Pil Kb diperlukan komitmen dari wanita untuk dapat memakai secara teratur dan
tepat.
Suntikan dan implant /susuk mempunyai cara kerja seperti pil kb. Untuk suntikan yang diberikan 3
bulan sekali (depo Provera) keuntungannya mengurangi resiko lupa minum pil kb, dan keamanan
selama 3 bulan.

Efek samping yang diberikan , menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan berat badan serta
pemulihan kesuburan agak terlambat.

Implant/susuk dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit di bagian tangan yang dilakukan
oleh dokter anda, dan hormone yang terdapat dlam tabung akan terlepas sedikit –sedikit untuk
mencegah kehamilan.

Keuntungannya tidak harus minum pil atau suntikan, dan proses memasukkan tabung ini 1 X dan
untuk 2-5 tahun. Dan bila anda ingin berencana hamil kembali hanya melepas implant ini kembali.

Efek samping yang ditimulkan seperti menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan berat badan.
Pemakaian KB dengan metode hormonal tidak dianjurkan untuk wanita dengan riwayat tekanan
darah tinggi atau penyakit jantung.

Pilihlah Metode KB yang Tepat


1. Kondom
Kondom terbuat dari lateks yang dipakai untuk membungkus penis saat berhubungan intim.
Gunanya, untuk mencegah sperma masuk ke liang vagina sehingga tidak menimbulkan pembuahan.
Harganya relatif murah.

Tingkat efektivitasnya: 85 persen

Keuntungannya: Selain harganya murah, kondom juga juga mudah didapat dan bisa dipakai
bersamaan dengan bentuk pengontrol kelahiran lainnya. Kondom juga efektif mencegah infeksi
penyakit yang ditimbulkan dari hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit
kelamin.

Kerugiannya: Sekitar 75 persen pengguna kondom alergi dengan bahan lateks dan butuh
menggunakan kondom yang non lateks. Kondom juga mengurangi sensasi dalam berhubungan
suami istri. Bahkan sejumlah pasangan merasa bahwa mereka bisa mendapat efek negatif dalam
kehidupan seksualnya akibat penggunaan kondom.

2. Pil
Pil ini adalah alat kontrasepsi yang berisi estrogen dan progesteron. Estrogen menghentikan produksi
sel telur sementara progesteron menghalangi sperma untuk tidak membuahi sel telur. Harganya 14-
50 dolar per bulan.

Tingkat efektivitasnya 92 persen.

Keuntungannya: Tidak perlu pake apa-apa saat berhubungan. Hormon bisa melindungi kangker dan
penyakit yang menimbulkan radang.

Kerugiannya: Penggunaan pil memiliki efek samping seperti mual, bintik-bintik pada tubuh. Kombinasi
estrogen dan progesteron memang bisa efektif mencegah kehamilan tetapi dia bisa meningkatkan
serangan jantung dan truk.

3. Morning After Pil


Pil jenis ini adalah pengontrol kelahiran yang diminum setelah melakukan hubungan seks. Bisa
minum sampai lima hari. Cara kerja pil ini sama dengan pil. Bedanya, jumlah yang diminum lebih
banyak. Harganya 10-70 dolar.

Efektivitasnya: 89 persen

Keuntungan: Dalam keadaan darurat, motede ini adalah pilihan terbaik.


Kerugian: Sekitar 50 persen perempuan yang menggunakan cara ini dalam mengontrol kelahirannya
merasa mual-mual tetapi akan hilang setelah 24 jam. Efek samping lainnya adalah sakit kepala,
kelelahan, dada gerdegup kencang. Penggunaan pil ini juga membuat jadwal datang bulan tidak
teratur.

4. Suntikan
Suntikan adalah melepaskan hormon progesteron yang bisa menghalangi sperma menjangkau sel
telur. Harganya 35-75 dolar.

Efektivitasnya: 97 persen.

Keuntungan: Dipakai harus dengan resep dokter sekali dalam tiga bulan. Progesteron bisa
mengurangi menstruasi dan tidak memiliki banyak efek samping negatif bagi estrogen.

Kerugian: Cara ini memiliki dampak jangka panjang yaitu bila suatu saat tiba-tiba anda ingin memiliki
momongan, maka kecil kemungkinan hal itu terwujud. Efek lainnya menstruasi tidak beraturan, sakit
kepala, mual-mual dan sebagainya.

5. Cincin Vagina
Cincin Vagina ini adalah sebuah cincin plastik yang dimasukkan ke dalam vagina sekali dalam
sebulan dan berada di sana selama tiga minggu. Cincin itu diambil pada minggu keempat dalam
bulan. Cincin itu melepas estrogen dan progesteron ke tubuh. Estrogon menghentikan produksi sel
telur. Harganya 15-50 dolar.

Efektivitas: 92 persen

Keuntungan: Hanya dua hal yang harus diingat yaitu masukan cincin pada hari pertama dalam bulan
dan keluarkan lagi pada pada akhir bulan.

Kerugian: efek negatif hanya pada estrogen dan progesterone.

6. Kontrasepsi "Bolu"
Kontrasepsi jenis ini terbuat dari busa berbentuk bolu dengan diameter sekitar dua inci. Saat
melakukan hubungan seks, busa ini dimasukkan ke dalam vagina. Fungsinya membendung sperma.
Harganya 9-15 dolar per paket (isi tiga)

Efektivitas: 84 persen bagi mereka yang belum melahirkan dan 68 persen bagi mereka yang sudah
pernah melahirkan.

Keuntungannya: Penggunaannya tidak boleh lebih dari 30 jam. Anda bisa melakukan hubungan
sepuas mungkin (bahkan sepanjang 30 jam) tanpa perlu melepaskan busa ini. Dia tidak memiliki efek
pada hormon anda.

Kerugiannya: Sebagian orang merasa geli saat memasukan atau menggerakkan busa itu. Sebagian
lagi saat berhubungan terasa terlalu basah atau kering saat berhubungan.

7. Kondom Cewek
Kondom jenis ini adalah sebuah plastik flesibel dengan cincin pada kedua ujungnya. Sebelum
berhubungan seks, kondom cewek ini dimasukan ke dalam vagina. Cincin pada bagian ujung
dimasukan ke dalam vagian, sementara cincin yang lainnya berada di luar vagina selama melakukan
hubungan seks. Harganya 4 dolar per buah.

Efektivitas: 79 persen.

Keuntungan: Kondom jenis ini sangat mudah digunakan dan mampu mengontrol kehamilan seorang
perempuan. Kondom cewek tidak menyebabkan perubahan hormonal pada perempuan dan mampu
mencegah risiko penyakit kelamin.

Kerugian: Sejumlah pasangan merasa penggunaan kondom cewek memiliki satu efek negatif pada
kualitas kehidupan seksual mereka. Suaranya brisik dan mengurangi rasa dan sensasi saat
berhubungan. Selain itu, kondom cewek ini bisa menyebabkan iritasi.

8. IUD (Hormonal Intrauterine Device)


Bentuknya kecil dan berupa huruf T, terbuat dari plastik yang fleksibel. Fungsinya bisa melepas
sedikit progesteron secara berkala. IUD dimasukkan dokter. Tujuannya untuk mencegah sperma
mencapai sel telur. Harganya mahal, 250-950 dolar.

Efektivitas: 99,8 persen

Keuntungan: masa pakainya paling lama 7 tahun dan sama sekali tidak terasa salama berhubungan
seks. IUD juga bisa membuat periode haid menjadi lebih jelas.

Kerugian: setelah IUD dimasukan ke dalam vagina, Anda mungkin akan merasa lebih ringan selama
beberapa hari dan selama 3-6 bulan jadwal haid anda menjadi tidak teratur.

Nah, tinggal pilih, metode mana yang tepat bagi anda dalam mengontrol kehamilan anda.
[healthline.com/A-21

Metode – metode Kontrasepsi


Pil
Cara Kerja : Menghasilkan hormon estrogen dan progesterone buatan, yang cara kerjanya
menyerupai hormon alami yang diproduksi oleh tubuh setiap bulan. Estrogen akan mencegah
produksi sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga pembuahan tidak terjadi. Mini-pil biasanya
hanya mengandung progesterone.
Efektifitas : 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil
Keuntungan : Mengurangi risiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul. Mengurangi
sindroma pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista ovarium, dan nyeri payudara.
Siklus menstruasi lebih teratur. Tidak mengganggu aktifitas seksual.
Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: wanita yang pernah menderita kanker payudara atau
mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan uterus tanpa
sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam pengobatan tertentu,
penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migren, depresi, penyakit sickle sel (penyakit
kelainan darah), fibroid.
Efek Samping : Jarang: gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit
kandung empedu, dan migren.
Sering: mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus menstruasi dalam
beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan meningkat, mood yang berubah-
ubah, depresi, sakit kepala, dan gangguan kulit.
Cara Penggunaan : Satu tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu
menstruasi selama 7 hari. Gunakan kondom atau alat pencegah kehamilan lain jika Anda lupa
minum pil atau sedang dalam pengobatan dengan antibiotika.
Susuk KB (Implan)
Cara Kerja : Sama dengan pil kecuali susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan
atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifit : 99 %
Keuntungan : Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera
setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan. Melindungi wanita dari kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan
menyusui. Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan
tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung
empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung.
Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba.
Efek Samping : Perdarahan, siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah seksual
turun, jerawat dan depresi.
KB Suntik
Cara Kerja: Sama dengan pil
Efektifitas : 99%
Keuntungan : disuntikkan setiap tiga bulan sekali, efektif, tahan lama, melindungi Anda
terhadap kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui. Mengurangi
kram saat menstruasi, tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan : kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikan terakhir. Tidak boleh
digunakan oleh wanita yang perneh mengalami pembekuan darah, kanker payudara,
ganguan hati, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita dengan riwayat keluarga kanker
payudara, hasil mamografi abnormal, siklus menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi,
migren, asma, epilepsy, diabetes, dan depresi.
Efek Samping : siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan naik,
sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang.
Cara Penggunaan : penyuntikkan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika Anda ingin hamil dalam
waktu 1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini.
Intra - Uterine Device (IUD)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKR)
Cara Kerja : Mencegah kehamilan dengan mempengaruhi pergerakan sperma atau
implantasi sel telur yang telah dibuahi dalam dinding rahim. Ada 2 jenis IUD: berisi
progesterone dan berisi tembaga berbentuk T.
Efektivitas : IUD bentuk T = 99%, IUD Progesterone = 97%
Keuntungan : Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan),
kesuburan Anda segera kembali setelah melepas IUD. Tidak mengganggu aktivitas seksual
dan aman digunakan selama menyusui. IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10
tahun, IUD progesterone sebaiknya diganti setahun sekali.
Kelemahan : tidak dianjurkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih
mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah menderita radang
pinggul atau kehamilan tuba. Dapat keluar dengan sendirinya.
Efek Samping : Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat,
meningkatnya resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak subur.
Cara penggunaan : Alat ini harus dimasukkan oleh dokter biasanya pada saat siklus
menstruasi. Benang IUD harus diperiksa setiap kali siklus menstruasi usai.
Spermisida (Krim, Foam, Supositoria Vagina)
Cara Kerja : mengandung zat kimia yang dapat membunuh sperma, atau membuat sperma
menjadi tidak aktif sehingga tidak mampu membuahi sel telur.
Efektivitas : 80%
Keuntungan : tidak memerlukan resep, dan tidak berbahaya terhadap kesehatan.
Kesuburan dapat pulih seketika aetelah tidak digunakan lagi. Ada yang memiliki efek selama
24 jam dan tidak perlu menggunakan setiap kali melakukan hubungan badan selama 24 jam
tersebut.
Kelemahan : Kurang efektif dibandung alat KB lainnya. Efektivitasnya meningkat jika
digunakan bersama kondom. Si pemakai harus menunggu 8 jam sebelum bisa mandi. Dapat
mengganggu hubungan intim, dan kebanyakan hanya bertahan untuk satu kali hubungan
intim saja.
Efek Samping : Iritasi pada vagina, dapat menimbulkan reaksi alergi.
Cara penggunaan : Harus dimasukkan ke dalam vagina paling lambat 30 menit setelah
ejakulasi. Bentuk supositoria harus dimasukkan 1 jam sebelum melakukan hubungan badan.
Perhatikan instruksi pada kemasan.
Diafragma & Cervical CAP
Cara Kerja : Terbuat dari karet lunak, mencegah sperma mencapai leher rahim. Gel
Spermisida digunakan bersama untuk mematikan atau mengganggu gerakan sperma.
Efektivitas : 85%
Keuntungan : Aman, kesuburan dapat pulih seketika alat dilepas. Diafragma dapat
dimasukkan 2-3 jam sebelum hubungan intim, sedangkan cervical cap (penutup serviks)
dapat dimasukkan beberapa jam sebelum hubungan intim. Tidak perlu membubuhkan
spermisida setiap kali akan berhubungan intim jika menggunakan cervical cap.
Kelemahan : Harus diresepkan dan digunakan dibawah pengawasan dokter. Harus tetap
tinggal di dalam vagina selama 6-8 jam setelah berhubungan intim dan harus digunakan
setiap kali hendak berhubungan intim. Posisi alat bisa berubah.
Dapat menimbulkan alergi. Lebih repot karena harus selalu digunakan bersama spermisida
setiap kali berhubungan intim. Meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.
Cervical cap tidak boleh digunakan oleh wanita dengan riwayat sindroma syok akibat
keracunan (toxic shock syndrome), danpernah mempunyai hasil pap smear abnormal. Harus
sering melakukan pap smear pada 1-2 tahun pertama penggunaankarena dapat
mengakibatkan perubahan pada sel-sel dalam serviks.
Cara Penggunaan : Masukkan spermisida ke bagian paling dalam vagina, sehingga
melewati serviks.
Kondom Pria
Cara Kerja : Mencegah sperma mencapai serviks (leher rahim)
Efektivitas : 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida)
Keuntungan : Tidak memerlukan resep. Melindungi terhadap beberapa penyakit akibat
hubungan seksual, aman, kesuburan Anda segera pulih setelah tidak memakai kondom lagi.
Kelemahan : Risiko bocor. Memerlukan rencana terlebih dahulu, menimbulkan reaksi alergi
pada wnaita akibat spermisida atau karet. Hanya dipakai sekali, dapat mengganggu
spontanitas seksual.
Catatan : Kondom yang terbuat dari kulit binatang, TIDAK DAPAT melindungi Anda dari PHS.
Cara Penggunaan : menutupi penis yang dalam keadaan ereksi dan di ujungnya
membentuk seperti kantong untuk wadah sperma.
Tubektomi (Sterilisasi pada wanita)
Cara Kerja : Tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim) dipotong dan diikat dengan teknik
yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cicin silastik.
Efektivitas : 99%
Keuntungan : aman bagi kesehatan setelah prosedur dilakukan. Tidak mengganggu
hubungan intim.
Kelemahan : memerlukan operasi bedah. Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah
memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi.
Prosedur operasi : Merupakan operasi kecil melalui irisan kecil di bagian pusar. Dengan
bantuan alat laparoskopi (alat untuk memeriksa bagian perut). Alat ini akan memotong dan
mengikat tuba fallopi, atau dengan tehnik kauter.
Biasanya dilakukan bersamaan dengan operasi sesar dengan persetujuan pasangan.
Vasektomi (Sterilisasi Pria)
Cara Kerja : Saluran vaas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat
(lihat gambar), sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen.
Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika
seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi.
Efektivitas : 99% lebih
Keuntungan : Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.
Kelemahan : Sama dengan sterilisasi yang dilakukan wanita.(Idh)
------------------
Suryaningrum (www.balita-anda.com)

Askep kb
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BERENCANA

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda
kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya
dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses keperawatan
lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan
pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap
kehamilan tersebut.. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang
tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.

Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam
mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika
mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang
tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF),
pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam
pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi


Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk
memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh
klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an
penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-
masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi


Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat
pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali
tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang
sedanga dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping
dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada
pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda
tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat


Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan
yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode
terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda
kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah
kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat


kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil, pendarahan
abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi
tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis
metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat
toksik shock syndrome.
2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular lewat hubungan
seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik,
metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi
pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak

Analisa Data
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari
gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak
direncanakan.

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan
Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan
Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:


1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral,
hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih

Rencana Intervensi
Diagnosa : Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap
Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1. Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan
pemecahan masalahnya.
2. Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang
dipilih.
3. Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4. Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda
tersebut bila pasangan inggin mengganti metod kontrasepsi.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KB

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KB

Definisi

KB adalah pengaturan kelahiran , pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan


kesejahteraan keluarga untuk keluarga kecil, bahagia, ses hat dan sejahtera .

Keluarga Berendana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak

Jenis-jenis KB

1) Kontrasepsi oral (pil KB)


Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen
atau progestin saja.

Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh
ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Tablet yang hanya mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan tidak


teratur. Tablet ini hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya pada
wanita yang sedang menyusui.

Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung
estrogen dosis tinggi.

Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat
tertentu (terutama obat epilepsi).
Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:

 Resiko kanker jenis tertentu


 Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
 Ketegangan premenstruasi
 Perdarahan tidak teratur
 Anemia
 Kista payudara
 Kista ovarium
 Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
 Infeksi tuba falopii.

Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk meyakinkan bahwa
tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan resiko. Jika wanita tersebut atau keluarga
dekatnya ada yang menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan
darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah. Jika kadar kolesterol atau gula
darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah. 3 bulan setelah pemakaian pil KB,
dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya
pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.

Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh:

a. Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun


b. Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
c. Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi d. Wanita penderita tekanan darah tinggi yang
tidak diobati
d. Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
e. Wanita yang memiliki bekuan darah
f. Wanita yang tungkainya sedang digips
g. Wanita penderita penyakit jantung
h. Wanita yang pernah menderita stroke
i. Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan
j. Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.

Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:

a. Wanita yang mengalami depresi


b. Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
c. Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
d. Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya tetapi telah sembuh total.

Pemakaian pil KB setelah kehamilan

Resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah kehamilan dan akan
semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam
waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika
menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu
sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih
dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.

Wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu setelah
persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya menstruasi
pertama. Karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil.
Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan
zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa
sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya
mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.

Pil KB yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada awal kehamilan
(sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil) tidak akan membahayakan janin.

Efek samping pil KB

 Perdarahan tidak teratur. Sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil KB, jika
tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.
 Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan terjadi menstruasi,
tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara permanen.
 Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan pada payudara,
perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan depresi.
 Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat badan, jerawat dan
kecemasan. Penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan
cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
 Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tinggi.
Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera
dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya
bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru.
Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah,
sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru
mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.
 Mual dan sakit kepala. g. 1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
 Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). Jika terkena sinar matahari, bercak semakin
gelap. Melasma akan menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan.
 Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil KB telah dipakai
selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan
Pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain fihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker
ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah.

Interaksi pil KB dengan obat lain

Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan
antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Wanita pemakai pil KB bisa
hamil jika secara terus menerus mengkonsumsi antibiotik (misalnya rifampin, penisilin,
ampisilin, tetrasiklin atau golongan sulfa). Ketika mengkonsumsi antibiotik tersebut, selain pil
KB sebaiknya ditambah dengan menggunaka kontrasepsi penghalang (misalnya kondom atau
diafragma).

Oba anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan


perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB. Untuk mengatasi hal ini, kepada wanita
penderita epilepsi yang mengkonsumsi anti-kejang perlu diberikan pil KB dosis tinggi.

2) Kontrasepsi implant
Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan
cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental.
6 kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan
dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan.
Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang
selama 5 tahun.

Interaksi dengan obat lain jarang terjadi karena implan tidak mengandung estroggen.

Efek samping yang utama adalah perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terajdi
menstruasi.
Efek samping lainnya adalah sakit kepala dan penambahan berat badan. Kapsul implan tidak
larut dalam tubuh sehingga setelah 5 tahun harus dilepaskan. Segera setelah implan dilepas,
fungsi ovarium akan kembali normal dan wanita pemakai implan kembali menjadi subur

3) Kontrasepsi suntikan
Medroksiprogesteron (sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan ke dalam otot
bokong atau lengan atas. Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi.
Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan
pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting (bercak
perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Semakin lama suntikan KB dipakai, maka
lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang
mengalami perdarahan tidak teratur. Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita
sama sekali tidak mengalami perdarahan.
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali
terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin
baru kembali 1 tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi medroksiprogesteron tidak
menyebabkan kemandulan permanen. Suntikan KB bisa menyebabkan penambahan berat
badan yang sifatnya ringan. Setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang
bersifat sementara.

Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko terhadap berbagai


kanker (termasuk kanker payudara), tetapi mengurangi resiko terjadinya kanker rahim.
Keuntungan memakai KB suntik:

 Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan
kesuburan dapat pulih kembali

 Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)

 Tidak mengganggu hubungan suami istri

 Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif

 Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas

 Dapat dipakai segera setelah masa nifas

 Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan

 Dapat dipakai segera setelah keguguran

 Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan

 Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)

 Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)

 Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)

 Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi

 Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.

Kekurangan KB suntikan: Kekurangan KB Suntikan: Efek sampingya terhadap siklus haid


(menstruasi) sering "tidak menyenangkan" , namun tidak berbahaya dan bukan tanda
kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian yakni :

 Perdarahan bercak , dapat lama


 Jarang terjadi perdarahan yang banyak
 Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
 Sering menaikkan Berat Badan
 Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, "moodiness",
jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok.
 Perlu suntikan ulangan teratur
 Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi

Secara UMUM, kebanyakan wanita BOLEH memakai KB suntik, meskipun:

1. perokok berat

2. menyusui

3. gemuk atau kurus

4. remaja

5. baru keguguran

6. Berpenyakit Tiroid

7. Epilepsi

8. TBC (bukan TBC kandungan)

9. Varises ringan

10. Hipertensi ringan

11. Siklus haid tidak teratur

12. Anemi kekurangan zat besi

4) IUD (intra uterine device, spiral).

Keuntungan dari IUD adalah efek sampingnya terbatas di dalam rahim.

Terdapat 2 macam IUD:

a. melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun)


b. melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun).
Biasanya IUD dipasang pada saat menstruasi. Jika kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa
pemasangan IUD sebaiknya ditunda sampai infeksi mereda.

Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan di dalam rahim yang akan
menarik datangnya sel-sel darah putih. Zat yang dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan
racun bagi sperma sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur. Melepaskan IUD akan
menyebabkan terhentinya proses peradangan.

Efek samping dari IUD:


Perdarahan dan nyeri
Kadang IUD terlepas dengan sendirinya (sekitar 20% IUD yang lepas tidak disadari/diketahui
oleh pemakainya dan bisa menyebabkan kehamilan)
Perforasi rahim
Ketika baru dipasang akan terjadi infeksi singkat pada rahim, tetapi infeksi ini akan mereda
setelah 24 jam
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil dengan IUD yang masih terpasang adalah
sekitar 55%.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu
mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap,
akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien
(http:/psikis.bkkbn.go.id/gemopria.articles.php)
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak
pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak
yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan (ferundity). (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).
Di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah terutama di desa Pengkol, kecamatan Tanon
dengan jumlah penduduk wanita 1802, orang yang mengalami kehamilan cukup tinggi pada
umur 20 – 30 tahun adalah 70%, 25% umur 31 – 40 tahun, 5% umur 40 tahun keatas.
Pada tahun 2006 penggunaan KB suntik menurun diperkirakan 10-30%, sehingga
meningkatkan angka kehamilan di desa Pengkol. Penggunaan KB pil menurun diperkirakan
10-20%.
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali
lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka
tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan
tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya
memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan
sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama.
Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan
pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan
pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan
berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah
satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan
bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang
pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan Molyneaux).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif
tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang
baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB
berkurang (Notoatmojo, 2003).
Sehubungan dengan kondisi di atas penulis merasa perlu meneliti pengetahuan ibu terhadap
KB. Desa Pengkol dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan jumlah penduduk
desa Pengkol tergolong cukup banyak dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi
terutama pada ibu, mulai dari yang tidak lulus sekolah dasar sampai pada ibu yang pernah
belajar dari perguruan tinggi.
Untuk meningkatkan efektivitas KB perlu dilakukan suatu sikap dan pengetahuan yang
menunjang dari ibu. Untuk mempelajari tentang pengetahuan ibu dan KB penting untuk
dilakukan suatu penelitian tentang “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan permasalahan
kurangnya pengetahuan ibu dalam KB, sehingga apalah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.

D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya keikutsertaan dalam KB maka dapat mengurangi dampak kehamilan yang
ditimbulkan.
2. Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang meningkat maka ibu akan mempunyai
pengetahuan tentang KB.
3. Sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan KB dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai