Anda di halaman 1dari 4

1.

Analisis Data
Tabel 1.0 Analisa Data Ny.L dengan Gangguan Cairan dan Elektrolit di RSI Fatimah Cilacap.
No Data Etiologi Problem
1 Ds: Pasien mengatakan lemas. Kehilangan aktifDefisit volume cairan
Do: mukosa bibir kering, mata cekung, danvolume cairan
turgor kulit lambat.
Penghitungan Balance Cairan selama 24 jam:
- Output:
1. Muntah : 100cc
2. BAB 4 kali : 200cc
3. Urine 4 kali : 200cc
- Input.

Infus RL : 500cc
Minum : 1000cc
A.m x BB : 275cc
- IWL : 15 x 55 : 825cc
- BC : input – output – IWL
: 1775 – 500 – 825
: 450cc
2 Ds: Pasien mengatakan BAB lebih dari 4 kali, Peradangan Diare
cair dan berlendir
Do: tampak lemas, pucat, dan akral dingin
3 Ds: pasien mengatakan nyeri Agen injury biologi Nyeri akut
P : nyeri bertambah bila beraktifitas
Q : nyeri seperti tertusuk – tusuk
R : di seluruh bagian perut
S : skala 3
T : terus menerus
Do: tampak menahan nyeri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang muncul yaitu :
1) Difisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif volume cairan ditandai dengan
input sebanyak 1775cc, output sebanyak 500cc, dan IWL sebanyak 825cc. Jadi Balance
Cairan sebesar 450cc.
2) Diare berhubungan dengan peradangan ditandai dengan pasien mengatakan BAB lebih dari 4
kali, berlendir dan cair. Dengan data objektif yaitu kram perut atau sakit perut, akral dingin,
dan tampak pucat.
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri
P : nyeri bertambah bila beraktifitas
Q : nyeri seperti tertusuk – tusuk
R : di bagian perut hampir menyeluruh
S : skala 3
T : terus menerus
Dengan data objektif yaitu tampak menahan nyeri.
b. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Difisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif volume cairan ditandai dengan
input sebanyak 1775cc, output sebanyak 500cc, dan IWL sebanyak 825cc. Jadi Balance
Cairan sebesar 450cc.
2) Diare berhubungan dengan peradangan ditandai dengan pasien mengatakan BAB lebih dari 4
kali, berlendir dan cair. Dengan data objektif yaitu kram perut atau sakit perut, akral dingin,
dan tampak pucat.
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri
P : nyeri bertambah bila beraktifitas
Q : nyeri seperti tertusuk – tusuk
R : di bagian perut hampir menyeluruh
S : skala 3
T : terus menerus
Dengan data objektif yaitu tampak menahan nyeri.
C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah kebutuhan cairan adekuat.
Kriteria Hasil:
Indikator IR ER
1. Tidak ada tanda dehidrasi 2 4
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas 2 4
normal

Intervensi
1) Monitor tekanan darah, suhu, nadi, dan tekanan darah.
Rasional : mengetahui kondisi pasien.
2) Kolaborasi pemberian cairan IV.
Rasional : mempertahankan keseimbangan cairan.
3) Monitor masukkan makanan.
Rasional : memantau kebutuhan nutrisi klien.
4) Dorong keluarga untuk memantau pasien makan.
Rasional : agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik.
5) Kolaborasi dengan dokter.
Rasional : mempercepat proses penyembuhan.

b. Diagnosa Keperawatan 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah eliminasi dalam rentang
normal. Kriteria Hasil:
Indikator IR ER
1. Tidak mengalami diare 2 5
2. Feses terbentuk 2 5
Intervensi
1) Monitor tanda dan gejala diare.
Rasional : mengetahui kondisi pasien.
2) Observasi turgor kulit secara rutin.
Rasional : mengetahui diare berat atau ringan.
3) Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare.
Rasional : mengurangi frekuensi diare.
4) Intruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, konsistensi, dan frekuensi dari feses.
Rasional : mengetahui perkembangan pasien.
5) Lakukan WWZ (warm water zack) bila perlu.
Rasional : WWZ (buli – buli) untuk merangsang gerakan peristaltik, pasien yang mengalami
diare akan muncul nyeri pada perut.
c. Diagnosa Keperawatan 3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan tidak ada nyeri. Kriteria hasil:
Indikator IR ER
1. Melaporkan adanya nyeri 2 4
2. Frekuensi nyeri 2 4
3. Ekspresi nyeri pada wajah 2 4

Intervensi
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
Rasional : mengetahui kondisi pasien.
2) Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
Rasional : seperti menggunakan wwz untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri pada
pasien diare.
3) Berikan analgetik.
Rasional : untuk mengurangi nyeri.
4) Bedrest.
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
5) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
Rasional : mengetahui kondisi nyeri pasien.

Implementasi hari ke 1 (Satu).


Rabu, 17 Juli 2013.
a. Diagnosa Keperawatan 1.
Pukul 11:00 WIB memberikan cairan melalui intravena.
Respon klien : pasien mengatakan muntah satu kali dan pasien tampak lemas
b. Diagnosa Keperawatan 2.
Pukul 10.00 mengkaji tanda dan gejala diare.
Respon klien : pasien mengatakan diare lebih dari 4 kali dan pasien tampak lemas.

Evaluasi hari ke 1 (satu).


Rabu, 17 Juli 2013.
a. Diagnosa Keperawatan 1
S : Pasien mengatakan muntah satu kali.
O : tampak lemas, dan mata cekung.
A : Masalah kebutuhan cairan belum teratasi,
Indikator IR ER

1. Tidak ada tanda dehidrasi 2 4

2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 2 4

P : lanjutkan intervensi :
Monitor tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.

b. diagnosa Keperawatan 2
S : pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
O : pasien tampak lemas.
A : masalah diare sudah teratasi
Indikator IR ER
1. Tidak mengalami diare 5 5
2. Feses terbentuk 4 5
P : Hentikan intervensi

Implementasi hari ke 2 (Dua).


Kamis, 18 Juli 2013.
a. Diagnosa Keperawatan 3
Pukul 10:30 WIB melakukan WWZ (buli – buli) untuk mengurangi nyeri
Respon klien : pasien mengatakan nyeri pada perut dan pasien mengatakan nyaman saat di
WWZ.

Evaluasi hari ke 2 (Dua).


Kamis, 18 Juli 2013.
a. Diagnosa Keperawatan 3
S : Pasien mengatakan masih nyeri
- P : nyeri bertambah jika beraktivitas
- Q : seperti tertusuk – tusuk
- R : nyeri di perut hampir menyeluruh
- S : skala 2
- T : terus – menerus
O : tampak menahan nyeri
A : Masalah nyeri belum teratasi,
Indikator IR ER
1. Melaporkan adanya nyeri
2. Frekuensi nyeri
3. Ekspresi nyeri pada wajah
P : Hentikan intervensi pasien boleh pulang seijin dokter.

Anda mungkin juga menyukai