Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maria Ovellya Lamabelawa

Nim : 1308012027

Panduan Praktik Klinik Keratitis

Defenisi Keratitis merupakan radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam
penglihatan menurun, dapat disebabkan oleh infeksi mikroba (bakteri,
jamur dan virus) dan non infeksi (trauma, pajanan bahan kimia dan sinar
ultraviolet).
Anamnesis Mata merah, pandangan terada kabur secara tiba-tiba, mata berair,
fotofobia, rasa mengganjal. Keratitis akibat jamur : riwayat kontak
dengan hewan, tumbuhan. Keratitis virus : riwayat herpes.
Pemeriksaan  Mengukur ketajaman penglihatan
Fisik  Pemeriksaan kornea menggunakan slit lamp
 Keratometri
Diagnosis Glaukoma akut, uveitis, ulkus kornea, endoftalmitis.
Banding
Pemeriksaan Laboratorium :
Penunjang  Keratitis bakteri : pewarnaan gram dan kultur pada blood agar
 Keratitis jamur : pewarnaan KOH 10%, Kultur pada Saboraud’s
dextrose agar

Tatalaksana Tatalaksana keratitis sesuai penyebab :


 Keratitis bakteri : salep kloramfenikol 3x1, salep eritromisin 0,5%
2-6 x1.
 Keratitis jamur : suspensi mata natamicyn 5% 1 tetes per dua jam,
tetes mata amphotericin B 1,5% 1 tetes per jam.
 Kertitis virus : Acyclovir 5x400mg selama 7 hari, gel mata
ganciclovir 0.15% 5x1.
Prognosis Dubia at Bonam
Kepustakaan 1. Colier SA, Gronostaj PM, et al. Estimated Burden of Keratitis-
United States.United States:Morbidity and Mortality Weekly
Report.2014
2. Vaughan, Asbury. Lensa. Oftalmologi Umum. Ed 17. Jakarta :
EGC; 2010
3. Cao J, Yang Y, et al.Prevalence of infectious keratitis in Central
China.China:Biomed Central Ophtalmology.2014
4. World Health Organization (WHO). Global data on visual
impairmant 2010.Geneva;2012
5. Ilyas Sidarta. Ilmu penyakit mata. Edisi kelima. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI 2014
6. Archaya Y, et al. Fungal keratitis: study of increasing trend and
common determinants. Nepal:Nepal Journal of Epidemiology.2017
7. Ibrahim MM, Vanini R, et al. Epidemiology and Medical
protection of microbial keratitis on southes brazil. Brazil: Arq Bras
Oftalmol. 2011
8. Lang GK, Ophhalmology. Stuttgart: Thieme; 2000
9. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. New Delhi:
New Age International; 2007
10. Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed.
USA: Elsevier. 2011.
Panduan Praktik Klinik Oklusi Arteri dan Vena Sentral Retina

Defenisi Oklusi arteri retina : suatu keadaan dengan penurunan aliran darah secara
tiba-tiba pada arteri sentral retina sehingga menyebabkan iskemi pada
retina.
Oklusi vena retina : suatu keadaan dimana terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah vena.
Anamnesis Terdapat penglihatan yang kabur, kadang pasien hanya bisa melihat
cahaya, tidak terdapat nyeri dan kelainan pada mata, riwayat penyakit
jantung, diabetes.
Pemeriksaan  Pemeriksaan tajam penglihatan
Fisik  Funduskopi
Kriteria Oklusi arteri retina : terdapatnya cherry red spot pada retina, adanya
Diagnosis delay filling
Oklusi vena retina : terdapatnya cotton wall spot pada retina
Diagnosis Retinopati, neuritis optik, ablasio retina.
Banding
Pemeriksaan Fluoroscein angiography, elektroretinography, laboratorium
Penunjang
Tatalaksana Mengobati penyakit penyerta, pemijatan bolamata, azetasolamid 4 x
500mg, pembedahan untuk mengurangi tekanan pada bola mata.
Prognosis Jika ditangani segera maka akan mengurangi peluang hilangnya
penglihatan total.
Kepustakaan
1. Basri, S. Oklusi Arteri Sentral Retina. Jurnal Kedokteran Syah
Kuala volume 4.Universitas Syah Kuala. Aceh. 2014
2. Christine,R. Angni,A. Diagnosis Oklusi Pembuluh Darah Retina.
Majalah Kedokteran FK UKI. Jakarta. 2013
3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi kelima. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2015.
4. Budiono,S. Ilmu Kesehatan Mata, edisi kedua. Yogyakarta. FK
UGM.
5. Feldman B, Tripathy K. Retinal Artery Occlusion.American
Academy Of Ophthalmology.2015
6. Neil Jain, MD, Staff Physician, Yale University School of
Medicine, Department of Surgery, Section of Emergency
Medicine. Retinal Artery Occlusion (online).emedicine;2017
(diakses 20 Maret 2018). Diunduh dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/799119-overview
7. Marita F, Soviani I. Visual Improvement in Retinal Vein Occlusion
Patient Who Had Intravitreal Bevacizumab with and without Laser
Photocoagulation. Bandung. Departemen Oftalmologi. Universitas
Padjajaran. 2015
8. American Academy of Ophtalmology. Retina and Vitreus Section
12. San Francisco, 2008
9. Tien Y. Wong, Scott I. Retinal Vein Occlusion. The New England
Journal of Medicine. 2015
10. Browning D. Pathophysiology of Retinal vein Occlusion.2013

Anda mungkin juga menyukai