Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN EMOTIONAL FREEDOM


TECHNIQUE (EFT) UNTUK PENINGKATAN KOPING PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN BODY IMAGE DI RUANG/UNIT ONKOLOGI
RUMAH SAKIT Tk. III BALADHIKA HUSADA JEMBER

Oleh:

Indah Dwi Haryati, S.Kep NIM 132311101005

Wafi Hidayat, S.Kep NIM 112311101034

Feronika Kurniawati, S.Kep NIM 162311101308

Yeni Dwi Aryati, S.Kep NIM 132311101045

Nifta Rahmawardani, S.Kep NIM 142311101055

Fajar Kharisma, S.Kep NIM 142311101060

Rini novita Sari, S.kep NIM 122311101040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi : Emotional Freedom Technique (EFT) untuk peningkatan
koping pada pasien dengan gangguan body image

Sasaran : Pasien atau Keluarga dengan gangguan body image

Waktu : 09.00 s/d selesai

Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2018

Tempat : Lobi Ruang/Unit Onkologi Rumah Sakit Tk. III Baladhika


Husada Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami pelaksanaan Emotional Freedom Technique (EFT) sehingga
koping pasien atau keluarga dapat meningkat setelah melakukan latihan EFT
secara rutin.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit sasaran akan
mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian body image dan emotional freedom
technique;
b. Menjelaskan tentang komponen body image;
c. Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body image;
d. Menerapkan emotional freedom technique
3. Pokok Bahasan :
Emotional Freedom Technique (EFT)
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian body image dan emotional freedom technique;
b. Komponen body image;
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi body image;
d. Tahap pelaksanaan emotional freedom technique;
5. Waktu
1 x 60 Menit

6. Bahan / Alat yang digunakan


Leaflet

7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Ceramah
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi pendidikan kesehatan, menyiapkan klien,
menyiapkan ruangan, serta menyiapkan alat atau bahan yang diperlukan
untuk pendidikan kesehatan.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 5 menit

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus

Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 50


tentang : menanggapi dengan menit
pertanyaan
a. Pengertian body
image dan emotional
freedom technique;
b. Komponen body
image;
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi body
image;
d. Tahap pelaksanaan
emotional freedom
technique;
2. Memberikan
kesempatan pada
pasien atau keluarga
untuk bertanya

3. Menjawab
pertanyaan

4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan pasien
atau keluarga untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikan
materi yang sudah
disampaikan

Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 5 menit


yang telah diberikan menanggapi

2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan

3. Memberikan Leaflet
tentang emotional
freedom technique

4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa pengertian body image dan emotional freedom technique?
b. Apa saja komponen body image?
c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body image?
d. Bagaimana tahap pelaksanaan emotional freedom technique?
Materi

a. Pengertian body image


Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman baru setiap
individu (Stuart and Sundeen, dalam Kelliat 1992).
Body image berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang diri
mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang
realistik terhadap diri, menerima dan mengukur bagian tubuh akan memberi rasa
aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat,
1992).
Menurut Chaplin (2002) body image adalah ide seseorang mengenai betapa
penampilan badannya dihadapan orang lain. Kadang kala dimasukkan pula konsep
mengenai fungsi tubuhnya. Body image adalah bagaimana cara pandang
seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Orang yang memiliki body image positif
mencerminkan tingginya penerimaan jati diri, rasa percaya diri dan kepeduliannya
terhadap kondisi badannya
Menurut Honigman dan Castle (cit. Melliana, 2006) body image adalah
gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana
seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan
rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira
penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan
rasakan, belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun
lebih merupakan hasil penilaian diri yang subyektif. Citra tubuh pada umumnya
berhubungan dengan remaja wanita daripada remaja pria, remaja wanita
cenderung untuk memperhatikan penampilan fisik (Mappiare, 1982)
Hal-hal yang menyebabkan remaja wanita tidak menerima physical selfnya
misalnya : tinggi badan, kemasakkan fisik, jerawat. Remaja wanita sangat peka
terhadap penampilan dirinya dan merenung perihal bagaimana wajahnya, apakah
orang lain menyukai wajahnya serta selalu menggambarkan dan mengembangkan
seperti apa tubuhnya dan apa yang diinginkan dari tubuhnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa citra tubuh
adalah pemikiran atau konsep tentang fisik berupa penilaian diri yang subyektif,
evaluasi terhadap diri berdasarkan bagaimana penilaian orang lain terhadap
dirinya, dimana berfungsi sebagai bentuk kontrol sosial. Selain itu termasuk di
dalamnya kesadaran individu dan bagaimana penerimaan terhadap physical self,
yang kemudian akan mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap
tubuhnya, sehingga mempengaruhi proses berfikir, perasaan, keinginan, nilai
maupun perilakunya. Citra tubuh selalu berubah-ubah karena dikembangkan
selama hidup melalui pola interaksi dengan orang lain.

b. Emotional Freedom Technique


Emotional Freedom Technique (EFT) merupakan bentuk akupunktur
psikologis yang menggunakan ketukan ringan (tapping) dengan ujung jari untuk
merangsang titik akupunktur (Look, 2010). Titik akupunktur berada dalam jalur
meridian yang apabila dirangsang dapat mengembalikan atau merangsang fungsi
organ tubuh (Saputra, 2000). EFT menggunakan ketukan-ketukan ringan yang
dilakukan dengan urutan tertentu (Iskandar, 2010). Penelitian Bougea et al (2013)
menyebutkan bahwa mengetuk titik akupunktur pada tubuh dapat melepaskan
penyumbatan energi (terapi energi) dan memperkuat perubahan kognisi pasien
dan mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang (Bougea et al., 2013).
Prinsip terapi psikologi yang digunakan pada EFT yaitu prinsip hipnosis yang
ditujukan kepada diri sendiri (self-hipnosis). Prinsip ini dilakukan dengan
menggunakan kata-kata afirmasi positif yang diucapkan berulang-ulang selama
proses tapping berlangsung (Iskandar, 2010). Kata-kata afirmasi tersebut dapat
menyebabkan efek relaks sehingga memicu kelenjar pituitari untuk mengeluarkan
hormone endorfin yang dapat memberikan efek ketenangan dan mengaktivasi
sistem saraf simpatis yang akan berdampak pada penurunan tekanan darah
(Susanti, 2015).
Tapping yang dilakukan dalam terapi EFT memiliki 10 sampai 18 titik untuk
12 energi meridian (Iskandar, 2010). Berikut titik-titik dalam melakukan tapping
yaitu pangkal alis, samping mata, bawah mata, bawah hidung, dagu, klavikula, 10
cm di bawah ketiak, ibu jari bagian distal, jari telunjuk bagian distal, jari tengah
bagian distal, jari manis bagian distal, jari kelingking bagian distal.

c. Komponen Body Image


Menurut Keaton, Cash dan Brown mengatakan body image memiliki dua
komponen, yaitu :
1. Komponen persepsi
Meliputi bagaimana individu menggambarkan kondisi fisiknya yaitu
mengukur tingkat keakuratan persepsi seseorang dalam mengestimasi ukuran
tubuh seperti tinggi atau pendek, cantik atau jelek, putih atau hitam, kuat atau
lemah. Bila ada gangguan pada komponen persepsi, maka gangguan body
image yang dialami adalah distorsi body image. Apabila individu mengalami
distorsi body image (body image distortion) maka ia tidak mampu
memperkirakan (mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat (Cash dkk,
2003). Komponen persepsi dalam body image melibatkan komponen
komponen sensori dan non-sensori. Komponen sensori mengacu pada respon
sistem penglihatan, termasuk retina dan korteks. Sedangkan komponen non-
sensori kadang-kadang dikarakteristikan sebagai faktor kognitif atau afektif
yang mengacu pada interpretasi otak pada input visual.
2. Komponen sikap
Berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan individu terhadap
bagian-bagian tubuh yang meliputi wajah, mata, bibir, hidung, mata rambut
dan keseluruhan tubuh yang memliputi proporsi tubuh, bentuk tubuh,
penampilan fisik. Bila ada gangguan pada komponen sikap, maka gangguan
body image yang dialami adalah ketidakpuasan tubuh (body image
dissatisfaction), ketidakpuasan body image dapat dilihat dari bagaimana
individu menilai tubuhnya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai
dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya.
Ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya dapat menyebabkan individu
mempunyai harga diri yang rendah atau bahkan depresi, kecemasan sosial
dan menarik diri dari situasi sosial (Cash dkk, 2003). Jadi ketidakpuasan akan
bentuk tubuh muncul jika ada gangguan pada komponen sikap.
Muth & Cash (1997) Komponen sikap body image terdiri dari dua
dimensi, yaitu body image evaluation dan body image investment. Evaluasi
mengarah pada penilaian individu mengenai penampilan fisiknya yang
menghasilkan perasaan kepuasan dan ketidakpuasan tubuh. Cash &
Szymanski (1995 dalam Cash, 2002) menyatakan bahwa evaluasi body image
berakar dari derajat kesenjangan dan kesesuaian antara karakter fisik diri
yang diyakini individu dan nilai fisik ideal yang dihargai oleh individu.
Dimensi evaluation/affect terdiri dari sejumlah konsep seperti kepuasan
tubuh secara global, emosi yang kaitannya dengan self-evaluation tubuh,
ketidakpuasan terhadap beberapa aspek tubuh, kesenjangan antara persepsi
tubuh dan tubuh ideal yang diinternalisasikan, serta penilaian kognitif yang
berkaitan dengan penampilan. Ketidakpuasaan body image yang
diungkapkan melalui dimensi evaluasi merupakan aspek yang penting karena
diyakini dapat menangkap pengalaman internal individu (Thompson,1999)
Sedangkan body image investment mengacu pada penilaian individu
terhadap tubuhnya melalui pikiran, perasaan, maupun tindakan seseorang
dalam usaha untuk mengatur dan meningkatkan penampilannya. Dimensi
investment meliputi penilaian kognitif seseorang pada penampilan, perhatian
pada penampilan, pentingnya penampilan pada diri seseorang dan manifestasi
tingkah laku seseorang dalam usaha untuk mengatur dan meningkatkan
penampilannya (Muth & Cash, 1997).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi body image


Menurut Schonfeld (cit. Suryanie, 2005) faktor-faktor yang mempengaruhi
citra tubuh antara lain :
1. Reaksi orang lain
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain,
agar dapat diterima oleh orang lain, ia akan memperhatikan pendapat
atau reaksi yang dikemukakan oleh lingkungannya termasuk pendapat
mengenai fisiknya.
2. Perbandingan dengan orang lain atau perbandingan dengan cultural
idea
Wanita cendenrung lebih peka terhadap penampilan dirinya dan selalu
membandingkan dirinya dengan orang lain atau lingkungan
disekitarnya.
3. Identifikasi terhadap orang lain
Beberapa orang merasa perlu menyulap diri agar serupa atau mendekati
idola atau simbol kecantikan yang dianut agar merasa lebih baik dan
lebih menerima keadaan fisiknya.
4. Faktor-faktor sosiokultural mempunyai peranan penting dalam citra
tubuh
Pada lingkungan sosial tertentu ada anggapan masyarakat mengenai
tubuh ideal seperti tubuh ramping, kaki panjang, dan wajah menarik.
Ciri seperti ini banyak digambarkan melalui majalah dan tubuh ideal ini
cenderung disukai banyak kalangan. Selain itu, perbandingan
perkembangan fisik dengan orang lain dan reaksi orang lan terhadap
fisiknya mempengaruhi citra tubuh.
e. Tahap Pelaksanaan Emotional Freedom Technique
Menurut Iskandar (2010), ketika melakukan tapping pada EFT, harus mengikuti
urutan titik yang telah ditetapkan, mulai dari wajah hingga ke bagian dada. Tiap
titik diketuk minimal 7-8 kali dan dapat dilakukan pada salah satu sisi tubuh saja
(kiri atau kanan saja). Sembari mengetuk, subjek terapi harus terus mengucapkan
kata-kata afirmasi.
Untuk urutan tapping pada EFT, dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

1. Titik pertama yang diketuk adalah titik Setup pada Sore Spot atau pada titik
Karate Chop (titik nomor 12) sembari mengucapkan afirmasi dan diulangi
sebanyak tiga kali. Contoh afirmasi: “Mulai saat ini, saya semakin bahagia.”
2. Kemudian barulah berpindah dengan mengetuk mulai dari titik 1-11 dengan
menggunakan dua ujung jari-jari tangan.
3. Proses tapping ini dilakukan minimal dalam 3 kali putaran.
4. Seusai melakukan tapping, lakukan inspirasi dalam secara perlahan dan
lakukan ekspirasi secara perlahan. Tahap ini dilakukan sebanyak 3 kali.
5. Dapat pula dilakukan urutan tapping yang lebih lengkap, yakni melibatkan titik
gamut (Gamut Spot). Tapping pada titik gamut dilakukan apabila telah selesai
melakukan tapping pada titik 1 hingga titik 12.
6. Setelah tapping pada titik gamut, dilakukan juga gerakan berupa menutup mata,
kemudian membuka mata, menggerakkan bola mata ke kanan bawah dan kiri
bawah, memutar bola mata searah dan berlawanan jarum jam. Kemudian
bersenandung selama tiga detik, berhitung dengan cepat satu sampai lima. Dan
diakhiri dengan bersenandung lagi.
7. Setelah selesai terapi EFT, dianjurkan untuk meminum air putih secukupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Julianti, Jessi. 2015. Hubungan Antara Body Image dengan Self Esteem Remaja
Putri yang Aktif dalam Perilaku Gymnastic. [Serial online].
https://psychology.binus.ac.id/2015/09/19/hubungan-antara-body-image-
dengan-self-esteem-remaja-putri-yang-aktif-dalam-perilaku-gymnastic/
[11 Maret 2018].

Iskandar, E. 2010. The Miracle of Touch: Panduan Menerapkan Keajaiban EFT


(Emotional Freedom technique) Untuk Kesehatan, Kesuksesan, dan
Kebahagiaan Anda. Bandung: Qanita.

Lutfiana, V. 2018. Pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) Terhadap


Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Jember.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

BERITA ACARA

Pada hari ini, senin tanggal 12 Maret tahun 2018 jam 09.00 s/d selesai bertempat
lobi ruang/unit onkologi Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Jember telah
dilaksanakan Pendidikan Kesehatan tentang Emotional Freedom Technique (EFT)
oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh ....... orang (daftar hadir terlampir).

Jember, 12 Maret 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Ns. Dicky Endrian Kurniawan, M.Kep.


NIP. 760016846
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Emotional Freedom Technique (EFT)


oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Jember. Pada hari ini, Kamis tanggal 12 Maret 2018 pukul 09.00 s/d
selesai bertempat di lobi ruang/unit onkologi Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada Jember.
No Nama Alamat Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Ns. Dicky Endrian Kurniawan, M.Kep.


NIP. 760016846

Anda mungkin juga menyukai