Anda di halaman 1dari 7

UJI MAKANAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Menguji adanya kandungan glukosa dalam makanan dengan Uji Benedict


2. Menguji adanya kandungan glukosa dalam makanan dengan uji Fehling
3. Mengetahui jumlah oksidasi ikatan rangkap dengan uji bau.
4. Menguji adanya lipid dengan tes grease spot.
5. Menguji adanya kandungan protein dalam makanan dengan uji Biuret.
6. Mengetahui adanya kandungan vitamin C sebagai pereduksi dengan uji
Benedict

B. DASAR TEORI
1. Zat Makanan

Zat gizi yang diperlukan tubuh dapat digolongkan ke dalam kedalam beberapa
macam, seperti: karbohidrat , protein, lemak dan vitamin.

a. Karbohidrat

Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung yang tersusun dari unsur
Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Di dalam tubuh, karbohidrat akan
dibakar untuk menghasilkan tenaga atau panas. Karbohidrat menghasilkan energi
sebanyak 4,12 Kalori/gr. Menurut besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Menu makanan
orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi yaitu berkisar antara 70-80%.

Bahan makanan sumber karbohidrat dapat ditemukan pada: padi-padian


(serealia) contohnya: gandum, beras. Umbi-umbian, contohnya: kentang, singkong,
ubi jalar, yang lain gula yang dikonsumsi sehari-hari merupakan sumber-sumber
kaya akan energi. Bahan makanan yang mengadung karbohidrat lebih lengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bahan Makanan yang Mengandung Karbohidrat


b. Protein

Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen,


selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut diperoleh
melalui tumbuh-tumbuhan yang disebut protein nabati (perhatikan Gambar 2a)
seperti: kacang-kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta hasil
olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan yang disebut protein hewani
(perhatikan Gambar 2b) seperti: daging, susu, telur, ikan. Kebutuhan protein
untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg berat badan/hari.

a) b)

Gambar 2. a) Bahan Makanan Protein Nabati,

b) Bahan Makanan Protein Hewani

c. Lemak (Lipid)

Molekul lemak terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
seperti halnya karbohidrat. Fungsi utama lemak adalah memberikan tenaga kepada
tubuh. Di samping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan
pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K. Menurut sumbernya
lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak
digunakan sebagai penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr). Kebutuhan lemak
untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg berat badan/hari.

d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi
metabolisme. Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi
dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang
larut dalam air yaitu vitamin B dan C.
2. Reagen Uji Bahan Makanan
Bahan makanan mengandung nutrien penting yang dibutuhkan tubuh sebagai
sumber energi, bahan pembangun tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
pengaturan segala kegiatan fisiologis tubuh. Jenis nutrien yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah besar adalah karbohidrat, lemak dan protein, sedangkan yang
diperlukan dalam jumlah sedikit adalah vitamin dan mineral. Kandungan bahan-bahan
makanan tersebut bisa kita uji dengan melakukan praktikum uji bahan makanan dan
vitamin C. Uji bahan makanan dan vitamin C yang dilakukan membutuhkan bantuan
reagen. Beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi kandungan
nutrisi dalam makanan adalah:

a. Lugol/ iodium/ KI digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan


yang mengandung amilum. Warna dasar KI adalah orange, jika mengalami
perubahan menjadi hitam atau kebiruan maka mengindikasikan bahwa makanan
tersebut mengandung amilum.
b. Benedict digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan yang
termasuk dalam kelompok glukosa. Warna dasar benedict adalah biru tua, jika
warna berubah menjadi merah bata maka mengindikasikan bahwa bahan makanan
tersebut mengandung glukosa.
c. Biuret digunakan untuk menunjukkan keberadaan protein dalam suatu makanan.
Warna dasar reagen biuret adalah biru, jika warna berubah menjadi ungu makan
menunjukkan bahwa makanan tersebut mengandung protein.
d. Kertas buram digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung
lemak/ minyak. Jika kertas tersebut berubah menjadi transparan, maka
menunjukkan bahwa makanan tersebut mengandung lemak.
e. Larutan iodida/ betadine digunakan sebagai katalisator untuk menunjukkan bahan
makanan yang mengandung vitamin C. Bahan makanan yang mengandung
vitamin C mengakibatkan betadine berubah warna menjadi warna seperti bahan
makanan yang diuji. Kandungan bahan makanan yang banyak mengandung
vitamin C ditandai dengan jumlah tetesan bahan makanan yang sedikit. Semakin
banyak jumlah tetesan bahan makanan, maka semakin sedikit kandungan vitamin
C-nya.
3. Alat dan Bahan
Nama Uji Alat Jumlah Bahan Jumlah
Fehling Tabung Reaksi 3 buah Fehling A 7,5 ml
Pipet tetes 3 buah Fehling B 7,5 ml
Gelas ukur 1 buah Roti 1 ml
Bunsen 1 buah Kentang 1 ml
Tempe
Tahu
jeruk
Benedict Penjepit 1 buah Roti 1 ml
Tabung reaksi 3 buah Kentang 4 tetes
Pipet tetes 3 buah Tempe 4 tetes
Gelas ukur 1 buah Tahu 4 tetes
Bunsen 1 buah jeruk 4 tetes
Penjepit 1 buah Lar. Benedict 4 tetes
12,5 ml

Uji Bau Tabung 3 buah Minyak 3 tetes


Reaksi Pipet 1 buah Kelapa 3 tetes
tetes Bunsen 1 buah Minyak 3 tetes
Penjepit 1 buah Hewan

Grease Spot Tabung 2 buah Minyak 2 ml


Reaksi Gelas 1 buah Kelapa 2 ml
Ukur Pipet 1 buah Minyak 8 ml
Tetes Kertas 2 buah Hewan
Buram 1 buah Eter
Cawan Petri
Biuret Tabung reaksi 4 buah Roti 15 tetes
Pipet tetes 4 buah Kentang 15 tetes
Tempe
15 tetes
Tahu
15 tetes
Jeruk
15 tetes
CuSO4
30 tetes
NaOH

4. Cara Kerja

a. Uji Benedict
1) Masukkan 2,5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 4 tetes sari kentang.
3) Panaskan di atas Bunsen selama 1 menit.
4) Reaksi positif terjadi jika berwarna hijau, merah, orange atau merah bata dan
endapan merah bata. Hal ini tergantung pada banyaknya Cu2O yang terbentuk.
5) Ulangi langkah diatas dengan mengganti sari tempe, tahu, jeruk dan roti

b. Uji Fehling
1) Campur 2,5 ml larutan Fehling A dan 2,5 ml larutan Fehling B.
2) Tambahkan 1 ml sari kentang. Campur hingga rata.
3) Panaskan sampai mendidih.
4) Perhatikan timbulnya endapan warna kuning atau kuning merah.
5) Kerjakan pada sari tempe, tahu, jeruk dan roti

c. Uji bau
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi kering, masukkan masing-masing 3 tetes minyak
kelapa dan minyak hewan.
2) Panaskan dengan hati-hati di atas api kecil. Perhatikan uap dan bau yang
terbentuk, dan bandingkan hasilnya.

d. Tes grease spot.


1) Menyediakan 2 buah tabung reaksi
2) Memasukkan minyak kelapa dan minyak hewan pada tabung terpisah masing
masing sebanyak 2 ml
3) Menambahkan 4 ml eter kemudian digojog
4) Mengambil 1 tetes dari masing masing larutan kemudian diteteskan pada
kertas buram
5) Membandingkan noda yang terlihat pada kertas

e. Uji Biuret
1) Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 tetes larutan NaOH .
3) Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 kemudian kocok.
4) Amati perubahan warnanya.
5. Data Pengamatan

NO NAMA UJI BAHAN KEADAAN AWAL KEADAAN AKHIR


Roti

Kentang
1 UJI
Tempe
FEHLING
Tahu

Jeruk

Roti

Kentang
UJI
2 Tempe
BENEDICT
Tahu

Jeruk

Minyak Ikan
3 UJI BAU
Minyak Kelapa

UJI Minyak Ikan


4 GREASE
SPOT Minyak Kelapa

Roti

Kentang
UJI
5 Tempe
BIURET
Tahu

Jeruk

Anda mungkin juga menyukai