Anda di halaman 1dari 13

BAB III KILANG POLYPROPYLENE

BAB III
KILANG POLYPROPYLENE
PT. PERTAMINA RU III PLAJU

3.1. Sejarah Singkat Kilang Polypropylene RU-III Plaju


Kilang Polypropylene pertama dibangun pada tahun 1972. Unit
PurifikasiPropylene didesain oleh L.H.Manderstam & Partnes (London) dan
dikontruksi oleh Pertamina. Sedangkan Polypropylene Plant yang menggunakan
proses patent dariPhillips Petroleum Coy desainnya oleh Bechtel International
Limited (London) dan kontruksinya oleh Pacifik Bechtel Corporation.
Kilang Polypropylene lama didesain dengan kapasitas 20.000 ton per
tahun homopolymer polypropylene.
Pada tanggal 21 Maret tahun 1994 Pertamina melalui Proyek Kilang Musi II
(PKM-II) memperluas usahanya dengan membangun diantaranya
Unit Polypropylenebaru seksi Polimerisasi dengan hak patent lisensi dari Mitsui
Petro Chemical Industries Ltd. yang menggunakan teknologi dari Mitsui
Petrochemical Industries, Ltd tersebut dengan kapasitas produk 45.200 ton per
tahun dan mengadakan revamping Unit Purifikasi Propylene yang dilaksanakan
oleh JGC dengan mengadakan penambahanDepropanizer Coloumn (C-
302C), Depropanizer Reboiler (E-304), Spherical Storage Sphere (T-104),
penggantian seluruh pompa-pompa, perubahan instrumentasi dan sebagainya.
Tujuan utama Kilang Polypropylene dibangun adalah untuk
mengolah RawPropane Propylene yang dihasilkan dari Fluid Catalytic
Cracking Unit (FCCU) Kilang Sungai Gerong menjadi Pellet
Polypropylene (Polytam). Sehingga akan lebih meningkatkan nilai keekonomian
khususnya bagi Pertamina dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk membantu
memenuhi kebutuhan Polypropylene di dalam negeri dan menghemat devisa
negara.
Pabrik Polypropylene ini mempunyai kapasitas butiran atau pellet
homopolymerpolypropylene sebesar 45.200 metrik tons pada basis 7.944 jam
operasi dengan satu train produksi. Pabrik ini dapat menghasilkan beberapa grade
polypropylene. Tipe atau Gradeproduksi polypropylene sebagai berikut:
a) Injection molding grade (5.700 kg/hr). Aplikasi, machine parts, automotive part,
houseware, tray,cups dan sebagainya.
b) Film Grade (5.700 kg/h). Aplikasi, bahan pembungkus makanan, barang-barang,
pakaian, rokok dan sebagainya.
c) Tape Grade (5.700 kg/hr). Aplikasi, karung, straps, sheets dan sebagainya.
d) Fiber Grade (5.700 kg/hr). Aplikasi, filament seperti Ropes, Nets, Carpets,
Textiles, dan sebagainya
e) Blow Molding Grade (4.500 kg/hr). Aplikasi bottles, pipes, sheets, dan
sebagainya.
Saat ini kilang polypropylene hanya memproduksi 3 grade yakni Film
Grade, Tape Grade (Yarn Grade), dan Injection Molding Grade. Kegiatan
kilang Polypropylenesecara umum adalah untuk menghasilkan
produk Polypropylene Pertamina (Polytam).
3.2. Bahan Baku Kilang Polypropylene RU-III
Bahan baku Kilang Polypropylene RU-III Plaju diperoleh dari hasil
fraksionasiFluid Catalytic Cracking Unit (FCCU) Kilang Sungai Gerong dengan
kapasitas 8,278 Ton/jam yang dikenal dengan Raw Propane Propylene (Raw-PP)
yang mengandungpropylene, propane dan butane sebagai senyawa utama dan
sejumlah kecil pengotor seperti ethane, methane, hydrogen sulfida, carbon dioxida,
mercaptan dan sebagainya. Selain itu juga pernah mendatangkan bahan
baku propylene langsung dari Pertamina UP-VI Balongan melalui kapal dengan
kemurnian propylene yang sesuai dengan persyaratan umpan Unit Polypropylene.
Komposisi Bahan Baku (Raw-PP):
a) Methane (CH3) 0.00 % mol
b) Ethylene (C2H4) 0.00 % mol
c) Ethane (C2H6) 0.15 % mol
d) Propylene (C3H6) 74.93 % mol
e) Propane (C3H8) 17.61 % mol
f) I-Butene (C4H8) 1.13 % mol
g) 1-Butene (C4H8) 0.87 % mol
h) CIS-2-Butene (C4H8) 0.25 % mol
i) I-Butane (C4H10) 4.93 % mol
j) N-Butane (C4H10) 0.13 % mol
k) Pentane & Heavier 0.00 % mol
Spesifikasi Produk Propylene :
a) Propylene >99,6 %mol
b) Methane, Ethane, Propane < 0,4 %mol
c) Ethylene < 100 molppm
d) Acetylene <5 molppm
e) Propadiene <5 molppm
f) M. Acetylene <5 molppm
g) 1.3-Butadine <5 molppm
h) Total Butane < 10 molppm
i) Carbonyl Sulfide < 10 molppm
j) Carbon monoxide <5 molppm
k) Carbon dioxide <4 molppm
l) Water <7 wtppm
m) Oksigen <5 molppm
n) Total Sulfur <6 wtppm
o) Hydrogen <5 molppm
p) Methanol < Nil molppm
3.3.Unit Operasi Kilang Polypropilene
Terdapat beberapa unit pada kilang polypropylene ini, yaitu:
a) Unit Propylene Purification
b) Unit Polypropylene Polimerization
c) Unit Finishing (Pelletizer)
d) Unit Bagging (Packaging Product)
3.3.1. Polypropylene Purification Unit
Unit ini bertugas untuk memurnikan raw propane propylene (Raw PP) agar
dapat memenuhi spesifikasi bahan baku untuk reaksi polimerisasi. Unit ini terdiri
dari tahap ekstraktor DEA, ekstraktor NaOH, dryer, dan depropanizer. Raw
propane propyleneyang berasal dari hasil fraksionasi Fluid Catalytic Cracking
Unit (FCCU) mengandung 72% propilen, 17% propana, dan sisanya pengotor
berupa SO2, merkaptan, CO, CO2, dan H2O. Unit purifikasi ini memiliki empat
seksi yakni:
3.3.1.1.Seksi Storage (Section 100)
Seksi storage tank berfungsi untuk menampung bahan
baku Raw PP dan produk berupa propylene dan propane dari unit
purifikasi.Kapasitas tanki pada seksi ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1. Kapasitas Tanki pada Section 100
Tekanan
Tanki Fluida Diameter (m) Isi (ton)
(Kg/cm2g)
T-101 Raw PP 10.82 280 23
T-102 Propylene 11.58 365 17
T-103 Propylene 11.58 365 17
T-104 Propylene 11.58 365 17
V-500 Propane 4.084 x 8.091 55 15
Ada lima Storage Tank yang terbagi menjadi:
a. T-101 (Raw Propane Propylene Storage Sphere) berfungsi untuk menampung bahan
baku Raw PP ex Unit Fluid Catalytic Cracking sebelum diumpankan ke Unit
Purifikasi Propylene. T-101 dapat menampung Raw PP selama ± 34 jam.
b. T-102/3/4 (Purified Propylene Storage Sphere) berfungsi untuk menampung
produk propylene dari Unit Purifikasi sebelum diumpankan ke Unit Polypropylene. T-
102/3/4 dapat menampung propylene product selama ± 7,8 hari bila unit beroperasi pada
kapasitas disain.
c. V-500 (Propane Product Storage Drum) berfungsi untuk menampung produk propane dari
Unit Purifikasi sebelum ditransfer ke Stabilizer III Sungai Gerong sebagai komponene LPG.
3.3.1.2. Seksi Ekstraksi dan Pengeringan (Section 200)
Seksi Ekstraksi dan Pengeringan di Section 200, pada unit ini berfungsi untuk
menghilangkan senyawa-senyawa pengotor (impurities) yang terkandung
dalam Raw PP(Propane-Propylene) dengan proses ekstraksi dan
pengeringan (ekstraction and humidity process).Section ekstraction and humidity
process terdiri dari beberapa proses, yaitu:
a. Regenerative DEA Extraction
Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kadar carbonyl sulfide (COS) yang
terkandung dalam Raw PP hingga menjadi 5 ppm mol maksimum. Selain itu juga
bertujuan untuk menghilangkan sebagian hidrogen sulfida (H2S) dan merkaptan
(RSH) dengan menggunakan larutan dietanol amin (DEA) pada konsentrasi 20%
wt. Reaksi yang terjadi pada DEA extraction adalah:
(CH3CH)2NH2 + COS  (CH3CH2)2NH2 + H2S
b. NaOH Extraction
1) Non Regenerative NaOH Extraction
Tahap ini berfungsi untuk menghilangkan hidrogen sulfida hingga 1 ppm wt dan
karbon dioksida hingga 5 ppm wt.
Reaksi yang terjadi adalah:
2NaOH + H2S  Na2S + H2O
Na2S + H2S  2 NaHS
NaOH + CO2  NaHCO3
Dengan terbentuknya Na2S, H2O, dan NaHCO3 maka konsentrasi NaOH pada
kolom Non Regenerative NaOH Extractor (C-204) akan semakin menurun. Bila
konsentrasi mencapai > 4% wt maka NaOH diganti dengan NaOH 10% wt yang
baru.
2) Regenerative NaOH Extraction
Tahap ini berfungsi untuk menghilangkan merkaptan (RSH) hingga 5 ppm mol
maksimum dengan menggunakan larutan sodium hidroksida (NaOH) pada
konsentrasi 10% wt.
Reaksi yang terjadi pada ekstraktor:
NaOH + RSH  RSNa + H2O
Reaksi yang terjadi pada regenerator:
RSNa + H2O  NaOH + RSH

c. Pengeringan (Dryer)
Tahap ini berfungsi untuk mengeringkan moisture yang terkandung dalam treated
PP hingga kadar airnya dapat dikurangi sampai maksimum 10 ppm wt. Absorben
yang digunakan adalah tipe molecular sieve 3A dan silica gel. Regenerasi absorben
dilakukan dengan menggunakan propana.
3.3.1.3. Seksi Depropanizer (Section 300)
Depropanizer berfungsi untuk memisahkan propylene dari propane dengan
proses distilasi bertekanan sehingga kemurnian propylene mencapai 99,6% mol
minimum.Depropanizer beroperasi pada tekanan 20,5 kg/cm2g, temperatur top 51
ºC, temperaturbottom 73ºC, dan refluks ratio 20. Sebagai media pemanas
digunakan steam 3S, yaitusteam bertekanan 3 kg/cm2g dan temperatur 150
ºC. Seharusnya dalam seksi 300 ini juga terdapat Deethanizer yang berfungsi untuk
memisahkan propylene dari fraksi C1dan C2. Akan tetapi sekarang
ini Deethanizer tidak lagi dioperasikan karena proses pemisahan etana dilakukan
di Light End FCCU Unit Sungai Gerong.
3.3.1.4. Section 400
Unit ini seharusnya berfungsi sebagai penghasil refrigeran amonia untuk
digunakan di Deethanizer condensor. Namun karena Deethanizer column tidak lagi
dioperasikan maka unit 400 pun sekaligus diidlekan. Adapun uraian proses yang
terjadi pada Unit Purifikasi Propylene adalah sebagai berikut:
Bahan baku Raw PP dari FCCU Kilang Sungai Gerong yang dikirim melalui
pemompaan masuk ke Raw PP Spherical Tank (T-101). Selanjutnya Raw PP ini
dipompakan dengan Raw PP Pump (P-101A/B) menuju DEA Extraction dimana
aliran dikendalikan oleh flow controller (FC-201).
Raw PP dialirkan ke Primary DEA Extraction (C-201) yang berisikan Pall
Ring 1 ½“ (1,5 inchi) untuk memperluas permukaan kontak antara Raw PP dengan
DEA secara arah berlawanan (Counter Current). Dengan proses yang sama, Raw
PP dialirkan menuju Secondary DEA Extraction (C-202) sehingga larutan DEA
akan mengekstrak hidrogen sulfida dan karbon dioksida. DEA yang
mengandung impurities tersebut dialirkan ke DEA Regenerator (C-203)
melalui DEA Interchanger (E-202) untuk memisahkan DEA dari H2S dan
CO2 dengan proses stripping pada tekanan 0,5 kg/cm2g dan temperatur 120ºC.
DEA yang telah diregenerasi dialirkan kembali ke kolom DEA Extractor secara
kontinyu.
Selanjutnya Raw PP dialirkan menuju Primary NaOH Extraction Non
Regenerative (C-204) dan kontak dengan larutan NaOH untuk mengekstrak
merkaptan. Setelah itu dialirkan ke Secondary NaOH Extraction Regenerative (C-
205) yang secaracounter current kontak dengan larutan NaOH. NaOH yang
mengandung zat pengotor tersebut dialirkan ke NaOH Regenerator (C-206) untuk
memisahkan kembali merkaptan dengan proses stripping pada tekanan 0,5 kg/cm2g
dan temperatur 120ºC. NaOH yang telah diregenerasi dialirkan kembali ke
kolom Secondary NaOH Extractor secara kontinyu.
Raw PP yang keluar dari proses ekstraksi dan telah dihilangkan kadar
sulfurnya kemudian dimasukkan ke Dryer melalui Sand Filter (S-
201). Dryer terdiri dari Coalescer (V-212) dan Absorber (V-213A/B) untuk
menghilangkan kadar air dalam Raw PP. Raw PP yang telah dipisahkan dari zat
pengotor disebut Treated PP yang selanjutnya dialirkan menuju Buffer Storage
Vessel (V-207) dengan melewati Pressure Controller (PC-214) yang disetting pada
15 kg/cm2g. Setelah itu Treated PPdiumpankan oleh Depropanizer Feed Pump (P-
301A/B) menuju kolom pertamaDepropanizer Column (C-302C) dengan
melewati flow controller (FC-304). PadaDepropanizer Column (C-302C/A/B)
Treated PP akan terfraksionasi menjadi Propanedan Propylene dengan pemanasan
di Depropanizer Reboiler (E-304) pada temperatur 70º - 75ºC dengan media
pemanas steam 3S.
Uap propylene yang keluar sebagai hasil di atas dikondensasikan
melaluiDepropanizer Condensor (E-303A/B) yang kemudian ditampung
dalam Depropanizer Reflux Accumulator (V-303). Tekanan operasi dalam kolom
ini dijaga pada 20,5 kg/cm2g oleh pressure controller (PC-307A). Propylene cair
dari Depropanizer Accumulator dipompakan kembali ke bagian atas kolom
dengan Depropanizer Reflux Pump (P-305A/B) melalui flow controller (FC-307).
Sebagian propylene cair dengan kemurnian yang tinggi didinginkan
pada Depropanizer Overhead Product Cooler (E-306A/B dan E-307A/B) yang
kemudian dialirkan ke Propylene Storage Tank (T-102/3/4).
Fraksi propana sebagai produk bottom distilasi dialirkan ke Depropanizer
Bottom Pump (P-303A/B) menuju Propane Storage Tank (V-500) atau didinginkan
padaDepropanizer Bottom Cooler (E-305) untuk seterusnya dikembalikan
ke Stabilizer III FCCU Kilang Sungai Gerong untuk digunakan
sebagai blending LPG.
3.3.2. Propylene Polimerization Unit
Unit ini bertugas untuk melaksanakan reaksi polimerisasi yaitu mereaksikan
antaraPropylene dengan gas H2 menjadi homopolymer Polypropylene, dengan
bantuan katalis dalam dua reaktor. Unit polimerisasi sendiri terdiri dari beberapa
bagian proses yaitu:
a) Impurities propylene removal
b) Catalyst Preparation Section
c) Polymerization Section
d) Product drain Section
e) Utilities Section
3.3.2.1. Impurities Propylene Removal ( Section-000)
Seksi impurities propylene removal bertujuan untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang masih terkandung dalam propylene sebelum masuk ke
reaktor. Seksi ini terdiri dari stripper untuk menghilangkan methane dan ethane,
dehydrator untuk menghilangkan kadar air hingga 1 ppm, COS adsorber untuk
menghilangkan kadar COS dan arsine adsorber untuk menghilangkan kadar arsine.
3.3.2.2.Catalyst Preparation
Tiga tipe katalis yang digunakan untuk proses ini yaitu MC Catalyst sebagai
katalis utama, AT Catalyst sebagai Co Catalyst dan OF Catalyst sebagai Catalyst
Adjuvant.
a. MC Catalyst Preparation
Sebagai main catalyst digunakan CS-1 Catalyst adalah katalis yang diproduksi
oleh Xiang Yang China. Katalis ini mengikuti system katalis Zieger-Natta, dengan
efisiensi tinggi dan secara luas digunakan pada industry polypropylene. CS-1
Catalyst dibuat dari Titanium Tetraklorida (TiCl4) sebagai bahan
bakku,MAGNESIUM DIKLORIDA (MgCl2) sebagai support dan sebuah electron
donoar adalah merupakan katalis ge nerasi ke -4 dengan system MgCl2 supported.
Typical performance CS-1 Catalyst:
a) Apprearance Flake
b) Particle size of catalyst 10-35 µm
c) Tintanium 2-4 %
d) Magnesium 16-19 %
e) Activity ≥ 25 kg PP/gr-Cat
f) Isotactic indexs of PP ≥ 97 %
g) Bulk Density ≥ 0.44 g/ml
Sejumlah tertentu normal Hexane dimasukkan ke dalam MC Catalyst
Pretreatment Drum (D-2101) dan diaduk dengan pengaduk. Kemudian sejumlah
AT-CAT tertentu juga dimasukkan ke dalam D-2101. Satu MC-CAT Container
berisi 70 kg digunakan untuk setiap batch MC-CAT Preparation.
Setelah katalis tersebut dimasukkan dan dicampur dengan pelarut normal Hexane
menjadi Slurry, selanjutnya sejumlah tertentu gas Propylene dimasukkan ke dalam
D-2101 sehingga terjadi prepolimerisasi antara propylene vapor tersebut dengan
MC-CAT pada temperatur di bawah 25 ºC dan tekanan 0,5 kg/cm2G.
Dengan bantuan tekanan nitrogen selanjutnya MC-CAT dialirkan dari D-2101
menuju MC-CAT Holding Drum (D-2102) dan melarutkannya dengan normal
Hexane sampai level yang ditentukan. Kemudian MC-CAT dalam
bentuk slurrytersebut diumpankan menuju 1st Reactor (D-2201) melalui MC-
CAT Feed Drum(D-2103) dengan menggunakan MC-CAT Feed Pump (P-2103
A/B).
b. AT-CAT Preparation
AT-Catalyst atau Co-Catalyst adalah triethyl aluminium Al (C2H5)3 yang
umum dipakai sebagai co catalyst atau katalis kedua yang sangat berperan dalam
reaksi polimerisasi propylene.
Adapun sifat-sifat dan spesifikasi AT-Catalyst adalah:
a) Formula Al(C2 H 5)3
b) Berat molekul 114,2 gr/gmol
c) Titik didih 187 °C
d) Titik beku -58 °C
e) Berat jenis pada 20 °C 0,836
f) Warna transparan dan tidak berwarna
g) Aluminium 22,7 % wt min
h) Triethyl aluminium 93,0 % wt min
i) Tri-n- propyl aluminum 0,1 % wt max
j) Tri-n-butyl aluminium 5 % wt max
k) Tri-iso-butyl aluminium 0,5 % wt max
l) Hydrogen 1 % wt max
m) Diethyl aluminium hydride 0,1 % wt max
n) Ethylene nil
AT-CAT dialirkan dari AT-CAT Container menuju AT-CAT Holding
Drum (D-2104) dengan tekanan nitrogen. AT-CAT yang dialirkan menuju AT-
CAT Holding Drum (D-2104) diukur dengan alat timbang yang diletakkan di
bawah AT-CATContainer.
Melalui flowmeter sejumlah normal Hexane tertentu dimasukkan ke dalam D-
2104 sebelumnya pengisian AT-CAT, sampai konsentrasi Al yang ditentukan.
Selanjutnya AT-CAT diumpankan menuju 1st Reactor (D-2201) dengan AT-
CATFeed Pump (P-2104 A/B).
c. OF-CAT Preparation
OF-Catalyst atau Elektron donor yang digunakan adalah cyclohexyl methyl
dimethoxyl silane (CMMS) yang umum juga dipakai sebagai electron donor katalis
yang sangat berperan dalam reaksi polimerisasi propylene.
Adapun spesifikasi OF-Catalyst adalah:
a) Berat molekul 188 g/gmol
b) Apprearance transparent or light yellow liquid
c) Specific gravity pada 20 °C 0,947
d) Boiling point 196 °C
e) Flash point 82 °C
f) Purity 99 % wt min
OF-CAT dimasukkan secara langsung ke dalam OF-CAT Holding Drum (D-
2105) tanpa diencerkan dengan normal Hexane, kemudian diumpankan
menuju 1stReactor (D-2201) dengan OF-CAT Feed Pump (P-2105 A/B).
Hasil buangan catalyst yang di flare ke udara, yaitu:
1) Catalyst Vent
Vent Gas dari AT-CAT container diventing keluar atmosfir secara khusus
melalui AT-CAT Vent Seal Pot (ZD-2103). Sedangkan Vent Gas dari MC-
CATPreparation Drums (D-2101, D-2102, dan D-2103), serta Vent Gas dari AT-
CAT dan OF-CAT Preparation Drum semuanya didinginkan di Catalyst Vent
Condenser (E-2111), dan didrain di Cat Vent Drain Pot (ZD-2104) sebelumnya
diventing keluar menuju sistem Low Pressure Flare.
2) Pure and Waste Hexane
Normal Hexane digunakan untuk mengencerkan katalis-katalis yang diterima
dari fresh Hexane Drum (D-2107) melalui pipa di Battery Limits.Penggunaan
normal Hexane pada setiap batch sesuai dengan kebutuhannya di dalam MC-CAT
dan AT-CAT preparation. Fresh Hexane dari D-2107 dialirkan menuju drum-drum
katalis oleh Fresh Hexane Feed Pump (P-2107) dan diukur dengan
Flowmeter.Hexane juga digunakan untuk pencucian drum-drum katalis yang
selanjutnya ditampung secara batch pada Spent Hexane Drum (D-2109) atau Waste
Hexane Drum (D-2210). Waste Hexane yang mengandung katalis tersebut
didekomposisi dengan Caustic Soda (NaOH) di dalam D-2110 setelah itu treated
waste Hexanedialirkan menuju Battery Limits dengan menggunakan Waste Hexane
Pump (P-2110).
Dari D-2110 Waste Water dalam bak penampungan dialirkan keluar Battery
Limits dengan Waste Water Pump (P-2111). Demikian juga Spent Hexane dari D-
2109 dapat langsung dialirkan menuju Battery Limits (D-2110). Vent Gas dari D-
2109 didinginkan oleh Vent Condenser (E-2115), dipisahkan cairannya di Drain
Pot dan dialirkan menuju Low Pressure Flare. Juga Vent Gas dari D-2110
didinginkan oleh Vent Condenser (E-2114), dipisahkan cairannya di Drain Pot dan
dialirkan keluar atmosfer melalui Vent Seal Drum (D-2902).
3.3.2.3. Polymerization
Reaksi polimerisasi terbagi atas dua sistem reaksi, yaitu fase cair dan gas.
Kondisi operasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kondisi Operasi Reaksi Polimerisasi

Kondisi Operasi 1st Reactor 2nd Reactor

Jenis Polimerisasi Fase Cair Fase Gas

Tekanan (kg/cm2g) 29-38 17-19

Temperatur (oC) 70 80

Raw Material Feed:


a. Propylene
Propylene cair diumpankan menuju 1st Reactor (D-2201) dengan
menggunakan Propylene Feed Pump (P-2209 A/B). Selain itu dialirkan
menujuCondensate Drum (D-2208) dan Propylene Recycle Pump (P-2203 A/B).
Sebagian aliran Propylene yang menuju D-2201 dialirkan ke Fine Particle
Separator (MA-2211) dan Propylene akan kontak dengan Slurry yang keluar dari
D-2201, selanjutnya Propylene mengandung katalis dan Fine Powder
Polymerdikembalikan ke D-2201. Propylene cair dan gas juga digunakan
untuk Flushing Rotating Equipment dan Catalyst Feed Line.
b. Hidrogen
Hidrogen diterima di Polypropylene Plant melalui perpipaan dari Battery
Limits dan diumpankan menuju reaktor dengan Control Valve.
1) Liquid Phase Polimerization (1st Reactor)
Panas reaksi yang timbul akibat reaksi polimerisasi fase cair
dalam 1stReactor dikontrol oleh Evaporation-Condensation-Reflux System,
disamping itu reaktor juga dilengkapi dengan Jacket Cooling System. Temperatur
reaktor dikontrol berdasarkan kombinasi kedua sistem tersebut.
Gas propylene yang keluar dari D-2201 didinginkan di 1st Reactor Overhead
Condenser (E-2201), cairan propylene yang terkondensasi dialirkan ke reaktor
sedangkan Recycle Gas disirkulasikan kembali ke reaktor dengan
menggunakan1st Reactor Circulation Gas Blower (K-2201 A/B).
2) Fine Particle Separation
Seperti tersebut diatas, bahwa slurry yang keluar dari 1st Reactor dialirkan ke
dalam Fine Particle Separator (MA-2211) sehingga akan kontak dengan Recycle
Propylene, untuk melepaskan sedikit katalis dan Fine Powder yang terkandung
dalam slurry. Selanjutnya meninggalkan MA-2211 dan menuju 2nd Reactor (D-
2203).
3) Gas Phase Polymerization (2nd Reactor)
Slurry Polymer mengalir
st nd
dari 1 Reactor menuju 2 Reactor. Gas Propylenedifluidisasi dari bagian
nd nd
bawah 2 Reactor dengan menggunakan 2 Reactor Circulation Gas Blower (K-
2203). Laju alir gas dikontrol dengan mengatur putaran dari K-2203 tersebut,
sehingga kecepatan gas dalam Fluidized Bed dijaga pada 22 cm/sec. Gas sirkulasi
dari 2nd Reactor didinginkan di 2nd Reactor Circulation Gas Cooler (E-2203)
untuk mengontrol temperatur polimerisasi. Sebagian dari gas sirkulasi dialirkan
menuju Propylene Scrubber (C-2201) untuk menjaga tekanan di D-2203 konstan.
Kemudian gas dikondensasi pada C-2201 Overhead Condenser (E-2208) dan
sebagian besar Propylene yang terkondensasi dipompakan ke C-2201
sebagaiScrubbing Liquid dengan menggunakan Propylene Scubber Feed Pump (P-
2208 A/B), juga sebagian dikembalikan untuk suction P-2209.
Propylene dari bagian bawah C-2201 dialirkan kembali
ke 1st Reactormenggunakan Propylene Recycle Pump (P-2203 A/B), sementara
uap yang tidak terkondensai dialirkan menuju 1st Reactor atau 2nd Reactor dengan
menggunakanRecycle Hydrogen Compressor (K-2208).
4) Powder Separation
Produk Polimer dari reaksi polimerisasi di dalam 2nd Reactor dikeluarkan
secara intermittent dengan Squence Control System menuju Recycle Gas
2
Separation pada tekenan 0.15-0.5 kg/cm G dengan menggunakan Powder Transfer
Blower (K-2210 A/B). Gas Transfer disirkulasikan kembali dari D-2206 menuju K-
2210 A/B.
Gas Propylene yang tidak bereaksi di dalam D-2206 mengalir secara co-
current dengan tepung polimer, dan dikembalikan ke 2nd Reactor dengan
menggunakan Recycle Gas Compressor (K-2206). Untuk mencegah akumulasi
inert gas di dalam proses maka sebagian kecil gas dialirkan menuju Low Pressure
Flare System. Selanjutnya dari D-2206 tepung polimer dialirkan menuju Powder
Heater (M-2301) melalui Rotary Valve (ZV-2227).
3.3.2.4.Product Drain Section
Produk tepung polimer dari D-2206 dikeluarkan secara gravitasi ke
dalam Powder Heater (M-2301) dan mengalami pemanasan awal untuk
menghindari kondensasi steam pada Steaming Drum (MA-
2302). Di dalam M-2301 dan MA-2302 tepung tersebut
dipisahkan dari Hexane sebelum dialirkan menuju Pelletizing Section. Vent
Gas dari MA-2301 disaring di Bag Filter (MS-2301) kemudian dikeluarkan
menuju Flare dengan menggunakan Waste Gas Blower (K-2901), sedangkan Vent
Gas dari MA-2302 dibuang ke atmosfer.
3.3.2.5. Utilities Section
Unit – unit utilitas yang ada di Polypropylene
a. Waste Gas Blower
Vent Gas yang dikeluarkan dari berbagai bagian pabrik dikompresikan dan
dikeluarkan menuju Flare dengan menggunakan Waste Gas Blower (K-2901).
b. Vent
Vent Gas yang mengandung Cooling Water atau Brine dari Safety Valve Heat
Exchanger yang tidak bisa dibakar pada Flare Stack dikumpulkan di dalam Vent
Seal Drum (D-2902) dan diventing ke atmosfer melalui Vent Stack.
c. Flare
Flare Gas dari Safety Valve dan Bloe Down Line dikumpulkan di dalam Flare
Gas Knock Out Drum (D-2901 A/B), dan setelah dipisahkan dari cairannya, Vent
Gas tersebut dibakar di Flare Stack. D-2901 juga dilengkapi dengan Steam
Traceuntuk menguapkan cairan dalam drum.
d. Refrigerant
Refrigerant digunakan pada Vent Condenser dari MC-CAT Preparation, MC-
CAT Holding Drum, MC-CAT Feed Drum, dan Hexane Drum, Brine (BR)
didinginkan sampai 0 ºC dengan menggunakan refrigerator (K-2911) dan
dipompakan menuju peralatan di atas dengan menggunakan Brine Pump (P-2912
A/B), dan disirkulasikan kembali. Brine adalah larutan 15 % wt Ethylene Glycol
Aqueous.
e. Seal Oil
Seal oil disirkulasikan untuk melumasi dan mendinginkan Double Type
Mechanical Seal dari Rotating Machines. Seal Oil System terbagi atas tiga
tingkatan berdasarkan tekanan kerjanya, yakni Low Pressure, Middle
Pressure,dan High Pressure Seal Oil. Seal oil tersebut dipompakan untuk
pemakaiannya di unit dengan menggunakan Low Pressure Oil Pump (P-2921
A/B), Middle Pressure Seal Oil Pump (P-2922 A/B) dan High Pressure Oil
Pump (P-2923 A/B).
f. Steam and Condensate
High Pressure Steam (40 kg/cm2g) di flash untuk mendapatkan Low Pressure
Steam Condensate dikumpulkan di dalam Steam Condensate Drum (D-2923).
g. Water
Cooling Water untuk keperluan pabrik disirkulasikan dari dan keluar Battery
Limits melalui perpipaan. Demikian pula proses Water didapatkan dari luar Battery
Limits melalui perpipaan. Sebagian proses Water ditampung ke dalam Hot Water
Tank (MC-2941) dipanaskan dengan steam (3S) menjadi hot water. Hot
watertersebut dipompakan ke dalam Jacket 1st Reactor dengan menggunakan Hot
Water Pump (P-2941), untuk keperluan selama Start Up Reactor.
Hot water juga digunakan untuk persiapan dan umpan AH-
Stabilizer menujuPelletizing System. Untuk keperluan tersebut digunakan Hot
Water Drum (D-2941) dan Hot Water Pump (P-2942 A/B). Indirect Cooling
Water digunakan untuk 2ndReactor Circulation Gas Cooler (E-2203) pada
saat Start Up, dan disirkulasi dengan menggunakan Indirect Cooling Water
Circulation Pump (P-2943 A/B). Temperatur Indirect Cooling Water dikontrol
oleh Indirect Cooling Water Cooler(E-2941) dan Low Pressure Steam (3S).
3.3.3. Finishing Unit
Sejumlah Stabilizer dengan resep tertentu ditambahkan pada tepung polimer
untuk setiap jenis produk polypropylene yang akan dihasilkan. Stabilizer tersebut
diaduk dengan mixer dan dialirkan menuju Pelletizing System.
Campuran Stabilizer dan tepung polimer murni di extrude dan dipotong menjadi
butiran polypropylene dengan alat potong pada pelletizer (Z-2501).
3.3.3.1. Powder Transfer and Storage
Dari Streaming Drum (MA-2302) tepung polimer yang kering dialirkan
secara kontinyu menuju Powder Hopper (MC-2501) dengan menggunakan Powder
Blower (K-2501 A/B). Untuk mencegah degradasi polimer akibat oksidasi, maka
digunakan gas nitrogen untuk pengalirannya. Nitrogen yang keluar dari bagian atas
MC-2501 melewatiPowder Hopper Bag Filter (MS-2502) untuk memisahkan
tepungnya, selanjutnya menuju K-2501 A/B.
3.3.3.2. Stabilizer Measuring
Ada 10 jenis Stabilizer padatan (AB, AE, AI, DB, HA, HB, SA, SB, SC dan
TAstabilizer) dan satu jenis stabilizer cairan (AH Stabilizer) yang digunakan di
pabrikpolypropylene ini. Stabilizer tersebut ditimbang secara otomatis dan
dimasukkan dalampelletizer (Z-2501) berdasarkan perbandingan campurannya,
untuk setiap jenis produksipolypropylene.
a. Solid Stabilizer
Sejumlah stabilizer padatan dimasukkan ke dalam stabilizer mixer (ZA-
2509) sesuai dengan resep yang ditentukan, dan diaduk selama waktu tertentu.
Kemudian campuran tersebut dialirkan dan disimpan pada Stabilizer Hopper (MC-
2502) dengan pengadukan ringan pada tekanan atmosfer. Dari MC-2502 dialirkan
secara otomatis ke dalam Stabilizer Measuring Feeder (ZW-2504) dan diumpankan
menuju Pelletizing System. Khusus DB-Stabilizer digunakan DB-Stabilizer
Hopper(MC-2508) dan DB- Stabilizer Measuring Feeder (ZW-2505).
b. Liquid Stabilizer
Sejumlah tertentu AH- Stabilizer dimasukkan ke dalam AH- Stabilizer Feed
Drum (D-2503) dan dipompakan secara kontinyu menuju Pelletizing
System dengan menggunakan AH- Stabilizer Pump (P-2511 A/B)
3.3.3.3. Stabilizer Mixing and Pelletizing
Tepung Polypropylene dalam MC-2501 dialirkan ke dalam Powder
Measuring Feeder (ZW-2503) dan diumpankan langsung menuju Pelletizing
System. TepungPolypropylene dan Stabilizer dicampurkan di dalam Pelletizer (Z-
2501), selanjutnya diekstrude melalui cetakan dan dipotong menjadi pellet dengan
alat potong yang dilengkapi dengan Cooling Water System. Dengan
menggunakan Pellet Cooling Water(CWP), pellets dibawa menuju Pellet
Screen (ZS-2506).
3.3.3.4. Pellet Dryer
Untuk memisahkan pellet dari gumpalan-gumpalan digunakan kisi-kisi pada pellet
screen dan pellet cooling water didrain melalui plat saringan berlubang
sebelum pellet menuju pellet dryer (M-2501). powder polypropylene menjadi pellet dengan
cara mencampur powder polymer dan additive, kemudian diextrude pada temperatur 236-
241 OC dan memotong menjadi butiran-butiran polypropylene (pellet).
CWP yang terpisah dari ZS-2506 dan M-2501 mengalir ke dalam CWP-Drum (D-
2502) dan disirkulasikan kembali menuju Cutter Box di Z-2501 dengan menggunakan
CWP-Pump (P-2502 A/B) dan didinginkan di CWP-Cooler (E-2504). Sebagai alat
pemotong digunakan Cutter (Tintanium atau Stainless Stell). Sedangkan additive /
Stabilizer yang digunakan disesuaikan dengan grade produksi.
Jenis Additive / Stabilizer yang digunakan adalah meliputi :
a) AE-Stabilizer berfungsi sebagai primary heat stabilizer.
b) AI-Stabilizer berfungsi sebagai secondary heat stabilizer.
c) AH-Stabilizer berfungsi sebagai heat stabilizer produk jenis tape dan injection grade.
d) HA-Stabilizer berfungsi sebagai neutralizer dan lubricant.
e) HD-Stabilizer berfungsi sebagai whitening agent.
f) SB-Satbilizer berfungsi sebagai slip agent.
g) SC-Stabilizer berfungsi sebagai anti blocking agent.
Rotary Blade pada M-2501 memisahkan pellets ke atas dan air secara
berlawanan melalui plat saringan berlubang. Air mengalir keluar dari plat saringan
berlubang dan kembali ke D-2502 melalui lubang pembuangan.
Pengeringan di dryer dilakukan dengan mengontakkan pellet dengan udara
yang berasal dari Exhaust Fan (K-2505). Pellet yang keluar dari
atas dryer dialirkan menujuPellet Vibrating Screen (ZS-2507). Pada saat start
pertama Pelletizer, seluruh pelletlangsung dialirkan menuju Pellet Screen yang
lain (ZS-2508). Selanjutnya dari ZS-2508pellet dialirkan menuju Pellet
Silo dengan menggunakan Pellet Transfer Blower (K-2502 A/B).
3.3.4. Unit Bagging
Unit ini menampung dan melakukan pengantongan polytam. Pellet atau bijih
plastik yang dihasilkan Unit Pelletizing ditampung di dalam silo yang berkapasitas
total 840 ton. Silo yang terdapat di Kilang Polipropilen terdiri atas 4 buah silo
dengan kapasitas 90 ton, 16 silo berkapasitas 30 ton, dan 1 buah silo transfer
atau blending. Produk polipropilen atau yang dikenal dengan
nama polytam (PolypropilenePERTAMINA) dijual dalam kemasan berupa
kantong berkapasitas 25 kg/kantong. Unitbagging dapat menghasilkan 800 kantong
polytam per jam.
3.4. Unit Penunjang Khusus
Disamping Unit Proses Utama, Kilang polypropylene mempunyai unit
penunjang khusus yaitu Nitrogen dan Hydrogen Plant, sehingga dalam kegiatan
operasi sehari-hari dapat mandiri dan tidak tergantung dari suplai nitrogen dan
oksigen dari Utilities Plant – Plaju.
3.4.1. Hydrogen Plant
Hydrogen Plant adalah suatu unit produksi yang mengolah air (demin water)
dengan proses elektrolisa untuk menghasilkan hidrogen. Hydrogen Plant ini
dibangun bersamaan dengan revamping Kilang Polypropylene dan beroperasi
tahun 1994 dengan Lisensi Electrolisis Module dari Teledyne Energy
System sedangkan Power Supply dariRapid Power (USA).
Kapasitas produksi gas hidrogen adalah 28 NM3/jam dengan kemurnian
99.99% wt dan dew point < - 40OC. Larutan elektrolit yang digunakan
adalah Potasium Hydroxide (KOH) dengan konsumsi kepekatan 25% wt.Kegunaan
gas hidrogen selain untuk kebutuhan reaksi Polimerisasi Polypropylene dalam
mengatur tingkat Melt Flowrate produk Polypropylene, juga diperlukan untuk
analisa laboratorium.
3.5. Kapasitas Produksi

Produk utama Kilang Polypropylene adalah


homopolymer polypropylene pellet atau disebut Polytam dengan kapasitas
45.200 ton/tahun dengan basis 7.944 jam operasi dan 1 (satu) train
produksi. Type produk polypropylenesecara umum meliputi Film Grade,
Injection Grade, Tape Grade, Fiber Grade, dan Blowing Molding
Grade.Sedangkan produk sampingnya adalah propane sebagai komponen
campuran LPG yang digunakan untuk bahan bakar kebutuhan rumah
tangga, dengan jumlah produksi + 18.100 ton/tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Setia. 2004. Optimasi Reaktivitas Main Katalis Di Reaktor 1 Proses


Polypropylene PT. Pertamina UP III Plaju. Cepu.
Mitsui Petrochemical Industries, Ltd. 1992. Polypropylene Plant Volume II:
Mitsui&CO.,Ltd
Pertamina, Palembang Indonesia. 1993. Polypropylene Unit (Unit 23) Of Musi Refinery
Upgrading Project Phase II. Japan: MITSUI Engineering &
SHIPBUILDING.CO.Ltd.
Robert W, gallant. 1986. Physical Properties Of Hydrocarbons (vol.1) Houston,
texas: gulf publishing company.

Anda mungkin juga menyukai