Anda di halaman 1dari 22

 Blog Stats

o 69,455 hits
 Meta

o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
WordPress.com

 Home

 ABOUT

 FORUM

DATA DAN JENIS DATA PENELITIAN


Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku
informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta
empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab
perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan
dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan pene- litian berlangsung.
A. Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung
dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki
sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan
teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data
kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data
kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data
kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data
interval dan data rasio.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif
diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan
(transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara
membilang. Contoh data diskrit misalnya:

1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.


2) Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
3) Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan
bilangan pecahan).
1. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala
pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:

1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.


2) IQ Budi adalah 120.
3) Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam
empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui
pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya
menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat
dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data
nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau
pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal
antara lain:

 Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:

(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang
digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki
makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1),
karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka)
tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) =
perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil
penjumlahan (1) dan (2).
 Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah,
(3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis
kelamin.

1. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun
secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat
diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau
rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal
memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam
suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh jenis data
ordinal antara lain:

 Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:

(1) Taman Kanak-kanak (TK)


(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi
dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data
tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini,
operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
 Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar
tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi
dari pada siswa peringkat (2).

1. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria
tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval
dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau
memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut,
terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +,
– ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol
mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:

1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran
derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama
dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya
150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda
yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 30 0 Celcius.
Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 0 0 Celcius tidak memiliki suhu
sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan
menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 0 0 Celcius = 320 Fahrenheit.
2) Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki
jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang
memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
3) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil
ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala
sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif
jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan
data interval.
1. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal,
data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang
sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya
semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio
dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan
contoh berikut:

1) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang
panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga
dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran
panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data
ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang
sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval).
Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter
menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang
panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter
yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk
jenis data nominal, data ordinal, ataupun data interval.
2) Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda
yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang
terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang
sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg.
menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk
menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data
yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data kualitatif akan
berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik
analisis data nominal akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data
rasio.
About these ads

Like this:
Suka Memuat...
Maret 25, 2010
Kategori: Penelitian . . Penulis: csuryana
56 Komentar
1. Komentar oleh dasrieny on Juni 21, 2010 2:09 am

salam kenal pak, pak saya mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir saya mengalami kendala,
kalau boleh bapak berkenan membantu saya, saya ingin menanyakan menganai jenis data. kebetulan
saya melakukan penelitian dalam kajian pendidikan. yang ingin saya tanyakan adalah apakah nilai hasil
belajar siswa itu termasuk jenis data ordinal?bagaimana dengan jumlah siswa yang ada pada suatu
kelas apakah (misalkan) jumlah 33 orang pada kelas XI IPA 1 itu menunjukkan data nominal? dan satu
lg yah pak, untuk kondisi yang seperti apa uji normalitas melalui kolmogorov-smirnov itu digunakan?
trimakasih sebelemunya saya ucapkan atas kesedian bapak untuk menjawab

Balas

o Komentar oleh csuryana on Juni 21, 2010 3:58 am

Salam kenal kembali… semoga lancar dalam penyusunan tugas-akhirnya. Ini pendapat saya
tentang pertanyaan di atas:
1) Hasil belajar siswa pada dasarnya adalah “hasil pengukuran” tingkat penguasaan siswa atau
kemampuan atas materi yang dipelajari. Didasari oleh asumsi yang kuat, nilai hasil belajar
dapat dikatakan sebagai data interval tapi dapat pula dibuat menjadi data ordinal; 2) Jumlah
siswa dalam satu kelas diperoleh dengan cara membilang termasuk jenis data diskrit, sulit
untuk dinyatakan sebagai data nominal karena ada perbedaan karakteristik antara data diskrit
dengan data nominal. Hal ini akan menjadi lebih terang apabila data tersebut konteksnya
sebagai variabel penelitian sudah jelas; 3) Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan sebagai uji
persyaratan analisis bahwa data bersumber dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini
dlakukan seblum kta melakukan uji hipotesis dengan mengguakan statistik parametrik.
Ini baru pendapat saya dari beberapa referensi, mudah-mudahan membatu dalam
menyelesaikan kendala dalam menyusun tugas akhir. Salam Pendidikan …!

Balas

2. Komentar oleh roby on Oktober 9, 2010 12:47 am

kok beda ya pak ama penjlasan dari dosen saya,,, kurang jelas perbedaan anatara data rasio dengan
data interval…

Balas
o Komentar oleh csuryana on Oktober 10, 2010 7:06 am

Beda nya sebelah mana ya…..? untuk menghindari kesalahan pemahaman mari kita sharing
lebih lanjut……

Balas

 Komentar oleh Nadia Ahmad on Juli 11, 2011 3:19 pm

salam kenal dari saya…


pak cahya….
saya sdg menyusun skripsi.. dalam metode pengumpulan data saya menggunakan data
sekunder. Kemudian terdapat koreksi, saya disuruh menambahkan jenis data
sekundernya dan menyebutkan sumber2nya. apakah yg dimaksud data internal dan
eksternal? mohon bimbingannya…
terimakasih…. ^_^

3. Komentar oleh Lionk on November 10, 2010 2:15 am

salam kenal pak dari saya….


saya sekarang lagi nyusun skripsi,,, tapi masii kurang mengerti tentang jenis2 data..
teknik pengolahan data dng menggunakan angket…
yang ingin saya tanyakan.. apakah data angket yang menggunakan skala likert itu termauk data interval
atau ordinal??? dan apakah data harus di konvertasikann…
saya mohon penjelasan sepecatnya dari bapak,,
sebelumnya saya ucapkan terima kasihh,,,,,

Balas

o Komentar oleh csuryana on November 11, 2010 8:42 am

Salam kenal kembali….


Semoga skripsinya cepet selesai….
Q: Apakah data angket yang menggunakan skala likert itu termauk data interval atau ordinal???
A: Tergantung pada asumsi yang mendasarinya (kadang-kadang tergantung selera pembimbing
….heheh), dapat dianggap sebagai ordinal atau interval. Sebagian peneliti menganggap “Likert”
sebagai data ordinal. Sebagian lainnya mengaggap sebagai data “Interval”.
Q: Apakah data harus di konvertasikann (konversi bukan konvertasi)??
A: Jika kita menganggap “Likert” sebagai skala ordinal, dan akan meggunakan statistik
parametrik untuk mengolahnya maka data harus dikonversi dulu. Tekniknya menggunakan
metode MSI (Method Successive Interval).
Sukses yahhhh
Salam

Balas

4. Komentar oleh erwin on Desember 23, 2010 4:52 am

ass..salam kenal pak,,


saya mahasiswa yg sedang nyusun skripsi, klo di bolehkan ingin bertanya tentang konversi data??
apakah di bolehkan konversi data dari ordinal ke nominal?
klo boleh, adakah rumus yg dipakai untuk konversi data tersebut?

Balas

o Komentar oleh csuryana on Januari 15, 2011 1:52 pm

Salam kenal kembali.


Semoga Skripsinya capat selesai…
Untuk kepentingan analisis tertentu, kita dapat memperkalukan data ordinal sebagai data
nominal. Tetapi tidak untuk sebaliknya, data nominal tidak boleh diperlakukan sebagi data
ordinal. Saya belum menemukan rumus untuk konversi data ordinal ke nominal. Ada juga
Method Sucessive Interval (MSI) untuk konversi data interval ke rasio.

Balas

5. Komentar oleh Nunu Darmawan on Januari 14, 2011 7:54 am


salam kenal, pak saya mhs pend Fisika UNY. mau tanya kepada bapak, saya mau meneliti mengenai
perbaikan miskonsepsi fisika siswa setelah saya beri treatment model pembelajaran tertentu. Data post
test dan pre test mengenai konsep pelajaran fisika saya badingkan sejauh mana perbaikan miskonsepsi
antara sebelum dan sesudah saya beri treatment. analisis data yang digunakan dengan menggunakan
uji apa saja ya pak?

Balas

o Komentar oleh csuryana on Januari 15, 2011 2:05 pm

Salam kenal kembali….


Sama donk… saya juga alumni Fisika, tapi bukan di Alumni UNY.
Analisis data dalam penelitian tersebut, dapat digunakan uji-t untuk sampel berpasangan. Uji ini
bertujuan untuk mengetahu “Apakah terperbedaan rata-rata antara skor pre-test dan skor post-
test?” Kalo Hasil ujinya menunjukkan ada perbedaan dapat disimpulkan bahwa treatmen yang
dilakukan berhasil memperbaiki miskonsepsi fisika siswa…
Sukses ya kuliahnya…

Balas

 Komentar oleh csuryana on Januari 15, 2011 2:08 pm

Salam kenal kembali….


Sama donk… saya juga alumni Fisika, tapi bukan di Alumni UNY.
Analisis data dalam penelitian tersebut, dapat digunakan uji-t untuk sampel
berpasangan. Uji ini bertujuan untuk mengetahu “Apakah terdapat (sorry salah ketik,
sebelumnya tertrulis ter) perbedaan rata-rata antara skor pre-test dan skor post-test?”
Kalo Hasil ujinya menunjukkan ada perbedaan (Postes > Pretes) dapat disimpulkan
bahwa treatmen yang dilakukan berhasil memperbaiki miskonsepsi fisika siswa…
Sukses ya kuliahnya…

6. Komentar oleh Metalisa on Januari 27, 2011 11:22 am

pak saya mau tanya,


saya melakukan penelitian yang mengkaji tentang hubungan tingkat partisipasi dengan umur, luas
lahan, pengalamn berusaha tani, pendidikan, pendapatan, motivasi, dan jarak lokasi tempat tinggal.
tingkat partisipasi nilainya saya dapatkan dari hasil perhitungan dengan menggunankan skoring. tetapi
saya msih bingung data yang saya gunakan termasuk data apa ya pak??
sperti tingkat partisipasi, umur, luas lahan, pengalaman berusahatani, pendidikan, pendaptan, motivasi,
dan jaraka lokasi tempat tinggal, kemudian uji yang baik untuk digunakan apa pak.
terima kasih…

Balas

7. Komentar oleh ilham on Februari 6, 2011 1:13 am

pak sy mahasiswa kesehatan Masyarakat yg lagi buat proposal skripsi, judulnya hubungan tingkat
kepuasan ibu hamil saat mendapat pelayanan antenatal care oleh tenaga kesehatan dengan pemilihan
penolong persalinan, variabel bebasnya dari skala ordinal ( sangat puas, puas, tidak puas, sangat tidak
puas ) di transfer ke nominal ( puas & tidak puas ) apa boleh ya pak? minta dasarnya / sumbernya
dong> makasih

Balas

o Komentar oleh csuryana on Februari 7, 2011 12:39 pm

Sebelum saya coba menjawab pertanyaan di atas, saya ingin tahu dulu “ada berapa opsi untuk
variabel pemilihan penolong persalinan?”

Balas

8. Komentar oleh titin on Februari 21, 2011 1:29 am

assalamualikum pak,
pak saya mahasisiwa yg lagi skripsi,
pak saya manya tentang data penelitian yang mengguna kan skala ordinal (1=sangat tidak
setuju,2=tidak setuju,3=netral,4=setuju,5=sangat setuju),
apakah data yang didapat nantinya boleh dirata-ratakan pak?
saya tunggu jawabanya sesegera mungkin
makasih sebelumnya pak…

Balas
o Komentar oleh csuryana on Februari 21, 2011 9:04 am

Waalaikumsalam ….
Gini dech, jawanya ada 3:
Pertama: kalo datanya diasumsikan sebagai data ordinal sebaiknya tidak dihitung rata-ratanya,
tapi gunakan median untuk menjelaskan ukuran pemusatannya (central tendency).
Kedua: Jika datanya diasumsikan sebagai data interval kita boleh mengitung ukuran
pemusatannya (central tendency) menggunakan rata-rata.
Ketiga: Kita dapat menghitung rata-rata sebagai ukuran pemusatannya (central tendency)
setelah melakukan tranformasi dari data ordinal ke data interval. Caranya menggunakan
“Method Successive Interval” alias MSI.
Begitcu dech ….. mudah-mudahan bisa menginpirasi untuk penyelesian skripsinya.
Salam…

Balas

9. Komentar oleh Maulani on Maret 18, 2011 4:30 am

Pak, tanya!
kalo saya punya data nominal dan data nominal. apakah keduanya bisa disusun menjadi penelitian
korelasional? saya harus menggunakan metode seperti apa? terimakasih.

Balas

o Komentar oleh csuryana on Maret 18, 2011 5:09 am

Dek, Jawab!
Bisa; analisis korelasional untuk jenis data nominal dengan nominal digunakan teknik statistik
koefisien kontingensi.

Balas

10. Komentar oleh ana on Maret 19, 2011 4:19 am


siang pak,saya mau tanya.
saya sedang skripsi,data yg diperoleh nominal dan nominal,uji analisis data yg digunakan apa ya pak?
bisa pake uji t independent atau chi square? bedanya apa.
makasii sebelumnya

Balas

11. Komentar oleh helen novita on Mei 6, 2011 11:07 am

mau tanya pak crosstab itu apa dan fungsinya apa?


trus kalau X nya data ordinal dan y nya data interval analisa datanya saya harus pake rumus apa yah
pak?

Balas

12. Komentar oleh In on Mei 30, 2011 2:54 pm

Aslam..pak..
Sya pngen nanya
mengapa data ordinal harus d konversi k data interval?
Apakah tdak bsa data ordinal saja yg digunakan?mhon ptnjuk scepatya,trimkash

Balas

o Komentar oleh csuryana on Mei 30, 2011 3:17 pm

Data ordinal tidak “harus” selalu dikonversi ke data interval. Data ordinal bisa saja digunakan
dalam pengujian hipotesis, tapi teknik statistik yang digunakannya berbeda.

Balas

13. Komentar oleh Amie Primarni on Juni 21, 2011 10:51 am


Pak tolong dibuatkan ringkasan misalnya uji t itu untuk apa, uji chi squer untuk apa. dll. terima kasih ya

Balas

14. Komentar oleh Dita on Juni 29, 2011 2:50 am

Pak saya mau nanya ,jika datanya ordinal,ketika uji asumsi apakah datanya msh ordinal apakah telah
dirubah menjadi interval?Terima kasih

Balas

15. Komentar oleh lia on Juli 25, 2011 12:41 pm

Malam pak, saya mahasiswa kesehatan yg lagi buat proposal skripsi, judulnya Pengaruh distraksi
audiovisual terhadap kecemasan dan rasa takut anak saat perawatan gigi.
Mohon bantuan bapak memandu apa sudah benar yang saya dapatkan ini:
Rancangan penelitian: penelitian eksperimental semu dengan desain Nonequivalent control group Post
test-Only design.
Tujuan penelitian: komparasi
Variabel:
- perlakuan pelayanan : diberi perlakuan (nominal) dan tidak diberi perlakuan (nominal)
- rasa cemas dan takut (diukur dengan tekanan darah) (ratio)
Skala data: semikuantitatif.
Sampel: bebas/ tidak berpasangan
Analisis data memakai Wilcoxon Mann Whitney test.
Terima kasih sebelumnya..

Balas

16. Komentar oleh Sulito on November 4, 2011 4:17 am

Salam kenal Pak Cahya..


saya ingin menanyakan Pak, saya sedang meneliti tentang pengaruh pelatihan motivasi terhadap rasa
optimis. jadi saya meneliti perbedaan antara anak2, baik sebelum dan sesudah mendapat pelatihan dan
juga membandingkan antara yang mendapat pelatihan dan yang tidak.
untuk penelitian ini, saya menyebar kuisioner kepada 30 orang, tetapi yang kembali adalah 24 orang.
yang saya tanyakan:
1. input data ke SPSS nya itu bagaimana ya Pak?
2. analisis data lebih tepat memakai analisis apa?
terimakasih

Balas

17. Komentar oleh Hery Witanto on Januari 19, 2012 2:05 pm

Salam Kenal…
Saya akan meneliti tentang faktor kesulitan belajar, rumus yang akan digunakan adalah rumus
persentase…namun saya ingin membandingkan faktor kesulitan belajar pada kelas IX-A (Putra) dan IX-B
(Putri), karena didapati bahwa sikap belajar di kelas dan hasil belajar mereka (dalam penelitian ini)
pada mata pelajaran bahasa arab berbeda. kelas B lebih baik dari kelas A….
Apakah perlu rumus utk melakukan perbandingan?jika perlu rumus apa itu?
Apakah dengan penelitian semacam ini, tepat penggunaan rumus persentase untuk mengetahui besaran
pengaruh setiap variabel faktor kesulitan belajar?

Balas

18. Komentar oleh fadhiL on Februari 6, 2012 3:35 am

salam kenal
bagaimana perlakuan pada data 3 tahunan, apakah rata2 dari variable dari data tahun yang dipakai
dalam analisisnya atau harus satu nper satu ?
thank’s b4 ..

Balas

o Komentar oleh csuryana on Februari 19, 2012 1:16 pm

@FadhiL
Salam Kenal Kembali.
Menurut saya tergantung konteksnya, namun analisis satu per satu akan memberikan
penjelasan yang komprehenshif dinadingkan dengan menggunakan rata-rata.
Balas

19. Komentar oleh Kristalinawati on Februari 19, 2012 7:16 am

pak Cahya yang baik…


salam kenal..
saya saat ini sedang penelitian dan bingung analisis yang tepat. Saya mengambil dari 2 sekolah yang
saya anggap memiliki kesamaan, data dari 3 jenis responden, yaitu kepala sekolah dari 2 sekolah itu,
total siswa kelas XII sebagai populasi target dari 2 sekolah itu dan total guru dari 2 sekolah itu. Data
hasil wawancara kepsek saya skoring berdasarkan nilai 1 s/d 4, Untuk siswa saya ukur 3 aspek yaitu
sikapnya (dg Likert 5 skala STS, TS, RR, S, SS) , partisipasinya (dg Likert 5 skala: Tdk pernah, jarang
sekali, kadang2, sering, selalu), dan pengetahuannya (dg soal tes pengetahuan), untuk Guru saya
memberi kuesioner dengan jawaban 5 pilihan yang berskala 1 s/d 5 tergantung konteks pertanyaannya.
Yang ingin saya tanyakan:
1. Bisakah data hasil wawancara kepala sekolah, hasil kuesioner siswa maupun guru tsb saya anggap
sebagai data interval?saya masih bingung membedakan antara data interval dan ordinal.
2. Data hasil tes pengetahuan termasuk data apa ya pak? Interval atau rasio?
Terima kasih pak Cahya

Balas

o Komentar oleh csuryana on Februari 19, 2012 1:37 pm

Mbak.. Kritalinawati yang baik…


Salam kenal juga
Untuk bisa memberikan masukan secara spesifik terkait dengan penelitiannya, saya perlu
mendapat informasi lebih lanjut tentang rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut.
Sehubungan dengan 2 pertanyaan di atas, saya coba share pemahaman sbb:
1) Data hasil wawancara pada umumya tidak disajikan dalam bentok skoring (kuantitatif) tapi
disajikan dalam bentuk uraian naratif untuk memberikan penguatan terhadap hasil analisis data
kuantitatif. Data kuesioner type tertutup (skala Likert) pada dasarnya adalah data ordinal
namun dengan asumsi yang kuat dapat diperlakukan secara langsung sebagai data interval.
Atau ditranformasi dari ordinal menjadi data interval menggunakan MSI (Metode Succesive
Interval).
2)Data hasil tes pengetahuan dapat diperlakukan sebagai data interval, tidak sebagai data
rasio..
JIka bermasud sharing lebih lanjut, saya dapat dihubungi melalui Inbox facebook atu melalui E-
mail…

Balas
20. Komentar oleh csuryana on Februari 19, 2012 1:12 pm

Pembaca yang budiman, termakasih atas apresiasi Bapak/Ibu/Sdr./Sdri. terhadap tulisan saya. Saya
mohon maaf, karena ada sedikit kesibukan, saya tidak sempat membalas semua pertanyaan atau
merespon comment yang disampaikan antara bulan Mei 2011 s.d. Januari 2012.

Balas

21. Komentar oleh Hety on Februari 20, 2012 7:56 am

Salam kenal pak….


Saya sedang menganalisa data menggunakan regresi.
Tetapi data yang saya olah adalah berupa populasi bukan sample.
Apakah harus tetap menggunakan uji asumsi klasik (karena sepengetahuan saya uji asumsi klasik itu
digunakan untuk mengetahui apakah hasil mendekati populasi).
Jika masih menggunakan asumsi klasik, maka uji apa saja yang harus dilakukan?
Terimakasih atas jawabannya,
Salam,
Hety

Balas

22. Komentar oleh sitti khadijah on Maret 6, 2012 6:40 pm

salam kenal pak, saya agak bingung antara Rp dgn %, masing2 termasuk jenis data apa ya?? kalau
jenis datanya berbeda apakah data tersebut dapat di regresikan?

Balas

23. Komentar oleh sitti khadijah on Maret 11, 2012 5:22 pm


salam kenal pak, saya mahasiswi yg sedang menyusun skripsi, saya mau nanya apakah jika satuan
pengukuran antara variabel X dan Y berbeda(mis. % dengan Rp) tdk dapat d regresikan? dan termasuk
jenis data apakah % & Rp tsb?

Balas

24. Komentar oleh vitri on April 25, 2012 12:36 pm

pak saya mahasiswi yang baru menyusun skripsi,saya masih harus revisi yang data primer dan
sekunder.tolong pak bisa bantu saya,macam datanya dari data primer dan sekunder itu apa aja ya?saya
ambil tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah bank…makasih pak

Balas

25. Komentar oleh Femi on Mei 4, 2012 4:35 am

Salam kenal pak Cahya, saya femi, terimakasih informasi nya pak, sangat membantu. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian bagaimana cara/teknik yang sesuai utk digunakan dalam analisis data,
disini kasusunya terkait dengan riset pemasaran.. Begini pak, saya ingin bertanya, terkait dengan
analisis data kuantitatif, untuk ke-4 tipe data itu harus menggunakan teknik yang mana ya pak untuk
mendapatkan keputusan?
jadi misalnya, di tahap pengumpulan data sudah terkumpul data-data yang memang dibutuhkan, dan
jenis datanya diketahui data nominal misalnya. kemudian di tahap perhitungan, sebaiknya teknik/uji apa
ya pak yang digunakan untuk menyelesaikannya? begitu juga dengan jenis data yg lain..bagaimana
pemilihan teknik/uji perhitungan yang akan digunakan?

Balas

26. Komentar oleh Dewi Lestariani on Juni 23, 2012 5:21 pm

saya ingin meneliti tentang pengaruh Sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP=X) terhadap
keandalan (Y1) dan opini BPK ( Y2) pada laporan keuangan pemerintah daerah/kota. saya
menggunakan data primer (kuisioner) untuk mengetahui hubungan antara SPIP dengan keandalan,
sedangkan untuk hubungan keandalan dengan opini BPK saya menggunakan data sekunder berupa
laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK di masing2 pemda tersebut. apakah bisa seperti itu ya pak?,,,saya
bingung menguji hubungan antara keandalan dengan opini BPK tersebut seperti apa ya pak, mohon
bantuannya ya pak. trims

Balas

27. Komentar oleh rhpmi on Juli 6, 2012 5:34 pm

salam kenal bapak.


saya mahasiswa yg sedang menyelesaikan skripsi.
saya ingin bertanya tentang skala likert.
apakah skala ini merupakan skala ordinal atau skala interval?
saya ingin mengetahui pengaruh variabel X trhadap Y.
terima kasih sebelumnya pak.

Balas

28. Komentar oleh wiwin winarsih on Juli 11, 2012 12:05 pm

Salam kenal Pak, sy sedang membuat proposal penelitian judulnya Pengaruh Kompetensi Profesional
Guru Terhadap Prestasi Pelajar Peserta Didik, dengan metode eksperimen .Desain apa, dan uji apa yang
tepat? trim’s banget,dan ditunggu balasannya.

Balas

29. Komentar oleh Eva Vamela on Juli 14, 2012 4:16 am

salam kenal pak,saya mahasiswa pend,geografi UPI,kebetulan sdg membuat skripsi yang didalamnya
mengkaji suatu pengaruh, adapun data yg harus saya gunakan adalah data interval, namun saya sdg
kesulitan untuk membuat instrumen dengan data interval,hasil baca saya adalah data interval itu
memilki bobot di setiap optionnya(apabila intrumen berbentuk angket dan pg), nah saya agak bingung
menjabarkan itu ke dalam sebuah instrumen pak. apakah setiap pilihan jwbn selalu diberi bobot angkat
yg memilki interval sama tiap piilihannya? terimakasih pak,mohon bantuannya

Balas
30. Komentar oleh Yuniati on Juli 15, 2012 3:46 pm

Salam Kenal Pak Cahya,


Saya saat ini sedang menyusun tesis keuangan, ada beberapa hal yang sy kurang paham pak semoga
Bapak dapat membantu:
1. Apabila jumlah data dalam group yang satu dengan yang lainnya tidak sama, apakah dapat dilakukan
uji statistik t paired sample atau juga wilcoxon signed rank test pak?
2. Teknik statistik apa yang tepat untuk digunakan pada data pooling, berskala rasio, dan hipotesis nol
nya berbunyi “tidak terdapat perbedaan rata-rata return saham pada periode A dan periode B” ?
Mohon bantuannya pak, dan saya sampaikan banyak terimakasih sebelumnya telah memberikan
penjelasan di atas yang sangat bermanfaat.

Balas

31. Komentar oleh irvan on Juli 20, 2012 9:47 pm

salam kenal pak cahya. saya irvan. mau tanya data yabg didapat dari surat kabar merupakan data
primer bukan? penelitian saya mengenai tajuk rencana, untuk menentukan sikap dari media massa.
trim..

Balas

32. Komentar oleh aprillia dita on Juli 31, 2012 5:28 am

salam kenal… saya ingin bertanya apakah yang dimaksud data kualitatif ukuran dan data kuantitatif
cacah? thanks…

Balas

33. Komentar oleh anggia on Agustus 4, 2012 2:28 pm

salam kenal… aku kls 9 aku dpt tugas praktikum dari praktikum bio dan ditanya jenis data yang
disimpulkan.. aku ga ngerti maksudnya ap.. tlong dibantu. maaf klo ad salah kata..
Balas

34. Komentar oleh Imel on September 17, 2012 11:22 am

salam kenal Pak..saya mahasiswa yg sedang menyusun tugas akhir..


saya mau tanya tentang cara perhitungan saya pak di mana saya menggunakan data dari BPS dan dari
kuesioner..saya mengalami kendala perhitungannya..mohon bantuannya..Terimakasih

Balas

35. Komentar oleh Ratri on September 23, 2012 3:39 pm

salam kenal pak ,


saya sedang menyusun skripsi, skripsi saya data yang saya peroleh sebenarnya hanya teori” yang ada di
buku kemudian saya kumpulkan. tetapi saya ingin mengambil sampel satu tempat untuk menambah
data skripsi saya, apakah data itu termasuk data primer atau data kualitatif ? dan apa perbedaan
keduanya ? terimakasih pak sebelumnya

Balas

36. Komentar oleh lifia on Oktober 2, 2012 10:34 pm

salam kenal pak, kalau untuk ragam metode analisis data, yang mana saja yah? Balas

Balas

37. Komentar oleh Sugiyono on Oktober 9, 2012 4:01 pm

Salam kenal pak ..saya Sugiyono ,Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan dan biasa membimbing peserta diklat tuk kegiatan Observasi Lapangan yang sangat
berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data…tulisan Bapak sangat membantu
memperjelas pemahaman tentang jenis dan perbedaan data…. trims….
Balas

38. Komentar oleh fivie on November 4, 2012 1:14 am

contoh data primer dan data skunder dalam bentuk angka!

Balas

39. Komentar oleh kamaludin on November 19, 2012 1:39 pm

assalamu’alaikum.wr.wb.
semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk bagi kita sekalian.
maaf pak adikasimbar, mohon izin kopi artikel.
suwun

Balas

40. Komentar oleh Umar Imamuddin on Desember 8, 2012 12:36 am

assalamualaikum pak,,bisa berikan contoh catatan lapangan penelitian yg berbentuk observasi pada
penelitian PTK..,thanks

Balas

41. Komentar oleh eli kurniati on Februari 13, 2013 9:46 am

asalamualikum pa,,,salam kenal ya pa,,,pa saya sedang membuat penelitian menggunakan quarsi
eksperimen 2 group pre test post test design….untuk mengolah datanya menggunakan apa ya pa,,,saya
masih belum paham..terimakasih sebelum dan sesudahnya

Balas
o Komentar oleh csuryana on Februari 13, 2013 10:23 am

Waalikumsalam,
Salam kenal kembali.
Untuk penelitian quasi ekpserimen dengan dua grup (pretes-postes) dapat digunakan Uji-t yaitu
uji perbedaan rata-rata untuk dua kelompok sampel berpasangan.

Balas

42. Komentar oleh csuryana on Februari 13, 2013 10:27 am

Pembaca yang budiman, termakasih atas apresiasi Bapak/Ibu/Sdr./Sdri. terhadap tulisan saya. Saya
mohon maaf, karena ada sedikit kesibukan, saya tidak sempat membalas semua pertanyaan atau
merespon comment yang disampaikan antara bulan Februari 2012 s.d. Januari 2013.

Balas

Komentar RSS

Tinggalkan Balasan

Enter your comment here...

Fill in your details below or click an icon to log in:


(wajib)(Address never made public)
(wajib)
( Log Out / Ubah )
( Log Out / Ubah )
( Log Out / Ubah )
Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.

Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.

Kirim Komentar

Mengungkap Fakta di Balik Fenomena Intelijen UJICOBA INSTRUMEN


 ARTIKEL

o Pendidikan
o Penelitian
o Intelijen
 Cahya Suryana


o Tema: Neo-Sapien oleh WP Designer.
o Blog pada WordPress.com.

Ikuti
Follow “CAHYA SURYANA”
Get every new post delivered to your Inbox.

Sign me up

Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai