Foto Terapi PDF
Foto Terapi PDF
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Oleh:
DAHRU BUNYANIAH
J210110210
PENELITIAN
Dahru Bunyaniah*
Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep **
Dewi Suryandari S.Kep. Ns***
Abstrak
Dahru Bunyaniah*
Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep **
Dewi Suryandari S.Kep. Ns***
Abstract
kernikterus yaitu suatu kondisi yang ikterik atau jaundice pada bayi baru
dapat melumpuhkan dan lahir diantaranya dimulai dari grade
menimbulkan kerusakan kronis yang 1 daerah muka atau wajah dan
ditandai oleh tetrad klinis cerebral leher, grade 2 daerah dada dan
palsy choreoathetoid, kehilangan punggung, grade 3 daerah perut
pendengaran saraf pusat, saraf dibawah pusar sampai lutut, grade 4
penglihatan vertikal, dan hypoplasia daerah lengan dan betis dibawah
enamel gigi sebagai hasilnya lutut, grade 5 daerah sampai telapak
keracunan bilirubin (Wathcko, et al tangan dan kaki (Keren,et al 2008).
2006). Pemantauan bilirubin secara
Insidensi ikterus di Indonesia klinis ini adalah langkah awal agar
pada bayi cukup bulan di beberapa dapat dilakukan intervensi
RS pendidikan antara lain RSCM, selanjutnya, apakah ada indikasi
RS Sardjito, RS Dr. Soetomo,RS Dr. bayi dilakukan fototerapi atau tidak.
Kariadi Semarang dari 13,7% hingga Cara ini dianggap lebih mudah dan
85%. Insidensi ikterus non fisiologis murah sebagai deteksi awal
di RSU Dr. Soetomo Surabaya 9,8% dilakukannya fototerapi. Menurut
(tahun 2002) dan 15,66% (Kosim, Prosedur Tetap Perinatal Resiko
2008). Berdasarkan catatan rekam Tinggi (PTPRT) RSUD Dr.Moewardi
medik, insidensi ikterus di RSUD Dr. Surakarta, bayi yang dilakukan
Moewardi sebanyak 243 bayi yang fototerapi diletakkan dibawah lampu
dilakukan fototerapi pada tahun terapi sinar dengan penutup mata
2011. dan diusahakan permukaan tubuh
Faktor resiko terjadinya seluas - luasnya terpapar sinar,
hiperbilirubinemia pada Bayi Baru ubah posisi setiap 3 jam, perhatikan
Lahir Cukup (BBLC) yang secara intake dan output cairan. Ketika
statistik bermakna adalah orang tua mengunjungi bayinya,
keterlambatan pemberian ASI, fototerapi dihentikan sementara dan
efektifitas menetek dan asfiksia membuka pelindung mata untuk
neonatorum menit ke-1 (Lasmani, memudahkan interaksi alami bayi
2000). Peningkatan yang lebih besar dan orangtuanya. Tidak ada
dan lebih berkepanjangan di tingkat prosedur tertulis untuk berapa lama
bilirubin dapat disebabkan oleh fototerapi dilakukan. Pada penelitian
gangguan hemolitik (Inkompatibilitas ini penulis tertarik melakukan
ABO atau faktor Rh), glukosa-6- penelitian tentang pengaruh
fosfat dehidrogenase kekurangan, fototerapi terhadap derajat ikterik.
atau trauma kelahiran. Secara klinis
hiperbilirubinemia relevan juga
terlihat di antara pemberian ASI bayi
baru lahir cukup bulan atau prematur LANDASAN TEORI
(Grohmanna, et al, 2006).
Ada beberapa cara untuk Pengertian Ikterus Neonatorum
menentukan derajat ikterus yang 1. Ikterus Neonatorum
merupakan faktor resiko terjadinya Ikterus adalah kondisi umum
kernikterus, misalnya kadar bilirubin diantara neonatus, disebabkan
bebas, kadar bilirubin 1 dan 2, atau oleh kombinasi heme meningkat
secara klinis (kramer) dilakukan di dan ketidakdewasaan fisiologis
bawah sinar biasa atau day light hati dalam konjugasi dan ekskresi
(Hindryawati, 2011). Gambaran bilirubin. Untuk bayi cukup bulan
untuk penilaian perkembangan yang paling sehat, tingkat bilirubin
Pengaruh Fototerapi Terhadap Derajat Ikterik Pada Bayi Baru Lahir Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta 5
( Dahru Bunyaniah )
Analisis Univariat
15 0
Jumlah Responden
Derajat Ikterik 10
15
5 13
Tabel 4. Distribusi Tingkat Derajat
Ikterik 24 Jamdan 36 Jam 0 2
0 0 0 Post 36 Jam
0
Derajat 5
Derajat 4
pre 36 Jam
Derajat 3
Derajat 2
Derajat 1
Tingk Jam ke 24 Jam ke 36
at
Pre Post Pre Post
Ikterik Derajat Ikterik
5 6 (30%) 0 15 0
4 14 (70%) 0 (100%) 0
3 0 11 (55%) 0 13 Gambar 4.2 Derajat Ikterik Sebelum
2 0 9 (45%) 0 (86,7%) Dan Setelah Dilakukan Fototerapi 36
0 2 (13,3%) Jam
Total 20 20 15 15 Berdasarkan tabel 4.3 dan
(100%) (100%) Gambar 4.2 memperlihatkan pada
Ket tetap = 0 tetap = 0 pengukuran 36 jam sebelum
naik = 0 naik = 0 dilakukan perlakuan keseluruhan
turun = 20 turun = 15 responden dengan derajat ikterik 5
sejumlah 15 responden (100%)
setelah dilakukan perlakuan
fototerapi diperoleh responden
15 0 dengan derajat ikterik 3 sejumlah 13
Jumlah Responden
pre 24 Jam
Derajat 1