Referat Calcaneal Spur
Referat Calcaneal Spur
BAB I
PENDAHULUAN
Penanganan calcaneus spur terdiri dari operatif dan non operatif. Pada non
operatif dilakukan dengan manipulasi biomechanical untuk kesalahan melangkah,
lokal injeksi steroid dan peranan fisioterapi adalah mengurangi nyeri dengan
menggunakan manual dan modalitas terapi.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari calcaneal spur.
2. Mengetahui penyebab/etiologi dari calcaneal spur.
3. Mengetahui patogenesa dari calcaneal spur.
4. Mengetahui penegakan diagnosa dari calcaneal spur.
5. Mengetahui penatalaksanaan pada calcaneal spur.
6. Mengetahui program rehabilitasi medik pada calcaneal spur.
1.4. Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang calcaneal spur dengan
lebih memfokuskan pada penatalaksanaan dibidang rehabilitasi medik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
1) Struktur Tulang
Kaki adalah suatu kesatuan unit yang kompleks dan terdiri dari 26 buah
tulang yang dapat menyangga berat badan secara penuh saat berdiri dan
mampu memindahkan tubuh pada semua keadaan tempat berpijak. Ke-26
tulang itu terdiri dari: 14 falang, 5 metatarsal dan 7 tarsal. Kaki dapat
dibagi menjadi 3 segmen fungsional.
a) Hindfoot (segmen posterior)
Bagian ini terletak langsung dibawah os tibia dan berfungsi sebagai
penyangganya. Terdiri dari:
Talus yang terletak di apeks kaki dan merupakan bagian
dari sendi pergelangan kaki
Calcaneus yang terletak dibagian belakang dan kontak
dengan tanah
b) Midfoot (segmen tengah)
Terdiri dari 5 tulang tarsal yaitu:
3 cuneiforme : medial, intermedium dan lateral
Cuboid
Navikulare
Ke-5 tulang tersebut membentuk persegi empat ireguler dengan
dasar medial dan apeks lateral. 3 cuneiforme dan bagian anterior
cuboid serta naviculare dan bagian belakang tulang cuboid
membentuk suatu garis.
c) Forefoot (segmen anterior)
Bagian ini terdiri dari:
5 metatarsal : I, II, III, IV, V
14 falang. Dimana ibu jari kaki mempunyai 2 falang
sedangkan setiap jari lainnya 3 falang
4
Dorsofleksi
Sedikit abduksi dan adduksi pergelangan kaki
Disebut juga sendi midtarsal atau ‘surgeon’s tarsal joint’ yang sering
menjadi tempat amputasi kaki
Terdiri dari 2 sendi, yaitu:
Articulatio talonavicularis
Articulatio calcaneocuboid, yang diperkuat oleh:
Pars calcaneocuboid lig. bifurcati di medial
Lig. calcaneocuboid dorsalis di sebelah dorsal
Lig. calcaneocuboid di sebelah plantar
Gerak sendi ini : Rotasi kaki sekeliling aksis
Memperluas inversi dan eversi art. Talotarsalis
f. Artculatio interfalangeal
Ligamen pengikat: lig. colateral di sebelah plantar pedis
Gerak sendi ini: Fleksi-ekstensi interfalang
Abduksi-adduksi interfalang
7
Lapis I
M. Abduktor digiti kuinti
M. abduktor hallucis
9
2.2. Definisi
Secara harafiah calcaneal spur artinya, bagian tulang yang mengeras
menjadi taji. Jadi calcaneus spur adalah pembentukan tulang kecil seperti taji di
tumit. Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak
semestinya) di daerah tuber calcaneus, yang bentuknya seperti jalu ayam.
2.3. Etiologi
Penyebab calcaneal spur :
Gerakan yang abnormal pada sendi dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan spur.
Ketegangan yang berlebihan pada fascia palntaris tulang calcaneus dapat
menyebabkan spur (seperti dalam kasus plantar fasciitis, plantar fasia
menjadi meradang karena stres yang berlebihan dan dapat menyebabkan
calcaneal spur). Peregangan fasia plantar sering terjadi karena over-
pronasi (flat foot), tetapi orang-orang dengan lengkungan yang sangat
tinggi juga dapat menyebabkan calcaneal spur.
Trauma, baik yang parah dan berulang (every day wear and tear), dapat
menyebabkan calcaneal spur.
Penyakit seperti osteomielitis dan Charcot foot bisa menyebabkan
calcaneal spur.
Arthritis dan infalamasi yang luas dapat menyebabkan calcaneal spur.
Wanita
Pemakain sepatu yang tidak tepat
2.4. Patogenesis
Patofisiologi calcaneal spur masih belum begitu jelas. Beberapa hipotesis
menjelaskan terjadinya calcaneal spur. Longitudinal traction hypothesis
menyebutkan bahwa adanya traksi yang berulang-ulang pada insersi fascia
plantaris di tulang kalkaneus menyebabkan terjadinya inflamasi dan osifikasi
reaktif. Bukti yang mendukung hipotesis ini berdasarkan penelitian yang
menyebutkan bahwa ketegangan fascia plantaris akan meningkat jika
kelengkungan telapak kaki bagian medial rendah (flat foot), hal ini akan
menyebabkan nyeri pada tumit (heel pain). Namun validitas dari hipotesis ini
masih dipertanyakan, karena beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa : 1.)
sebagian besar spur berada pada bagian dalam fascia plantaris (khususnya pada
insersi m. fleksor digitorum brevis, m. quadratus plantar, dan m. abduktor
hallucis, juga berada di dalam fibrokartilago dan jaringan ikat longgar), 2.)
analisis histologis pada plantar fascia yang dieksisi tidak menujukkan adanya
tanda-tanda inflamasi, 3.) trabekula tulang dari spur tidak sejajar dengan arah dari
traksi fascia plantaris, 4.) spur yang telah dieksisi dapat terjadi kembali pada
pasien yang fascia plantarisnya telah dilepas dengan operasi.
Adanya penguluran yang berulang-ulang dari fasia plantaris atau
aponeurosis akan menyebabkan kerobekan mikroskopis jaringan yang disertai
tarikan periosteum dari tulang (calcaneus), sehingga daerah subperiosteum akan
bertambah lebar. Kemudian terjadi peradangan subperiosteum yang juga
menyebabkan nyeri. Setelah itu akan terjadi pembentukan jaringan fibrous yang
akan memicu penumpukan kalsium di subperiosteum, dan selanjutnya terbentuk
spur. Pada pemulaannya, nyeri kemungkinan disebabkan oleh peradangan dari
jaringan tendofascioperoeosteal, pada stadium lanjut nyeri disebabkan oleh spur
yang memicu peradangan tendofascio plantaris
Hipotesis lain diajukan oleh Kumai dan Benjamin, yang disebut vertical
compression hypothesis. Hipotesis ini menyebutkan bahwa calcaneal spur dapat
terjadi akibat kompresi yang berulang-ulang dibanding akibat suatu traksi.
Calcaneal spur adalah suatu jaringan fibrokartilago yang tumbuh berlebihan
13
akibat stress fraktur pada kalkaneus, dengan tujuan melindungi kalkaneus dari
suatu retakan. Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang menujukkan bahwa
calcaneal spur lebih sering terjadi pada orang yang obesitas dan pada orang yang
mengalami penurunan elastisitas lapisan lemak di telapak kaki, contohnya pada
orang tua. Selain itu, analisis histologis juga menujukkan bahwa trabekula dari
spur mengarah secara vertical, membuktikan bahwa adanya stres yang
menyebabkan terjadinya spur berasal dari beban yang vertikal.
Cara untuk mendeteksi kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan foto rontgen pada
pedis secara AP dan lateral. Hasil pemeriksaan akan tampak jelas pada foto lateral.
Hasil foto menunjukkan seberapa besar spur yang sudah tumbuh. Akan
tetapi, besarnya spur yang tumbuh tidak ada hubungannya dengan nyeri.
Misalnya, spur di kaki kiri lebih besar daripada kaki kanan. Tapi, kaki kanan lebih
terasa nyeri dibanding kaki kiri.
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan calcaneal spur sama seperti pengobatan plantar fasciitis.
Karena penyebabnya berhubungan, maka pengobatannya sama. Langkah pertama
dalam pengobatan adalah mengistirahatkan tumit dalam jangka pendek dan
mengontrol peradangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengobati gejala plantar fasciitis dan calcaneal spur :
1. Istirahat
Langkah pengobatan pertama adalah menghindari kegiatan yang
memperburuk gejala. Misalnya, tidak melakukan joging atau berdiri terlalu
lama untuk sementara agar mengistirahatkan tumit yang sakit. Hanya
dengan beristirahat biasanya dapat membantu menghilangkan rasa sakit
yang parah dan tidak memperberat proses inflamasi.
2. Obat-obatan
a) NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs) yang dapat digunakan
antara lain adalah Ibuprofen. Ibuprofen berfungsi untuk menghambat
reaksi peradangan dan nyeri dengan menurunkan sintesa prostaglandin
digunakan sebagai anti inflamasi dan analgesik, diberikan per oral.
Pengobatan ini merupakan cara yang paling baik dan aman. Contoh lain
obat golongan ini adalah aspirin. Aspirin berfungsi untuk menurunkan
respon peradangan dan efek sistemik yang mengawali terjadinya
peradangan selanjutnya.
b) Injeksi 25 mg Cortison acetat (IV)
Injeksi 25 mg cortison acetat (IV) dilakukan pada insersio paponeurosis
plantaris pada tulang calcaneus atau tepat pada samping tubulus medial
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak
semestinya) di daerah tuber calcaneus, yang bentuknya seperti jalu
ayam.
Penyebab calcaneal spur adalah gerakan yang abnormal pada sendi dari
waktu ke waktu dapat menyebabkan spur, ketegangan yang berlebihan
pada fascia plantaris tulang, trauma, penyakit seperti osteomielitis dan
Charcot foot.
Gejala yang sering timbul adalah nyeri di tumit sewaktu bangun pagi
atau sesudah duduk, Menapakkan kaki pertama kali setelah bangun
tidur yang seringkali membangkitkan nyeri tumitnya, keluhan nyeri juga
sering muncul setelah duduk atau berbaring lama dan setelah kaki menapak ke
lantai lagi setelah lama tidak menapak. Seiring berjalannya waktu, rasa
sakit ini bisa reda pada siang hari.
Penegakan diagnosis dengan menggunakan foto rontgen pedis AP dan
lateral. Pada posisi lateral calcaneal spur lebih jelas terlihat.
Penatalaksanaan calcaneal spur meliputi istirahat, medikamentosa,
fisioterapi, latihan dan peregangan, menggunakan alat bantu atau ortesa,
dan tindakan operasi.
24
3.2. Saran
Tindakan non medikamentosa sangat berpengaruh terhadap penanganan
calcaneal spur. Untuk itu, tindakan fisioterapi, latihan dan peregangan, serta
penggunaan alat bantu atau ortesa sangat perlu untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Edmund, M., Kosmahl, PT. 1987. Painful plantar heel, plantar fasciitis,
and calcaneal spur: etiology and treatment. The journal of orthopedic
and sports physical therapy Vol 9 (1)
2. James L. Thomas, Jeffrey C. Christensen. 2010. The Diagnosis and
Treatment of Heel Pain : A Clinical Practice Guideline. The Journal of
Ankle and Foot Surgery Vol 49 (3)
3. Maisie. 2009. Heel Spurs: Calcaneal Spur Treatment. Available at
http://www.buzzle.com/articles/heel-spur-treatment.html.
4. Sidharta, Priguna. 1999. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum..
Jakarta : Dian Rakyat
5. Snell, Richard. 1998. Anatomi Klinik. Jakarta : EGC
6. Tooney EP. 2009. Plantar Heel Pain. Journal of Foot Ankle Clin Vol 14
(2): 229-45