Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL

IKATAN APOTEKER INDONESIA


Nomor:Kep.001/RAKORNAS-IAI/1418/I/2017

tentang

KESEPAKATAN HASIL RAPAT KOORDINASI NASIONAL


IKATAN APOTEKER INDONESIA

Menimbang : a. Bahwa Rapat Koordinasi Nasional telah membahas tentang Surat


Edaran Nomor HK.02.02/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian .
b. Bahwa melalui Rapat Koordinasi Nasional telah dicapai poin-poin
kesepakatan terkait Surat Edaran Nomor HK.02.02/MENKES/24/
2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi,
Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, untuk di
sosialisasikan ke pengurus dan anggota.
c. Bahwa terkait poin (a) dan (b) diatas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan tentang kesepakatan hasil Rapat Koordinasi Nasional
Ikatan Apoteker Indonesia.
Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia
Memperhatikan : Hasil Rapat Koordinasi Nasioanl Ikatan Apoteker Indonesia, Jum’at 27
Januari 2017 di Jakarta.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Apoteker Indonesia
Nomor:Kep.001/RAKORNAS-IAI/1418/I/2017 tentang Kesepakatan
Hasil Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Apoteker Indonesia,
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya

Ditetapkan ........
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 27 JANUARI 2017

PIMPINAN SIDANG
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Noffendri, S.Si, Apt


Lampiran SK Nomor:Kep.001/RAKORNAS-IAI/1418/I/2017

Berdasarkan sosialisasi Surat Edaran NOMOR HK.02.02/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Komite
Farmasi Nasional dengan narasumber :
1. Dra. R. Dettie Yuliati, Apt - Direktur Pelayanan Kefarmasian – Ditjen Farmalkes Kemenkes RI
2. Dr.Faiq Bahfen, SH – Anggota Komite Farmasi Nasional

Maka diperoleh kesepakatan sebagai berikut :

A. Untuk Internal
1. Disepakati bahwa Apoteker yang dapat melakukan pengadaan sedian farmasi ke Pedagang
Besar Farmasi (PBF) adalah :
a. Apoteker yang memiliki Surat Izin Apotek (SIA) di Apotek tersebut
b. Apoteker yang memiliki Surat Izin Apotek (SIA) sebagaimana dimaksud pada poin (a) jika
cuti/sakit/melahirkan/tugas dinas, mendelegasikan kepada apoteker yang memiliki SIPA di
sarana yang sama dengan memberitahukan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.
c. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Rumah Sakit (RS) yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RS sebagai Apoteker yang berwenang dalam
pengadaan sediaan farmasi
d. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Klinik dan Surat Keputusan
Direktur/Pimpinan Klinik sebagai Penanggungjawab Ruang Farmasi
e. Apoteker yang memiliki SIPA di PUSKESMAS dan SK Kepala Dinas Kesehatan sebagai
Penanggungjawab Ruang Farmasi
f. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Instalasi farmasi
Pemerintah/TNI/POLRI di Kab/Kota/Provinsi/Pusat dan Surat Keputusan dari Kepala Dinas
Kesehatan/Kepala Daerah/Menteri Kesehatan
2. Pada dasarnya Rekomendasi IAI hanya berpedoman pada PO No.002/PP-IAI/1418/IX/2016
tentang Rekomendasi Surat Izin Praktik Apoteker, dengan penyempurnaan rekomendasi
berdasarkan lokasi praktik sebagai berikut:
a. Biaya rekomendasi setiap Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) berpedoman pada
PO.No.002/PP-IAI/1418/IX/2016 tentang Rekomendasi Surat Izin Praktik Apoteker
(maksimal 100 ribu rupiah)
b. Iuran anggota antar cabang didalam PD 100% + 50 % (Penjelasan : Bagi Apoteker yang
memiliki SIPA kedua atau Ketiga di wilayah PC IAI yang berbeda dengan PC IAI dimana SIPA
Kesatu berada, tetapi masih dalam satu wilayah PD IAI, maka selain membayar kewajiban
Iuran Anggota sebagaimana diatur dalam PO.No.002/PP-IAI/1418/V/2015 tentan Iuran
Anggota, juga dikenakan iuran anggota tambahan sebesar 50% iuran anggota untuk PC IAI
dimana SIPA kedua atau SIPA ketiga berada)
c. Iuran anggota antar cabang diluar PD 100% + 90% (Penjelasan : Bagi Apoteker yang memiliki
SIPA kedua atau Ketiga di wilayah PD IAI yang berbeda dengan PD IAI dimana SIPA Kesatu
berada, maka selain membayar kewajiban Iuran Anggota sebagaimana diatur dalam
PO.No.002/PP-IAI/1418/V/2015 tentan Iuran Anggota, juga dikenakan iuran anggota
tambahan sebesar 90% iuran anggota dengan rincian 40% untuk PD IAI dan 50% untuk PC
IAI dimana SIPA kedua atau SIPA ketiga berada)

B. Untuk Eksternal
Diharapkan kepada Ditjen Farmalkes Kemenkes dalam melakukan Sosialisasi Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian dan
Surat Edaran NOMOR HK.02.02/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian kepada Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota dan pemangku kepentingan terkait agar
mengikutsertakan Pengurus IAI.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 27 JANUARI 2017

PIMPINAN SIDANG
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Noffendri, S.Si, Apt

Anda mungkin juga menyukai