tentang
Ditetapkan ........
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 27 JANUARI 2017
PIMPINAN SIDANG
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
A. Untuk Internal
1. Disepakati bahwa Apoteker yang dapat melakukan pengadaan sedian farmasi ke Pedagang
Besar Farmasi (PBF) adalah :
a. Apoteker yang memiliki Surat Izin Apotek (SIA) di Apotek tersebut
b. Apoteker yang memiliki Surat Izin Apotek (SIA) sebagaimana dimaksud pada poin (a) jika
cuti/sakit/melahirkan/tugas dinas, mendelegasikan kepada apoteker yang memiliki SIPA di
sarana yang sama dengan memberitahukan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.
c. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Rumah Sakit (RS) yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RS sebagai Apoteker yang berwenang dalam
pengadaan sediaan farmasi
d. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Klinik dan Surat Keputusan
Direktur/Pimpinan Klinik sebagai Penanggungjawab Ruang Farmasi
e. Apoteker yang memiliki SIPA di PUSKESMAS dan SK Kepala Dinas Kesehatan sebagai
Penanggungjawab Ruang Farmasi
f. Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Instalasi farmasi
Pemerintah/TNI/POLRI di Kab/Kota/Provinsi/Pusat dan Surat Keputusan dari Kepala Dinas
Kesehatan/Kepala Daerah/Menteri Kesehatan
2. Pada dasarnya Rekomendasi IAI hanya berpedoman pada PO No.002/PP-IAI/1418/IX/2016
tentang Rekomendasi Surat Izin Praktik Apoteker, dengan penyempurnaan rekomendasi
berdasarkan lokasi praktik sebagai berikut:
a. Biaya rekomendasi setiap Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) berpedoman pada
PO.No.002/PP-IAI/1418/IX/2016 tentang Rekomendasi Surat Izin Praktik Apoteker
(maksimal 100 ribu rupiah)
b. Iuran anggota antar cabang didalam PD 100% + 50 % (Penjelasan : Bagi Apoteker yang
memiliki SIPA kedua atau Ketiga di wilayah PC IAI yang berbeda dengan PC IAI dimana SIPA
Kesatu berada, tetapi masih dalam satu wilayah PD IAI, maka selain membayar kewajiban
Iuran Anggota sebagaimana diatur dalam PO.No.002/PP-IAI/1418/V/2015 tentan Iuran
Anggota, juga dikenakan iuran anggota tambahan sebesar 50% iuran anggota untuk PC IAI
dimana SIPA kedua atau SIPA ketiga berada)
c. Iuran anggota antar cabang diluar PD 100% + 90% (Penjelasan : Bagi Apoteker yang memiliki
SIPA kedua atau Ketiga di wilayah PD IAI yang berbeda dengan PD IAI dimana SIPA Kesatu
berada, maka selain membayar kewajiban Iuran Anggota sebagaimana diatur dalam
PO.No.002/PP-IAI/1418/V/2015 tentan Iuran Anggota, juga dikenakan iuran anggota
tambahan sebesar 90% iuran anggota dengan rincian 40% untuk PD IAI dan 50% untuk PC
IAI dimana SIPA kedua atau SIPA ketiga berada)
B. Untuk Eksternal
Diharapkan kepada Ditjen Farmalkes Kemenkes dalam melakukan Sosialisasi Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian dan
Surat Edaran NOMOR HK.02.02/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian kepada Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota dan pemangku kepentingan terkait agar
mengikutsertakan Pengurus IAI.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 27 JANUARI 2017
PIMPINAN SIDANG
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Ketua, Sekretaris,