Anda di halaman 1dari 5

TERAPI INSULIN

INDIKASI PEMBERIAN INSULIN


Absolut (mutlak)
 DM tipe I
 Koma ketoasidosis gestasional diabetes melitus
 GDM yang tidak terkendali dengan diet
Relatif
 DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
 DM tipe II yang kurus -> berat badan turun secara drastis
 DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)

TUJUAN PEMBERIAN INSULIN


 Menghilangkan keluhan utama yang disebabkan karena gula darah naik
 Mencegah koma hiperglikemi, yaitu glukosa darah plasma meningkat hingga 600 g/dl
atau lebih
 Memulihkan berat badan yang kurus . melalui pemberian insulin diharapkan transport
glukosa ke dalam sel akan meningkat sehingga sel tidak mengalami starvasi.
 Mencegah/menunda terjadinya komplikasi vaskuler dengan cara mencegah thrombus
yang diakibatkan oleh aliran darah yang lambat dan hiperosmolaritas.
 Meningkatkan kapasitas kerja tubuh
 Mengurangi morbiditas ibu dan janin, serta malformasi janin pada kehamilan dengan
DM
 Mencegah infeksi
 Mengurangi laju lipolisis dan glukoneogenesis

MACAM – MACAM INSULIN


Jenis Kerja Nama Obat Pemberian/24jam
Kerja cepat  Regular insulin/RI 3-4 X
 Actrapid MC
 Actrapid HM

Kerja sedang  NPH 1-2 X


 Monotard MC
 Monotard HM

Kerja panjang  P2I (jarang 1X


digunakan)

PEMBERIAN INSULIN MENGGUNAKAN SPUIT

Pemberian insulin dengan menggunakan spuit kebanyakan di lakukan dengan cara sub cutan
atau intravena (pada kondisi regulasi insulin). Injeksi subkutan (SC) dilakukan dengan menempatkan
obat ke dalam jaringan ikat longgar dibawah dermis. Karena jaringan subkutan tidak dialiri darah
sebanyak darah yang mengaliri otot, absorpsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada
absorpsi pada intramusculer. Obat dapat diabsorpsi secara langkap jika status sirkulasi normal.
Jaringan subkutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat mengalami rasa tidak nyaman.
Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vascular di sekitar bagian luar lengan
atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior pangkal paha. Area
ini dapat dengan mudah diakses, khususnya pada klien diabetes yang melakukan injeksi insulin
secara mandiri. Tempat lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah dorsogluteal.
Tempat yang dipilih injeksi harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan
otot atau saraf besar di bawahnya. Klien penderita diabetes secara teratur merotasi tempat injeksi
setiap hari untuk mencegah hipertrofi (penebalan) kulit dan lipodistrofi (atrofi jaringan).
Obat yang diberikan dengan rute SC hanya obat dengan dosis kecil yang larut air (0,5 sampai 1
ml). Jaringan subkutan sensitif terhadap larutan yang mengiritasi, dan obat dalam volume besar.
Berat badan menunjukkan kedalaman lapisan subkutan. Oleh karena itu, perawat harus memilih
panjang jarum dan sudut insersi berdasarkan berat badan klien. Umumnya jarum berukuran 25 G 5/8
inch yang diinsersi pada sudut 450. Apabila klien gemuk, perawat mencubit jaringan dan
menggunakan jarum yang cukup panjang untuk insersi melewati jaringan lemak pada dasar lipatan
kulit. Dengan metode ini sudut insersi 450-900.
Persiapan klien dengan lingkungan
 Menjelaskan tujuan untuk tindakan gula darah pasien
 Menjelaskan prosedur tindakan
 Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
 Menjaga privasi klien -> apalagi kalau di abdomen, paha
Persiapan Alat
 Vial insulin
 Spuit insulin
 Kapas
 Alkohol 70 %
 Sarung tangan
 Bengkok/tempat sampah medis
Pelaksanaan
 Cuci tangan, kenakan sarung tangan
 Bila insulin dalam keadaan dingin, hangatkan dengan telapak tangan
 Jika menggunakan NPH/LENTE supaya benar tercampur, dengan memutar botol diantara
kedua telapak tangan secara perlahan-lahan. Jangan sekali-kali menggoncang atau mengocok,
dan bila timbul gumpalan jangan digunakan
 Bersihkan tutup botol insulin dengan kapas alcohol dan biarkan kering beberapa detik
 Ambil spuit insulin, dan sedot udara kedalam spuit sesuai dosis yang ditentukan, kemudian
suntikkan udara kedalam botol dengan arah tegak lurus kebawah
 Dengan jarum masih berada didalam botol, balikkan botol dan sedot insulin, tarik penghisap
lebih dalam untuk mengecek ada tidaknya gelembung udara. Bila tidak ada gelembung udara
sedot insulin kedalam spuit sejumlah yang dibutuhkan. Tarik jarumnya dari botol dan saat ini
spuit telah terisi insulin.
 Letakkan spuit pada area bersih dan permukaan yang datar, segera tutup jarum dengan
penutupnya.
 Pilih tempat yang akan disuntik, bersihkan dengan kapas alcohol dari bagian dalam kearah luar
dan biarkan beberapa saat sampai kering.
 Angkat kulit dan jaringan dibawah kulit (dicubit lunak) pegang spuit seperti masuk kedalam
kulit (90°) aspirasi. Jika jarum tidak masuk pembuluh darah, tekan penghisap dan injeksikan
insulin kedalam kulit, lepaskan cubitan dan tarik jarum sementara memberikan tekanan
lembut pada tempat penyuntikkan selama 10-15 detik.
 Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
 Bereskan alat dan cuci tangan
Catatan
 Klien yang sudah terinjeksi dengan benar tidak akan mengalami rasa baal pada area suntikan,
jika hal ini terjadi menandakan bahwa aliran darah di daerah tersebut kurang baik. Sedangkan
jika setelah injeksi klien merasakan sensasi panas, waspadai kemungkinan alergi.
Evaluasi
 Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa terbakar atau kaku pada ara injeksi.
 Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit (setelah 30 menit pasien boleh mulai
mengkonsumsi makanan)
Dokumentasi
 Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama obat, dosis, area injeksi, dan tanda
tangan inisial.
 Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping yang timbul (tanggal dan waktu).

PEMBERIAN INSULIN DENGAN PENA INSULIN

Persiapan klien dan lingkungan


 Menjelaskan tujuan tindakan
 Menjelaskan prosedur tindakan
 Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
 Menjaga privasi klien
Persiapan alat
 Pena insulin (pena, cartridge insulin, jarum), harus dirangkai terlebih dahulu
 Jarum pena
 Bola kapas
 Alcohol 70%
 Bengkok/tempat sampah medis
Pelaksanaan
 Lakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum pemberian insulin
 Tentukan dosis insulin sesuai program terapi
 Siapkan pena insulin, jarum, dan alcohol
 Cek jenis insulin sesuai pesanan dokter
 Periksa kadar insulin yang ada di cartridge insulin
 Masukkan jarum yang baru. Buang plastic pembungkus jarum tempatkan bagian luar jarum
pada permukaan yang datar, terbuka, dan menghadap keatas.
 Tekan 2 unit insulin untuk mengeluarkan udara. Insulin harus muncul pada ujung jarum. Bila
tidak ada, ulangi kembali prosedur.
 Putar pena sesuai dosis yang ditentukan.
 Bersihkan kulit dengan alcohol dan biarkan kering beberapa saat
 Cubit kulit pada area yang diinginkan dan arahkan jarum pada cubitan kulit dengan sudut 90°
 Injeksikan insulin pada aliran yang tetap , tarik jarum
 Genggam pena dan masukkan jarum pada pembungkus jarum plastic yang ada. Putar ujung
jarum dengan hati-hati, buang dibengkok/tempat sampah medis
Evaluasi
 Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa terbakar atau kaku pada area injeksi
 Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit
Dokumentasi
 Catat pemberian pengobatan pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, dosis, rute, area
injeksi, dan tanda tangan
 Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping yang timbul (tanggal dan waktu)
catatan:
 Pen insulin tidak dapat dipergunakan untuk insulin campuran. Jika membutuhkan insulin
campuran maka injeksi dilakukan dengan menggunakan spuit
 Kemungkinan obat tidak dapat keluar dari pena : catridge tidak pas atau terdapat sumbatan
pada jarum.

PEMBERIAN INSULIN DRIP INTRA VENA


Tujuan : Penurunan glukosa darah secara cepat , misalnya pada pasien dengan
ketoasidosis.
Persiapan
 Cairan NaCI
 Short acting insulin (Actrapid, RI)
 Mikro drip set
 Alat pemantau glukosa
Pelaksanaan
 Campurkan 50 unit actrapid (1,25 cc) kedalam 500 cc NaCI
 Campurkan dengan membolak balikkan kemasan
 Pasang mikro drip (60 tetes/cc)
 Buang cairan pertama melalui selang infuse sebanyak 30-50 cc
 Pasang pada vena klien dengan dosis 0,5 unit/kg BB/jam
 Lakukan monitor gula darah setiap jam

CARA MENCAMPUR INSULIN (mencampur insulin reguler dan intermediate dalam


satu spuit)
 Ambil vial berisi insulin intermediate-acting (keruh), balikkan dan gulung-gulung
dengan kedua telapak tangan untuk menghomogenkan larutan.
 Bersihkan tutup botol berisi short-acting dan intermediate-acting insulin dengan kapas
alcohol 70%
 Ambil spuit dan sedot udara kedalam spuit sesuai dengan dosis intermediate-acting
insulin yang dikehendaki.
 Suntikkan udara kedalam botol intermediate insulin tegak lurus, kemudian tarik jarum
dari botol
 Sedot udara kedalam spuit sejumlah sesuai dengan short-acting insulin yang
dikehendaki
 Bersihkan tutup botol short-acting insulin dengan kapas alcohol dan suntikkan udara
kedalam botol tersebut
 Dalam posisi jarum/spuit masih menancap, balikkan botol dan tarik penghisap lebih
jauh untuk menyedot insulin dan mengecek apakah ada gelembung udara yang
masuk. Sedot insulin short-acting sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Saat ini spuit
sudah terisi insulin short-acting 20 unit.
 Ambil botol insulin intermediate, balikkan tegak lurus dan tusukkan jarum/spuit yang
sudah berisi insulin short-acting
 Tarik/sedot spuit dari botol insulin intermediate-acting sesuai dosis. Cabut jarum spuit
dari botol insulin intermediate-acting.
 Segera injeksikan insulin ini ke pasien.
Catatan:
Dalam mengambil insulin dari vial, dahulukan mengambil insulin reguler, kemudian
intermediate insulin, karena insulin intermediate jika masuk ke vial insulin short akan
mempengaruhi kerja short dan resiko terjadi lisis jika dua jenis insulin dicampur dalam
waktu yang lama.

Daftar Pustaka
1. Alman, et al. 2000. Delmar’s Fundamental & Advan ced Nursing skills. Canada.
Delmar Thomson Learning.
2. Elkin, Perry, Potter. 2000. Nursing Intervention & Clinical Skill. Second Edition.
USA. Mosby, inc.
3. Lee WL and Zinman B. 1998. From Insulin to Insulin Analogis-progress I the
Treatment of Thype I Diabetes. Diabetes review 6: 73-88.
4. Procedure for Insulin Administration by Injection (more results from
WWW.Pedsonline.org)
5. Rosenzweig JL. 1994. Principles of Insulin Theraphy. In: Josdlin’s Diabetes Mellitus,
Kahn RC and Weir GC (Eds.), Lea & Febiger, Philadelphia, p. 460-488.
6. Suddarth’s and Brunner. 1997. Textbook of Medical Surgical Nursing. USA.
Philadelphia.
7. U.K Prospective Diabetes Study Group. 1998. Intensive Blood-Glucose Control with
Slfonylureas or Insulin Compered with Conventional Treatment and Risk of
Complication in Thype 2 Diabetes (UKPDS 33). Lancet 352: 837-853.

Anda mungkin juga menyukai