Di buat oleh :
Nama : Ario sampan
NIM : 173103300046
Jurusan : Ilmu Hukum
Peraturan yang harus dilakukan terhadap hibah wasiat yang dilakukan oleh
orang bangsa Asing yang berasal dari Saudi Arabia adalah peraturan yang
berlaku di negara itu, sedang menurut peraturan termaksud adalah syarat
mutlak bahwa pewaris dalam wasiatnya dengan tegas dan terang
menyatakan kehendaknya yang terakhir itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. .10-1-1957 No. 22 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : Said bin Ali Hoewel lawan Sjohara binti Mubarak bin Amir
bin Hoewel.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Kali
Malikul Adil. 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.
berdasarkan azas umum dalam hukum perdata, dalam hal ada dua peraturan
yang mengatur hal yang sama dan memuat ketentuan yang berlainan, maka
demi kepastian hukum berlakulah peraturan yang terbaru, kecuali kalau
ditentukan lain dengan undang-undang.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-3-1976 No. 1037 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Pemerintah R.I. lawan Ny. M.T.C.W. Ojong, Ir. Han Awal
dkk. Pemerintah R.I. diwakili Menteri Dalam Negeri cq Gubernur Kepala
Daerah khusus Jakarta Raya cq Wali Kota Jakarta Timur.
dengan Susunan Majelis 1. Indroharto SH.; 2. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja
SH.; 3. DH. Lumbanradja SH.
Mengenai penentuan ahli waris dari alm. Suhaely judex facti telah dengan
tepat mendasarkan pertimbangan pada keputusan Mahkamah Syariah
Medan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 – 7 – 1 975 No. 304 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Entjik Maimunah lawan Said Mustafa.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyopoetro Sosropranoto S.H.;
2. R. Saldiman Wirjatmo S.H.; 3. lndroharto S.H.
Terhadap tanah milik menurut hukum adat tetap berlaku hukum Adat,
sekalipun tanah itu dijual belikan oleh orang Eropah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 – 12- 1958 No. 4 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : Moehati alias Djaroh Iawan Gustaaf dkk.
Setiap anak yang lahir dalam perkawinan yang syah rnenurut hukum yang
berlaku diIndonesiamengikuti status kewarganegaraan ayahnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgI. 1-5-1968 No. 156 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Drs. Rachmat Zulfirman Mamun, pemohon.
HUBUNGAN KELUARGA
Dalarn hal terjadi perceraian anak-anak yang masih kecil dan membutuhkan
kasih sayang dan perawatan ibu, perwaliannya patut diserahkan kepada
ibunya.
Putusan Mahkamah Agung : No. 239 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Tjiioe Tiang Hin lawan Kwee Poey Tjoe Nio.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. Subekti S.H. 2. Sardjono S.H. 3. Bustanul
Arifin S.H.
W A R I S A N.
Karena antara saudara Pak Kartopawiro yaitu penggugat asal dan saudara-
saudara Bok Kartopawiro telah terjadi perdamaian/persetujuan mengenai
pembagian harta peninggalan Pak dan Bok Kartopawiro, sedang tidak
ternyata ada penipuan ataupun paksaan dalam perdamaian itu, gugatan
penggugat/tergugat dalam kasasi harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-8 -1975 No. 132 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Hardjodiwirjo alias Samadi dan kawan-kawan lawan Bok
Atmoredjo alias Rubijah.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.
T A N A H.
Terhadap rumah yang berdiri di atas tanah yang tunduk pada hukum Barat,
berlaku pula hukum Barat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17-5 – 1961 No.38 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Saanah lawan Maimunah.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro; 2. Mr. R.
Soekardono; 3. M. R. Soebekti.
1. 42. X. 2. Hak-hak atas tanah.
Karena pencabutan atau penguasaan hak atas tanah sengketa dilakukan ber-
dasarkan Perpu No. 23 tahun 1959 dengan surat keputusan Penguasa
Perang Daerah, sedang penguasaan ini sampai pada saat berakhirnya
keadaan bahaya pada tanggal 16 Desember 1960 belum terlaksana
penyelesaiannya.
Pemerintah Daerah, seandainya akan meneruskan tindakan Penguasa
Perang Daerah tersebut, haruslah mengeluarkan keputusan mengenai
penguasaan tanah itu.
Karena hal itu tidak dilakukannya, maka enam bulan setelah berakhirnya
keadaan bahaya, tanah tersebut kembali pada statusnya semula, i.c. pada
status hak milik penggugat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26-10-1976 No. 1422 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Susanti Natawijaya lawan Kotamadya Palembang diwakili
oleh Walikota Kotamadya Palembang.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Achmad Soelaiman SH. 3. R.
Djoko Soegianto SH.
Karena penguasaan tanah dan bangunan seperti yang dimaksud dalam surat
keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tanggal 10 April 1964 No.
S.K./9/KA/64 pada hakekatnya adalah pencabutan hak, yaitu dalam surat
keputusan itu ditegaskan, bahwa wewenang penguasaan itu meliputi pula
wewenang untuk mengosongkan tanah dan bangunan dari para pemakai
atau penghuninya serta ongkos-ongkos bangunan-bangunan yang perlu
disingkirkan; maka keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tersebut harus
dengan segera diikuti dengan keputusan Presiden mengenai dikabulkan atau
ditolaknya permintaan untuk melakukan pencabutan hak itu (pasal 6 ayat 2
Undang-undang No. 20 tahun 1961); sedangkan keputusan Presiden yang
dimaksud mengenai hal ini tidak pernah dikeluarkan sampai saat ini yang
mana adalah suatu keharusan/syarat mutlak;
sehingga surat perintah Gubernur Kepala Daerah Khusus Jakarta Raya
tanggal 29 Mart 1973 No. 229/Spb/T/T/1973 tentang pembongkaran
bangunan penggugat di atas tanah itu adalah batal dan tidak sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5-11-1975 No. 1631 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Soritaon Harahap lawan 1. Yayasan Perumahan Pulo Mas.
2. Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Menteri Dalam
Negeri q.q. Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, q.q. Walikota
Jakarta Timur.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Achmad Soelaiman
S.H. 3. lndroharto SH
Berdasarkan S. 1875 No. 179 Hakim karena jabatan harus menyatakan batal
perjanjian mengenai tanah tersengketa antara kedua pihak yang berperkara,
maka kedua pihak harus dikembalikan kepada keadaan semula: penggugat-
penggugat untuk kasasi harus menerima kembali tanah sengketa dan
tergugat dalam kasasi menerima Rp. 5000,-
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24-9-1958 No. 188 K/Sip/1957.
Dalam Perkara : Mat Joeti bin Hasan dan kawan-kawan lawan Abdurasjid bin
Asgar Ali.
1. 48. X.2. 1.11. Izin pemindahan hak mengenai tanah dan tumah.
Dan kenyataan bahwa pemilik semula dan rumah tersengketa adalah orang
Belanda dapat ditarik kesimpulan bahwa hak atas rumah itu adalah hak
eigendom; karena menurut Undang-Undang No. 24 th. 1954 setiap serah-
pakai mengenai tanah dan barang tetap Iainnya harus dengan izin Menteri
Kehakiman, sedang i.c. izin termaksud tidak ada, maka gugatan tidak dapat
diterima.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-10-1959 No. 389 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : R. Padmosardjono lawan R. Moekri.
1. 49. X.2. 1.12. Badan Hukum dan hak milik atau tanah.
S.1834 jo 1838 – 46. tentang balik nama tidak berlaku bagi bangunan-
bangunan yang berdiri diatas tanah milik orang lain.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-11-1955 No. 212 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : Lie Djiem Iawan Soew Siauw Boen, Ny. Lim Hong Ngah.
bahwa perobahan stat tanah sanggan tersebut dari alm. Setrodirdjo kepada
tergugat asal/penggugat untuk kasasi adalah sah menurut hukum Adat
setempat;
bahwa hak sanggan/hak menggarap dengan U.U.P.A. telah dikonversi
menjadi hak milik atas nama pemegang terakhir, i.c. tergugat asal/penggugat
untuk kasasi jadi tanah–tanah tersebut bukan warisan alm. Setrodirdjo lagi
tetapi telah sah milik tergugat asal/penggugat untuk kasasi.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-9-1974 No. 55 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Josomihardjo alias Trimo lawan 1. Gitosuwarno alias Parno,
2. Bok Trisnoredjo alias Minten.
dengan Susunan Majelis . 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. R
Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH. 3. D.H. Lumbanradja S.H.
PERJANJIAN YANG MENYANGKUT TANAH.
JuaI beli adalah sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dalam K.U.H.
Perdata atau Hukum Adat – ic. – jual beli dilakukan menurut Hukum Adat,
secara rieel dan kontan dan diketahui oleh Kepala Kampung.
Syarat-syarat dalam pasal 19 P.P. No. 10 tahun 1961 tidak menyampingkan
syarat-syarat untuk jual beli dalam K.U.H. Perdata/Hukum Adat, melainkan
hanya merupakan syarat bagi pejabat Agraria.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27-5-1975 No. 952 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Anna Bungarim at. Nai Maurits bn.Lumbantobing. 1.
Anton Torang marga Lumbantobing lawan 1. Jonathan manga Naibaho, 2.
Albert Singkat marga Lumbantobing.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. R.
Saldiman Wirjatmo SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.
Untuk sahnya penjanjian jual beli tanah diperlukan syarat terang dan
penguatan dari para pejabat yang berwenang.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-5-1976 No. 380 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Ali Suwanto, 2. Harus Said lawan Bunyamin Sehendro
d/h Seh Kim Boen dan Tengku Zuraijah, Tengku Sabarijah, dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Achmad Soelaiman S.H. 3.
D.H. Lumbannadja S.H.
Untuk syahnya jual beli tanah di Kota Besar Surabaya yang terjadi pada tgl.
20 – 7 – 2605 harus ada izin dari Syuutjookang.
Dalam hal izin tersebut tidak dapat diperoleh, karena tidak Iama kemudian
Jepang menyerah, pihak penjual berhak untuk mencabut kembali
transaksinya; akan tetapi karena ia sampai pada meninggalnya pada tahun
1947 mendiamkan saja tanah dan rumah yang telah diserahkannya kepada
pihak pembeli, ia telah dianggap menyetujui jual beli yang telah terlaksana
tanpa izin Syuutjookang itu. Oleh karena itu jual beli tersebut dapatlah
dianggap syah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 2-8 – 1958 No. 147 K/Sip/.1956.
Dalam Perkara : Ny. Moertodijah Iawan H. Achmad Noer dkk.
dengaw Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro, 2. Sutan Kali
Malikul Adil, 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.
Tanah sengketa (terletak dalam kota Medan) bukanlah tanah pertanian yang
dimaksud dalam Undang-Undang No. 56 Prp 1960 maka sengketa ini tidak
dikuasai oleh Undang-Undang Landreform.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-11-1975 No. 1068 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Lie Bok Lim lawan Ahliwaris mendiang Datuk Achmad
Sjamsura yaitu :1. Sa’adah, 2. Aisjah, 3. Sofjan dkk dan 1. Lee Goat Lam, 2.
Lee Djoe Ie dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto SH. 2. R. Saldiman Wirjatmo SH. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.
Dalam hal telah terjadi jual – beli tanah dengan perjanjian, bahwa penjual
dibolehkan tetap tinggal di dalam rumahnya di atas tanah itu selama hidup
sedang sepeninggalnya rumah harus dibongkar.
maka sepeninggal penjual tersebut pembeli/pemilik tanah dapat menuntut
pembongkaran rumah itu terhadap akhli waris yang tinggal di situ dengan
tidak usah menggugat semua akhli waris.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21 Mel 1963 No. 156 K/Sip/1963.
Dalam Perkara : Nai Usman (Dima) baru Tampubolon dkk. lawan Binoni
Pardede.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Adul Hakim
S.H. 3. H. Abdurrachman S.H.
Amar putusan Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi yang
berbunyi : “Menghukum tergugat untuk menyerahkan kembali sawah tersebut
kepada penggugat tanpa syarat setidak-tidaknya dengan syarat menerima
uang tebusan dari penggugat sejumlah uang yang ditetapkan oleh
Pengadilan.’
Adalah kurang tepat Kata-kata : “setidak-tidaknya dengan syarat …….dst”
seharusnya dihilangkan, karena pasal 7 ayat 1 Perpu No. 56/1960 adalah
bersifat memaksa yakni gadai tanah pertanian yang telah berlangsung 7
tahun atau lebih, harus dikembalikan kepada pemliknya tanpa pembayaran
uang tebusan dan hal ini tidak dapat dilemahkan karena telah diperjanjikan
oleh kedua pihak yang berperkara, karena hal itu bertentangan dengan
prinsip lembaga gadai:
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-4-1975 No. 1272 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Bok Purnama al. Sukarsih lawan Bok Tijamah at. Muginten.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Busthanul Arifin S.H. 3. Samsudin Aboebakar S.H.
Istilah hak gadai yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1960
pasal 7 adalah sama halnya dengan jual beli sende (sawah) tanah, oleh
karenanya tanah tersebut harus dikembalikan tanpa uang tebusan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-10-1974 No. 903 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Isman lawan 1. B.H. Rodijah 2. B.H. Kasbolah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
lndroharto S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.
Orang yang telah secara sah membeli tanah dan rumah yang oleh pemiliknya
semula/penjual telah digadaikan kepada orang lain, dapat menuntut
penyerahan tanah dan rumah itu dan pemegang gadai kepadanya, atas
pemberian ganti kerugian olehnya kepada pemegang gadai ini sejumlah uang
penggadaiannya dengan penilaian kembali menurut harga uang sekarang
dengan pembebanan risiko karena penilaian ini secara separo-separo kepada
kedua pihak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18-10-1958 No. 301 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : 1. Saminah, 2. Lurah Desa lawan Buang Alias Setrawiradji.
Status jual gadai tanah tidak berubah dengan telah meninggalnya pemberi
gadai dan meninggalnya penerima gadai dan tidak mungkin akhli waris dari
penerima gadai menjadi pemilik dari pada tanah yang digadaikan dari sebab
pemberi dan penerima gadai semula telah meninggal dunia.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 April 1960 No. 121 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Pr. Minah binti Sarikemala lawan Dalom bin Harun dan
kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoto. 2. Sutan Abdul Hakim
S.H. 3. R. Wirjono Kusumo S.H.
1. 84. XI. 3.2. Jual beli dengan hak untuk membeli kembali.
Dalam hal orang yang menjual rumahnya, sebelum menyerahkan rumah itu
kepada pembeli, menjual lagi rumah tersebut serta menyerahkannya kepada
pihak ketiga, pembeli pertama hanya dapat menuntut penggantian kerugian
atau pembatalan perjanjian disertai penggantian berdasarkan wanprestasi
(cidra janji) yang telah dilakukan oleh penjual.
tetapi tidak dapat ia menuntut pernyataan sebagai pemilik rumah tersebut
serta menuntut penyerahannya kepadanya.
Putusan Mahkamah Agung : No.. 350 K/Sip/1968
Dalam Perkara : Kamid Kartadinata dan Brigjen K.K.O. Moch. Junus lawan
Ghan Choo Ho dan RepublikIndonesia c.q. Pemenintah RepublikIndonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. DH. Lumbanradja S.H.
3. Sardjono S.H.
Penkara pemakaian rumah tanpa hak, jadi tanpa ada sewa-menyewa, serta
tuntutan pengosongan yang berhubungan dengan itu, tidak termasuk
wewenang P.S.M. (Panitia Sewa Menyewa) atau Pengawas atau Kepala
Kantor Urusan Perumahan, tetapi termasuk wewenang Pengadilan Negeri
sebagai Hakim sehari-hari.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23 Juni 1962 No. 104 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Tan Biang Ing Iawan Tio Soun Lioe.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. M. Abdurrachman S.H.
Jika atas sebuah rumah sudah dikeluarkan S.I.P. (Surat Izin Perumahan)
untuk suatu keluarga tertentu, untuk orang yang menumpang tidak
dikeluarkan S.I.P. tersendiri.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 Nopember 1962 No.95 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Ny. Ganda Mak Sang Iawan Pemerintah Daerah Swatantra
tingkat I Jawa Timur.
dengan Susunan Majelis :l. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
KusumoS.H. 3. M. Abdurrachman S.H.
JuaI beli yang obyeknya tidak ada adalah tidak syah (I.c. jual beli mengenai
hak erfpacht yang telah gugur).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 Desember 1970 No. 698 K/Sip/1969.
Dalam Perkara :1. Negara Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Agraria
sekarang Departemen Dalam Negeri/Direktorat Jendral Agraria dan
Transmigrasi, II. J. RS. Pringgojuwono lawan C.V. Persatuan Tenaga.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.
JuaI beli yang ditinjau dalam keseluruhan mengandung ketidak beresan, ialah
tidak beres mengenai orang-orang yang menjadi pihak di dalam perjanjian
dan secara materiil tidak meyakinkan adanya persetujuan kehendak
(wilsovereenstemming) yang bebas haruslah dinyatakan batal.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1 Agustus 1959 No. 170 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : I. Soemijati; II. Patoekah; III. Djoemain. lawan I. Sech
Achmad bin Ali Balamas; II. Podo.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. Mr. R.
Soekardono 3. Mr. R. Wirjono Kusumo.
Dalam hal telah ada putusan pengadilan yang menetapkan hubungan hukum
antara pihak-pihak yang berperkara, maka apabila salah satu pihak
meninggal, hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum yang ditetapkan dalam
putusan Pengadilan itu beralih kepada akhli warisnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 Desember 1967 No. 145 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Adis dkk lawan Sartem.
Keberatan “bahwa karena tergugat asli tidak ditegur lebih dulu maka gugat
tidak dapat diterima”.
tidak dapat dibenarkan karena surat gugat yang terlebih dulu telah
diberitahukan kepada tergugat asli dapat dipandang sebagai surat penagihan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-6-1957 No. 117 K/Sip/1956.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Kali
Malikul Adil 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.
Dalam hal pihak yang mengajukan tuntutan ganti rugi berhak untuk
mendapatkan ganti rugi itu tetapi jumlah yang dituntutnya dianggap tak
pantas, Hakmm berwenang menetapkan jumlah yang sepantasnya harus
diberikan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29 April 1970 No. 610 K/Sip/ 1968.
Dalam Perkara : R. Soegiono lawan WaIi Kota Blitar; Koesmadi pensiunan
Wali Kota Blitar.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H 3. Indroharto S.H.
Pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik harus dilindungi dan jual beli
yang bersangkutan haruslah dianggap syah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 Desember 1958 No. 251 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : A.F.F. Verboom lawan Mohamad Hasan, Perempuan Janda
V.J. Briet-Baumgarten.
Walaupun tergugat asal I dan tergugat asal II menjual lebih dari bagian
warisan mereka, jual beli tanah itu tidak dapat dibatalkan untuk melindungi
pembeli yang jujur (beli tanah warisan dari sebagian dari ahli wanis) sedang
para penggugat-asal masih dapat menggugat tergugat-asal I dan II.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23 – 9 – 1975 No. 52 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. La Tappe, 2. Y. Mallolongeng lawan 1. Andi Paseddei 2.
Andi Marauleng dan 1. Puanna Seda, 2. La Sini.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindjapoetro Sosropranoto S.H. 2.
DH. Lumbanradja SH. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.
Karena tidak diketahui berapa kenaikan harga kain tersebut sejak tahun 1970,
lebih tepat diambil bunga “deposito” bank Pemerintah sebagai dasar, yaitu
sebesar 2% sebulan sejak dimasukkannya gugatan ini sampai dibayar lunas.
(ganti rugi untuk harga 8 pieces kain yang belum dibayar; oleh Pengadilan
Tinggi diputuskan bunga 7½%).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16-9-1975 No. 452 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Oei Sing Ngang lawan Oei Su Lai atau Ong Sie Lai dan 1.
Co Kha Ming. 2. Tan Lay Wan.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. DR. Lumbanradja SH. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH.
Dalam menilai kembali ganti rugi sejumlah yang ditetapkan oleh pengadilan
Negeri, Mahkamah Agung menggunakan harga emas pada wkatu jumlah itu
ditetapkan oleh Pengadilan Negeri (tanggal 11 Juli 1963) dan harga emas
pada waktu sekarang (pelaksanaan) dengan membebankan risiko karena
penilaian itu kepada kedua pihak secara separoh-separoh.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 April 1969 No. 74 K/Sip/1969.
Dalam Perkara : Luther Dapu Iawan Paul Karundeng.
dengan Susunan Majelis : 1. M. Abdurrachrnan SH. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.
Karena harga sawah yang dijual oleh penggugat asal/tergugat dalam kasasi
pada tahun 1959 sebesar Rp.5.000,- masih dalam mata uang lama, maka
harus dinilai kembali dengan risikonya dibebankan kepada pedua pihak;
(Rp. 5000, – / harga mas 1959 x harga mas sekarang = Rp. 5.000,- /Rp.210 x
Rp. 2.000,- = Rp. 49.000,-)
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-1-1976 No. 736 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Morno Djakaris. 2. Nyi Dioh dkk lawan Udju.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo S.H. 2. Bustanul Arifin
SH 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.
1. 157. XVII. 5. Penilaian kembali jumlah hutang.
Dalam penyesuaian jumlah uang yang harus dibayarkan akibat terjadinya per-
obahan dalam nilai uang, risiko atas perobahan nilai uang itu harus
dibebankan pada pihak yang salah. (i.c. kepada tergugat (D.P.U. Propinsi),
yang telah secara sepihak membatalkan pembelian rumah oleh penggugat
yang telah dilunasi 5 tahun yang lalu).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 Juli 1971 No. 208 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Tahi Lombantobing lawan Pemerintah Republik Indonesia
cq. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jambi.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. lndroharto S.H. 3.
Bustanul Arifin S.H.
Penilaian kembali uang Rp. 7.500,- tahun 1932 (dalam perkara mengenai
tanah dalam kota Bandung harus dihitung menurut harga emas (oleh
Pengadilan Tinggi dihitung menurut harga beras); hanya tentang risiko tidak
sepantasnya dipikulkan secara separo-separo kepada kedua pihak, karena
tidak mengenai hutang piutang, tetapi mengenai pengembalian uang
pembelian.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-1-1976 No. 578 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Nyi Siti Mariam Salamah lawan 1. Nyi R.M. Wazah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Achmad
Soelaiman S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.
Dalam hal hutang piutang uang dengan borg suatu barang tetap kalau yang
berhutang melakukan wanprestasi tidak dengan otomatis barang-barang
tanggungan itu menjadi milik yang menghutangkan.
Akan tetapi hal ini baru benar, kalau tidak diperjanjikan dengan tegas didalam
surat perjanjian.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7 Oktober 1972 No. 401 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Muchamad Chusni, dan 2. Ruqojah lawan Haji Masjkur
Iljas.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
Bustanul Arifin S.H.
Perjanjian yang menurut penuntut kasasi telah terjadi antara kedua pihak,
ialah pihak ke I memberi modal uang Rp. 1000,- dan pihak ke 11 berjanji
setiap bulan memberi Rp. 70,- dari keuntungan perdagangannya, sudah tepat
oleh Pengadilan Rapat Tinggi dinamakan pinjam uang dengan bunga dan
bukannya penjanjian perdagangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 Maret 1955 No. 15 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : Siti Subaidah bin Zainul Cobrie Iawan Aliasim bin Hadji
Mohamad Arip.
Karena telah diakui oleh penggugat untuk kasasi/tergugat asal bahwa yang
pernah dibayar berturut-turut sampai lima kali, terakhir pada tgl. 27 Nopembcr
1967 adalah sebesar 9%, Mahkamah Agung berpendapat bahwa bunga
sebesar 9% tersebut telah disetujui oleh kedua pihak. Oleh Mahkamah Agung
tergugat dihukum untuk membayar bunga atas pinjamannya sebesar 9%
setiap bulan terhitung mulai tgl. 27 Desember 1967. OIeh Pengadilan Negeri
bunga termaksud telah ditetapkan sebesar 6% sedang oleh Pengadilan Tinggi
5%, didasarkan atas usance dalam perdagangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 – 11 – 1975 No. 994 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Ho Poo Hwa Iawan Boedihardjo al. Tan Jauw Hien.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH.; 2. DR. Lumbanradja SH.; 3. R.
Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.
Karena dianggap telah tepat maka dikuatkan oleh Mahkamah Agung Putusan
Pengadilan Negeri Watapone yang isinya:
Pinjam-meminjam uang dengan bunga 70% sebulan dibatalkan dan yang
meminjam uang dihukum untuk mengembalikan uang yang telah diterimanya
dari peminjam dikurangi jumlah pinjaman pokok dan bunga menurut Undang-
Undang sebesar 6%.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17- 10 – 1962 No. 213 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Intang lawan Andi Akil.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H.; 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. M. Abdurrachrnan S.H.
Hibah yang dilakukan oleh orang yang berjiwa sehat tidak memerlukan
persetujuan akhli waris.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-7-1960 no. K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Bok Soetjihati Iawan Bok Amari.
dengan Susunan Majelis : 1. R.S. Kartanegara S.H.; 2. Sutan Abdul Hakim
SH. 3. R. Wirjono Kusumo SH;
Suatu hibah tidak boleh merugikan akhli waris, sepertinya dalam perkara ini :
Almarhum Hadji Murhadi sebelum meninggal telah menghibahkan barang
tersengketa kepada Bok Amari, tergugat asli, dengan perjanjian bahwa jikalau
Bok Amari meninggal Iebih dulu atau cerai barang-barang yang dihibahkan
kembali kepada Hadji Murhadi”.
Almarhum meninggalkan sebagai akhli waris seorang janda, yaitu tergugat
asli dan seorang anak yaitu penggugat asli yang Iahir dari perkawinan
almarhum dengan isterinya yang terdahulu;
Mahkamah Agung memandang adilnya harta almarhurn tersebut dibagi
menjadi tiga bagian: sepertiga untuk penggugat asli, dua pertiga untuk
tergugat asli.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 – 7 -1960 No. 225 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Bok Doetjihati Iawan Bok Amari.
dengan Susunan Majelis : 1. R.S. Kartenagara S.H. 2. Sutan Abdul Hakim
S.H.; 3. R. Wirjono Kusumo SH.
PERJANJIAN KERJA.
Dalil bahwa cuti hamil tiga bulan adlaha hak mutlak buruh wanita yang tidak
dapat dielakkan oleh majikan dengan pemberhentian, tidak dapat
dibenarkan,. karena majikan yang bertindak demikian akan terkena sanksi-
sanksi yang oleh undang-undang diadakan terhadap pemberhentian tanpa
alasan yang mendesak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11-11-1959 No. 308 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : Ny. J.F. Lim Yang Tek (terlahir Thio Tjie Nio) dkk. Lawan
Pemilik “Siinpangsche Apotheek” di Surabaya.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. Sutan Kali
Malikul AdiI. 3. R. Subekti S.H.
PEMBERIAN KUASA
Soal kepada siapa Kota Pradja akan memberikan tanah milik Kota Pradja
untuk dipakai, adalah masalah pemanfaatan; dan kebijaksanaan Kota Pradja,
yang mengenai hal ini Hakim tidak wenang campur tangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18-5-1960 No. 157 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Lebanus Tambunan lawan Anting Batubara dan Wali Kota
Pematang Siantar.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Subekti S.H.
3. R. Wirjono Kusumo S.H.
Gugatan yang ditujukan kepada WaIi Kota atas dalil, bahwa putusan Wali
Kota yang berisi perintah kepada penggugat untuk mengosongkan rumah
dalam perkara adalah melanggar hukum dan tidak sesuai dengan maksud
PP. No. 49/1963,
adalah bukan perkara sewa menyewa termaksud dalam P.P. No. 49/1963 dan
Pengadilan berwenang memeriksanya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-11-1973 No. 662 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Jo Thian Kin lawan Pemerintah Republik Indonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3. D.H.
Lumbanradja S.H.
Suatu rapat umum anggauta dan suatu perkumpulan yang dalam anggaran
dasarnya menentukan, bahwa rapat umum anggauta harus diadakan apabila
diminta oleh sekurang-kurangnya seperlima dari anggauta.
adalah sah apabila rapat umum anggauta yang bersangkutan benar diadakan
atas permintaan seperlima atau lebih jumlah anggauta, sekalipun kemudian di
antara anggauta-anggauta itu ada yang mencabut kembali permintaannya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-7- 1955 No. 202 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : Perkumpulan Hoek tjioe Kong Soh lawan Kie Guan Kong.
Y A YA S A N.