Anda di halaman 1dari 95

YURISPRUDENSI HUKUM

(Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum)

Di buat oleh :
Nama : Ario sampan
NIM : 173103300046
Jurusan : Ilmu Hukum

Fakultas Ilmu Hukum

Universitas Ibnu Chaldun Jakarta


2017
Pengertian Yurisprudensi dan Macam-Macam
Yurisprudensi
Pengertian
Yurisprudensi adalah keputusan yang diambil oleh hakim dalam memutuskan suatu perkara
yang belum diatur dalam Undang-Undang. Keputusan hakim ini dianggap sah karena hakim
memperoleh hak dalam membuat argumen untuk menyelesaikan suatu perkara dan keputusan
hakim ini dapat dijadikan pedoman bagi hakim-hakim yang lain. Putusan hakim ini berkekuatan
hukum dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung.
Ada beberapa definisi lain tentang yurisprudensi. Menurut Prof. Subekti, yurisprudensi adalah
putusan hakin atau pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan dibenarkan oleh
Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Kasasi, atau putusan Mahkamah Agung sendiri yang
sudah berkekuatan hukum tetap.
Menurut Sudikno Mertokusumo, yurisprudensi berarti pelaksanaan hukum dalam hal konkrit
terjadi tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh
negara serta bebas dari pengaruh apa dan siapapun dengan cara memberikan putusan yang
bersifat mengikat dan berwibawa.
Pengertian lain yurisprudensi disampaikan oleh Kansil. Dia berpendapat bahwa yurisprudensi
merupakan keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh
hakim kemudian mengenai masalah yang sama. Yurisprudensi lahir karena adanya ketetapan UU
yang masih kabur atau tidak jelas, jadi hakim kesulitan dalam memutuskan perkara. Lalu, hakim
membuat hukum baru yang belum ada dalam UU dan keputusan hakim ini disebut yurisprudensi.
MACAM-MACAM YURISPRUDENSI
Ada 4 macam yurisprudensi, yaitu:
1. Yurisprudensi Tetap, putusan dari hakim yang terjadi karena rangkaian putusan yang sama dan
dijadikan dasar bagi pengadilan untuk memutuskan suatu perkara.
2. Yurisprudensi Tidak Tetap, putusan dari hakim terdahulu yang tidak dijadikan dasar bagi
pengadilan dalam memutuskan suatu perkara.
3. Yurisprudensi Semi Yuridis, semua penetapan pengadilan yang didasarkan pada permohonan
seseorang yang berlaku khusus hanya pada pemohon, seperti penetapan status anak.
4. Yurisprudensi Administratif, merupakan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) yang berlaku
hanya secara administratif dan mengikat intern di dalam ruang lingkup pengadilan.
Yurisprudensi Hakim MA
1. I. 1.1.1. Hukum yang berlaku bagi warga negara Indonesia asli.
Terhadap perjanjian yang diadakan antara orang-orang Indonesia asli,
sekalipun barang-barang yang diperjanjikan (i.c. rumah dan tanah) tunduk
pada hukum Barat, haruslah diperlakukan hukum Adat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 Mei 1961 No. 38 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Saanah lawan Maimunah.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Mr. R.
Soekardono. 3. Mr. R. Subekti.
2. I. 1.1.1. Hukum yang berlaku bagi warga negara Indonesia asli.
Lembaga “geijkstelling” dalam zaman penjajahan dimaksudkan untuk
memperlakukan Hukum Eropah kepada seseorang, tetapi “geijkstelling” dari
almarhum Dr. Marzuki, berdasarkan fakta-takta:
bahwa perkawinan antara almarhum dengan Ny. Otoh Arwati dilangsungkan
secara perkawinan Islam dimuka penghulu kota Sukabumi yang kemudian
baru dicatatkan di BS. Batavia tanggal 14-12-1949.
bahwa almarhum telah melakukan ibadah naik Hadji dan pernah menjadi
Ketua D.P.R.D. Kota Bogor mewakili Partai Masyumi.
bahwa almarhum dalam melangsungkan pernikahan putra-putrinya selalu
menempuh tata cara Islam dan dalam menyelesaikan persoalan warisan
almarhum Ny. Otoh Arwati, almarhum telah memanggil Ketua Pengadilan
Agama Bogor dan beberapa orang lain;
tidak dapat dianggap menimbulkan akibat yang dimaksudkan oleh tata hukum
zaman penjajahan tersebut karena almarhum dalam tata hidupnya sehari-hari
tidak pernah meninggalkan lingkungan hidupnya semula sebagai orang
Indonesia asli.
dan dapat pula dianggap bahwa almarhum sebagai orang Indonesia asli yang
telah dipersatukan dengan golongan Eropa telah meleburkan diri kembali ke
dalam golongan penduduk Indonesia asli,
sehingga terhadapnya berlaku Hukum Adat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5-12-1975 No. 261 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : John Mahdi cs lawan Ny. Dee Zubaida Thamrin.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Z.A. Kusumah Atmadja
S.H. 3. Indroharto S.H.
3. I. 1.1.2. Hukum yang berlaku bagi warga negara Indonesia keturunan
Arab.
Mahkamah Agung anggap tepat bahwa untuk orang.orang Arab tidak
diperlakukan B.W. dalam hal warisan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 3-4-1968 No. 116 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Awod Aldjaedi lawan Galib Badjeri.
4. 1.1.1.2. Hukum yang berlaku bagi warga negara Indonesia keturunan
Arab.
Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung:
Dalam hal pembagian warisan S. Umar Alatas ini diikuti hukum Islam sesuai
dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung bahwa terhadap orang-orang
keturunan Arab berlaku hukum Islam, dan sesuai dengan kehendak peninggal
warisan sebagaimana tertera dalam akte notaris tersebut; sebagai pedoman
dalam pembagian ini Pengadilan Negeri mengikuti pembagian dalam surat
ketetapan/ fatwa waris dari Pengadilan Agama Tangerang tgl. 24 Mei 1973 No.
38/1973.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-4-1976 No. 990 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Pr. Syechun binti S. Umar Alatas lawan Pr. Muznah binti S.
Umar Alatas.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. Samsudin Abubakar
SH. 3. Indroharto SH.

1. 5. I.2. Hukum yang berlaku bagi orang asing.

Peraturan yang harus dilakukan terhadap hibah wasiat yang dilakukan oleh
orang bangsa Asing yang berasal dari Saudi Arabia adalah peraturan yang
berlaku di negara itu, sedang menurut peraturan termaksud adalah syarat
mutlak bahwa pewaris dalam wasiatnya dengan tegas dan terang
menyatakan kehendaknya yang terakhir itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. .10-1-1957 No. 22 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : Said bin Ali Hoewel lawan Sjohara binti Mubarak bin Amir
bin Hoewel.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Kali
Malikul Adil. 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.

1. 6. I.3. Peraturan yang berlaku.

berdasarkan azas umum dalam hukum perdata, dalam hal ada dua peraturan
yang mengatur hal yang sama dan memuat ketentuan yang berlainan, maka
demi kepastian hukum berlakulah peraturan yang terbaru, kecuali kalau
ditentukan lain dengan undang-undang.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-3-1976 No. 1037 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Pemerintah R.I. lawan Ny. M.T.C.W. Ojong, Ir. Han Awal
dkk. Pemerintah R.I. diwakili Menteri Dalam Negeri cq Gubernur Kepala
Daerah khusus Jakarta Raya cq Wali Kota Jakarta Timur.
dengan Susunan Majelis 1. Indroharto SH.; 2. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja
SH.; 3. DH. Lumbanradja SH.

1. 7. I.3. Hukum antar golongan.

Hukum yang mengatur hubungan hukum antar seorangIndonesiaasli dan


seorang Tionghoa, yang kedua-duanya adalah pedagang dikotaMedan,
karena perjanjian pemberian kuasa yang telah mereka adakan.
menurut Mahkamah Agung adalah hukum yang terdapat dalam titel Ke XVI
K.U.H. Perdata, karena kedua pihak dalam hal ini dianggap tidak asing
terhadap hukum perdata Barat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 – 7 – 1955 No. 22 K/Sip/1954.
Dalam Perkara : Haji Ibrahim lawan Liauw Tjin Hoa.

1. 8. I.3. Hukum yang harus diperlakukan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa karena pihak-pihak yang melakukan jual beli adalah orang-orang yang
tidak sama status penggolongan rakyatnya, maka ada hubungan hukum antar
golongan sehingga harus ditentukan sistim hukum manakah yang harus
diperlakukan.
bahwa karena persetujuan jual beli dilakukan dengan akte notaris, maka
ternyata ada pilihan hukum untuk memperlakukan sistim hukum perdata Barat
yang diatur dalam B.W.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 – 9 – 1975 No. 550 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Magdalena Pasa; 2. Tan Boen Sang Iawan Kalabbe dan
1. M. Baedjuri; 2. Zulkifli Mappe dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH.; 2. DH. Lumbanradja SH.; 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 9. I.3. Hukum yang harus diperlakukan.

Hubungan hukum antara almarhum Datuk Achmad Sjamsura dan almarhum


Lie Hong An yang dilakukan dengan akte notaris pada tgl. 19 Desember
1947, terutama bersifat “scbuldverbintenis” dengan tanahsebagai jaminan
(accessoir); hubungan hukum ini bersifat antar tata negara dan dalam hal ini
harus diperlakukan hukum perdata Barat karena yang meminjam (alm. Datuk
Sjamsura) masuk dalam lingkungan hukum pihak yang meminjamkan (alm.
Lie Hong An).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 – 11 – 1975 No. 1066 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Lie Bok Lim lawan Ahliwaris mendiang Datuk Achmad
Sjamsura yaitu:1. Sa’adah; 2. Aisjah; 3. Sofjan dkk dan 1. Lee Goat Lam; 2.
Lee Djoe Ie dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH.; 2. R. Saldiman Wirjatmo SH.; 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 10. 1.3. Hukum yang harus diperlakukan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Guna menjamin kepastian hukum dalam pembangunan sosial ekonomi
negara sekarang, istimewa di kota-kota besar, maka apa yang diperjanjikan
dihadapan notaris haruslah mengikat pihak-pihak selakuUndang-undang
sehingga apa yang dikemukakan tergugat-pembanding untuk memperlakukan
hukum Adat dalam perkara ml tidak dapat dibenarkan. (i.e. mengenai jual beli
rumah dengan akte notaris).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29 – 4 – 1976 No. 409 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : H.M. Radhi lawan Drs. Med. John Rambulangi.
dengan Susunan Majelis I. Dr. R. Santoso Prodjosoebroto SH.; 2. R.
Saldiman Wirjatmo SH.; 3. DH. Lumbanradja SH.

1. 11. I.3. Hukum yang harus diperlakukan;

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
bahwa yang berperkara sebagian adalah orang-orang berkebangsaan Arab,
setidak-tidaknya keturunan bangsa Arab.
bahwa kedua pihak telah lama tinggal di Indonesia khususnya di Jawa Barat;
bahwa obyek sengketa adalah tanah peninggalan alm. Habib Sadiq yang
telah lama pula tinggal diIndonesia;
bahwa mengingat hal-hal tersebut dalam perkara ini diperlakukan hukum Adat
setempat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12 – 4 – 1975 No. 1163 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Habib Moehamad Djufrie lawan 1. Nyi Titi; 2. Nyi Asiah; 3.
Atjep Djunaide dkk dan habib AIwi Djufrie dkk
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H.; 2.
Busthanul Arifin S.H.; 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 12. I.3. Hukum yang harus diperlakukan.

Mengenai penentuan ahli waris dari alm. Suhaely judex facti telah dengan
tepat mendasarkan pertimbangan pada keputusan Mahkamah Syariah
Medan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 – 7 – 1 975 No. 304 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Entjik Maimunah lawan Said Mustafa.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyopoetro Sosropranoto S.H.;
2. R. Saldiman Wirjatmo S.H.; 3. lndroharto S.H.

1. 13. I.3. Hukum yang berlaku terhadap tanah.

Terhadap tanah milik menurut hukum adat tetap berlaku hukum Adat,
sekalipun tanah itu dijual belikan oleh orang Eropah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 – 12- 1958 No. 4 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : Moehati alias Djaroh Iawan Gustaaf dkk.

1. 14. I.3. Ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang


bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945.

Mengingat akan pasal II jo pasal IV Peraturan Peralihan Undang-Undang


Dasar 1945 jo Maklumat Pemerintah No. 2 tanggal 10 Oktober, Mahkamah
Agung tidak dilarang oleh pasal 26 Undang-Undang No. 14/1970 untuk
menyampingkan tidak memperlakukan pasal-pasal yang sudah ada pada
tanggal 17 Agustus yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 Maret 1971 No. 99 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Tan Swie Bo lawan Ny. Tjioe Klein Lioe alias Sarijem.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 15. I. 3. Kekuatan Putusan Pengadilan.

Putusan Pengadilan tidak hanya mempunyai kekuatan terhadap pihak yang


kalah, tetapi juga terhadap seseorang yang mendapat hak dan pihak yang
kalah itu (rechtverkrijgende)
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-11-1955 No. 212 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : Lie Djiem lawan Souw Boen dan Ny. Lim Hong Ngah.
ORANG

1. 16. II. 2.13. Status kewarganegaraan anak.

Setiap anak yang lahir dalam perkawinan yang syah rnenurut hukum yang
berlaku diIndonesiamengikuti status kewarganegaraan ayahnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgI. 1-5-1968 No. 156 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Drs. Rachmat Zulfirman Mamun, pemohon.
HUBUNGAN KELUARGA

1. 17. III. 3.8. Kewajiban bapak terhadap anak.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Tututan mengenai nafkah anak yang belum lahir tidak dapat diterima.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16-9-1975 No. 850 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Harta Widjaja lawan Lanny Saputra.
dengan Susunan Majelis : Indroharto SH. 2. DH. Lumbanradja SH. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 18. III.3.10. Kekuasaan orang tua terhadap pribadi anak.

Setiap orang tua berhak untuk menuntut dikembalikannya anaknya yang


dibawah umur dan tangan siapapun juga, yang tidak dapat menyatakan
haknya yang lebih tinggi dan hak orang tua tersebut, sepertinya lembaga
pendidikan dan Pemerintah untuk anak-anak jahat dan sebaganya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-8-1956 No. 9 K/Sip/1956.
Dalam Perkara : M.T. Josef lawan Djojosarno.
PERWALIAN

1. 19. V.1. Perwalian oleh ayah/ibu.

Berdasarkan yurisprudensi mengenai perwalian anak, patokannya ialah


bahwa ibu kandung yang diutamakan, khususnya bagi anak-anak yang masih
kecil, karena kepentingan anak yang menjadi kriterium, kecuali kalau terbukti
bahwa ibu tersebut tidak wajar untuk memelihara anaknya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24-4-1975 No. 102 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Drs. Frans Lesile Jusuf lawan Jeane Natalia Tanuwidjaya.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. lndroharto S.H. 3. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 20. V.1. Perwalian oleh ayah/ibu.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Kepentingan sianaklah yang harus dipergunakan selaku patokan untuk
menentukan siapa dan orang tuanya yang diserahi pemeliharaan sianak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-6-1974 No. 906 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Gerdiana Adriana Latumahina Joostens lawan Dick
Latuhamina.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Busthanul Arifin S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 21. V. 7. Cara pengangkatan wali.

Untuk menentukan mengenai perwalian terhadap seorang anak, berdasarkan


baik pasal 63 Ordonansi. Perkawinan orang Indonesia Kristen maupun pasal
229 K.U.H. Perdata harus terlebih dulu didengar para keluarga sedarah dan
Semenda yang terdekat daripada anak tersebut.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24-4-19Y5 No. 102 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Dr. Frans Lesila Jusuf lawan Jeane Natalia Tanuwldjaya.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R, Subekti SH. 2. Indroharto S.H 3. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 22. V. 15. Tugas Balai Harta Peninggalan.

Amar putusan Pengadilan Negeri, yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi,


yang berbunyi: “Mengangkat Camat sebagai Pengawas pelaksanaan
pemecahan dan pembagian rumah dan tanah………“ dan “Mengangkat
Kepala Perwakilan Balai Harta Peninggalan Cirebon sebagai saksi dalam
pembagian tersebut” dirobah menjadi: “Mengangkat Kepala Perwakilan Balai
Harta Peninggalan Cirebon untuk mewakili Tergugat apabila Tergugat tidak
bersedia atau berhalangan melakukan pembagian dan barang sengketa
berdasarkan keputusan ini.”
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-6-1973 No. 89 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Oey Sin Joe lawan Lauw Giok Klan alias Sri Mulja.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. R.Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 23. V. 10. Penggantian wali.

Pencabutan perwalian hanya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal yang


diuraikan dalam pasal 53 jo 49 Undang-undang No. 1/1974.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11-11-1975 No. 499 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Sulaeman Pangaribuan. 2. Wesly Pangaribuan lawan
Isak Butarbutar.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.
P E R K A W I N A N.

1. 24. VII.1.10. Perkawinan campuran.

Permintaan akan keterangan yang diperlukan oleh seorang wanita yang


hendak kawin dengan laki-laki yang berlainan agama guna memenuhi
ketentuan pasal 7 ayat 3 Ondinansi Perkawinan Campuran S. 1898 – 158.
tidak boleh ditolak atas alasan yang semata-mata berdasarkan perbedaan
agama itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16-2-1955 No. 245 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : R.H. Sadikin Soeriatmadja, pemohon.

1. 25. VII. 9. Perkawinan di luar negeri.

Pengadilan berwenang untuk menilai syah tidaknya perkawinan yang


dilakukan di luar negeri (i.c: putusan Pengadilan Negeri “menyatakan bahwa
perkawinan antara penggugat dan tergugat yang dilangsungkan di Tiongkok,
Propinsi Kwan Tieng, Kota Moyan pada tanggal 13 September 1973, tidak
sah menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia,” dikuatkan oleh
Mahkamah Agung).
Putusan Mahkamah Agung : No 349 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Pr. Lie Kwei Sin lawan Woen Chie Kie.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. Soebekti S.H. 2. Sardjono S.H. 3. Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H.
P E R C E R A I A N.

1. 26. VIII. 2. Alasan-alasan perceraian.

Menurut perkembangan jurisprudensi dewasa ini “oonheelbare tweespalt”


dapat diperlakukan sebagai alasan perceraian terhadap pihak-pihak yang
tunduk pada B.W.
Putusan Mahkamah Agung : No. 239 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Tjioe Tiang Hin lawan Kwee Pocy Tjoe Nio.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. Subekti S.H. 2. Sardjono S.H. 3. Bustanul
Arifin S.H.

1. 27. VIII.11.2. Kewajiban hukum orang tua terhadap anak


sesudah perceraian.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Kewajiban membiayai penghidupan pendidikan dan pemeliharaan anak, tidak
hanya dibebankan kepada ayah saja, tetapi juga kepada ibu, sehingga patut
kepada masing-masing dibebankan separoh dan jumlah termaksud.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 Agustus 1969 No. 392 K/Sip/1969.
Dalam Perkara : Oim Ahdurrochim lawan Nanat Warnasih binti H. Rosyit.
dengan Susunan Majelis : 1. M. Abdurrahman S.H. 2. Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. Sardjono S.H.

1. 28. VIII.11.3. Perwalian anak setelah perceraian.

Dalarn hal terjadi perceraian anak-anak yang masih kecil dan membutuhkan
kasih sayang dan perawatan ibu, perwaliannya patut diserahkan kepada
ibunya.
Putusan Mahkamah Agung : No. 239 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Tjiioe Tiang Hin lawan Kwee Poey Tjoe Nio.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. Subekti S.H. 2. Sardjono S.H. 3. Bustanul
Arifin S.H.
W A R I S A N.

1. 29. IX. 1.1. Warisan yang belum dibagi.

Penjualan hak waris atas warisan yang belum dibagi-bagi tidaklah


bertentangan dengan hukum Adat ataupun hukum Islam, sedang untuk
penjualan hak waris ini akhli waris yang menjualnya tidak diharuskan meminta
persetujuan Iebih dulu dan akhli waris yang lain.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 3- 4-1968 No. 116 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Awod Aldjaedi, Muhamad bin Badar Badjari Iawan Galib
Badjari, Achmad bin Badar Badjari.

1. 30. IX. 6.9. Penentuan harta peninggalan dengan wasiat.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Menurut jurisprudensi Mahkamah Agung hibah wasiat tidak boleh merugikan
ahli waris; dalam hal ada ahli waris yang dirugikan oleh adanya hibah wasiat
itu, hibah tersebut harus dibatalkan dan diadakan pembagian lagi.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6- 4 -1976 No. 990 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Pr. Syechun binti S. Umar Alatas lawan Pr. Muznah binti S.
Umar Alatas.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Samsudin Abubakar
S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 31. IX.6.13. Gugurnya surat wasiat.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Bantahan yang diajukan tergugat bahwa wasiat itu tidak berlaku lagi karena
pembuat wasiat telah masuk Islam, tidak dapat dibenarkan karena dalam
Undangundang tidak disebutkan bahwa pemberi wasiat atau penerima wasiat
tukar agama menyebabkan batalnya wasiat itu. (i.c. mengenai wasiat
(testamen) yang dibuat oleh notaris).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15-1-1976 No. 550 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Steven Ferdinand iawan 1. Kepala Kantor Urusan Agama
Kotapradja Banda Aceh, dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyopoetro Sosropranoto S.H.
2. D.H. Lumbanradja S.H. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 32. 21. Perdamaian mengenai pembagian warisan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Dengan adanya pembagian harta warisan secara musyawarah oleh para ahli
waris yang bersangkutan dan yang kemudian disetujui pula, berakibat bahwa
apa yang ditetapkan dalam penentuan bagian masing-masing merupakan
suatu perjanjian sehingga mempunyai kekuatan mengikat menurut hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 –7 -1974 No. 1184 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Nyi Muplinah lawan 1. Use, 2. Udeng, 3. Uwen, dan kawan-
kawan dan 1. H. Gaos, 2. Nyi Djulaeha.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoehroto S.H. 2. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 33. 21. Perdamaian mengenai pembagian warisan.

Karena antara saudara Pak Kartopawiro yaitu penggugat asal dan saudara-
saudara Bok Kartopawiro telah terjadi perdamaian/persetujuan mengenai
pembagian harta peninggalan Pak dan Bok Kartopawiro, sedang tidak
ternyata ada penipuan ataupun paksaan dalam perdamaian itu, gugatan
penggugat/tergugat dalam kasasi harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-8 -1975 No. 132 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Hardjodiwirjo alias Samadi dan kawan-kawan lawan Bok
Atmoredjo alias Rubijah.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.
T A N A H.

1. 34. X.1.2. Pendaftaran tanah.

Dalam hukum Adat tindakan yang menyebabkan pemindahan hak bersifat


contain, sedangkan pendaftaran menurut Undang-undang Pokok Agraria dan
peraturan pelaksanaannya bersifat administrasif.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29 Agustus 1970 No. 123 K/Sip/1970.
Dalam Perkara : 1. Wayan Minah dan kawan-kawan lawan Men Suari alias
Ketut Sitiari.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. Subekti S.U. 2. Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 35. X. 1.2. Pendaftaran tanah.


Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung:
Pengeluaran/pencabutan dan pembatalan surat sertifikat adalah semata-mata
wewenang dari Kantor Pendaftaran dan Pengawasan Pendaftaran Tanah,
bukan termasuk wewenang Pengadilan Negeri, maka gugatan penggugat-
penggugat mengenai pencabutan/pembatalan sertifikat No. 171 tidak dapat
diterima.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5- 9 -1973 No. 716 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Suchari (Lie Sin Hoey) dan kawan-kawan lawan Saonah
binti Sairah Hasan bin H.A. Hamid dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. D.H. Lumbantradja S.H.
3. Indroharto S.H.

1. 36. X. 1.3. Register tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Mengingat stelsel negatif tentang register/pendaftaran tanah yang berlaku di
Indonesia, maka terdaftarnya nama seseorang didalam register bukanlah
berarti absoluut menjadi pemilik tanah tersebut apabila ketidak absahannya
dapat dibuktikan oleh pihak lain. (seperti halnya dalam perkara ini).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 – 9 – 1075 No. 459 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Janda Martha Waworuntu-Lempy lawan Willem Taroreh
dan Jahya Taroreh.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H.; 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito
S.H.; 3. DH. Lumbanradja S.H.

1. 37. X.1.6. Larangan pengasingan tanah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Perjanjian pertukaran tanah antara almarhum Lie Tjiauw Hie dan almarhum
H.A. Hamid dinyatakan sah atas pertimbangan-pertimbangan:
bahwa pertukaran telah terjadi sejak tanggal 5 Maret 1953.
tanah pertukaran sejak tanggal tersebut telah sama-sama
dinikmati/dimanfaatkan baik oleh pihak-pihak yang langsung melakukan
pertukaran maupun oleh ahli waris mereka, sampai tahun 1969 waktu
diadakan pembongkaran untuk penertiban toko-toko Kotamadya Jambi oleh
Wali Kota.
dengan adanya hibah dan Lie Tjiauw Hie kepada tergugat tanggal 22 Agustus
1961 status yang berhak atas tanah eigendom No. 30 verponding No. 8 telah
bertukar dari orang asing (almarhum Lie Tjiauw Hie) ke warganegara
Indonesia (tergugat).
dengan berlakunya Undang-undang Pokok Agraris tahun 1960 tidak
dibedakan Iagi dalam hukum antara tanah–tanah dengan hak Barat
dan tanah dengan Hak Adat dan tidak ada lagi larangan
pengasingan tanahberdasarkan S. 1975 No. 179.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5 – 9 – 1973 No. 776 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Suchari (Lie Sin Hoey) dan kawan-kawan lawan Saonah
binti H.A. Hamid dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H.; 2. Bustanul Arifin S.H.; 3.
Indroharto S.H.

1. 38. X.1.6. Larangan pengasingan tanah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
bahwa tanah–tanah sengketa pada aal 1941 oleh pemilik asalnya bangsa
Indonesia telah dijual kepada seorang bangsa Belanda, Michiel de Mos;
bahwa menurut ordonansi tgl. 4 Agustus 1875 pemindahan hak milik
atas tanah bangsa Indonesia kepada orang bukan bangsa Indonesia adalah
batal demi hukum; maka jual beli tanah–tanah sengketa termaksud di atas
adalah juga batal demi hukum;
bahwa sebagai akibat dan kebatalan tersebut hak milik yang semula melekat
pada tanah–tanah itu haruslah dianggap telah dilebur oleh pemilik asalnya
dan tanah menjadi tanah Negara bebas.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27- 1 – 1976 No. 731 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Mas Darmono Soenodiwirjo lawan 1. Abidin Z. Iskandar; 2.
Aban; 3. Adjun dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH; 2.
Bustanul Arifin SH; R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.
1. 39. X.1.7. Pelepasan hak atas tanah.

Berdasarkan S. 1875. No. 179. Hakim karena jabatan harus menyatakan


batal jual beli tanah milik orang Indonesia asli kepada orang Timur Asing.
Dan perjanjian jual beli mengenai milik orang Indonesia asli yang tanahtelah
diadakan antara orang Indonesia asli yang bersangkutan dengan orang Timur
Asing, tidak boleh disimpulkan bahwa dengan demikian orang Indonesia
tersebut telah melepaskan haknya atas tanahnya itu kepada Negara, karena
adanya kehendak melepaskan hak ini haruslah dibuktikan dengan nyata.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27 – 8 – 1958 No. 217 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : Mat jahja bin Hasan Iawan Abdurrasjid bin Agar Ali;
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Kali
Malikul Adil. 3. Mr. Wirjono Kusumo.

1. 40. X.1.7. Penggunaan tanah dengan itikad baik.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tergugat II yang dengan itikad baik, akibat percaya pada Penguasa yang
dipandangnya berwenang, melakukan pembangunan di atas tanahsengketa
patut mendapat perlindungan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21 – 8 – 1974 No. 565 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Oen Nai Tjie lawan Ny. Janda Tjoe Win Nio, Said bin
Salam, Gubernur Kepala Daerah Khusus Daerah Ibu Kota Jakarta Raya, q.q.
Jawatan Pekerjaan Umum.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H.; 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.; 3. Bustanul Arifin S.H.

1. 41. X.2. Hak-hak atas tanah.

Terhadap rumah yang berdiri di atas tanah yang tunduk pada hukum Barat,
berlaku pula hukum Barat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17-5 – 1961 No.38 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Saanah lawan Maimunah.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro; 2. Mr. R.
Soekardono; 3. M. R. Soebekti.
1. 42. X. 2. Hak-hak atas tanah.

Pengadilan Tinggi telah beraku terlalu formil dengan menyatakan gugatan


tidak dapat diterima, hanya kerena penggugat minta supaya tanahterperkara
disyahkan menjadi “miliknya” sedang penggugat mendasarkan gugatannya
pada hak guna usaha:
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17-6-1976 No. 1360 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : P.T. Socfindo Kebun Lae Butar lawan Kadik.
dengan Susunan Majelis : Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Bustanul
Arifin S.H. 3. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata S.H.

1. 43. X. 2. Hak-hak atas tanah.

Karena pencabutan atau penguasaan hak atas tanah sengketa dilakukan ber-
dasarkan Perpu No. 23 tahun 1959 dengan surat keputusan Penguasa
Perang Daerah, sedang penguasaan ini sampai pada saat berakhirnya
keadaan bahaya pada tanggal 16 Desember 1960 belum terlaksana
penyelesaiannya.
Pemerintah Daerah, seandainya akan meneruskan tindakan Penguasa
Perang Daerah tersebut, haruslah mengeluarkan keputusan mengenai
penguasaan tanah itu.
Karena hal itu tidak dilakukannya, maka enam bulan setelah berakhirnya
keadaan bahaya, tanah tersebut kembali pada statusnya semula, i.c. pada
status hak milik penggugat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26-10-1976 No. 1422 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Susanti Natawijaya lawan Kotamadya Palembang diwakili
oleh Walikota Kotamadya Palembang.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Achmad Soelaiman SH. 3. R.
Djoko Soegianto SH.

1. 44. X. 2. Hak-hak atas tanah.

Karena penguasaan tanah dan bangunan seperti yang dimaksud dalam surat
keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tanggal 10 April 1964 No.
S.K./9/KA/64 pada hakekatnya adalah pencabutan hak, yaitu dalam surat
keputusan itu ditegaskan, bahwa wewenang penguasaan itu meliputi pula
wewenang untuk mengosongkan tanah dan bangunan dari para pemakai
atau penghuninya serta ongkos-ongkos bangunan-bangunan yang perlu
disingkirkan; maka keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tersebut harus
dengan segera diikuti dengan keputusan Presiden mengenai dikabulkan atau
ditolaknya permintaan untuk melakukan pencabutan hak itu (pasal 6 ayat 2
Undang-undang No. 20 tahun 1961); sedangkan keputusan Presiden yang
dimaksud mengenai hal ini tidak pernah dikeluarkan sampai saat ini yang
mana adalah suatu keharusan/syarat mutlak;
sehingga surat perintah Gubernur Kepala Daerah Khusus Jakarta Raya
tanggal 29 Mart 1973 No. 229/Spb/T/T/1973 tentang pembongkaran
bangunan penggugat di atas tanah itu adalah batal dan tidak sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5-11-1975 No. 1631 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Soritaon Harahap lawan 1. Yayasan Perumahan Pulo Mas.
2. Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Menteri Dalam
Negeri q.q. Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, q.q. Walikota
Jakarta Timur.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Achmad Soelaiman
S.H. 3. lndroharto SH

1. 45. X. 2.1.4. Peralihan hak milik atas tanah.

JuaI beli rumah gedung dan pekarangan yang dilakukan oleh


seorangIndonesiaasli sebagai penjual dan seorang isteri dari seorang Arab
sebagai pembeli merupakan pelanggaran terhadap peraturan termaksud
dalam S. 1875 No. 179, maka adalah tidak sah dan harus dinyatakan batal.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11-3-1959 No. 334 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : Adidarmo juga disebut Hadidarmo lawan Para ahli waris dari
almarhum Nyonya Encik Aminah bin Haji Abdoelhalim, ialah: 1. suaminya
Sajit Husein bin Oemar Alhaji, 2. Encik Sulecha (Salecha) binti H.
Abdoelhalim (Abdoel Halim) dan Tan Kian.

1. 46. X. 2.1.4. Peralihan hak milk atas tanah.

Berdasarkan S. 1875 No. 179 Hakim karena jabatan harus menyatakan batal
perjanjian mengenai tanah tersengketa antara kedua pihak yang berperkara,
maka kedua pihak harus dikembalikan kepada keadaan semula: penggugat-
penggugat untuk kasasi harus menerima kembali tanah sengketa dan
tergugat dalam kasasi menerima Rp. 5000,-
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24-9-1958 No. 188 K/Sip/1957.
Dalam Perkara : Mat Joeti bin Hasan dan kawan-kawan lawan Abdurasjid bin
Asgar Ali.

1. 47. X. 2.1.4. Peralihan hak miik atas tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Pengoperan hak atas tanah menurut pasal 26 U.U.P.A. jo. P.P. No. 10/1961
harus dibual dihadapan pejabat pembuat akta tanah dan tidak dapat
dilaksanakan secara dibawah tangan seperti halnya sekarang ini;
Cara yang harus ditempuh oleh penggugat kalau para tergugat tidak mau
memenuhi perjanjian tersebut dengan sukarela adalah mohon agar kedua
akta dibawah tangan itu oleh Pengadilan dinyatakan sah dan berharga, serta
mohon agar tergugat dihukum untuk bersama-sama dengan penggugat
menghadap kepada seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah, untuk membuat
akta tanah mengenai kedua bidang persil tersebut.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 2-7-1974 No. 480 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Souw Pay Liem lawan Ny. Giam Tin Hoa dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H:2. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 48. X.2. 1.11. Izin pemindahan hak mengenai tanah dan tumah.

Dan kenyataan bahwa pemilik semula dan rumah tersengketa adalah orang
Belanda dapat ditarik kesimpulan bahwa hak atas rumah itu adalah hak
eigendom; karena menurut Undang-Undang No. 24 th. 1954 setiap serah-
pakai mengenai tanah dan barang tetap Iainnya harus dengan izin Menteri
Kehakiman, sedang i.c. izin termaksud tidak ada, maka gugatan tidak dapat
diterima.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-10-1959 No. 389 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : R. Padmosardjono lawan R. Moekri.

1. 49. X.2. 1.12. Badan Hukum dan hak milik atau tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Permohonan penggugat-pembanding supaya tanah–tanah sengketa
dinyatakan sebagai milik Pesamuan Gereja Kristen Jawi Wetan dapat
dikabulkan karena dalam pasal 49 (1) Undang-undang No. 5/1960 disebutkan
“Hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang
dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan dan sosial, diakui dan
dilindungi………………..dst”.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 – 12 – 1975 No. 1008 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : lshak lawan Ds. Soeharto.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2 Indroharto SH.
3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 50. X.2.2.12. Balik nama Hak Guna Bangunan.

S.1834 jo 1838 – 46. tentang balik nama tidak berlaku bagi bangunan-
bangunan yang berdiri diatas tanah milik orang lain.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-11-1955 No. 212 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : Lie Djiem Iawan Soew Siauw Boen, Ny. Lim Hong Ngah.

1. 51. X.2.4.6. Terjadinya hak pakai karena pemberian


Pemerintah.

Dalam hal tanah/rumah erfpacht – verponding sebelum berlakunya Undang-


undang Pokok Agraria dijual oleh pemiiknya dengan akte notaris, tetapi belum
sampai dibalik atas nama pembeli, berarti penjual telah melepaskan haknya
atas tanah/rumah tersebut; maka dengan berlakunya U.U. Pokok Agraria
statusnya menjadi tanah Negara, sehingga pemberian tanah tersebut
sebagai hak pakai oleh Pemerintah kepada tergugat tidak merupakan
perbuatan melawan hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgh. 4-7-1974 No. 635 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Republik Indonesia, diwakili oleh Menteri
Dalam Negeri cq Direktur Jenderal Agraria cq. Gubernur Kepala Daerah
Khusus lbukota Jakarta (Kepala lnspeksi Agraria D.K.I. Jakarta dan Kepala
Pendaftaran dan Pengawasan Pendaftaran Tanah D K.I. 2. Kedutaan Besar
Amerika Serikat, Iawan Bebasa Daeng Lalo SH.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja SH. 3. D.H. Lumbanradja SH.
1. 52. X.2.4.8. Beralihnya hak pakai

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Berdasarkan pasal 43 U.U.P.A. hak pakai atas tanah Negara dapat dialihkan
(i.c. dihibahkan) dengan izin pejabat yang berwenang.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-12-1975 No. 914 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Loa Siong Lee lawan Loa Ek Tjae.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. D.H.
Lumbanradja S.H. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 53. X. 2.6. Usaha bagi basil.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena sawah tersebut telah digarap oteh tergugat-pembanding, maka adalah
Iayak tergugat-pembanding dianggap berbagi hasil dan berhak menerima
separol dari basil itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27-5-1975 No. 741 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Alimis’ad. 2. Nyi Paninah dkk lawan Muhamad Mangsud dkk
dan Sammunangin.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Indroharto S.H. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 54. X. 2.14. “Inlandsch bezitsrecht” di daerah Gorontalo tahun


1930.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Tindakan Pemerintah Daerah Sulawesi Utara mencabut surat keputusan
Kepala Pemerintah Negeri di Tilamuta tanggal 30 Juni 1930 No. 11 yang
memberikan kepada penggugat hak milik Indonesia (lnlandsch bezisrecht)
atas sebidang tanah perkebunan (tanah sengketa) adalah sah,
karena tanah tersebut telah lama ditinggalkan dan tidak diolah oleh
pemiliknya, sehingga ‘bebouwingsclausule” yang tercantum dalam surat
keputusan Kepala Pemerintah Negeri Talimuta tersebut tidak dipenuhi.
Dengan demikian tindakan Pemerintah Sulwesi Utara selanjutnya membagi-
bagi tanah tersebut, yang telah kembali menjadi tanahPemerintah, kepada
tergugat-tergugat adalah sah sehingga oleh karena itu para tergugat
menduduki tanah tersebut secara sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 8-8- 1973 No. 336 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Thomas Lamadlauw lawan Umar Daulima dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R, Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
Busthanul Arifin S.H.

1. 55. X. 3.10. Konversi hak gogolan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena penggugat sudah mendapat hak gogol sejak tgt. 11 Pebruari 1952,
berdasarkan Undang-Undang No. 5/1960 pasal VII ayat 1, karena konversi
penggugat mendapat hak milik atas tanah sengketa.
Maka kebijaksanaan Kepala Desa Lebaksari membagi-bagi tanah tersebut
menjadi 3 bagian pada bulan Januari 1966 menjadi tidak sah menurut hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-6-1973 No. 74 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Satijem at. Bok Supanah lawan Maruwah al. Bok Muhajah.
dan Ngaisah at. Bok Sihab.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono SH. 2. R.Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 56. X. 3.10. Konversi hak menggarap (“sanggan”)

bahwa perobahan stat tanah sanggan tersebut dari alm. Setrodirdjo kepada
tergugat asal/penggugat untuk kasasi adalah sah menurut hukum Adat
setempat;
bahwa hak sanggan/hak menggarap dengan U.U.P.A. telah dikonversi
menjadi hak milik atas nama pemegang terakhir, i.c. tergugat asal/penggugat
untuk kasasi jadi tanah–tanah tersebut bukan warisan alm. Setrodirdjo lagi
tetapi telah sah milik tergugat asal/penggugat untuk kasasi.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-9-1974 No. 55 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Josomihardjo alias Trimo lawan 1. Gitosuwarno alias Parno,
2. Bok Trisnoredjo alias Minten.
dengan Susunan Majelis . 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. R
Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH. 3. D.H. Lumbanradja S.H.
PERJANJIAN YANG MENYANGKUT TANAH.

1. 57. XI. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

Ketentuan dalam pasal 19 P.P. No. 10/1961 tidak bermaksud


mengenyampingkan pasal-pasal dari K.U.H. Perdata atau ketentuan-
ketentuan hukum tidak tertulis mengenai jual beli.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-5-1972.
Dalam Perkara : Tisna Soemantni lawan R. Suroto.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sobekti S.H. 2. Busthanul Arifin S.H. 3.
Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 58. Xl. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

JuaI beli adalah sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dalam K.U.H.
Perdata atau Hukum Adat – ic. – jual beli dilakukan menurut Hukum Adat,
secara rieel dan kontan dan diketahui oleh Kepala Kampung.
Syarat-syarat dalam pasal 19 P.P. No. 10 tahun 1961 tidak menyampingkan
syarat-syarat untuk jual beli dalam K.U.H. Perdata/Hukum Adat, melainkan
hanya merupakan syarat bagi pejabat Agraria.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27-5-1975 No. 952 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Anna Bungarim at. Nai Maurits bn.Lumbantobing. 1.
Anton Torang marga Lumbantobing lawan 1. Jonathan manga Naibaho, 2.
Albert Singkat marga Lumbantobing.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. R.
Saldiman Wirjatmo SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 59. XI. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung;


Pendapat Hakim pertama – bahwa karena jual beli tanah sengketa terjadi
setelah berlakunya P.P. No. 10/1961 yaitu dalam tahun 1963, maka sahnya
jual beli itu selain dari segi hukum Adat juga harus ditinjau dari segi P.P.
tersebut; -tidak dapat dibenarkan; sahnya jual beli tanah sengketa dapat
dinilai khusus dari segi hukum Adat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-9-1975 No. 222 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Ida Bagus Putu Gede, 2. Ida Bagus Arywidjaja lawan I.
Ketut Sandijasa.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo S.H. 2. Samsudin
Aboebakar S.H. 3. lndroharto S.H.

1. 60. XI. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

Keberatan yang diajukan penggugat untuk kasasi bahwa Pengadilan Tinggi


telah melanggar pasal 19 P.P. 10/1961 yakni sahnya jual beli tanah mutlak
harus dibuktikan dengan suatu akte jual beli.
tidak dapat dibenarkan, karena sudah dengan tepat dipertimbangkan oleh
Pengadilan Tinggi: bahwa perbuatan hukum jual beli sudah ada menurut
hukum Adat, berdasarkan maksud dari para pihak yang diikuti dengan
perbuatan-perbuatan nyata, antara lain tanah sudah diserahkan kepada
penggugat dan penggugat telah pula membayar tunas seharga Rp. 48.320,-
dan sudah pula menghadap Perbekel Sibang Gde mengutarakan maksudnya
untuk menjual tanah tersebut dengan alasan mengaben Pan Manti.
(oleh Pengadilan Negeri tuntutan penggugat agar dinyatakan Hukum sawah
sengketa sah terjual kepada penggugat dengan harga Rp. 48.320,- ditolak
atas pertimbangan, bahwa jual beli belum sampai mendapatkan akte,
walaupun telah mendapat ijin dari Kantor Agraria tgl. 22 – 9 – 1962.
oleh Pengadilan Tinggi diputuskan tanah sengketa sah terjual kepada
penggugat).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30-9-1975 No. 272. K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Ni Djantuk alias Ni Nade Masteri, 2. I Ketut Arta, lawan
1.Made Pasek alias PanTami, dan Ni Nyoman Medja.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. DH.
Lumbannadja S.H. 3. Samsudin Aboebakar S.H.

1. 61. Xl. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.


Keberatan yang diajukan penggugat untuk kasasi: “bahwa segel tandatangan
itu baru merupakan persetujuan jual-beli, jadi bukan akte jual-beli sah sebagai
termuat dalam P.P. 10/1961”.
tidak dapat dibenarkan, karena tentang hal tersebut sudah dengan tepat
dipertimbangkan oleh Pengadilan Tinggi Bandung; karena P.P. No. 10/1961
mengatur tentang pendaftaran tanah.
(Pentimbangan Pengadilan Tinggi bahwa jual-beli sawah sengketa sebagai
tertera dalam surat jual segel “tanda tangan” tgl. Djapura Lor 20 – 6 – 1967
ternyata terbukti sah menurut Hukum oleh karena mana penggugat adalah
pemilik sah sawah tersebut).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-8-1975 No. 130 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Mustadi,. 2. Agus Salam, 3. Somad lawan Segaf bin
Muhsin dan Rasilah.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyopoetra Sosropranoto S.H.
2. Samsudin Aboebakar S.H. 3., Indroharto S.H.

1. 62. XI. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

Meskipun jual beli tanah sengketa dilakukan menurut prosedur perundang-


undangan Agraria, jual beli tersebut harus dinyatakan batal karena didahului
dan disertai hal-hal yang tidak wajar atau itikad-itikad yang tidak jujur (pembeli
mengetahui bahwa tanah sudah dijua] kepada orang lain).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-8-1973 No. 663 K/Sip/197l.
Dalam Perkara : Soeparman alias Slamet lawan Notodiwirjo alias Ngatman.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. R.Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 63. XI. 1. Sahnya perjanjian yang menyangkut tanah.

Untuk sahnya penjanjian jual beli tanah diperlukan syarat terang dan
penguatan dari para pejabat yang berwenang.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-5-1976 No. 380 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Ali Suwanto, 2. Harus Said lawan Bunyamin Sehendro
d/h Seh Kim Boen dan Tengku Zuraijah, Tengku Sabarijah, dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Achmad Soelaiman S.H. 3.
D.H. Lumbannadja S.H.

1. 64. XI. 1.2. Peranan Pejabat Pembuat Akte tanah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
jual beli tanah yang dilakukan setelah P.P No 10/1961 hanya dapat
dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Agraria
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28-5-1973 No. 72 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Kasanmiardja alias Rasidi lawan Bok Wirjadirana alias
Sipah dan Ni Sanmukjat alias Rum.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Busthanul Arifin S.H.
3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 65. XI. 1.2. Peranan pejabat pembuat akte tanah.

Belum dilaksanakannya jual beli tanah sengketa di muka Pejabat Pembuat


Akte Tanah tidaklah menyebabkan batalnya perjanjian, karena hal tersebut
hanya merupakan persyaratan administratif saja.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-4-1973 No. 122 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Nyi R. Neno Aminah lawan Ahja Karso dan Nyi R. Enok
Supiah.
dengan Susunan Majelis : .1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito S.H. 3. Busthanul Arifin S.H.

1. 66. XI. 1.2. Peranan Pejabat Pembuat Akte Tanah.

Pentimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Pengoperan hak atas tanah dan rumah sengketa menurut pasal 26 U.U.P.A.
Jo pasal 19 P.P. 10/1961 seharusnya dilakukan dengan pembuatan akte
tanah dihadapan Pejabat Pembuat Akte Tanah dan tidak dengan hanya
membuat kedua akte notaris sebagai halnya dalam perkara ini.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-8-1975 No. 312 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : M. Achsan lawan M. Balnadi Sutadipura dan 1. Walikota
Kepala Daerah Kotamadya Bandung, dalam kedudukannya selaku Kepala
Daerah Kotamadya Bandung di Bandung dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. R. Saldiman
Wirjatmo S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 67. XI. 1.5. Pemindahan hak atas tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tidak ada larangan undang-undang untuk menyerahkan hak pakai atas tanah
kepada orang asing.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13-2-1975 No. 1171 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Iskandar Hutahaean dkk Iawan Tan Tjong Tjuan dan 1.
Epraem Hutahaean, 2. Likka Siahaan dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H. 3. BRM. NG. Hanindyopoetro Sosropranoto
S.H.

1. 68. XI. 1.5. Pemindahan hak atas tanah.

Untuk syahnya jual beli tanah di Kota Besar Surabaya yang terjadi pada tgl.
20 – 7 – 2605 harus ada izin dari Syuutjookang.
Dalam hal izin tersebut tidak dapat diperoleh, karena tidak Iama kemudian
Jepang menyerah, pihak penjual berhak untuk mencabut kembali
transaksinya; akan tetapi karena ia sampai pada meninggalnya pada tahun
1947 mendiamkan saja tanah dan rumah yang telah diserahkannya kepada
pihak pembeli, ia telah dianggap menyetujui jual beli yang telah terlaksana
tanpa izin Syuutjookang itu. Oleh karena itu jual beli tersebut dapatlah
dianggap syah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 2-8 – 1958 No. 147 K/Sip/.1956.
Dalam Perkara : Ny. Moertodijah Iawan H. Achmad Noer dkk.
dengaw Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro, 2. Sutan Kali
Malikul Adil, 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.

1. 69. XI. 1.7. Hukum yang harus diperlukan.


Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Pengadilan Negeri dan
Mahkamah Agung:
Meskipun tanah yang menjadi obyek jual beli tersebut adalah tanah milik
Adat, karena transaksi dilakukan di depan notaris (perjanjian jual-beli dan
pemindahan hak dengan hak untuk membeli kembali) maka harus
diperlakukan Hukum Perdata B.W. dalam casus ini.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-5-1976 No. 1501 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Dominggus Souisa lawan Drs. Aliwar Sihotang.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Achmad Soelaiman S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 70. XI. 1.7. Peranan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah.

Karena Kepala Kantor Pendaftaran Tanah bukan pejabat yang berwenang


untuk pembagian warisan, maka pembagian harus dilakukan di depan Hakim
yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Ambon.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-8-1975 No. 502 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Suzana jacomina Manubulu/Wairisal lawan 1. Ny.
Louisa Christina Tungga/Waisal, 2. Nn. Theresia Wairisa.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 71. XI. 1.7. Undang-undang Landreform.

Tanah sengketa (terletak dalam kota Medan) bukanlah tanah pertanian yang
dimaksud dalam Undang-Undang No. 56 Prp 1960 maka sengketa ini tidak
dikuasai oleh Undang-Undang Landreform.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25-11-1975 No. 1068 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Lie Bok Lim lawan Ahliwaris mendiang Datuk Achmad
Sjamsura yaitu :1. Sa’adah, 2. Aisjah, 3. Sofjan dkk dan 1. Lee Goat Lam, 2.
Lee Djoe Ie dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto SH. 2. R. Saldiman Wirjatmo SH. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 72. XI. 2.1. Jual beli tanah.


Untuk syahnya jual beli tanah pikukuh dalam Kota Besar Surakarta (bulan
Januari 1950) harus ada izin dari Pemerintah Kota Besar Surakarta Bagian
Agraria.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 Desember 1958 No. 344 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : R. Aju Somoatmojo alias Sudijatmi lawan Sudjito
Padmowidagdo, Sitasmi Padmowidagdo.

1. 73. XI. 2. Jual beli tanah dengan syarat.

Dalam hal telah terjadi jual – beli tanah dengan perjanjian, bahwa penjual
dibolehkan tetap tinggal di dalam rumahnya di atas tanah itu selama hidup
sedang sepeninggalnya rumah harus dibongkar.
maka sepeninggal penjual tersebut pembeli/pemilik tanah dapat menuntut
pembongkaran rumah itu terhadap akhli waris yang tinggal di situ dengan
tidak usah menggugat semua akhli waris.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21 Mel 1963 No. 156 K/Sip/1963.
Dalam Perkara : Nai Usman (Dima) baru Tampubolon dkk. lawan Binoni
Pardede.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Adul Hakim
S.H. 3. H. Abdurrachman S.H.

1. 74. Xl. 2.3. Penggadaian tanah.

Sesuai dengan pasal 7 Undang-Undang No. 56 Drt tahun 1960 tanah


pertanian yang telah digadaikan lebih dari 7 tahun, harus dikembalikan
kepada pemliknya tanpa uang tebusan.
Putusan Mahkamah Agung : No. 420 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Ngarat Karo lawan Djamin Ginting Suka.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
Busthanul Arifin S.H.

1. 75. XI. 2.3. Penggadaian tanah.

Amar putusan Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi yang
berbunyi : “Menghukum tergugat untuk menyerahkan kembali sawah tersebut
kepada penggugat tanpa syarat setidak-tidaknya dengan syarat menerima
uang tebusan dari penggugat sejumlah uang yang ditetapkan oleh
Pengadilan.’
Adalah kurang tepat Kata-kata : “setidak-tidaknya dengan syarat …….dst”
seharusnya dihilangkan, karena pasal 7 ayat 1 Perpu No. 56/1960 adalah
bersifat memaksa yakni gadai tanah pertanian yang telah berlangsung 7
tahun atau lebih, harus dikembalikan kepada pemliknya tanpa pembayaran
uang tebusan dan hal ini tidak dapat dilemahkan karena telah diperjanjikan
oleh kedua pihak yang berperkara, karena hal itu bertentangan dengan
prinsip lembaga gadai:
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-4-1975 No. 1272 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Bok Purnama al. Sukarsih lawan Bok Tijamah at. Muginten.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Busthanul Arifin S.H. 3. Samsudin Aboebakar S.H.

1. 76. XI. 2.3. Gadai tanah.

Istilah hak gadai yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1960
pasal 7 adalah sama halnya dengan jual beli sende (sawah) tanah, oleh
karenanya tanah tersebut harus dikembalikan tanpa uang tebusan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-10-1974 No. 903 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Isman lawan 1. B.H. Rodijah 2. B.H. Kasbolah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
lndroharto S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 77. XI. 2.3. Penggadaian tanah.

Walaupun dalam perkara ini yang digugatkan adalah tanah pekarangan


dengan rumah diatasnya menurut Mahkamah Agung pasal 7 No. 5o/1960
dapat diperlakukan anoloog sehingga pekarangan dan rumah haruslah
dikembalikan kepada pemiliknya tanpa pemberian kerugian.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17-5-1976 No. 38 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Saanah lawan Maimunah.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Mr. R.
Soekardono 3. Mr. R. Subekti.
1. 78. Xl. 2.3. Penggadaian tanah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
bahwa oleh karena hingga kini ½ bagian sawah perkara masih dikuasai oleh
tergugat II Pong Masina karena dasar dipegang gadai sebanyak satu ekor
kerbau dan uang sebanyak Rp. 375,- maka adalah patut menurut rasa
keadilan apabila ½ bagian sawah itu dibayar/ditebus oleh penggugat kepada
Pong Masina sebesar kerbau dan uang gadai itu. (i.c. sawah digadaikan pada
zaman pemerintah N.l.C.A.)
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-12-1975 No. 531 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Tb. B. Sampe. 2. Pong Masina lawan lndo’la’bi.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito
S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 79. Xl. 2.3. Penggadaian tanah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Karena tanah Luo Rapeua telah terbukti sebagai tanah gadaian maka tanah
harus dikembalikan kepada penggugat tanpa penebusan kembali, karena
tergugat telah menikmati hasil sawah tersebut sudah sekian lamanya dan
basil dari pada sawah itu melebihi harga seekor sapi (yang dulu diterima oleh
penggugat atas penyerahan sawah tersebut).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-5-1975 No. 21 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Pr. Manihawa. 2. Pr. Sinuringga lawan 1. Lk. Djuhadi, 2.
Pr. Katiridja.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 80. XI. 2.3. Gadai tanah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Persetujuan pagang gadai aritara penggugat dengan tergugat, dimana
diperjanjikan bahwa tergugat akan menguasai tanah sengketa selama 75
tahun dan kepadanya diizinkan untuk mendirikan rumah dengan secukupnya
diatas tanah itu, tidaklah termasuk kedapam cakupan pasal 7 Undang-undang
No. 56/1960.
Gugatan penggugat harus dinyatakan tidak bisa diterima karena belum
sampai masanya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23-3-1976 No. 101 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Abdul Munir gelar Sutan Sulaiman lawan 1. Lies Tamin, 2.
Moechtar gelar Soetan Bagindo.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Achmad Soelaiman
S.H.. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 81. Xl. 2.3. Penggadaian tanah.

Orang yang telah secara sah membeli tanah dan rumah yang oleh pemiliknya
semula/penjual telah digadaikan kepada orang lain, dapat menuntut
penyerahan tanah dan rumah itu dan pemegang gadai kepadanya, atas
pemberian ganti kerugian olehnya kepada pemegang gadai ini sejumlah uang
penggadaiannya dengan penilaian kembali menurut harga uang sekarang
dengan pembebanan risiko karena penilaian ini secara separo-separo kepada
kedua pihak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18-10-1958 No. 301 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : 1. Saminah, 2. Lurah Desa lawan Buang Alias Setrawiradji.

1. 82. Xl. 2.3. Penggadaian tanah.

Status jual gadai tanah tidak berubah dengan telah meninggalnya pemberi
gadai dan meninggalnya penerima gadai dan tidak mungkin akhli waris dari
penerima gadai menjadi pemilik dari pada tanah yang digadaikan dari sebab
pemberi dan penerima gadai semula telah meninggal dunia.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 April 1960 No. 121 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Pr. Minah binti Sarikemala lawan Dalom bin Harun dan
kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoto. 2. Sutan Abdul Hakim
S.H. 3. R. Wirjono Kusumo S.H.

1. 83. Xl. 3. Jual beli tanah dan rumah.


Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:
Meskipun mengenai jual beli rumah dan tanah sengketa oleh penggugat
terbanding telah diajukan bukti akte jual beli No. 6/Pdt/1969-M tertanggal 5
Agustus 1969, Pengadilan Tinggi masih menganggap perlu untuk menyelidiki
Iebih lanjut tentang sah tidaknya perbuatan materiele jual beli (materiele
handeling van verkoop) yang didalilkan telah terjadi itu.
Karena Pengadilan Tinggi menganggap bahwa belum ada kata sepakat yang
sebenarnya mengenai harga barang yang diperjual belikan, apa yang telah
dituangkan dalam akte diatas sebagai “jual beli” adalah tidak sah dan batal
demi hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-11-1975 No. 141 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Usman Rahardjo lawan Liem Biauw Sing.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo S.H. 2. DH. Lumbanradja
S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 84. XI. 3.2. Jual beli dengan hak untuk membeli kembali.

Orang yang telah menjual tanahnya kepadaseseorang dengan perjanjian


setelah 10 tahun dapat membelinya kembali, tidak dapat kemudian menjual
lagi tanah itu kepada orang lain.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-12-1974 No. 726 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Bernard Warouw lawan Wim Malond; Van Pangalila.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. D.H. Lumbanradja
S.H. 3. Samsoedin Aboebakar S.H.

1. 85. Xl. 4. Jual beli rumah.

Dalam hal orang yang menjual rumahnya, sebelum menyerahkan rumah itu
kepada pembeli, menjual lagi rumah tersebut serta menyerahkannya kepada
pihak ketiga, pembeli pertama hanya dapat menuntut penggantian kerugian
atau pembatalan perjanjian disertai penggantian berdasarkan wanprestasi
(cidra janji) yang telah dilakukan oleh penjual.
tetapi tidak dapat ia menuntut pernyataan sebagai pemilik rumah tersebut
serta menuntut penyerahannya kepadanya.
Putusan Mahkamah Agung : No.. 350 K/Sip/1968
Dalam Perkara : Kamid Kartadinata dan Brigjen K.K.O. Moch. Junus lawan
Ghan Choo Ho dan RepublikIndonesia c.q. Pemenintah RepublikIndonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. DH. Lumbanradja S.H.
3. Sardjono S.H.

1. 86. XI. 4. Jual beli rumah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Berdasarkan azas pemisahan horizontal sebagai yang terdapat dalam U.U.
Pokok Agraria No. 5/1960, ruang, rumah/bangunan tersebut terlepas dari
tanahnya, maka perjanjian jual beli ataupun pemindahan lainnya atas hak
terhadap rumah/ruang/bangunan tersebut tidak perlu memenuhi suatu
prosedure/formalitas tertentu agar sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5-11-l973 No. 1062 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Haji Rusli Maksum bin lbrahim Iawan Thin Men Siong.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 87. Xl. 4. Jual beli rumah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Dengan sahnya jual beli rumah sengketa belumlah tergugat-pembanding
(yang membeli rumah) berwenang untuk membongkar rumah tersebut tanpa
persetujuan penggugat-terbanding sebagai orang yang menempati, karena
jual beli tidaklah memutuskan hubungan yang telah ada atas barang yang
bersangkutan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 – 11 – 1975 No. 320 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Darsipin Senan. 2. Bok Soetikah lawan Matdoeri Radin.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. lndroharto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 88. Xl. 4. JuaI beli rumah.

Pertimbangan Pengaditan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Bahwa karena rumah tersebut telah menjadi milik terlawan sedang
kedudukan pelawan dalam rumah itu hanya sebagai penumpang, bukan
sebagai penyewa, pelawan harus meninggalkan rumah tersebut karena
dibutuhkan oleh terlawan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 – 4 -1976 No. 522 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Rattan Kaur, 2. Pritan dan kawan-kawan lawan 1. Arjan
Singh dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis :. 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Achmad Soelaiman
S.H. 3. Indrohanto S.H.

1. 89. Xl. 5. Sewa menyewa tanah.

Sewa menyewa tanah tidak tunduk pada P.P. No. 49/1963.


Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11- 11-1975 No. 1380 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Samili Wreksoatmodjo d/u Lie Sian Kee Lawan Wikarto d/u
Kwee Wie Tjiok.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soegito SH. 3. R. Djoko Soegianto SH.

1. 90. XI. 7. Sewa-menyewa rumah.

Dan pemberian izin oleh K.U.P.S. (Kantor Urusan Perumahan Surabaya)


kepada pemilik persil untuk menempati persilnya, dapat disimpulkan bahwa
K.U.P.S. dengan memberi izin tersebut telah sekaligus menghentikan
perjanjian sewa-menyewa yang ada atas persilnya itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 Pebruari 1955 No. 58 K/Sip/1953;
Dalam Perkara : A.H. Soeratie Iawan The Joe Tjie.

1. 91. Xl.7. Sewa menyewa rumah.

Penyewa rumah, bertentangan dengansuratizin perumahan yang diberikan


kepadanya, menyewakan lagi (onderverhuren) ruangan-ruangan rumah yang
bersangkutan kepada pihak lain, telah menggunakan rumah yang disewanya
secara tidak layak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 Januari 1971 No. 838 K/Sip/1970.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya qq.
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta qq Kepala Dinas
Perumahan D.K.I. Jakarta 2. Ali Husain Tajibally lawan W. Josopandojo.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 92. XI.7. Sewa menyewa rumah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi


dan Mahkamah Agung:
Orang yang menghuni rumah menurut peraturan perumahan yang berlaku
harus dilindungi oleh Hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-11-1973 No. 341 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Mr. Assaat lawan 1. Kejaksanaan Agung qq Pemerintah RI.
2. Mr. Kadarusman.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 93. XI.7. Sewa menyewa rumah.

Penyewa rumah tidak hanya berkewajiban membayar sewanya, tapi juga


memperbaiki atas biaya sendiri kerusakan-kerusakan kecil-kecil dan
memberitahukan kepada yang menyewakan kerusakan besar untuk
diperbaiki.
Dalam hal seorang penyewa rumah sudah meninggalkan rumah yang disewa-
nya selama setahun dengan begitu saja, Ia tidak berhak untuk menempati
kembali rumah itu atas dasar perjanjian sewa menyewa dahulu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-2-1956 No. 177 K/Sip/1954
Dalam Perkara : Abdullah Gelar Sutan Penghulu lawan A. Adjir; Datuk Radjo
Badaharso; Ainal.

1. 94. Xl.7. Sewa menyewa rumah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena sewa menyewa diadakan tanpa ketentuan mengenai batas waktu
serta alasan-alasan berakhirnya sewa, hubungan sewa menyewa tidak
dengan sendirinya berakhir karena oleh penyewa sewa dioperkan kepada
anaknya tanpa izin pemilik; tetapi pengoperan tanpa izin itu dapat merupakan
alasan untuk meminta pemutusan hubungan sewa menyewa.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15-10- 1973 No. 227 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Nyonya Liem Boen Nio alias Hermien (Ny. Hermien
Natanegara., 2. Tan Kiem Liong S.H. (Tanudjati Natanegara) lawan Liem
Khay Hauw.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H.
3. Bustanul Arifin S.H.

1. 95. XI.7. Sewa menyewa rumah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Bahwa inti dari padal 10 P.P. No. 49/1973 adalah mengenai penilaian
kebutuhan sosial ekonomi dan pemilik rumah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 –11- 1973 No. 553 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Dr. Sahad Maruli Tua Manurung lawan 1. Gubernur Kepala
Daerah Khusus lbukota Jakarta. 2. Ny. Siti Salmah Abdul Salim.
dengan Susunan Majelis :1. Prof. R. Subekti S.H. 2. lndroharto S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 96. XI. 7.5. S.I.P. (Surat Idzin Penghunian).

Kesanggupan pemohon untuk kasasi untuk melepaskan haknya atas


penghunian rumah, dengan baru akan melaksanakan
pengoperan/pemindahan S.I.P. (Suratldzin Penghunian) tidak bertentangan
dengan Peraturan Undang-undang Pokok Perumahan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-9- 1973 No. 201 K/Sip/1972;
Dalam Perkara : M.A. Khouw lawan Gouw Pek Djien.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti SH. 2. Bustanul Arifin SH. 3.
lndroharto S.H.

1. 97. Xl.7. Sewa menyewa rumah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena gugatan didasarkan pada “onrechtmatige overheidsdaad” Pengadilan
Negeri berwenang memeriksa dan mengadilinya Tetapi tentang terbukti
tidaknya dasar gugatan, karena soal penilaian “layak tidaknya rumah
penampungan yang disediakan, dibutuhkan tidaknya rumah sengketa oleh
tergugat serta akibat yang ditimbulkan oleh putusnya hubungan sewa
menyewa tersebut” adalah merupakan tindakan kebijaksanaan Penguasa,
menurut Pengadilan Tinggi tidaklah terbukti adanya perbuatan melanggar
hukum oleh tergugat yang menjadi dasar daripada gugatan, sehingga oleh
karena itu gugatan harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 3 –12-1973 No. 353 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ali Harjadi (Tjoa Goah Lie) lawan 1. Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta; 2. Djamaludin.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. DH. Lumbanradja S.H.
3. Sri Widoyati Wiratmo Soekito S.H.

1. 98. XI.7. Sewa menyewa rumah.

Pentimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa terhadap para penyewa yang telah ada berlaku azas “koop breektgeen
huur”, maka segala perbuatan penghuni dan akibat hukumnya, diantaranya
ganti rugi karena uang sewa, dikuasai oleh ketentuan-ketentuan dan Undang-
Undang Pokok Perumahan No. 6/1972 berserta peraturan lainnya yang
bersangkutan dan gugatan pengosongan rumah terhadap para tergugat dan
pembatalan S.I.M. nya masing-masing adalah bukan wewenang Pengadilan
untuk memeriksa dan memutuskannya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-8-1975 No. 1203 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : The Kim San lawan 1. Tjoeng Tin Boen 2. Lie Boen Liong, 3.
Liong Sie Kiat, dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Indroharto S.H. 3. R.
Saldiman Wirjatmo S.H.

1. 99. XI. 7. Sewa menyewa tanah.

Karena ketentuan S.I.P. dilanggar (rumah sengketa sebagian digunakan


untuk tempat tinggal, sedang S.I.P. nya adalah S.1.P. untuk perusahaan)
berdasarkan pasal 8 (b) Peraturan D.K.I.Jakarta-No. 7/1971, S.I.P. itu menjadi
batal dan tidak berlaku lagi demi hukum (van rechtswege);
Sebagai akbiat batalnya dan tidak berlakunya lagi S.I.P. itu demi hukum maka
sama sekali tidak ada persoalan hal ganti rugi dan Gubernur DKI Jakarta tidak
berhak /berwenang untuk mengambil suatu kebijaksanaan dalam perkara ini
yaitu untuk menetapkan ganti kerugian yang harus dibayar penggugat asal
kepada tergugat asal II.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-11-1975 No. 1277 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Negera RI. cq. Menteri Dalam Negeri RI. cq.
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Oey A Khing lawan
Johan Hasan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Achmad
Soelaiman S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 100. XI. 7. Sewa menyewa rumah.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena protes terhadap penghunian rumah dan tanah sengketa diajukan oleh
orang yang pada waktu itu belum menjadi pemilik dari pada rumah dan tanah
tersebut, protes itu adalah tidak berdasar.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-8 – 1975 No. 312 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : M. Achsari lawan M. Balandi Sutadipura dan Walikota
Kepala Daerah Kotamadya Bandung, dalam kedudukannya selaku Kepala
Daerah Kotamadya Bandung dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. R Saldiman Wirjatmo
S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 101. XI. 7.1. Wewenang Kantor Urusan Perumahan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Surat Keputusan Kepala Dinas Perumahan D.K.I. tentang pengosongan
rumah tersengketa, yang diajukan oleh penggugat sebagai bukti tentang
pemilikannya, menurut hukum bukan menunjukkan pemilikan, tetapi
menyangkut soal penghunian; sebab soal pemilikan adalah wewenang
Pengadilan Negeri untuk menentukannya, bukan Kepala Dinas Perumahan
D.K.I.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26-9-1973 No. 399 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Handojo lawan 1. Gouw Hwie Thian. 2. Muljono Sugandi. 3.
Lalchand Khishiran.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H.
3. Bustanul Arifin S.H.

1. 102. XI. 7.1. Wewenang Kantor Urusan Perumahan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Penerapan dan pelaksanaan dari PP. 17/1963 dan P.P. 19/1963 adalah
wewenang dan Kepala Daerah dan Kepala Kantor Urusan Perumahan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. l0 –7-1975 No. 703 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Bambang Wiratmo lawan 1. Walikota Kepala Daerah
Kotamadya Surabaya. 2. Kepala Kantor Urusan Perumahan Surabaya. 3.
Sajid bin Oemar bin Hoesain bin Alwi.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Achmad
Soelaiman SH. 3. lndroharto SH.

1. 103. XI. 7.1. Wewenang Kantor Urusan Perumahan.

Tuntutan untuk menyerahkan sejumlah uang, meskipun tuntutan bersumber


pada perjanjian sewa menyewa, tidak termasuk wewenang K.U.P.
sebagaimana termaksud dalam pasal 8, 10 s/d 14 U.U. 49/1963.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-7-1973 No. 140 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Yayasan Marga Rahardja lawan P.T. Ubepra.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 104. XI. 7.1. Wewenang Kantor Urusan Perumahan.

Mengenai uang pesangon dalam perkara ini pada pnisipnya bukan


merupakan wewenang Pengadilan.
(petitum c: – menetapkan uang pesangon/ganti rugi yang dimaksud untuk
rumah Jl. Sukardjo Wirjopranoto No. 43 Jakarta itu menjadi Rp. 4000.000,-)
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-11-1975 No. 1277 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Negera RI. cq. Menteri Dalam Negeri R.I. cq.
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Oey A Khing lawan
Johan Hasan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. D.H.
Lumbanradja S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 105. Xl. 7.3. Panitia sewa menyewa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Penghentian hubungan sewa menyewa berdasarkan Peraturan Perumahan
adalah wewenang penuh dan Panitia Perumahan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9- 1-1974 No. 566 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Hioe Fon Khioe lawan 1. Ny. Liem Pang Nio alias Ny. Tan
Kim Kuen. 2. Pemerintah R.I. cq. Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta. 3. P.T. Bank Buana Indonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. D.H. Lumbanradja
S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 106. Xl. 7.1. Wewenang Kantor Urusan Perumahan.

Penkara pemakaian rumah tanpa hak, jadi tanpa ada sewa-menyewa, serta
tuntutan pengosongan yang berhubungan dengan itu, tidak termasuk
wewenang P.S.M. (Panitia Sewa Menyewa) atau Pengawas atau Kepala
Kantor Urusan Perumahan, tetapi termasuk wewenang Pengadilan Negeri
sebagai Hakim sehari-hari.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23 Juni 1962 No. 104 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Tan Biang Ing Iawan Tio Soun Lioe.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. M. Abdurrachman S.H.

1. 107. XI. 7.3. Panitia sewa menyewa.

Landrechter dengan menetapkan ganti guri karena pendudukan persil tanpa


hak sejumlah besarnya yang sewa, tidaklah melakukan sesuatu yang
termasuk wewenang Panitia Sewa.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7 September 1957 No. 96 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : AbduI Kadir bin Sehag lawan Go Bak.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan KaIi
Malikul Adil. 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.

1. 108. XI. 7.3. Panitia sewa menyewa.

Untuk pengosongan rumah dan penghuninya yang berdasarkan keputusan


Panitya Penyewaan menempati rumah itu tanpa hak, pemiliknya cukup
meminta surat perintah pengosongan dan Panitya Penyewaan yang surat
perintahnya ini untuk berlakunya harus lebih dulu dinyatakan dapat dijalankan
oleh Pengadilan Negeri.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-8-1957 No. 127 K/Sip/1955.

1. 109. XI. 7.5. Wewenang Pengadilan dalam urusan sewa-menyewa


rumah.

Karena P.P. 49/1963 adalah mengenai pemutusan sewa menyewa, sedang


dalam perkara ini yang menjadi dasar gugatan adalah wanpretasi dalam
membayar sewa dan yang dituntut hanya supaya para tergugat membayar
sewa tersebut, Pengadilan Negeri berwenang memeriksa perkaranya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-2-1972 No. 641 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Ny. Djanda Tan Liong Tjing lawan 1. Ny. Tan Kiem Tjong. 2.
Tan Kwan Tjing.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Z. Asikin Kusuma Atmadja S.H.

1. 110. Xl. 7.5. Keberatan-keberatan terhadap putusan-putusan


Kantor Urusan Perumahan.

Keberatan-keberatan terhadap perintah Kepala Kantor Urusan Perumahan


untuk pengosongan rumah menurut pasal 44 ayat 1 Undang-Undang Darurat
No. 3/1958 harus diajukan kepada Menteri Sosial melalui Pengawas yaitu
Dewan Pemerintah Daerah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 Juni 1961 No. 120 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Perseroan Komanditer Heng Wan Ong Teng Siong lawan
Pemerintah Daerah Swatantra tingkat I Jawa Timur.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. R. Soekardono S.H.
3. R. Subekti S.H.

1. 111. XI. 7.5. Keberatan-keberatan terhadap putusan-putusan


Kantor Urusan Perumahan.

Terhadap surat penetapan Kepala Kantor Urusan Perumahan yang berisi


perintah pengosongan rumah, dapat diajukan perlawanan oleh setiap orang
“yang bersangkutan” / “yang berkepentingan” jadi tidak hanya oleh pihak yang
terkena perintah pengosongan itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 Nopember 1962 No. 95 K/Sip/1962.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. M. Abdurrachman S.H.

1. 112. XI. 7.5. VB. atas rumah.

V.B. saja tanpa ada perjanjian (titel) mengenai penempatan bangunan


terperkara, belum menjadikan penggugat untuk kasasi penduduk yang
berhak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29-2-1956 No. 114. K/Sip/1955.
dalam parkara: Fong Kim Tjoeng lawan Lim Zse.

1. 113. Xl. 7.5. S I P. (Surat lzin Perumahan).

Jika atas sebuah rumah sudah dikeluarkan S.I.P. (Surat Izin Perumahan)
untuk suatu keluarga tertentu, untuk orang yang menumpang tidak
dikeluarkan S.I.P. tersendiri.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 Nopember 1962 No.95 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Ny. Ganda Mak Sang Iawan Pemerintah Daerah Swatantra
tingkat I Jawa Timur.
dengan Susunan Majelis :l. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
KusumoS.H. 3. M. Abdurrachman S.H.

1. 114. Xl. 11. Perjanjian bagi hasil

Hak menggarap sawah sengketa yang oleh pemiliknya diberikan kepada


almarhum suami penggugat tidak dapat diberikan juga kepada penggugat
tanpa persetujuan pemiliknya itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 – 11 – 1975 No. 81 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Bok Inem, 2. Pandi lawan Sugijati alias Ny. Djamin
Djojosuprapto.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. DH.
Lumbanradja SH. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.
BENDA BUKAN TANAH

1. 115. XII.5. Syarat-syarat wakaf.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang disetujui oleh Mahkamah Agung:


– bahwa perwakafan yang terjadi dalam perkara ini sudah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan, yaitu
– yang mewakafkan adalah pemilik yang syah;
– barangnya disebut dengan jelas dan tidak ditujukan kepada hal yang
terlarang, karena dimaksudkan untuk memberi nafkah kepada keponakan-
keponakan yang tidak mampu.
– nama-nama orang yang diberi wakaf disebut dengan terang dan
mereka sudah menyatakan menerimanya (kabul), barang tidak boleh
dialihkan ke tangan lain.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 22 Mei 1963 No. 163 K/Sip/1963.
Dalam Perkara : Abdulahdi, Masyuni lawan Yausi; Dachron dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Soekardono
S,H. 3. R. Wirjono Kusumo S.H.
P E R J A N J I A N (UMUM)

1. 116. XIII.1. Unsur-unsur perjanjian.

JuaI beli yang obyeknya tidak ada adalah tidak syah (I.c. jual beli mengenai
hak erfpacht yang telah gugur).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 Desember 1970 No. 698 K/Sip/1969.
Dalam Perkara :1. Negara Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Agraria
sekarang Departemen Dalam Negeri/Direktorat Jendral Agraria dan
Transmigrasi, II. J. RS. Pringgojuwono lawan C.V. Persatuan Tenaga.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 117. XlII.2.1. Perjanjian yang tidak syah.

JuaI beli yang ditinjau dalam keseluruhan mengandung ketidak beresan, ialah
tidak beres mengenai orang-orang yang menjadi pihak di dalam perjanjian
dan secara materiil tidak meyakinkan adanya persetujuan kehendak
(wilsovereenstemming) yang bebas haruslah dinyatakan batal.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1 Agustus 1959 No. 170 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : I. Soemijati; II. Patoekah; III. Djoemain. lawan I. Sech
Achmad bin Ali Balamas; II. Podo.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. Mr. R.
Soekardono 3. Mr. R. Wirjono Kusumo.

1. 118. XlII. 10. Meninggalnya salah satu pihak.

Dalam hal telah ada putusan pengadilan yang menetapkan hubungan hukum
antara pihak-pihak yang berperkara, maka apabila salah satu pihak
meninggal, hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum yang ditetapkan dalam
putusan Pengadilan itu beralih kepada akhli warisnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 Desember 1967 No. 145 K/Sip/1967.
Dalam Perkara : Adis dkk lawan Sartem.

1. 119. XIII. 10. Tegoran untuk memenuhi perjanjian.

Keberatan “bahwa karena tergugat asli tidak ditegur lebih dulu maka gugat
tidak dapat diterima”.
tidak dapat dibenarkan karena surat gugat yang terlebih dulu telah
diberitahukan kepada tergugat asli dapat dipandang sebagai surat penagihan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-6-1957 No. 117 K/Sip/1956.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro. 2. Sutan Kali
Malikul Adil 3. Mr. M.H. Tirtaamidjaja.

1. 120. XIII. 10. Tegoran (somasi)


Permintaan untuk memenuhi (het vragen var nakoming) yang diperjanjikan
tidak diharuskan dengan tegoran oleh juru sita.
i.e. oleh Pengadilan Tinggi dipertimbangkan:
bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan wanprestasi terlebih
duhu harus sudah dilakukan penagihan resmi oleh juru sita: somasi.
bahwa oleh karena somasi dalam perkara ini belum dilakukan maka
Pengadilan belum dapat menghukum para tergugat/pembanding telah
melakukan wanprestasi; oleh sebab itu gugatan penggugat/terbanding harus
dinyatakan tidak dapat diterima).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-9-1973 No. 852 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Drs. Hutasoit (Mardjohan) lawan 1. PT. International
Country Hotel CorporationIndonesia, 2. S.B. Abas, 3. M.L. Pohan dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. D.H. Lumbanradja
S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 121. XIII. 10. Akibat-akibat perjanjian.

Dalam perkara ini adanya keputusan pidana yang membebaskan penggugat


untuk kasasi (dibebaskan dari tuduhan penipuan) tidak membebaskannya dari
tanggung jawab secara hukum perdata (dalam rangka perjanjian pembelian
truck).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-1-1976 No. 523 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : A.M.0. Pardede lawan D. Tjandra (Tjan Hok Leng) dan J.
Soenarjo (Tjioe Gwan Soen).
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. Bustanul Arifin SH. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 122. XIII. 10. Akibat-akibat perjanjian.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
bahwa suatu perjanjian hanya mengikat tentang hal-hal yang diperjanjikan;
bahwa yang diperjanjikan dalam akte perdamaian No. 1 62/Pdt/1966 itu
hanyalah tentang penyakapan tanah tersebut kepada J. Nengah Badera
(penggugat 1) apabila Nang Djigeh (tergugat I) tidak kuat lagi untuk
mengerjakannya; tidak diperjanjikan bahwa Nang Djigeh dilarang untuk
menjual atau memindah tangankan tanah tersebut maka penjualan sawah itu
dan Nang Djigeh kepada tengugat II, tidaklah bertentangan dengan putusan
perdamaian Pengadilan Negeri tersebut dan tuntutan penggugat akan
pembatalan jual beli itu Iurus ditolak karena tidak beralasan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 – 12 – 1975 No. 539 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. J. Nengah Badera, 2. Nang Wedera lawan 1. J. Rantjak
alias Nang Djegeh, 2. J. Wajan Liter.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. lndroharto SH. 3.
Bustanul Arifin SH.

1. 123. XlII. 10. Akibat cidera janji.

Pentimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Mengenai tuntutan akan keuntungan yang diharapkan sebesar 10% setiap
bulan, karena obyek perjanjian adalah mas murni, Hakim banding tidak dapat
memperhitungkan terbanding-terbanding benar-benar akan menerima
keuntungan sejumlah 10% tersebut seandainya pembanding memenuhi
kewajibannya pada waktu yang ditetapkan; karena itu tuntutan tersebut harus
ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 – 11- 1975 No. 883 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : A. Sukiman als. Can Kin Giok lawan Hi. Ansjad.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyopoetro Sosropranoto SH.
2. lndroharto S.H. 3. R. Saldiman Wirjatmo S.H.

1. 124. Xlii. 10. Akibat cidra janji.

Meskipun oleh judex fasti dianggap terbukti bahwa hutang tergugat


pembayarannya secara mengangsur, namun karena adanya wanprestasi
kuranglah tepat tergugat dihukum untuk membayar hutangnya secara
mengangsur setiap bulan dengan mengambil dari gaji; maka amar keputusan
Pengadilan Tinggi perlu diperbaiki, yaitu dengan meniadakan ketentuan
pengangsuran tersebut.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-5 – 1976 No. 770 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Soewarno lawan Ny. Tjoa ing Lan alis Ny. Endang Wahju
N. Widjaia.
dangan Susunan Majelis : 1. Sri Widoyati Wiratmo Soekito SH. 2. DH.
Lumbanradja SH. 3. BRM. Hanindyapoetno Sosropranoto SH.

1. 125. XIII. 10. Ganti rugi.

Dalam hal pihak yang mengajukan tuntutan ganti rugi berhak untuk
mendapatkan ganti rugi itu tetapi jumlah yang dituntutnya dianggap tak
pantas, Hakmm berwenang menetapkan jumlah yang sepantasnya harus
diberikan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29 April 1970 No. 610 K/Sip/ 1968.
Dalam Perkara : R. Soegiono lawan WaIi Kota Blitar; Koesmadi pensiunan
Wali Kota Blitar.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H 3. Indroharto S.H.

1. 126. XIII. 10. Ganti rugi karena perjanjian tidak dipenuhi.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Mengenai penggantian kerugian yang diminta oleh penggugat karena
tergugat menunggak hutangnya, disebabkan penggugat tidak mengajukan
bukti-bukti dari kerugian itu, lagi pula keuntungan yang seharusnya diperoleh
seperti yang diajukan oleh penggugat itu belumlah dapat dipastikan karena
dalam perdagangan selalu ada kemungkinan orang menderita kerugian
walaupun menurut perkiraan akan mendapat untung, gugatan penggugat
mengenai penggantian kerugian itu harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 – 10 – 1973 No. 525 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Haji Umar Bin Soleh lawan C.V. Alam Djaja.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Indroharto SH 3. D.H.
Lumbanradja S.H.

1. 127. XlII. 10. Ganti rugi karena perjanjian tidak dipenuhi.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa di dalam perjanjian jual beli sebagaimana dilakukan antara kedua
pihak ini dimungkinkan adanya ketentuan pemberian pembayaran bunga
apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi; – karena yang demikian itu
tidak diperjanjikan maka tuntutan akan kerugian tersebut (berkenaan dengan
wanpretasi dari pihak penjual/tergugat) tidak dapat diterima.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 5 – 3- 1975 No. 1078 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : P.T.H.M. Au (Ltd) Iawan Firma Rukmi Pan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2.
Indroharto SH. 3. Achmad Solaiman SH.

1. 128. XIII. 10. Ganti rugi karena cidra janji.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Mahkamah Agung.


Mengenai saat mulai pembayaran ganti rugi, menurut Pengadilan Tinggi
adalah layak dan adil jika saat ini dihitung mulai gugatan termaksud diterima
dan didaftarkan dikepaniteraan Pengadilan Negeri, yaitu tanggal 21 Agustus
1967 sampai uang tersebut dibayar lunas.
oleh Pengadilan Negeri ditetapkan saat tersebut dihitung mulai bulan April
1967 (menunut penjanjian tergugat harus membayar pada waktu itu).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10 – 2- 1976 No. 931 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Retno Setiowati Udiatno lwan Ny. Eni Noja.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Indroharto S.H.; 3. D.H. Lumbanradja S.H.
J U AL – B E L l

1. 129. XIV. 1.3. Pembeli yang beritikad baik.

Pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik harus dilindungi dan jual beli
yang bersangkutan haruslah dianggap syah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 Desember 1958 No. 251 K/Sip/1958.
Dalam Perkara : A.F.F. Verboom lawan Mohamad Hasan, Perempuan Janda
V.J. Briet-Baumgarten.

1. 130. XIV. 1.3. Pembeli yang beritikad baik.

Walaupun tergugat asal I dan tergugat asal II menjual lebih dari bagian
warisan mereka, jual beli tanah itu tidak dapat dibatalkan untuk melindungi
pembeli yang jujur (beli tanah warisan dari sebagian dari ahli wanis) sedang
para penggugat-asal masih dapat menggugat tergugat-asal I dan II.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23 – 9 – 1975 No. 52 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. La Tappe, 2. Y. Mallolongeng lawan 1. Andi Paseddei 2.
Andi Marauleng dan 1. Puanna Seda, 2. La Sini.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindjapoetro Sosropranoto S.H. 2.
DH. Lumbanradja SH. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 131. XIV 1.3. Pembeli dengan itikad baik.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Mengenai jual beli rurnah dan pekarangan sengketa, sungguhpun penjualnya
(Pr. Masrohan) pada waktu itu masih dibawah umur, tetapi karena ia dalam
hal ini diwakili oleh pamannya, lagi pula jual beli itu dilakukan menurut syarat-
~yarat undang-undang, Pengadilan Tinggi menganggap jual beli itu telah
dilakukan dengan itikad baik dan tergugat I dan II sebagai pembeli dengan
itikad baik harus mendapat perlindungan hukum.
(i.c. tuntutan agar tergugat-tergugat menyerahkan rumah dan pekarangan
tersebut ditolak).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15 – 4 – 1976 No. 1237 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Abdurrani bin Lani lawan 1. Muhammad ldnis. dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. R Saldiman Wirjatmo S.H. 2. Busthanul Arifin
S.H. 3. Achmad Soelaiman S.H.

1. 132. XIV. 1.3. ltikad baik dalam juaI beli,

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Terlawan-tergugat I/pembanding membeli toko tersebut di muka umum
dengan perantaraan Kantor Lelang Negara atas dasar kekuatan putusan
Pengadilan Negeri Palembang tanggal 20 Januari 1972 No. 127/1971 P.N.
Plg. maka ia adalah pembeli dengan itikad balk.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 – 4 -1976 No. 821 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Hasan d/h Tjiu You Thong lawan H. Umar bin Soleh dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Syamsuddin Abubakar S.H.
3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 133. XIV.I.3. Jual beli dengan panjar.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Meskipun tidak terbukti ada wanprestasi dan terbanding dan tuntutan
pembatalan jual beli atas sisa dari 10.000 ekor sapi ditolak, tuntutan
pengembalian panjar dapat dikabulkan dengan diperhitungkan jumlah uang
yang telah dikeluarkan terbanding dalam pelaksanaan penjanjian jual beli itu.
(perjanjian jual beli antara pembanding/pembeli dengan terhanding/penjual
meliputi 10.000 sapi Timor; uang panjar yang telah dibayar Rp. 2000.000,-;
perjanjian terlaksana mengenai 140 sapi).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 – 11 – 1975 No. 1105 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : P;T; Ice Bali lawan Fa. Naga Mas Cabang Jakarta.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto SH. 2. DH. Lumhanradja SH.
3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 134. XIV. 1.3. Jual beli dengan bak membeli kembali

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Dalam hal jual beli dengan hak membeli kembali, selama penjual belum
menggunakan hal membeli kembali barangnya, pembeli oleh hukum
diperlakukan seperti pemilik sejati, artinya Ia dapat menyewakan,
meminjamkan bahkan dapat menjual lagi barangnya. Apabila penjual lalai
memajukan tuntutannya untuk membeli kembali di dalam tenggang yang telah
ditetapkan, tetaplah pembeli itu sebagai pemilik barang yang telah dibelinya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl; 12 – 5 – 1976 No. 1501 K/Sip/l975.
Dalam Perkara : Dominggus Soesia lawan Drs. Aliwar Sihotang.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Achmad Soelairnan SH. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 135. XIV.2.12. JuaI beli atas contoh.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung :


Jual beli tembakau tersebut adalah jual beli atas contoh, maka transaksi itu
hanya mengikat kedua pihak apabila tembakau yang dilever cocok dengan
contoh yang ditawarkan.
(i.c. tembakau yang dilever ditolak oleh pembeli sedang pihak penjual tidak
mau memenuhi ajakan pembeli untuk mengadakan pencocokan bersama;
tuntutan akan pengembalian uang muka dikabulkan).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 8 – 1 – 1976 No. 668 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Kastoebi lawan Poespo Rahardjo.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH, 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 136. XIV.3. Sewa beli rumah.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi


dan Mahkamah Agung:
Perjanjian sewa beli yang diadakan oleh Jawatan Gedung-gedung dengan
tergugat II adalah sah walaupun atas rumah tensebut ada pensitaan dan
Kejaksaan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30- 4 – 1973 No. 1019 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Abd. Unus lawan Jawatan Gedung Pusat/Daerah
Yogyakarta 2. K.H.R. Moch Adnan.
dengan Susunan Majelis 1. Pof. R. Subekti S.H. 2. lndroharto S.H. 3.
Lumbanradja S.H.
SEWA – MENYEWA

1. 137. XVI. 1. Sewa menyewa benda tetap.

Karena penggugat membeli bangunan tersebut dalam keadaan terisi oleh


tergugat dengan hak sewa, penggugat tidak dapat menuntut pengosongan
dengan alasan Ia telah memiliki dan membutuhkan ruangan-ruangan yang
dipakai tergugat (azas koop breekt geen huur).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 22 – 10 1975 No. 1077 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Ny. Marie Adjie lawan N.V. Apotik Boldy.
dengan Susunan Majelis : 1. lndroharto SH. 2. R. Saldiman Wirjatmo SH. 3.
DH. Lumbannadja SH.

1. 138. XVI.1. Sewa menyewa benda tetap.

Membongkar, merobah dan mendirikan bangunan adalah hak pemilik, bukan


hak penyewa, Pengadilan tidak dapat memberi izin untuk membangun,
membongkar rnerobah bangunan kepada penyewa.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 – 11 – 1975 No. 1400 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : P.T.Aduma Niaga lawan Ong Tjian Go, Effendi Ason dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. DH. Lumbanradja SH. 3.
Achmad Soelaiman S.H.

1. 139. XVI. 8. Uang Sewa.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung
Jumlah kerugian yang dituntut oleh penggugat sebesar Rp. 15000,- sebulan
untuk (sewa) rumah terperkara adalah tidak layak atau melebihi kebiasaan
diingkungan setempat; berdasarkan penelitian dan Majelis, jumlah kerugian
itu ditentukan oleh Majelis sebesar Rp. 7500,- sebulan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4- 2 -. 1975 No. 1400 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Soteng Yusuf lawan 1. Asjro Effendi, 2. Balai Harta
Peninggalan (B.H.P.) Medan 3. Kantor Urusan Perumahan (K.U.P.) Kotamdya
Medan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH; 3. R. Poerwoto S. Gandasoebnata S.H.

1. 140. XVI. 9. Pemberhentian sewa-menyewa;

Penjualan sebidang tanah tidak mengakibatkan putusnya perjanjian sewa


menyewa yang telah ada antara penyewa dengan pemilik tanah yang lama.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 Oktober 1960 No. 313 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Tjoa Hie Hian lawan Tan Lam Vio.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. Abdurrachman S.H.
1. 141. XVI. 11. Menyewakan lagi.

Pemilik rumah berhak untuk menuntut pengosongan rumahnya terhadap yang


menempati rumah itu tanpa persetujuan; bantah penghuni, bahwa ia ada di
situ atas perintah orang yang menyewa rumah tersebut tidak dapat diterima
dalam hal ternyata orang yang dimaksud itu telah lama tidak menempati lagi
rumah tersebut.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 Oktober 1960 No. 357 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Ong Soe Hian lawan Sie Wan Tjiat.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Soekardono
SH. 3. Sutan Abdul Hakim S.H.

1. 142. XVI. 14. Berakhirnya sewa menyewa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Instansi yang berwenang dan memutus mengenai hubungan sewa menyewa
tersebut adalah Kanton Urusan Perumahan Kotamadya Sukabumi sehingga
gugatan penggugat sepanjang mengenai pembatalan sewa menyewa harus
dinyatakan tidak dapat diterima, sedang mengenai kedudukan hukum dan
penjanjian sewa menyewa itu tetap menjadi wewenang Pengadilan Negeri;
bahwa penjanjian sewa menyewa tensebut berlaku untuk jangka waktu 20
tahun.
bahwa dalamnya tidak terdapat syarat-syarat bahwa para ahli waris dan
pihak-pihak tersebut dapat menempati kedudukan pewaris dalam penjanjian
sewa menyewa tersebut, sedang menurut pasal 10 penjanjian tersebut
penyewa diIarang menyewakan Iagi;
bahwa berhubung dengan itu perjanjian sewa menyewa-nyewa tersebut
putus/gugur dengan sendirinya dengan kematiannya Adang Oudst pada bulan
Februani 1967.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 – 3 – 1975 No. 177 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. C.V. Tentram & Co, 2. M.A. Doong Tjik tawan Ny. Tan
Em Boen Nio:
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. D.H. Lumbanradja S.H. 3.
Achmad Soelaiman S.H.
HUTANG – PIUTANG.
1. 143. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Tuntutan mengenai bunga 6% sebulan tidak dapat dikabulkan, karena dalam


jual beli tidak ada persoalan bunga.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 – 10 -1975 No. 1061 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : PT. DunlopIndonesia lawan 1. CV. Trimaha Corporation, 2.
Koesoema Soemantri, 3. Mas Harijadi.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindjapoetro Sosropranoto SH. 2.
Bustanul Arifin SH. 3. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH.

1. 144. XVII.5. Bunga atas hutang.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Gugatan penggugat tentang bunga 2% karena tidak dijanjikan, tidak dapat
diterima. (penggugat menuntut bunga 2% dan hutang padi yang belum
dibayar sebanyak 328 kaleng).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7 – 8 -1975 No. 1114 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Sarimin lawan Bonifasius Sitorus.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. DH.
Lumbanradja SH. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 145. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tuntutan ganti kerugian sebesar Rp. 15.000,- sebagai pengeluaran ongkos-
ongkos karena tidak disertai bukti-bukti yang bersangkutan haruslah ditolak;
Tuntutan yang berupa bunga tertentu setiap bulannya sejak bulan JuIi 1967
sampai dengan pembayaran tunas kerugian tersebut, karena tidak
diperjanjikan dan perkara ini bukan mengenai pinjam-meminjam uang,
haruslah ditolak. (i.c. perkara barang-barang perhiasan yang dibawa untuk
dijualkan).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24-2 -1976 No. 939 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Retno Setiowati Udianto lawan Ny. Jusda S. Bangkara.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Sri
Widoyati Wiratino Soekito S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 146. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Tuntutan penggantian kerugian berupa bunga 6% sebulan, karena hal ini


tidak pemah diperjanjikan, maka hanya dikabulkan untuk 6% setahun sesuai
dengan bunga menurut Undang-undang.
(i.c. penggugat telah membayar harga untuk 1350 ton besi tua sedang
tergugat hanya melever 448 ton).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15-1-1976 No. 684 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : PN. Waskita Karya Iawan Renadi/CV. Tedja.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Indroharto SH. 3.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 147. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Karena tidak diketahui berapa kenaikan harga kain tersebut sejak tahun 1970,
lebih tepat diambil bunga “deposito” bank Pemerintah sebagai dasar, yaitu
sebesar 2% sebulan sejak dimasukkannya gugatan ini sampai dibayar lunas.
(ganti rugi untuk harga 8 pieces kain yang belum dibayar; oleh Pengadilan
Tinggi diputuskan bunga 7½%).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16-9-1975 No. 452 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Oei Sing Ngang lawan Oei Su Lai atau Ong Sie Lai dan 1.
Co Kha Ming. 2. Tan Lay Wan.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. DR. Lumbanradja SH. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 148. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tuntutan penggugat mengenai bunga sebesar 6% sebulan (atas jumlah uang
yang masih harus diterima penggugat dan tergugat berhubung dengan
pekerjaanpekerjaan pemborongan yang telah diselesaikan), karena bunga
deposito resmi dari Bank Pemerintah waktu itu adalah 3%, dapat dikabulkan
sebesar 3% sebulan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-2-1976 No. 623. K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Sakea Talla lawan Abdul Rachman Umar.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3. R.
Poerwoto Soehadi Gandasoebrata S..H.

1. 149. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Mengenai ganti rugi yang dituntut oleh penggugat, Pengadilan menganggap
ganti rugi sebesar 6% dan Rp.31.500,- sebulan atau Rp.1 .890,- sebulan
sampai hutang tergugat dibayar lunas adalah Iayak.
i.c. tuntutan penggugat adalah sebagai berikut:
“Menghukum tergugat untuk membayar kepada penggugat uang harga
barang-barang perhiasan tersebut sebanyak Rp.3 1.500,- ditambah dengan
uang kerugian yang telah dan akan diderita oleh penggugat
sebanyak Rp.15.000,- tiaptiap bulan terhitung mulai tanggal 29 Maret 1967
sampai uang sejumlah tersebut dibayar lunas oleh tergugat.”
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10-2-1976 No. 931 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Retno Setiowati Udiatno lawan Ny. Eni Noja.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Indroharto S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 150. XVII. 5. Bunga atas hutang.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Keuntungan (gedenfde winst) yang diminta sebesar 10% adalah terlalu besar,
sehingga harus dikurangi berdasankan kelayakan.
Oleh Pengadilan Tinggi diputuskan penggantian kehilangan keuntungan itu
sebesar 2% sebulan terhitung mulai gugatan dimasukkan sampai pelunasan
pembayaran.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-8-1975 No. 1098 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Setiabudi Kutaradjaputra lawan 1. Toeng sio Ming. 2. Imam
Danubroto. 3. Agus Djunadi dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2.
Indroharto S.H. 3. Samsudin Aboebakar S.H.

1. 151. XVII. 5. Risiko atas perubahan nilai uang.

Dalam pinjam-meminjam, risiko mengenai perubahan harga uang harus


dipikul secara fifty-fifty oleh kedua belah pihak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 Nopember 1959 No. 410 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : M. Singoatmodjo n.k. Mardjan lawan Bok Atmosiedigdo.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikono SH. 2. Sutan Kali
Malikul Adil. 3. R. Wirjono Kusumo S.H.

1. 152. XVII. 5. Risiko atas perubahan nilai uang.

Besarnya uang tebusan ditetapkan dengan memperhatikan harga emas pada


waktu penggadaian dan harga emas pada waktu sekarang dengan membagi
risiko atas perubahan harga emas itu diantara, kedua pihak secana sama-
sama.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15 Januari 1958 No. II K/Sip/1957.
Dalam Perkara : Masoed dan Chamdanah lawan Astroredjo. . –

1. 153. XVII. 5. Risiko atas perubahan nilai uang.

Dalam menilai kembali ganti rugi sejumlah yang ditetapkan oleh pengadilan
Negeri, Mahkamah Agung menggunakan harga emas pada wkatu jumlah itu
ditetapkan oleh Pengadilan Negeri (tanggal 11 Juli 1963) dan harga emas
pada waktu sekarang (pelaksanaan) dengan membebankan risiko karena
penilaian itu kepada kedua pihak secara separoh-separoh.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 April 1969 No. 74 K/Sip/1969.
Dalam Perkara : Luther Dapu Iawan Paul Karundeng.
dengan Susunan Majelis : 1. M. Abdurrachrnan SH. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 154. XVII. 5. Risiko atas perubahan nilai uang.


Menurut Pendapat Mahkamah Agung, segala risiko akibat sanering keuangan
adilnya dibebankan secara sama kepada kedua pihak, masing-masing
separoh.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30 April 1963 No. 112 K/Sip/1963.
Dalam Perkara : Ny. M.M. Dmmfudus lawan Kho Nai Boe; Malingkas.
dengau Susunan Majelis 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro, 2. Mr. R.
Soekardono, 3. Mr. M. Abdurrachman S.H.

1. 155. XVII. 5. Penilaian kembali jumlah hutang.

Menurut jurisprudensi tetap Mahkamah Agung jumlah uang tersebut harus


dinilai dengan menggunakan harga mas pada akhir tahun 1965 (saat
terjadinya jual beli) dan harga mas pada waktu sekarang dengan
membebankan risiko karena penilaian itu kepada kedua belah pihak yang
berperkara secara separoh-separoh: (Penilaian: ½ x Rp. 37.852.000,- / Rp.
12.000,- (harga mas akhir tahun 1965) x Rp. 1.800,- u.b. (harga mas
sekarang) = Rp. 2.838.900,-).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-5-1976 No. 380 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : 1. Ali Suwanto, 2. Harus Said lawan Bunyamin Soehendro
d/h Soh Kim Boen dan Tengku Zuraijah, Tengku Sabarijah, dan kawan-
kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Achmad Soelaiman S.H. 3.
D.H. Lumbanradja S.H.

1. 156. XVII. 5. Penilaian kembali jumlah hutang.

Karena harga sawah yang dijual oleh penggugat asal/tergugat dalam kasasi
pada tahun 1959 sebesar Rp.5.000,- masih dalam mata uang lama, maka
harus dinilai kembali dengan risikonya dibebankan kepada pedua pihak;
(Rp. 5000, – / harga mas 1959 x harga mas sekarang = Rp. 5.000,- /Rp.210 x
Rp. 2.000,- = Rp. 49.000,-)
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-1-1976 No. 736 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Morno Djakaris. 2. Nyi Dioh dkk lawan Udju.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo S.H. 2. Bustanul Arifin
SH 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.
1. 157. XVII. 5. Penilaian kembali jumlah hutang.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
i.c. resiko perubahan nilai uang rupiah ditanggung penuh oleh tergugat
karena telah diperjanjikan oleh kedua pihak pembayaran kembali menurut
nilai uang beredar pada waktu itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 – 3-1976 No. 960 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Liem Liong To Iawan H. Meja; H. Syamsiah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. RZ. Asikin Kusumah
Atmadja SH. 3. Samsudin Aboebakar S.H.

1. 158. XVII. 5. Risiko atas perubahan nilai uang.

Dalam penyesuaian jumlah uang yang harus dibayarkan akibat terjadinya per-
obahan dalam nilai uang, risiko atas perobahan nilai uang itu harus
dibebankan pada pihak yang salah. (i.c. kepada tergugat (D.P.U. Propinsi),
yang telah secara sepihak membatalkan pembelian rumah oleh penggugat
yang telah dilunasi 5 tahun yang lalu).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 Juli 1971 No. 208 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Tahi Lombantobing lawan Pemerintah Republik Indonesia
cq. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jambi.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. lndroharto S.H. 3.
Bustanul Arifin S.H.

1. 159. XVII. 5. Penilaian kembali jumlah hutang.

Penilaian kembali uang Rp. 7.500,- tahun 1932 (dalam perkara mengenai
tanah dalam kota Bandung harus dihitung menurut harga emas (oleh
Pengadilan Tinggi dihitung menurut harga beras); hanya tentang risiko tidak
sepantasnya dipikulkan secara separo-separo kepada kedua pihak, karena
tidak mengenai hutang piutang, tetapi mengenai pengembalian uang
pembelian.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-1-1976 No. 578 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Nyi Siti Mariam Salamah lawan 1. Nyi R.M. Wazah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Achmad
Soelaiman S.H. 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 160. XVII. 5. Perubahan nilai uang dan ganti rugi.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena kalau dikurs dengan mas, harga bangunan Rp.9.4-50.000,-. saat ini
sudah jauh ketinggalan, tuntutan penggugat agar tergugat membayar sebagai
kerugan Rp. 100,- untuk setiap hari tergugat tidak membayar sisa uang upah
tersebut sejak keputusan Pengadilan Negeri dijatuhkan, patut dikabulkan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15-10-1973 No. 294 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Lie Sing Tjwan Iawan Jong Giem.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Bustanul Arifin S.H. 3.
Indroharto S.H.
JAMINAN HUTANG, HIPOTIK, GADAI

1. 161. XVIII. 1. Perjanjian pertanggungan.

Gugatan terhadap seorang penjamin hutan dapat saja dilakukan; jaminan


adaIah suatu hubungan hukum tersendiri terhadap pihak yang diberikan
jaminan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 23-9-1975 No. 917 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : C. Itoh & Company Limited lawan 1. P.T. Perusahaan
lndustri “Indotex Utama Limited. 2. PT. “Mulia Knitting Factory”.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Bustanul Arifin S.H.
3. R. Saldiman Wirjatmo S.H.

1. 162. XVIII. 6. Fiducia.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkmah Agung:


Walaupun benar secara hurufiah akte tersebut “akte jual beli dengan hak
membeli kembali rumah/toko terperkara”, -mengingat akan fakta-fakta yang
mengikuti akte itu, Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa yang telah terjadi
adalah “fiduciaire eigendomsoverdracht” yang merupakan suatu “verkapt
pandrecht”.
(Oleh Pengadilan Tinggi dibatalkan putusan Pengadilan Negeri yang
menyatakan syah menurut hukum naskah/akte jual beli denga hak beli
kembali termaksud dan bahwa rumah/gedung tersebut adalah milik
penggugat dalam rekonvensi).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. –10-1973 No. 1117 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Simon Lumban Tobing lawan Panus Sumbajak.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Sri Widoyati Wiratmo
Soekito S.H. 3. Bustanul Arifin S.H.

1. 163. XVIII. 6.3. Barang-barang yang dapat difiduciakan.

Penyerahan hak milik sebagai jaminan fiducia hanya syah sepanjang


mengenai barang-barang bergerak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1 Sptember 1971 No. 372 K/Sip/1970.
Dalam Perkara : Lo Ding Siang lawan Bank Dagang Negara Indonesia Unit I
Semarang.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito S.H. 3. Bustanul Arifin SM.

1. 164. XVIII. 7.5. Akibat hukum terhadap barang yang digadaikan.

Dalam hal hutang piutang uang dengan borg suatu barang tetap kalau yang
berhutang melakukan wanprestasi tidak dengan otomatis barang-barang
tanggungan itu menjadi milik yang menghutangkan.
Akan tetapi hal ini baru benar, kalau tidak diperjanjikan dengan tegas didalam
surat perjanjian.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7 Oktober 1972 No. 401 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Muchamad Chusni, dan 2. Ruqojah lawan Haji Masjkur
Iljas.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
Bustanul Arifin S.H.

1. 165. XVIII. 7.5. Akibat hukum terhadap barang yang digadaikan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Azas hukum perjanjian meminjam barang/uang dengan jaminan barang,
melarang untuk menentukan bahwa dalam hal wanprestasi dan yang
berhutang barang jaminan otomatis menjadi milik yang berpiutang; maka
clausula dalam surat perjanjian diatas yang isinya secara otomatis barang
jaminan menjadi milk pihak terbanding apabila pihak pembanding tidak dapat
mengembalikan mas murni seberat 1000 gram pada waktu yang dijanjikan,
adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan mengikat.
Putusan Mahkamah. Agung tgl. 26-11-1975 No. 883 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : A. Sukiman als. Gan Kin Giok lawan Hi. Arsjad.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NG. Hanindyapoetro Sosropranoto S.H.
2. Indroharto S.H. 3. R. Saldiman Wirjatmo S.H.

1. 166. XVIII. 7.5. Akibat hukum terhadap barang yang digadaikan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Untuk suatu penjanjian hutang piutang, dimana dijaminkan sesuatu barang
bila pihak debitur tidak melunasi hutangnya, barang yang dijaminkan tersebut
tidak dapat begitu saja berubah status hak miliknya menjadi hak milik kreditur
tetapi untuk perobahan status pemilikan tersebut dibutuhkan adanya
perbuatan hukum lain, oleh karena mana permohonan untuk penyerahan
barang jaminan tersebut harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 10 –2-1976 No. 262 K/Sip/1975.
Dalam Perkara ; Ny. Umi Kulsum, lawan 1. Tjetjep Wahyudin. 2. Tjetjcp
Hidayat dan 1. R.H.M. Lili Sasmita.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito
SH. 3. DH. Lumbanradja SH.

1. 167. XVIII. 7.5. Akibat hukum terhadap barang yang digadaikan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Dalam hal hutang piutang atas jaminan rumah dan pekarangan dengan
ketentuan jangka waktu pelunasan 3 bulan, rumah. dan pekarangan itu
tidaklah otomatis menjadi milik yang berpiutang (i.c. penggugat) dengan telah
dilanggarnya jangka waktu pelunasan 3 bulan tersebut.
Meskipun telah ada surat penyerahan. untuk memiliki rumah dan pekarangan
masih diperlukan adanya Ianjutan perbuatan hukum baru.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16 9 1975 No. 1148 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Ny. Poerwotenojo lawan 1. R.M. Ready; 2. Hardjotijoso.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo S H. 2. Bustanul Arifin
S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 168. XVIII. 7.5. Akibat hukum terhadap barang yang digadaikan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tergugat I telah menjual rumah dan pekarangannya kepada tergugat II,
padahal rumah dan pekarangan itu masih menjadi jaminan hutang tergugat I
kepada penggugat; dalam hal ini sanksi atas perbuatan tergugat tersebut
adalah pembayaran kembali hutangnya kepada penggugat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16- 9 -1975 No. 1148 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Ny. Poerwotenojo Iawan 1. R.M. Ready. 2. Hardjotijoso.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Bustanul Arifin
SH. 3. Indroharto SH.
PINJAM – MEMINJAM.

1. 169. XIX. 1. Pinjam pakai.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Peminjaman tanah tanpa batas waktu kecuali bila pemerintah perlu
memakainya, tidak dapat dibenarkan karena bertentangan dengan sifat
pinjam meminjam dan kewajiban peminjam untuk mengembalikan benda
yang dipinjamnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-8-1973 No. 284 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Pr. Masrumi binti H. Abas lawan H.A. Mastur B.H.
Abdulwahab.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 170. XIX. 2.2. Hak dan kewajiban orang yang meminjam.


Apabila dalam hal pinjam-meminjam oleh kedua pihak telah diperjanjikan
mengenai upah penagihan (incasso – commisi), biaya pengacara dapat
dianggap sudah termasuk didalamnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7 Juli 1971 No. 340 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Jordani Aka Santawidjojo lawan Ny. Mariam Hasan Ali
Ibrahim.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. Indroharto S.H., 3. Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H;

1. 171. XIX. 3. Pinjam-meminjam dengan bunga.

Perjanjian yang menurut penuntut kasasi telah terjadi antara kedua pihak,
ialah pihak ke I memberi modal uang Rp. 1000,- dan pihak ke 11 berjanji
setiap bulan memberi Rp. 70,- dari keuntungan perdagangannya, sudah tepat
oleh Pengadilan Rapat Tinggi dinamakan pinjam uang dengan bunga dan
bukannya penjanjian perdagangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 Maret 1955 No. 15 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : Siti Subaidah bin Zainul Cobrie Iawan Aliasim bin Hadji
Mohamad Arip.

1. 172. XIX.3. Sarat-sarat penentuan bunga.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi


dan Mahkamah Agung
Tuntutan mengenai bunga uang, karena tidak diperjanjikan dengan tegas,
tidak dapat dikabulkan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 – 5 – 1975 No. 1321 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Torang Mulia Panggabean lawan Humala Toga Mulia
Panggabean.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebnoto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH. 3. BRM. Hanindjapoetro Sosropranoto SH.

1. 173. XIX.3.1.1. Bunga menurut undang-undang.

Karena bunga tidak diperjanjikan, tuntutan akan bunga dikabulkan untuk


jumlah 6% setahun.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 24 – 9 – 1973 No. 224 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : R.D. Djuhana law an Go E Tjie.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti SH. 2. Busthanul Arifin S.H. 3.
D.H. Lumbanradja SH.

1. 174. XIX. 3.1.1. Bunga menurut undang-undang.

Bunga karena keterlambatan pembayaran yang oleh penggugat dituntut


sejumlah 12% sebulan oleh Pengadilan Negeri dikabulkan 6% sebulan,
sesuai dengan bunga yang diberikan oleh Bank-Bank Pemerintah kepada
para penabung; oleh Mahkamah Agung dirobah menjadi 6% setahun karena
tidak diperjanjikan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 – 1 -. 1973 No. 367 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Pe A Tjong lawan P.T. Bank Persatuan Dagang Indonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. D.H. Lumbanradja
S.H; 3. lndroharto SH.

1. 175. X1X. 3.1.1. Bunga menurut undang-undang.

Putusan Pengadilan Tinggi yang dalam amarnya menyebutkan : “Menghukum


tergugat rekonvensi membayar ganti rugi sebagai akibat keuntungan yang
dirusak sebesar 6% tiap-tiap tahun………”
oleh karena kerugian tersebut tidak terbukti, ganti rugi akibat keuntungan
yang dirusak itu harus diganti dengan bunga (6% setahun).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 2 1973 No. 1061 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Leo Rachman Alimsyah lawan Sjamsurif Darham.
dengan Susunan Majelis 1. Prof. Sardjono S.H. 2. D.H. Lumbanradja S.H.;
3. Indroharto S.H.

1. 176. XIX. 3.1.2. Bunga menurut perjanjian.

Penuntutan bunga yang telah diperjanjikan harus dikabulkan.


Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18 JuIi 1972 No. 289 K/Sip/1972.
Dalam Perkara :I. Nyoman Sudirdjo lawan Ida Ayu Suryani.
dengan Susunan Majelis :1. Prof. R. Subekti S.H. 2. D.H. Lumbanradja SH.;
3. Sri Wodojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 177. XIX. 3.1.2. Bunga menurut perjanjian

Apabila dalarn hal pinjam-meminjam telah diperjanjikan bunga 20%, tuntutan


akan pembayaran bunga sejumlah itu patut dikabulkan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7- 7 -1971 No. 340 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : Jordanius Aka Santawidjaja Iawan Ny. Mariam Hasan Ali
Ibrahim;
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Sardjono S.H. 2. lndroharto S.H. 3. Z.
Asikin Kusumah Atmadja S,H.

1. 178. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditetapkan uleh Pengadilan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung
Adalah layak dan adil jika bunga itu dinilai dan diperhitungkan atas dasar
perhitungan nilai bunga deposito bank Pemerintah, yaitu 2% sebulan. (i.c.
bunga atas hutang sebesar Rp. 612.500,.-).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27 – 11- 1975 No. 163 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Tjik Ju bin Jakup Iawan Amran Pohan dan R.A. Suisno.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH.; 2.
Bustanul Arifin SH.; 3. R. Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 179. XIX 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.

Putusan Pengadilan Negeri yang berbunyi “Menghukum tergugat membayar


kepada penggugat uang sebanyak Rp. 187.865,- sebagai pembayar
kekurangan dari harga barang-barang yang diambil oleh tergugat dan
penggugat ditambah dengan uang ganti rugi sebanyak 3% dan ketinggalan
hutang itu terhitung sejak tgl. 1 JuIi 1971 sampai tgl. pembayaran lunas
hutang tersebut;”
harus diperbaiki mengenai jumlah bunga (ganti rugi) yang dikabulkan, diubah
menjadi 2%, sesuai dengan bunga uang yang ditetapkan oleh Bank pada
dewasa ini untuk deposito.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 – 8 – 1975 No. 1163 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Djaolopan Sitanggang lawan Nunia br Situmorang.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindjapoetro Sosropranoto SH. 3.
Indroharto SH.; 3. Saldmman Wirjatmo SH.

1. 180. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan Pengadilan.

Pertmmbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Permohonan penggugat mengenai bunga sebesar 4% sebulan Pengadilan
Tinggi hanya menyetujui sebesar 3% sebulan, sesuai dengan bunga deposito
yang diberikan bank-bank Pemerintah pada tahun 1970.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 – 5 – 1975 No. 1399 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Ny. A. Tampubolon dkk. lawan Ny. A. Siahaan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH.; 2.
Bustanul Arifin SH. 3. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata S.H.

1. 181. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Mengenai bunga hutang para pembanding, karena tidak ada kesepakatan
dan tidak diperjanjikan dengan tegas, Pengadilan Tinggi menetapkannya 2%
sebulan terhitung dari 1 Agustus 1967 sampai 1 Maret 1974.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 -11 – 1975 No. 987 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Santoso Komala dkk. lawan 1. Ny. Liem Tjiei’ Boen. dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H.; 2. R.
Saldiman Wirjatmo S.H.; 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 182. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadian.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Gugatan harus dikabulkan mengenai pembayaran uang pinjaman pokok
sebesar Rp. 1600,000,- ditambah bunga 6% sebulan terhitung mulai bulan
Juli 1971 sampai pokok hutang lunas dibayar, karena jumlah bunga sekian
persen besarnya itu merupakan bunga yang lazim pada saat perjanjian
diadakan, sedangkan mengenai tuntutan keuntungan selainnya
dikesampingkan karena tidak diperjanjikan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4 – 12 – 1975 No. 804 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Mohamad Matdjari, 2. Raden Pandji Abdul Fatah
Tedjaningrat lawan Ny. Raden Eddy.
dengan Susunan Majelis :1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH.; 2.
Bustanul Arifin SH.: 3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 183. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.

Karena telah diakui oleh penggugat untuk kasasi/tergugat asal bahwa yang
pernah dibayar berturut-turut sampai lima kali, terakhir pada tgl. 27 Nopembcr
1967 adalah sebesar 9%, Mahkamah Agung berpendapat bahwa bunga
sebesar 9% tersebut telah disetujui oleh kedua pihak. Oleh Mahkamah Agung
tergugat dihukum untuk membayar bunga atas pinjamannya sebesar 9%
setiap bulan terhitung mulai tgl. 27 Desember 1967. OIeh Pengadilan Negeri
bunga termaksud telah ditetapkan sebesar 6% sedang oleh Pengadilan Tinggi
5%, didasarkan atas usance dalam perdagangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 – 11 – 1975 No. 994 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Ho Poo Hwa Iawan Boedihardjo al. Tan Jauw Hien.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH.; 2. DR. Lumbanradja SH.; 3. R.
Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 184. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena ternyata pinjaman tersebut telah dipakai oleh tergugat-pembanding
dalam perdagangan kopra interinsulair, Pengadilan Tinggi anggap adil apabila
atas pinjaman tersebut dikenakan bunga sesuai dengan keputusan sidang
Dewan Politik dan Keamanan Nasional tanggal 9 April 1974, ialah sebesar
21%. (i c. oleh penggugat dituntut bunga sebesar 6% sebulan yang oleh
Pengadilan Negeri dikabulkan sebesar 4% sebulan).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26 – 11 – 1975 No. 224 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Tjia Chan Moi Iawan V.T. Montolalu; Martin Rambing.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. NC. Hanindyopoetro Sosropranoto S:H.
2. D.H. Lumbanradja S.H.; 3. Sri Widojati Wiratrno Soekito SH.

1. 185. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadllan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa untuk menghindarkan kerugian-kerugian yang diderita penggugat,
Pengadilan Negeri berpendapat patut menghukum tergugat (2) untuk
membayar hutangnya kepada penggugat sebanyak Rp. 5000.000, ditambah
dengan bunga sebanyak 3% setiap bulan terhitung mulai gugatan ini
dimasukkan di Pengadilan Negeri sampai lunas dibayarnya.
(oleh Pengadilan Tinggi ditetapkan bunga 6% sebulan, atas pertimbangan
bahwa tergugat tidak membantah bahwa telah diperjanjikan bunga hutang
sebesar 6% sebulan).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 28 -11 – 1973 No. 665 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Firman Medan Jaya lawan Taharudin dan 1. Kwang Hock
Hai 2. Kwang Kim Yan.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 186. XIX. 3.1.3. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.

Karena dianggap telah tepat maka dikuatkan oleh Mahkamah Agung Putusan
Pengadilan Negeri Watapone yang isinya:
Pinjam-meminjam uang dengan bunga 70% sebulan dibatalkan dan yang
meminjam uang dihukum untuk mengembalikan uang yang telah diterimanya
dari peminjam dikurangi jumlah pinjaman pokok dan bunga menurut Undang-
Undang sebesar 6%.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17- 10 – 1962 No. 213 K/Sip/1962.
Dalam Perkara : Intang lawan Andi Akil.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H.; 2. R. Wirjono
Kusumo S.H. 3. M. Abdurrachrnan S.H.

1. 187. XIX. 3.1.4. Bunga yang ditentukan oleh Pengadilan.


Dalam hal yang meminjamkan uang sendiri lalai untuk menagih, sehingga
uang pinjaman sampai lama tidak dikembalikan (i.c. sampai 20 tahun) bunga
yang pantas diperhitungkan hanya untuk selama 2 tahun.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 – 11 – 1959 No. 410 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : M. Singoatmadja nk Mardjan lawan Bok Atmosoedigdo.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H.; 2. Sutan KaIi
Malikul Adil; 3. R. Wirjono Kusumo S.H.
PENITIPAN BARANG

1. 188. XX. 6. Penitipan uang.

Pertmmbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung;


Terhadap uang titipan tidak dapat dikenakan bunga.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27 – 11 – 1975 No. 378 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : H. Affandi Iawan Suherman Andul Kadir.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH.; 2. DH. Lumbanradja
SH.; 3. RZ. Asikin Kusumah Atmadja S.H.
H I B A H.

1. 189. XXI. 3. Syarat-syarat hibah.

Hibah yang dilakukan oleh orang yang berjiwa sehat tidak memerlukan
persetujuan akhli waris.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-7-1960 no. K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Bok Soetjihati Iawan Bok Amari.
dengan Susunan Majelis : 1. R.S. Kartanegara S.H.; 2. Sutan Abdul Hakim
SH. 3. R. Wirjono Kusumo SH;

1. 190. XXI. 3. Syarat-syarat hibah.

Suatu hibah tidak boleh merugikan akhli waris, sepertinya dalam perkara ini :
Almarhum Hadji Murhadi sebelum meninggal telah menghibahkan barang
tersengketa kepada Bok Amari, tergugat asli, dengan perjanjian bahwa jikalau
Bok Amari meninggal Iebih dulu atau cerai barang-barang yang dihibahkan
kembali kepada Hadji Murhadi”.
Almarhum meninggalkan sebagai akhli waris seorang janda, yaitu tergugat
asli dan seorang anak yaitu penggugat asli yang Iahir dari perkawinan
almarhum dengan isterinya yang terdahulu;
Mahkamah Agung memandang adilnya harta almarhurn tersebut dibagi
menjadi tiga bagian: sepertiga untuk penggugat asli, dua pertiga untuk
tergugat asli.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 – 7 -1960 No. 225 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Bok Doetjihati Iawan Bok Amari.
dengan Susunan Majelis : 1. R.S. Kartenagara S.H. 2. Sutan Abdul Hakim
S.H.; 3. R. Wirjono Kusumo SH.
PERJANJIAN KERJA.

1. 191. XXIV. 1.2. Hak dan kewajiban majikan.

Keadaan memaksa/force majeur yang diajukan oleh tergugat sebagai sebab


timbulnya kebakaran yang menyebabkan musnahnya bis milik penggugat
tidak terbukti.
Kebakaran tersebut terjadi karena kelalaian seorang pegawai P.O. N.V.
Bintang dalarn melakukan pekerjaannya; oleh karena itu menurut
yurisprudensi tetap majikannya harus mengganti kerugian.
Putusan Mahkamah Agung : No. 558 K/Sip/1971.
Dalam Perkara : 1. Perusahaan Otobis N.V. Bintang; 2. Soegono
Atmodiredjo Iawan Liem Chiao Soen.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. R.Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. Busthanul Arifin S.H.

1. 192. XXIV. 3.1.1. Hak dan kewajiban majikan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Tergugat dalam memberhentikan penggugat telah memenuhi sarat-sarat yang
dipikulkan kepadanya selaku majikan, karena pemberhentian itu, yang
semata-mata didasarkan atas kekurangan prestasi kerja penggugat, telah
didahului oleh dua surat peringatan agar penggugat memperbaiki prestasi
kerjanya dan peringatan-peringatan itu tidak dihiraukan oleh penggugat.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30-9-1975 No. 437 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Oen Tjo Kwan alias Alie Akbar lawan N.V. De Bataafsche
Petroleum Maatschappij di Jakarta.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. DR. Lumbanradja SH. 3. R.
Saldiman Wirjatmo SH.

1. 193. XXIV. 1.2. Pemberhentian kerja oleh majikan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
Menurut undang-undang yang berlaku pada waktu itu sebagaimana
tercantum dalam pasal 1603 r.B.W. tuntutan tambah ganti rugi karena merasa
ganti rugi yang diterimanya tidak memadai kerugian yang diderita dapat
diajukan didepan Pengadilan dalam tenggang waktu satu tahun (pasal 16
ontslagrecht).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 7-8-1975 No. 1424 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : George Simon Hutubesy lawan P.T. Shell Indonesia – (d/h
BPM) 2. P.N. Pertamina.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Achmad
Soelaiman S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 194. XXIV. 1.3.2.3. Hak cuti-hamil.

Dalil bahwa cuti hamil tiga bulan adlaha hak mutlak buruh wanita yang tidak
dapat dielakkan oleh majikan dengan pemberhentian, tidak dapat
dibenarkan,. karena majikan yang bertindak demikian akan terkena sanksi-
sanksi yang oleh undang-undang diadakan terhadap pemberhentian tanpa
alasan yang mendesak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11-11-1959 No. 308 K/Sip/1959.
Dalam Perkara : Ny. J.F. Lim Yang Tek (terlahir Thio Tjie Nio) dkk. Lawan
Pemilik “Siinpangsche Apotheek” di Surabaya.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. Sutan Kali
Malikul AdiI. 3. R. Subekti S.H.
PEMBERIAN KUASA

1. 195. XXV. 3. Hak dan kewajiban pemberi kuasa.

Pemberi kuasa bertanggung jawab atas segala perbuatan kuasanya selama


perbuatan-perbuatan itu tidak melebihi wewenang yang diberikan.
Pertimbangan Pengadilan Tinggi, bahwa karena T. Alaudin (kuasa tergugat
dalam hutang piutang yang bersangkutan) tidak ikut digugat maka gugatan
tidak dapat diterima, tidak dapat dibenankan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-12-1975 No. 311 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : A. Manurung lawan Machmud.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito
SH. 3. DH. Lumbanradja SH

1. 196. XXV. 3. Hak dan kewajiban pemberi kuasa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Meskipun dalam surat kuasa tgl. 3 Agustus 1969 ada kata-kata: “Surat kuasa
penuh yang tidak dapat ditarik kembali”, pembatalan surat kuasa tersebut
oleh pemberi kuasa dapat dibenarkan menurut hukum,
karena hal ini adalah hak dari pada pemberi kuasa dan ternyata penerima
kuasa telah mengadakan penyimpangan dan pelanggaran terhadap surat
kuasa.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-10-1975 No. 1060 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Sjahperi Obos lawan Rudy Sulistio.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. DH. Lumbanradja
SH. 3. Indroharto SH.

1. 197. XXV. 2.3.6. Surat kuasa limpahan.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Pengoperan pemberian kuasa dari pihak kuasa penjual dengan hanya
membuat suatu pernyataan dan bukan berdasarkan surat kuasa substitusi
adalah tidak sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 –8-1975 No. 312 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : M. Achsan lawan M. Balnadi Sutadipura dan 1. Walikota
Kepala Daerah Kotamadya Bandung, dalam kedudukannya selaku Kepala
Daerah Kotamadya Bandung di Bandung dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. R. Saldiman
Wirjatmo S.H. 3. lndroharto S.H.

1. 198. XXV. 2.6. Pemberian kuasa untuk menjual.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Tidaklah bertengangan dengan hukum bila yang dikuasakan untuk menjual
membeli sendiri barang yang bersangkutan, asal dalam hal ini ia tidak berbuat
bertentangan dengan kepentingan principalnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 26-8-1975 No. 337 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : P.T. Bank Nilai Inti Sari penyimpanan (Nisp) lawan Johan
Darwanto dan F. Wisnu Erlangga.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto S.H. 2. Achmad Soelaiman S.H. 3.
D.H. Lumbanradja S.H.
PERDAMAIAN

1. 199. XXVI. 4. Akibat hukum perdamaian.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Dengan terbukti telah ada perdamaian mengenai pembagian harta-harta
sehakerat almarhum Haji Nya Polem dengan Nyak Ubit, gugatan tersebut
harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-4 -1976 No. 125 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Pr. Habibah binti H. Njak Polem lawan 1. Pr. Habibah binti
Daud, 2. M. Ali Basjah bin Insja dan kawan-kawan.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. BRM.
Hanindyopoetro Sosropranoto S.H. 3. Indroharto SH.
PERJANJIAN UNTUNG-UNTUNGAN

1. 200. XXVII. 2. Perjudian.


Keberatan yang diajukan penggugat untuk kasasi: “bahwa catatan penggugat
asal tentang adanya hutang Rp. 11.00.000,— “julo-julo” tidak dapat diterima,
dan lagi pula ‘julo-julo” tersebut adalah suatu lotery judi, suatu “spel of
wedding schap” yang termasuk dalam pasal 1780 K.U.H. Perdata dan
tuntutan tersebut harus tidak diterima;”
tidak dapat dibenarkan karena julo-julo bukan judi, tetapi semacam arisan,
jadi keberatan tersebut pada hakekatnya berkaitaan dengan penilaian hasil
pembuktian sedang keberatan serupa itu tidak dapat dipertimbangkan dalam
pemeriksaan tingkat kasasi.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13-5-1975 No. 1399 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Ny. A. Tampubolon dkk lawan Ny. A. Siahaan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Bustanul
Arifin SH. 3. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH.
D A L U W A R S A.

1. 201. XXVIII. 1. Hilangnya hak karena daluwarsa

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Diamnya penggugat pembanding tidak dapat dijadikan dasar untuk pelepasan
hak, tetapi harus disertai dengan tindakan-tindakan lain yang menyatakan
adanya kehendak untuk pelepasan hak itu.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-12-1975 No. 707 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Bok Sanidin lawan Misni alias Ny. Janda Sja’roni.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2.
Indroharto SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 202. XXVIII. 1. Hilangnya bak karena daluwarsa.

Pertimbangan. Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkmah Agung:


Karena para penggugat-terbanding telah selama 30 tahun lebih membiarkan
tanah-tanah sengketa dikuasai oleh almarhum Ny. Ratiem dan kemudian oleh
anak-anaknya, hak mereka sebagai ahli waris yang lain dari almarhum Atma
untuk menuntut tanah tersebut telah sangat lewat waktu (rechtsverwerking).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-12-1975 No. 408 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Tosim, 2. Ruswi, 3. Bu Atmah lawan Nyi Pawinta, dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto SH. 2. Sri
Widojati Wiratmo Soekito SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 203. XXVIII. 1. Hilangnya hak karena daluwarsa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa sekalipun penghibahan tanah-tanah sengketa oleh tergugat I adalah
tanpa izin penggugat, namun karena ia membiarkan tanahnya dalam keadaan
tersebut sekian lama, yakni mulai 23 Oktober 1962 sampai gugatan diajukan
yakni 18 Juni 1971, sikap penggugat harus dianggap membenarkan keadaan
tersebut, mengingat bahwa tergugat I selaku isteri penggugat berhak pula
atas bagian dari gono-gini; maka penghibahan tersebut dan juga penjualan
tanah itu dari tergugat II kepada tergugat Ill karena telah memenuhi
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, yakni U.U.P.A. Jo P.P. No.
10/1961, adalah sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-1-1974 No. 695 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Abdul Wahab lawan 1. Ny. Uning, 2. Adum bin Amung al
Usup 3. Adjo bin Madsuldi.
dengan Susunan Majelis : I. Prof. R. Soebekti SH. 2. Bustanul Arifin SH. 3.
DH. Lumbanradja SH.

1. 204. XXVIII. 1.2. Hilangnya hak secara diam-diam.

Orang yang telah menggadaikan barang pakaian emas, yang setelah


pemegang gadainya meninggal tidak memenuhi panggilan berulang kali dari
akhli waris untuk menghadiri pembagian harta warisan dan selama tujuh
tahun diam saja, dianggap telah melepaskan haknya untuk menebus barang
yang telah digadaikannya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-7-1955 No. 147 K/Sip/1955.
Dalam Perkara : Abdulkadir Raintuntut lawan Nay M. Igirisa dk.
PERBUATAN MELAWAN HUKUM.

1. 205. XXIX. 2. Perbuatan melawan bukum oleh seseorang.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


bahwa tergugat-tergugat/pembanding-pembanding memasukkan pengaduan
kepada Polisi untuk menyelematkan hak mereka tidaklah bertentangan
denganhukum; sedang mengenai penahanan terhadap penggugat-
penggugat/terbandingterbanding hal ini adalah semata-mata wewenang
Polisi, yang akibatnya tidak dapat dipikulkan kepada tergugat-
tergugat/pembanding-pembanding.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 30-12-1975 No. 562 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Tjhui Siang Bun alias Hermanto. 2. Aloi lawan 1. Ny. Hui
Bin So. 2. Hui Get Sin alias Ali Husin.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito SH. 3. Bustanul Arifin SH.

1. 206. XXIX. 2.3. Tanggung jawab karena kesalahan atau kelalaian.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Kelalaian dari pada pengemudi oto penggugat-terbanding sendiri mengurangi
pertanggungan jawab tergugat-pembanding akan akibat tabrakan itu,
sehingga adalah adil jikalau biaya perbaikan oto milik penggugat-terbanding
untuk 1/3 bagian dibebankan kepadanya dan untuk 2/3 bagian kepada
tergugat pembanding.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27-11-1975 No. 199 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Haji Nawir lawan Wong Tjun Fong.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Bustanul Arifin
SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 207. XXIX. 2.6. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena pembanding I tidak dapat membuktikan adanya kerugian materiil
akibat perbuatan terbanding I, gugatan rekonpensi (ganti rugi karena
perbuatan melawan hukum) harus ditolak.
Putusan Makhamah Agung tgl. 25-3 -1976 No. 1057 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Ny. Dj. Oei Sian Ting,T. Oei Joe Liang alias Goentoro lawan
Bupati Kepala Daerah Kab. Probolinggo, Ny. Liem Sian Nio alias Sianah dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. DR. Lumbanradja SH. 2. Bustanul Arifin SH. 3.
Indroharto SH.

1. 208. XXIX. 2.6. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum.

Judex fasti telah salah menerapkan hukum karena :


Judex facti dengan begitu saja menentukan bahwa tergugat-tergugat dalam
kasasi/tergugat-tergugat asal (karena adanya gugatan ini) telah menderita
kerugian karena namanya menjadi kurang baik dalam dunia perdagangan
tanpa mengadakan pemeriksaan tentang hal ini; judex fasti tidak memeriksa
apakah tergugat-tergugat dalam kasasi/tergugat-tergugat asal benar-benar
mendenita kerugian materiil, yaitu macetnya usaha dagang mereka,
disamping itu berdasarkan hukum, tergugat asal I dan II memang harus
bertanggung jawab mengenai apa yang menjadi pokok dan sengkata ini.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 22-10-1975 No. 371 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Bank Dagang Negara Iawan 1. P.T. Perusahaan Pelayaran
“Abdi Lines”; 2. P.T. Perusahaan Pelayaran Nusantara “Wasesa Line”
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH 2. R.Z. Asikin
Kusumah Atmadja SH. 3. DH. Lumbanradja SH.

1. 209. XXIX. 2.6. Gantirugi karena perbuatan melawan hukum.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan mahkamah Agung:


bahwa Pengadilan Negeni telah mengabulkan gugat ganti kerugian sebesar
Rp. 500,- setiap hari mulai keputusan ini mendapat kekuatan hukum yang
tetap sampai rumah terperkara beserta tanah pertapaannya diserahkan oleh
tergugat kepada penggugat;
bahwa jumlah ganti kerugian seperti yang dikabulkan Pengadilan Negeri
tersebut adalah terlalu besar, sehingga jumlah itu harus diperbaiki menjadi
sebesar Rp. 250,-
(i.c. tuntutan penggugat adalah: – agar tergugat dihukum membayar ganti rugi
kepada penggugat sebanyak Rp. 2500,- setiap hari terhitung sejak perkara
didaftarkan di Pengadilan Negeri sampai rumah dan tanah pertapaannya
diserahkan kepada penggugat).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 15-4-1976 No. 840 K/Sip/1972.
Dalam perkara: Nampat Meliala Iawan Ny. Rugun br. Purba.
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH. 2. R.Z. Asikin Kusumah
Atmadja SH. 3. Indroharto SH.

1. 210. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi


dan Mahkamah Agung:
bahwa menurut yurisprudensi “dnrechinatige overheidsdaad” Pengadilan
Negeri berwenang untuk mengadilinya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-11-1974 No. 339 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Pemerintah D.K.I. Jakarta Raya lawan M. Lumbangaol.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. D.H.
Lumbararadja S.H. 3. R. Djoko Soegianto S.H.

1. 211. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Karena Peradilan Administrasi belum terbentuk, maka Pengadilan Umum


berwenang untuk memeriksa perkara perbuatan melawan hukum dari
Pemerintah.
(i.c. gugatan ditujukan terhadap Wali-Kota sehubungan dengan perintah
pengosongan rumah).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-11-1973 No. 634 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : H. Candasasmita (Can Kay Djoe) lawan Wali Kotamadya
Bandung, R. Denie Setiawan Kartadinata.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Sri Widojati Wiratmo
Soekito S.H. 3. lndroharto S.H.

1. 212. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

1. Berdasarkan Yurisprudensi, perbuatan melawan hukum yang dilakukan


oleh pejabat Negana tunduk pada yurisdiksi Pengadilan Negeri/Umum.
2. Meskipun sengketa mengenai hubungan sewa-menyewa merupakan
wewenang sepenuhnya dari pada Dinas Perumahan berdasarkan P.P. No. 49
tahun 1963, namun apabila dalam keputusan Dinas Perumahan tersebut
terdapat sesuatu yang bersifat melanggar hukum, maka yang merasa
dirugikan berhak mengajukannya pada Peradilan Umum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 31-10-1974 No. 981 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : Jong Seng lawan 1. Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Panarukan qq Pemerintah Daerah Kabupatan Panarukan. 2. Pejabat Urusan
Perumahan Kabupaten panarukan di Situbondo. 3. Hartono Basuki (Go Tjhing
Hoo).
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santosa Poedjosoebroto SH. 2.
Busthanul Arifin S.H. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.

1. 213. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh penguasa.

Hakim berwenang untuk mempertimbangkan apakah dalam hal ini


Pemerintah telah bertindak untuk kepentingan Negera dan apakah dalam hal
ini Pemerintah tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum yang
merugikan seorang penduduk.
Dalam hal ini Pemerintah baru dapat dikatakan melanggar hukum apabila
dalam tindakannya itu tiada cukup anasir-anasir kepentingan Negara atau
dengan lain perkataan apabila Pemerintah telah berbuat sewenang-wenang.
i.c. Mahkamah Agung menganggap bahwa dalam tindakan Pemerintah
(dalam hal ini Residen di Bandung) yang bersangkutan yang berupa
penguasaan sementara sebuah gedung terdapat cukup anasir-anasir
kepentingan Negara.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 16-10-1952 No. 66 K/Sip/1952.
Dalam Perkara : Yap Po Tjan lawan Pemerintah Republik Indonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Satochid Kartanegara. 2. Mr. R. Wirjono
Prodjodikoro. 3. Mr. R. Subekti.

1. 214. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Hal perbuatan melanggar hukum oleh Penguasa, harus dinilai dengan


Undang-undang dan Peraturan-peraturan formil yang berlaku dan selain itu
dengan kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi oleh
Penguasa.
Penilaian factor sosial – ekonomi dalam sewa-menyewa adalah wewenang
Kepala Daerah sebagai Penguasa dan harus dianggap sebagai perbuatan
kebijaksanaan Penguasa, yang Pengadilan tak berwenang untuk menilainya,
kecuali kalau wewenang tersebut dilaksanakan dengan melanggar Undang-
undang dan Peraturan-peraturan formil yang berlaku atau melewati batas
kepatutan dalam masyarakat yang harus dipatuhi oleh Penguasa.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 –1-1971 No. 838 K/Sip/1970.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Daerah Ibu Kota Jakarta Raya qq Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta qq Kepala Dinas Perumahan D.K.I.
Jakarta; 2. Ali Husain Tajibally. Iawan W. Josopandojo.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Busthanul Arifin S.H. 3.
Sri Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 215. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pembatalan surat izin Perusahaan yang dikeluarkan oleh Gubernur adalah


wewenang Peradilan Tata Usaha Negara dan tidaklah tepat bila dilakukan
oleh Pengadilan Negeri.
Putusan Mahkamah Agung : No. 232 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Said bin Mohamad Baloewel lawan Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3.
Sardjono S.H.

1. 216. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk menilai tindakan Pemerintah


Daerah mengenai tanah yang berada dibawah pengawasannya, kecuali kalau
dengan tindakan itu Pemerintah Daerah melanggar peraturan hukum yang
berlaku atau melampaui batas-batas wewenangnya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-3- 1970 No. 319 K/Sip/1968.
Dalam Perkara : Bok Kromoredjo lawan Djopawiro.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Z. Asikin Kusumah
Atmadja S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 217. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Soal kepada siapa Kota Pradja akan memberikan tanah milik Kota Pradja
untuk dipakai, adalah masalah pemanfaatan; dan kebijaksanaan Kota Pradja,
yang mengenai hal ini Hakim tidak wenang campur tangan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 18-5-1960 No. 157 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Lebanus Tambunan lawan Anting Batubara dan Wali Kota
Pematang Siantar.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Subekti S.H.
3. R. Wirjono Kusumo S.H.

1. 218. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Petitum D dan E dan gugatan:
(D.- menyatakan batal setidak-tidaknya membatalkan surat keputusan Dirjen
Agraria dan Transmigrasi tgl. 10-3-1967 No. 7/D/278/67 dan menyatakan
batal atau membatalkan Sertipikat H.G.B. No. 550 tgl. 17-5-1971 No.
943/S/1971 tertulis atas namanya Djoko Soedjono.
E- memerintahkan kepada tergugat I untuk memberikan izin balik nama
mengenai persil Jl. Iris No. 2 Surabaya kepada penggugat dan selanjutnya
memerintahkan kepada kepala Kantor Pendaftaran dan Pengawasan
Pendaftaran Tanah untuk mengeluarkan Sertipikat tersebut diatas kepada
penggugat).
karena pengeluaran sertipikat itu semata-mata wewenang Administrasi dan
bukan wewenang Pengadilan sehingga pembatalannya juga wewenang
Administrasi bukan Pengadilan;
tidaklah beralasan maka harus juga ditolak;
Puutsan Mahkamah Agung tgl. 6-1 -1976 No. 1198 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Direktur Jenderal Agraria di Jakarta, 2. Djoko Soedjono
lawan Mary Louise Romer.
dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. DH. Lumbanradja SH. 3.
Achmad Soelaiman SH.

1. 219. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung:


Seorang penyewa kios dalam pasar lama Pontianak yang berhubung dengan
pernbangunan pasar oleh Kota Madya dipindahkan sementara ketempat
penampungan dengan janji akan mendapat prioritas sewa kios bila pasar
telah selesai dibangun, yang menggugat Wali Kota untuk mendapatkan
ruangan Kios dalam pasar baru tersebut;
gugatannya dapat diterima. (i.c. oleh Pengadilan Negeri gugatan dinyatakan
tidak dapat diterima karena dianggap bahwa yang digugat adalah masalah
beleid/ kebijaksanaan dari pada Pemerintah).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12-12- 1973 No. 709 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : S. Masjhor S.H. lawan Tiono Walikota Kepala Daerah
Kotamadya Pontianak.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3. D.H.
Lumbanradja S.H.

1. 220. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Gugatan yang ditujukan kepada WaIi Kota atas dalil, bahwa putusan Wali
Kota yang berisi perintah kepada penggugat untuk mengosongkan rumah
dalam perkara adalah melanggar hukum dan tidak sesuai dengan maksud
PP. No. 49/1963,
adalah bukan perkara sewa menyewa termaksud dalam P.P. No. 49/1963 dan
Pengadilan berwenang memeriksanya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-11-1973 No. 662 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Jo Thian Kin lawan Pemerintah Republik Indonesia.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H. 2. Indroharto S.H. 3. D.H.
Lumbanradja S.H.

1. 221. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Tuntutan mengenai pelaksanaan hak perdata pribadi (subjectief privaatrecht)


Pengadilan Negeri wenang mengadilinya, walaupun hak itu bersumber pada
peraturan yang bersifat hukum publik.
(i.c. Penggugat-penggugat asli menuntut agar mereka sebagai akhli waris dari
pada mendiang Oei Ek Khong, disyahkan sebagai penyewa untuk selama ini
dan seterusnya atas petak toko No. 1. milik Kota Pradja Padang).
Pemakaian toko yang didasarkan pada izin Kota Pradja Padang berdasarkan
“Padangsche Pasar-Verordening”, tidak dapat secara diam-diam menjelma
menjadi perjanjian sewa-menyewa keperdataan menurut B.W.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 14-5-1960 No. 115 K/Sip/1960.
Dalam Perkara : Pemerintah Daerah Kota Padang (Kota Pradja Padang)
lawan Jap Soei Nio dkk.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Wirjono Prodjodikoro S.H. 2. R. Soekardono
S.H. 3. R. Wirjono Kusumo S.H.

1. 222. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Dalam hal tanah/rumah erfpacht – verponding sebelum berlakunya Undang-


undang Pokok Agraria dijual oleh pemiliknya dengan akte notaris, tetapi
belum sampai dibalik atas nama pembeli, berarti penjual telah melepaskan
haknya atas Tanah/rumah tersebut; maka dengan berlakunya U.U. Pokok
Agraria statusnya menjadi tanah Negara, sehingga pemberian tanah tersebut
sebagai hak pakai oleh Pemerintah kepada tergugat tidak merupakan
perbuatan melawan hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-7-1974 No. 635 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Republik Indonesia, diwakili oleh Menteri
Dalam Negeri, qq Direktur Jenderal Agraria, qq Gubernur Kepala Daerah
Khusus Ibukota Jakarta (Kepala Inspeksi Agraria D.K.I. Jakarta dan Kepala
Pendaftaran dan Pengawasan Pendaftaran Tanah D.K.I.) 2. Kedutaan Besar
Amerika Serikat lawan Bebasa Daeng Lab S.H.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santosa Poedjosoebroto S.H. 2. R.Z.
Asikin Kusumah Atmadja S.H. 3. D.H. Lumbanradja S.H.

1. 223. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Karena soal penunjukan kios-kios adalah temmasuk wewenang penggugat


untuk kasasi I/tergugat asal I (Dinas Perusahaan Pasar Kota Madya Medan).
perbuatan penggugat untuk kasasi I tersebut (menyerahkan kios No. 354
terperkara kepada tergugat asal III tidak dapat dianggap merupakan
perbuatan yang melanggar hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20-4-1976 No. 520 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Dinas Perusahaan Pasar Kotamadya Medan dkk lawan
Sjamsuddin alias Tjok Thiem Song.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Busthanul Arifin S.H.
3. R. Saldiman Wirjatmo S.H.
1. 224. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Karena pembatalan S.I.P. oleh tergugat II (Kepala K.U.P.) dilakukan


berdasarkan wewenang yang diberikan kepadanya oleh P.P. No. 49 tahun
1963, tidakIah terbukti bahwa tergugat telah melakukan perbuatan yang
melawan hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 9-11-1976 No. 1477 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Eddy Hans lawan 1. Walikota Kepala Daerah Kotamadya
Surabaya, 2. Kepala Kantor Urusan Perumahan Surabaya, 3. Mohamad bin
Oemar bin Moh. Badrahim Balmeid.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Hendrotomo SH.
3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 225. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Suratkeputusan Kepala Kantor Urusan Agama Propinsi yang mencabut


kembali suratkeputusan yang keliru tentang pengangkatan penggugat
sebagai pegawai P.3. N.T.R. adalah sah dan tidak melawan hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27-1-1976 No. 643 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Haji Ali Baderun bin Abdullah lawan Pemerintah Republik
Indonesia qq. Perwakilan Departemen Agama qq. Jawatan Utusan Agama
Propinsi Kalimantan Selatan/Pimpinannya Sumbono alias Solichun.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Sri Widojati
Wiratmo Soekito SH. 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH.

1. 226. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Perbuatan Wali Kota Kodya Bandung yang menjatuhkan putusan dalam taraf
banding yang didasarkan atas suatu protes yang tidak berdasar, adalah
bertentangan dengan hukum maka adalah tidak sah.
(putusan tersebut berisi pembatalan S.I.M.; putusan dijatuhkan atas protes
yang diajukan oleh orang yang bukan pemilik dari rumah yang bersangkutan).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19-8-1975 No. 312 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : M. Achsan lawan M. Balnadi Sutadipura dan 1. Walikota
Kepala Daerah Kotamadya Bandung, dalam kedudukannya selaku Kepala
Daerah Kotamadya Bandung di Bandung; dkk.
dengan Susunan Majelis :1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. R. Saldiman
Wirjatmo S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 227. X IX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh penguasa.

Keputusan Direktur Jenderal Agraria yang berisi pencabutan sertifikat hak


mihik berdasarkan suatu keputusan pengadilan yang belum mempunyai
kekuatan pasti dan tidak mempunyai kekuatan eksekutorial, adalah batal demi
hukum.
Mahkamah Agung berwenang mempertimbangkan hal ini, karena untuk
menilai syah tidaknya keputusan Direktur Jenderal Agraria tersebut harus
dinilai Iebih dulu keputusan Pengadilan ini.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 20 – 10 – 1976 No. 1080 K/Sip/1973.
Dalam Perkara Ny. Masropah lawan Amin Widjaya dan Negara Republik
Indonesia, qq Pemerintah R.I. qq. Menteri Dalam Negeri, qq Direktur Jenderal
Agraria.
dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindyopoetro Sosropranoto SH. 2.
R.Z. Asikin Kusumah Atmadja SH. 3. Palti Radja Siregar SH.

1. 228. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh penguasa.

Karena penguasaan tanah dan bangunan seperti yang dimaksud


dalamsuratkeputusan Menteri Pertanian dan Agraria tanggal 10 April 1964
No. S.K./9/KA/64 pada hakekatnya adalah pencabutan hak, yaitu dalam surat
keputusan itu ditegaskan, bahwa wewenang penguasaan itu meliputi pula
wewenang untuk mengosongkan tanah dan bangunan dari para pemakai atau
penghuninya serta ongkos-ongkos bangunan yang perlu disingkirkan; maka
keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tersebut harus dengan segera
diikuti dengan keputusan Presiden mengenai dikabulkan atau ditolaknya
pemmintaan untuk melakukan pencabutan hak itu (pasal 6 ayat 2 Undang-
Undang No. 20 tahun 1961); sedangkan keputusan Presiden yang dimaksud
mengenai hal ini tidak pernah dikeluarkan sampai saat ini, yang mana adalah
suatu keharusan/syarat mutlak;
sehingga surat perintah Gubernur Kepala Daerah Khusus Jakarta Raya
tanggal 29 Maret 1973 No. 229/Spb/T/T/1973 tentang pembongkaran
bangunan penggugat di atas tanah itu adalah batal dan tidak sah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl; 5 – 11 – 1975 No. 1631 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : Soritoan Harahap lawan 1. Yayasan Perumahan Pulo Mas
2. Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Menteri Dalam
Negeri cq, Gubernur Kepa!a Daerah Khusus Ibukota Jakarta, qq Walikota
Jakarta Timur.
dengan Susunan Majelis :1. D.H. Lumbanradja S.H. 2. Achmad Soelaiman
S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 229. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh penguasa.

Karena ketentuan S.I.P. dilanggar (rumah sengketa sebagian digunakan


untuk tempat tinggal, sedang S.I.P.nya adalah S.I.P. untuk perusahaan)
berdasarkan pasal 8 (b) Peraturan D.K.I. Jakarta No. 7/1971, S.I.P. itu
menjadi batal dan tidak berlaku lagi demi hukum (van rechtswege); Sebagai
akibat batalnya dan tidak berlakunya lagi S.I.P. itu demi hukum maka sama
sekali tidak ada persoalan hal ganti rugi dan Gubernur DKI Jakarta tidak
berhak/berwenang untuk mengambil suatu kebijaksanaan dalam perkara ini,
yaitu untuk menetapkan ganti kerugian yang harus dibayar penggugat asal
kepada tergugat asal II.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6 – 11 – 1975 No. 1277 K/Sip/1974.
Dalam Perkara : 1. Pemerintah Negara R.I. cq. Menteri Dalam Negeri R.I. cq
cq. Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta: 2. Oey A Khin lawan
Johan Hasan.
dengan Susunan Majelis : 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H. 2. Achmad
Soelaiman S.H. 3. Indroharto S.H.

1. 230. XXIX. 3. Perbuatan melawan hukum oleh Penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena berdasarkan pasal 80 U.U. No. 18/1965 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah, keputusan-keputusan Pemerintah Daerah jikalau
bertentangan dengan kepentingan Umum, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintahan atau Peraturan Daerah yang Iebih tinggi tingkatannya,
dipertangguhkan atau dibatalkan oleh Kepala Daerah setingkat lebih atas,
maka yang berwenang menyatakan batal Keputusan Wali Kota Cirebon
temmaksud adalah Gubernur Jawa Barat, sehingga Pengadilan Negeri tidak
berkuasa untuk mengadili perkara ini.
(Putusan Wali Kota termaksud berisi penetapan bangunan yang ditempati
penggugat sebagai Toko Pangan Pemerintah Daerah dan penunjukan
bangunan lain sebagai tempat tinggalnya; kepada penggugat diperintahkan
untuk dalam waktu satu minggu mengosongkan bangunan tersebut dan
kepada Kepala Dinas Urusan Perumahan Daerah Kotamadya ditugaskan
untuk memberikan Surat Izin Perumahan kepada penggugat untuk bangunan
lain termaksud).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 17 – 9 – 1973 No. 899 K/Sip/1972.
Dalam Perkara : 1. Akhliwaris : Ang Boen Tjan 2. Ang be Tek 3. Walikota
Kepala Daerah Cirebon, lawan 1. Lai Miauw Hoa 2. LaiTienMan.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Soebekti S.H. 2. Indroharto S.H; 3.
Widojati Wiratmo Soekito S.H.

1. 231. XXIX. 3.5. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum


penguasa.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Karena dari surat-surat keterangan dokter tidak terbukti ada causaal verband
antara sakitnya adik penggugat dan kekerasan yang dilakukan oleh petugas-
petugas Urusan Perumahan D.K.I., tuntutan ganti kerugian atas sakitnya adik
penggugat tersebut tidak ada dasarnya maka harus ditolak.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 19 – 11 – 1973 No. 553 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Dr. Sahat Maruli Tua Manurung lawan 1. Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 2. Ny. Siti Sammah Abdul Salim.
dengan Susunan Majelis : 1. Prof. R. Subekti S.H.; 2. Indroharto S.H. 3. Sri
Widojati Wiratmo Soekito S.H.
PERKUMPULAN

1. 232. XXX. 3. Pengurus perkumpulan.

Rapat anggota perkumpulan yang sekaligus merupakan rapat pengurus, yang


diadakan tanpa memanggil hadlir penulis bendahara perkumpulan, tidak
dapat mengambi keputusan-keputusan yang syah.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4 – 5 – 1955 No. 106 K/Sip/1954.
Dalam Perkara : Ny. J.P. Mossel alias Ibu Djafar Kartodiredjo, dulu isteri Dr.
Ernest Franqois Eugene Douwes Dekker alias Dr. Danudirdja Setiabudi
lawan, Ny. Harumi Wanasita kelahiran Nelly Alberta Kruymel, janda almarhum
Dr. Ernest Franqois Eugene Douwes Dekker alias Dr. Danudirdja Setiabudi.

1. 233. XXX. 3.2. Tanggung jawab pengurus perkumpulan.

Dalam perkara yang berisi sengketa antara Direktur dan Komisaris


Perseroan Terbatas, sudah tepat yang dijadikan pihak-pihak dalam perkara
adalah Direktur dan Komisaris-Komisaris yang bersangkutan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12 – 2 – 1962 No. 227 K/Sip/1961.
Dalam Perkara : Thio Yoen Hwa bertindak selaku Direktur dan N.V. Sunda
Ketjil Iawan 1. Sech Achmad bin Abdulkadir Bagis, Komisaris N.V. Sunda
Ketji; 2. I Gede Tentra, Komisaris N.V. Sunda Ketjil.
dengan Susunan Majelis : 1. Mr. R. Wirjono Prodjodikoro, 2. Mr. R. Subekti
3. Mr. M. Abdurrachman.

1. 234. XXX. 7. Sahnya rapat anggauta.

Suatu rapat umum anggauta dan suatu perkumpulan yang dalam anggaran
dasarnya menentukan, bahwa rapat umum anggauta harus diadakan apabila
diminta oleh sekurang-kurangnya seperlima dari anggauta.
adalah sah apabila rapat umum anggauta yang bersangkutan benar diadakan
atas permintaan seperlima atau lebih jumlah anggauta, sekalipun kemudian di
antara anggauta-anggauta itu ada yang mencabut kembali permintaannya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 6-7- 1955 No. 202 K/Sip/1953.
Dalam Perkara : Perkumpulan Hoek tjioe Kong Soh lawan Kie Guan Kong.
Y A YA S A N.

1. 235. XXXI. 7. Pengertian Yayasan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dikuatkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung:
bahwa Yayasan Dana Pensiun H.B.M. tersebut didirikan di Jakarta dengan
nama “Stichting Pensiunfonds H.B.M. Indonesie” dan bertujuan menjamin
keuangan pada anggautanya.
bahwa para anggautanya ialah pegawai-pegawai N.V. H.B.M.
bahwa Yayasan tersebut mempunyai pengurus sendiri terlepas dari
N.V.H.B.M. di mana ketua dan bendahara dipilih oleh Direksi N.V. H.B.M.
bahwa pengurus Yayasan tersebut mewakili Yayasan di dalam dan di luar
Pengadilan.
bahwa Yayasan terebut mempunyai harta sendiri, a.l. harta benda hibah dan
N.V. H.B.M. (akte hibah).
bahwa dengan demikian Yayasan tersebut merupakan suatu badan hukum.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 27 -6 – 1973 No. 124 K/Sip/1873.
Dalam Perkara : Usman Paksi lawan, 1. Ny. Sjafrida, 2. P.N. Hutama Karya
3. Pemerintah Republik Indonesia.
dengan Susunan Majelis :1. Prof. R. Subekti S.H; 2. Busthanul Arifin S.H.; 3.
D.H. Lumbanradja SH.

1. 236. XXXI. 2. Tujuan Yayasan.

Pertimbangan Pengadilan Negeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan


Mahkamah Agung.
Perobahan Wakaf Al Is Af menjadi Yayasan Al Is Af dapat saja karena dalam
hal ini tujuan dan maksudnya tetap, ialah untuk membantu keluarga
keturunan ammarhum Almuhsin bin Abubakar Alatas.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 8 – 7 – 1975 No. 476 K/Sip/1975.
Dalam Perkara : Saleh Muhamad Alatas lawan 1. Hamid Abubakar Alatas, 2.
Zaid Alatas dkk.
dengan Susunan Majelis :1. Indroharto SH; 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito
SH.; 3. DH. Lumbanradja SH.
USAHA BERSAMA.

1. 237. XXXII. Usaha bersama.

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung:


Penggantian keuntungan yang oleh Hakim pertama ditentukan sebanyak ½ x
7% dari harga barang modal menurut penilaian Pengadilan Tinggi lebih adil
bila dikabulkan sebanyak ½ x 5% saja dan diperhitungkan sejak tahun 1965
sampai saat eksekusi putusan Hakim Pertama.
(penggugat dan tergugat bersama-sama mengusahakan perbengkelan/modal
yang ditanamkan oleh penggugat ditaksir seharga Rp. 2.000.000,-;
pembagian, keuntungan berjalan lancar sampai dengan tahun 1964).
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 3 -2 – 1976 No. 506 K/Sip/1973.
Dalam Perkara : Tan Sie Tok lawan Tjandra Mulia (Tan Ho Tjoen).
dengan Susunan Majelis : 1. DH. Lumbanradja SH.; 2. Indroharto SH.; 3.
Bustanul Arifin SH.
HUKUM PERDATA

1. 238. V.16. Anak yang ada dalam perwalian.

Dengan berlakunya Undang-undang No. 1 tahun 1974 (Undang-undang


tentang Perkawinan) maka berdasarkan pasal 50 undang-undang tersebut
batas seseorang yang berada di bawah kekuasaan perwalian adalah 18
tahun, bukan 21 tahun.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13-10-1976 No. 477 K/Sip/1976.
Dalam Perkara Masrul Susanto (Tan Kim Tjiang) melawan Ny. Tjiang Kim
Ho.
dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja SH. 2. Samsuddin Abubakar
SH. 3. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH.

1. 239. VII.6.7. Tanggung jawab atas hutang yang terjadi selama


perkawinan.

Pengadilan Tinggi tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangannya.


Bahwa terhadap hutang keluarga (untuk kepentingan keluarga), sekalipun
hutang tersebut dibuat oleh pihak suami atau pihak isteri sendiri, pihak yang
lain (isteri/suami) juga bertanggung jawab dengan harta pribadinya.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 25 April 1979 No. 80 K/Sip/1976.
Dalam Perkara : Liem Hien Djie melawan Ir. Suhendro (Teng Tek Hien) dk.
dengan Susunan Majelis : 1. R. Saldiman Wirjatmo SH. 2. Hendrotomo SH.
3. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH.

1. 240. VII. Harta perkawinan.

Mahkamah Agung membenarkan pertimbangan Pengadilan Tinggi, bahwa


tergugat tidak dapat dipertanggung-jawabkan atas hutang hutang yang dibuat
oleh almarhum suaminya, karena ternyata tergugat kawin/nikah dengan
mengadakan perjanjian perkawinan.
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21 Mei 1977 No. 217 K/Sip/1976.
Dalam Perkara Santoso Sastrowidjojo melawan Ny. Janda Singgih Setio

Anda mungkin juga menyukai